Anda di halaman 1dari 5

Birgita Carla Octavianus

A31114029

Metodologi Penelitian (Kelas A)

CHAPTER 7

INTERVIEWS

Metode Pengumpulan Data Primer


Pemilihan metode tergantung pada tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, dan strategi
penelitian. Fasilitas yang tersedia, tingkat akurasi yang diperlukan, jenis data yang
diperlukan, rentang waktu penelitian, biaya, dan sumber daya yang terkait dengan
penelitian juga mempengaruhi pemilihan metode. Metode pengumpulan data merupakan
bagian integral dari desain penelitian. Metode pengumpulan data primer melibatkan
pengumpulan data dari sumber-sumber asli untuk tujuan khusus penelitian. Metode utama
pengumpulan data primer, yaitu wawancara, observasi, pemberian kuesioner, dan
eksperimen. Keputusan pengumpulan data primer saling terkait dengan langkah-langkah
selanjutnya dalam proses penelitian.
Wawancara merupakan sebuah metode yang digunakan secara luas dalam pengumpulan
data untuk penelitian bisnis. Wawancara merupakan metode percakapan yang dilakukan
antara dua orang atau lebih untuk tujuan tertentu. Ada berbagai jenis wawancara, yaitu
wawancara individu atau kelompok yang mungkin tidak terstruktur atau terstruktur, dan
bisa saja dilakukan tatap muka, melalui telepon, atau secara online.
a. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur merupakan metode wawancara dimana pewawancara
tidak mengatur dan merencanakan urutan pertanyaan yang akan ditanyakan kepada
responden. Tujuan dari wawancara terstruktur adalah untuk mengangkat beberapa
masalah awal ke permukaan sehingga peneliti dapat menentukan apa faktor yang
mempengaruhi masalah tersebut sehingga perlu dilakukan penelitian yang lebih
mendalam.
b. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur adalah metode wawancara dimana isi wawancara, daftar
pertanyaan, dan keperluan lainnya berkaitan dengan wawancara telah dipersiapkan
sebelumnya oleh pewawancara yang biasanya terdiri dari perkenalan diri oleh
pewawancara, mempersiapkan pertanyaan, dan saran untuk menyelidiki pertanyaan
(pertanyaan tindak lanjut yang digunakan ketika jawaban pertama tidak jelas atau
tidak lengkap, resensi tidak sepenuhnya memahami jawabannya, atau dalam kasus
lain di mana pewawancara membutuhkan memindahkan informasi tertentu atau
mendalam).
Pewawancara harus benar-benar mendapat penjelasan tentang penelitian dan memperoleh
pelatihan mengenai bagaimana memulai wawancara, bagaimana untuk melanjutkan
dengan pertanyaan, bagaimana memotivasi responden untuk menjawab, apa yang harus
dicari dalam jawabannya, dan bagaimana menutup wawancara. Pewawancara juga perlu
diinstruksikan untuk mengambil catatan dan coding terhadap tanggapan dalam
wawancara. Perencanaan yang baik, pelatihan yang sesuai, panduan yang jelas untuk
pewawancara, dan pengawasan terhadap kegiatan wawancara menjadi faktor penting
keberhasilan teknik wawancara sebagai mekanisme pengumpulan data yang layak untuk
penelitian.
Informasi yang diperoleh selama wawancara harus terhindar dari bias. Bias mengacu pada
kesalahan atau ketidakakuratan dalam data yang dikumpulkan. Hasil wawancara bisa
dikatakan bias ketika pendapat yang dikemukakan responden tidak benar, tetapi
memberikan informasi yang diharapkan oleh pewawancara. Bias juga dapat terjadi jika
responden tidak memahami pertanyaan, sehingga responden mungkin merasa malu atau
ragu untuk memberikan penjelasan.
Dalam door-to-door atau wawancara telepon, ketika responden tidak dapat ditemui
karena tidak tersedianya waktu, callback dan kontak lebih lanjut harus dicoba agar
sampel tidak menjadi bias. Bias yang telah dikemukakan di atas dapat diminimalisir
dengan beberapa cara, yaitu:
Menetapkan kredibilitas dan hubungan, dan memotivasi individu untuk merespon
Profesionalisme, semangat, dan keyakinan penting bagi pewawancara. Pengetahuan,
keterampilan, kemampuan, kepercayaan diri, kemampuan berartikulasi, dan
antusiasme adalah kualitas seorang peneliti yang harus ditunjukkan dalam rangka
membangun kredibilitas dengan organisasi. Peneliti harus mampu membuat
responden cukup nyaman untuk memberikan informasi dan jawaban yang benar tanpa
takut adanya konsekuensi yang mungkin merugikan. Untuk tujuan ini, peneliti harus
menyatakan tujuan wawancara dan menjamin kerahasiaan lengkap tentang sumber
tanggapan.
The Questioning Techniques (Teknik Interogasi)
o Funneling. Pada awal wawancara terstruktur, disarankan bagi pewawancara untuk
mengajukan pertanyaan terbuka untuk mendapatkan ide yangluas. Dari tanggapan
untuk pertanyaan tersebut, dapat diajukan pertanyaan lebih lanjut yang lebih
terfokus pada tujuan wawancara. Peneliti kemudian memproses respon yang
responden dan mencatat beberapa isu-isu kunci yang mungkin relevan dengan
tujuan wawancara. Transisi cakupan pembahasan wawancara dari luas ke sempit
disebut funneling techniques (teknik penyaluran).
o Unbiased Question (Pertanyaan Rekomendasi). Hal ini penting bagi pewawancara
dalam meminta tanggapan responden terhadap pertanyaan untuk memastikan
bahwa bias dapat diminimalisir.
o Clarifying Issues (Klarifikasi Masalah). Untuk memastikan bahwa peneliti
memahami masalah dan disarankan untuk menyatakan kembali atau mengulang
kata-kata informasi penting yang diberikan oleh responden.
o Membantu Responden untuk Memikirkan Isu-isu. Peneliti harus mengajukan
pertanyaan dengan cara sederhana atau dengan mengulang kata-kata tersebut.
o Taking notes. Ketika melakukan wawancara, penting bagi peneliti untuk membuat
catatan tertulis pada saat wawancara sedang berlangsung, atau segera setelah
wawancara diakhiri.
Wawancara dapat dilakukan baik tatap muka atau melalui telepon. Wawancara juga
mungkin dilakukan dengan bantuan komputer. Keuntungan dari tatap muka atau
wawancara langsung adalah peneliti dapat beradaptasi dengan pertanyaan yang perlu
diajukan, memperjelas keraguan, dan memastikan bahwa tanggapan dipahami dengan
baik, dengan mengulang pertanyaan. Peneliti juga dapat mengambil isyarat nonverbal dari
responden. Kelemahan utama wawancara langsung adalah keterbatasan geografis dan
biaya pelatihan bagi pewawancara yang juga tinggi.
Sedangkan, keuntungan utama dari wawancara telepon, dari sudut pandang peneliti,
adalah wawancara dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat untuk sejumlah
responden yang berbeda. Kelemahan utama dari wawancara telepon adalah bahwa
responden secara sepihak bisa mengakhiri wawancara tanpa peringatan atau penjelasan,
dengan menutup telepon.
Ada dua jenis program wawancara yang dibantu komputer, yaitu CATI (computer-
assisted telephone interviewing) dan CAPI (computer-assisted personal interviewing).
Keuntungan dari wawancara yang dibantu komputer ialah pengumpulan data dapat
dilakukan dengan cepat dan informasi yang lebih akurat, serta analisis data yang lebih
mudah.
Wawancara kelompok dikenal focus group dan expert panels. Focus group biasanya
terdiri dari delapan sampai sepuluh orang dengan moderator sebagai pemimpin diskusi.
Anggota umumnya dipilih berdasarkan keakraban mereka dengan topik wawancara.
Focus group relatif tidak mahal dan dapat memberikan data yang cukup dapat diandalkan
dalam jangka waktu yang singkat. Sedangkan, expert panels merupakan sekelompok
orang yang secara khusus dibentuk oleh peneliti untuk memperoleh pengetahuan dan
pendapat ahli tentang masalah tertentu. Kriteria untuk kualifikasi sebagai ahli banyak dan
beragam, tetapi expert panels biasanya terdiri spesialis independen, sehingga dapat
mempertemukan berbagai ahli, termasuk para ilmuwan, pembuat kebijakan, dan
pemangku kepentingan masyarakat.

CHAPTER 8

DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION

Observasi berkaitan dengan pengamatan yang direncanakan, perekaman, analisis, dan


interpretasi perilaku, tindakan, atau peristiwa. Berbagai pendekatan observasi telah
digunakan dalam penelitian bisnis. Terdapat empat dimensi utama yang dapat
menunjukkan bagaimana cara observasi dilakukan: (1) kontrol; (2) apakah pengamat
adalah anggota dari kelompok yang diamati atau tidak; (3) struktur; dan (4)
penyembunyian observasi (apakah anggota dari kelompok sosial yang diteliti mengaku
bahwa mereka sedang diteliti atau tidak).
Empat dimensi utama yang menjelaskan karakteristik observasi, antara lain:
1. Controlled versus Uncontrolled Observational Studies
Controlled observation terjadi ketika penelitian observasional dilakukan pada kondisi
hati-hati dan bisa dikontrol. Uncontrolled observation adalah teknik pengamatan di
mana tidak ada upaya untuk mengontrol, memanipulasi, atau mempengaruhi situasi.
2. Participant versus Nonparticipant Observation
Participant observation adalah suatu pendekatan yang sudah sering digunakan dalam
studi kasus, penelitian etnografi, dan penelitian grounded theory. Dalam observasi
partisipan peneliti mengumpulkan data dengan berpartisipasi secara langsung dalam
kehidupan sehari-hari dari kelompok atau organisasi yang diteliti. Dalam kasus
observasi nonpartisipan, peneliti tidak pernah terlibat langsung dalam tindakan para
aktor, tapi mengamati mereka dari luar.
3. Structured versus Unstructured Observational Studies
Structured observational studies merupakan suatu pendekatan di mana peneliti
memiliki seperangkat kategori yang telah ditentukan berkaitan dengan kegiatan atau
fenomena yang terjadi. Observasi terstruktur umumnya bersifat kuantitatif. Berbeda
dengan observasi terstruktur, observasi tidak terstruktur atau unstructured
observational studies umumnya menjadi ciri khas dari penelitian kualitatif.
4. Concealed versus unconcealed observation
Concealment of observation berkaitan dengan apakah para anggota kelompok sosial
yang diteliti diberitahu bahwa mereka sedang diteliti. Keuntungan utama dari
concealed observation (pengamatan secara tersembunyi) adalah bahwa subjek
penelitian tidak dipengaruhi oleh kesadaran bahwa mereka sedang diamati.
Sedangkan, unconcealed observation merupakan pengamatan yang lebih menonjol
dan mungkin akan menunjukkan sifat asli perilaku yang diteliti.
Dua pendekatan penting untuk observasi dibedakan menjadi observasi partisipan dan
observasi terstruktur. Karakteristik dari observasi partisipan adalah peneliti
mengumpulkan data dengan berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok
atau organisasi yang diteliti. Observasi partisipan membutuhkan banyak keterampilan,
seperti komitmen, kemampuan untuk menyesuaikan diri, bijaksana, kemampuan untuk
berkomunikasi dengan anggota yang berbeda dari kelompok sosial yang diteliti,
kesabaran, kemampuan untuk mengamati, kemampuan untuk memisahkan peran pihak
yang diteliti dari peneliti, dan sebagainya. Observasi terstruktur difokuskan pada
lingkungan seperti biasa, misalnya yang terlihat pada fenomena yang telah ditentukan.
Kelebihan metode pengumpulan data observasi adalah kesesuaiannya dengan kenyataan,
dan ada kemungkinan untuk mengamati kelompok individu tertentu dari pihak yang
dinyatakan sulit untuk mendapatkan informasi. Kerugian metode pengumpulan data
observasi, yaitu reaktivitas, bias peneliti, memakan waktu yang cukup lama, dan
membutuhkan biaya yang mahal.

DAFTAR PUSTAKA

Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2016. Research Methods for Business. United Kingdom:
John Wiley & Sons.

Anda mungkin juga menyukai