Dalam jurnal ini mengintegrasikan elemen-elemen dari agency theory, property rights
theory, dan theory of finance untuk mengembangkan ownership structure theory perusahaan.
Teori ini dapat membantu menjelaskan:
1) Mengapa seorang pengusaha atau manajer perusahaan yang memiliki struktur
keuangan campuran (terdiri dari utang dan hak ekuitas luar) akan memilih
serangkaian kegiatan untuk perusahaan sehingga nilai total perusahaan adalah kurang
dari yang seharusnya jika ia sebagai pemilik dan mengapa hasil ini tidak tergantung
pada apakah perusahaan beroperasi di monopolistik atau produk yang kompetitif atau
faktor pasar;
2) Mengapa kegagalan untuk memaksimalkan nilai perusahaan benar-benar konsisten
dengan efisiensi;
3) Mengapa penjualan saham biasa merupakan sumber modal yang layak meskipun
manajer tidak sungguh-sungguh memaksimalkan nilai perusahaan;
4) Mengapa utang diandalkan sebagai sumber modal sebelum pembiayaan utang yang
ditawarkan keuntungan pajak relatif terhadap ekuitas;
5) Mengapa saham preferen akan diterbitkan
6) Mengapa laporan akuntansi akan diberikan secara sukarela kepada para kreditur dan
pemegang saham, dan mengapa auditor independen akan dilibatkan oleh manajemen
untuk menunjukkan keakuratan dan kebenaran laporan tersebut;
7) Mengapa pemberi pinjaman sering melakukan pembatasan pada kegiatan perusahaan
kepada siapa mereka meminjamkan, dan mengapa perusahaan sendiri akan
menyarankan pengenaan pembatasan tersebut;
8) Mengapa beberapa industri ditandai dengan perusahaan yang dioperasikan pemilik
yang satu-satunya di luar sumber modal pinjaman;
9) Mengapa industri yang sangat diatur seperti kebutuhan publik atau bank akan
memiliki rasio ekuitas utang yang lebih tinggi untuk tingkat risiko setara dengan
perusahaan non-regulated rata-rata;
10) Mengapa analisis keamanan dapat secara sosial produktif bahkan jika tidak
meningkatkan portofolio kembali ke investor
Theory of The Firm: An Empty Box?
Banyak literatur ilmu ekonomi yang membicarakan teori perusahaan. Akan tetapi,
hal-hal yang dijelaskan adalah peranan perusahaan dalam suatu pasar. Tidak ada teori yang
menjelaskan bagaimana individu yang terkait dengan perusahaan berinteraksi secara objektif.
Seperti pemisahan antara ownership dan kontrol. Sejumlah upaya besar telah dilakukan
selama beberapa tahun terakhir untuk membangun teori perusahaan dengan cara
menggantikan model lain demi keuntungan atau memaksimalisasi nilai, dengan setiap upaya
yang dimotivasi oleh keyakinan bahwa yang terakhir adalah tidak memadai untuk
menjelaskan perilaku manajerial dalam perusahaan besar. Beberapa upaya reformulasi
tersebut telah menolak prinsip dasar memaksimalkan perilaku serta menolak model
memaksimalkan laba yang lebih spesifik. Jensen dan Meckling mempertahankan gagasan
memaksimalkan perilaku pada bagian dari semua individu dalam analisis yang mengikuti.
Property Rights Theory
Adalah hak yang dimiliki individu dalam menentukan cost dan reward yang akan
dialokasikan pada anggota didalam organisasi. Hak-hak individu dispesifikasikan melalui
kontrak sehingga perilaku dari anggota organisasi, terutama manajer, akan tergantung dari
kontrak. Paper ini fokus pada implikasi behavioral atas kontrak owners dan manajer.
Agency Costs
Terjadi ketika pemilik/principal mendelegasikan otoritasnya kepada manajer/agent.
Kemakmuran pemilik dipengaruhi oleh keputusan agent. Hubungan keagenan sebagai sebuah
kontrak dimana satu atau lebih orang (pemberi kuasa) melibatkan orang lain (agen) untuk
melakukan suatu pelayanan atas nama mereka dengan cara mendelegasikan beberapa
kewenangan pengambilan keputusan kepada agen. Jika kedua pihak dalam hubungan tersebut
adalah sama-sama pencari keuntungan, maka terdapat kemungkinan bahwa agen tidak akan
selalu mengambil tindakan yang selalu menguntungkan pemberi kuasa. Pemberi kuasa dapat
mengurangi risiko penyimpangan ini dengan menetapkan insentif yang pantas bagi agen dan
mengawasi biaya-biaya yang timbul untuk membatasi aktivitas agen yang menyimpang.
Selain itu, dalam situasi tertentu, pemberi kuasa akan membayar agen untuk membelanjakan
sumber dayanya untuk menjamin bahwa agen tidak akan mengambil tindakan tertentu yang
akan merugikan pemberi kuasa atau untuk menjamin bahwa pemberi kuasa akan mendapat
ganti rugi jika agen menyebabkan kerugian. Hal ini problematis karena: