0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
106 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang metode wawancara dan observasi dalam pengumpulan data primer. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, secara tatap muka, telepon, atau online. Observasi dapat berupa partisipan maupun nonpartisipan, terkontrol atau tidak, serta terstruktur atau tidak. Kedua metode memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu dalam pengumpulan datanya.
Dokumen tersebut membahas tentang metode wawancara dan observasi dalam pengumpulan data primer. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, secara tatap muka, telepon, atau online. Observasi dapat berupa partisipan maupun nonpartisipan, terkontrol atau tidak, serta terstruktur atau tidak. Kedua metode memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu dalam pengumpulan datanya.
Dokumen tersebut membahas tentang metode wawancara dan observasi dalam pengumpulan data primer. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, secara tatap muka, telepon, atau online. Observasi dapat berupa partisipan maupun nonpartisipan, terkontrol atau tidak, serta terstruktur atau tidak. Kedua metode memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu dalam pengumpulan datanya.
Pemilihan metode tergantung pada tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, dan strategi penelitian. Fasilitas yang tersedia, tingkat akurasi yang diperlukan, jenis data yang diperlukan, rentang waktu penelitian, biaya, dan sumber daya yang terkait dengan penelitian juga mempengaruhi pemilihan metode. Metode pengumpulan data merupakan bagian integral dari desain penelitian. Metode pengumpulan data primer melibatkan pengumpulan data dari sumber-sumber asli untuk tujuan khusus penelitian. Metode utama pengumpulan data primer, yaitu wawancara, observasi, pemberian kuesioner, dan eksperimen. Keputusan pengumpulan data primer saling terkait dengan langkah-langkah selanjutnya dalam proses penelitian. Wawancara merupakan sebuah metode yang digunakan secara luas dalam pengumpulan data untuk penelitian bisnis. Wawancara merupakan metode percakapan yang dilakukan antara dua orang atau lebih untuk tujuan tertentu. Ada berbagai jenis wawancara, yaitu wawancara individu atau kelompok yang mungkin tidak terstruktur atau terstruktur, dan bisa saja dilakukan tatap muka, melalui telepon, atau secara online. a. Wawancara Tidak Terstruktur Wawancara tidak terstruktur merupakan metode wawancara dimana pewawancara tidak mengatur dan merencanakan urutan pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden. Tujuan dari wawancara terstruktur adalah untuk mengangkat beberapa masalah awal ke permukaan sehingga peneliti dapat menentukan apa faktor yang mempengaruhi masalah tersebut sehingga perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam. b. Wawancara Terstruktur Wawancara terstruktur adalah metode wawancara dimana isi wawancara, daftar pertanyaan, dan keperluan lainnya berkaitan dengan wawancara telah dipersiapkan sebelumnya oleh pewawancara yang biasanya terdiri dari perkenalan diri oleh pewawancara, mempersiapkan pertanyaan, dan saran untuk menyelidiki pertanyaan (pertanyaan tindak lanjut yang digunakan ketika jawaban pertama tidak jelas atau tidak lengkap, resensi tidak sepenuhnya memahami jawabannya, atau dalam kasus lain di mana pewawancara membutuhkan memindahkan informasi tertentu atau mendalam). Pewawancara harus benar-benar mendapat penjelasan tentang penelitian dan memperoleh pelatihan mengenai bagaimana memulai wawancara, bagaimana untuk melanjutkan dengan pertanyaan, bagaimana memotivasi responden untuk menjawab, apa yang harus dicari dalam jawabannya, dan bagaimana menutup wawancara. Pewawancara juga perlu diinstruksikan untuk mengambil catatan dan coding terhadap tanggapan dalam wawancara. Perencanaan yang baik, pelatihan yang sesuai, panduan yang jelas untuk pewawancara, dan pengawasan terhadap kegiatan wawancara menjadi faktor penting keberhasilan teknik wawancara sebagai mekanisme pengumpulan data yang layak untuk penelitian. Informasi yang diperoleh selama wawancara harus terhindar dari bias. Bias mengacu pada kesalahan atau ketidakakuratan dalam data yang dikumpulkan. Hasil wawancara bisa dikatakan bias ketika pendapat yang dikemukakan responden tidak benar, tetapi memberikan informasi yang diharapkan oleh pewawancara. Bias juga dapat terjadi jika responden tidak memahami pertanyaan, sehingga responden mungkin merasa malu atau ragu untuk memberikan penjelasan. Dalam door-to-door atau wawancara telepon, ketika responden tidak dapat ditemui karena tidak tersedianya waktu, callback dan kontak lebih lanjut harus dicoba agar sampel tidak menjadi bias. Bias yang telah dikemukakan di atas dapat diminimalisir dengan beberapa cara, yaitu: Menetapkan kredibilitas dan hubungan, dan memotivasi individu untuk merespon Profesionalisme, semangat, dan keyakinan penting bagi pewawancara. Pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kepercayaan diri, kemampuan berartikulasi, dan antusiasme adalah kualitas seorang peneliti yang harus ditunjukkan dalam rangka membangun kredibilitas dengan organisasi. Peneliti harus mampu membuat responden cukup nyaman untuk memberikan informasi dan jawaban yang benar tanpa takut adanya konsekuensi yang mungkin merugikan. Untuk tujuan ini, peneliti harus menyatakan tujuan wawancara dan menjamin kerahasiaan lengkap tentang sumber tanggapan. The Questioning Techniques (Teknik Interogasi) o Funneling. Pada awal wawancara terstruktur, disarankan bagi pewawancara untuk mengajukan pertanyaan terbuka untuk mendapatkan ide yangluas. Dari tanggapan untuk pertanyaan tersebut, dapat diajukan pertanyaan lebih lanjut yang lebih terfokus pada tujuan wawancara. Peneliti kemudian memproses respon yang responden dan mencatat beberapa isu-isu kunci yang mungkin relevan dengan tujuan wawancara. Transisi cakupan pembahasan wawancara dari luas ke sempit disebut funneling techniques (teknik penyaluran). o Unbiased Question (Pertanyaan Rekomendasi). Hal ini penting bagi pewawancara dalam meminta tanggapan responden terhadap pertanyaan untuk memastikan bahwa bias dapat diminimalisir. o Clarifying Issues (Klarifikasi Masalah). Untuk memastikan bahwa peneliti memahami masalah dan disarankan untuk menyatakan kembali atau mengulang kata-kata informasi penting yang diberikan oleh responden. o Membantu Responden untuk Memikirkan Isu-isu. Peneliti harus mengajukan pertanyaan dengan cara sederhana atau dengan mengulang kata-kata tersebut. o Taking notes. Ketika melakukan wawancara, penting bagi peneliti untuk membuat catatan tertulis pada saat wawancara sedang berlangsung, atau segera setelah wawancara diakhiri. Wawancara dapat dilakukan baik tatap muka atau melalui telepon. Wawancara juga mungkin dilakukan dengan bantuan komputer. Keuntungan dari tatap muka atau wawancara langsung adalah peneliti dapat beradaptasi dengan pertanyaan yang perlu diajukan, memperjelas keraguan, dan memastikan bahwa tanggapan dipahami dengan baik, dengan mengulang pertanyaan. Peneliti juga dapat mengambil isyarat nonverbal dari responden. Kelemahan utama wawancara langsung adalah keterbatasan geografis dan biaya pelatihan bagi pewawancara yang juga tinggi. Sedangkan, keuntungan utama dari wawancara telepon, dari sudut pandang peneliti, adalah wawancara dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat untuk sejumlah responden yang berbeda. Kelemahan utama dari wawancara telepon adalah bahwa responden secara sepihak bisa mengakhiri wawancara tanpa peringatan atau penjelasan, dengan menutup telepon. Ada dua jenis program wawancara yang dibantu komputer, yaitu CATI (computer- assisted telephone interviewing) dan CAPI (computer-assisted personal interviewing). Keuntungan dari wawancara yang dibantu komputer ialah pengumpulan data dapat dilakukan dengan cepat dan informasi yang lebih akurat, serta analisis data yang lebih mudah. Wawancara kelompok dikenal focus group dan expert panels. Focus group biasanya terdiri dari delapan sampai sepuluh orang dengan moderator sebagai pemimpin diskusi. Anggota umumnya dipilih berdasarkan keakraban mereka dengan topik wawancara. Focus group relatif tidak mahal dan dapat memberikan data yang cukup dapat diandalkan dalam jangka waktu yang singkat. Sedangkan, expert panels merupakan sekelompok orang yang secara khusus dibentuk oleh peneliti untuk memperoleh pengetahuan dan pendapat ahli tentang masalah tertentu. Kriteria untuk kualifikasi sebagai ahli banyak dan beragam, tetapi expert panels biasanya terdiri spesialis independen, sehingga dapat mempertemukan berbagai ahli, termasuk para ilmuwan, pembuat kebijakan, dan pemangku kepentingan masyarakat.
CHAPTER 8
DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION
Observasi berkaitan dengan pengamatan yang direncanakan, perekaman, analisis, dan
interpretasi perilaku, tindakan, atau peristiwa. Berbagai pendekatan observasi telah digunakan dalam penelitian bisnis. Terdapat empat dimensi utama yang dapat menunjukkan bagaimana cara observasi dilakukan: (1) kontrol; (2) apakah pengamat adalah anggota dari kelompok yang diamati atau tidak; (3) struktur; dan (4) penyembunyian observasi (apakah anggota dari kelompok sosial yang diteliti mengaku bahwa mereka sedang diteliti atau tidak). Empat dimensi utama yang menjelaskan karakteristik observasi, antara lain: 1. Controlled versus Uncontrolled Observational Studies Controlled observation terjadi ketika penelitian observasional dilakukan pada kondisi hati-hati dan bisa dikontrol. Uncontrolled observation adalah teknik pengamatan di mana tidak ada upaya untuk mengontrol, memanipulasi, atau mempengaruhi situasi. 2. Participant versus Nonparticipant Observation Participant observation adalah suatu pendekatan yang sudah sering digunakan dalam studi kasus, penelitian etnografi, dan penelitian grounded theory. Dalam observasi partisipan peneliti mengumpulkan data dengan berpartisipasi secara langsung dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok atau organisasi yang diteliti. Dalam kasus observasi nonpartisipan, peneliti tidak pernah terlibat langsung dalam tindakan para aktor, tapi mengamati mereka dari luar. 3. Structured versus Unstructured Observational Studies Structured observational studies merupakan suatu pendekatan di mana peneliti memiliki seperangkat kategori yang telah ditentukan berkaitan dengan kegiatan atau fenomena yang terjadi. Observasi terstruktur umumnya bersifat kuantitatif. Berbeda dengan observasi terstruktur, observasi tidak terstruktur atau unstructured observational studies umumnya menjadi ciri khas dari penelitian kualitatif. 4. Concealed versus unconcealed observation Concealment of observation berkaitan dengan apakah para anggota kelompok sosial yang diteliti diberitahu bahwa mereka sedang diteliti. Keuntungan utama dari concealed observation (pengamatan secara tersembunyi) adalah bahwa subjek penelitian tidak dipengaruhi oleh kesadaran bahwa mereka sedang diamati. Sedangkan, unconcealed observation merupakan pengamatan yang lebih menonjol dan mungkin akan menunjukkan sifat asli perilaku yang diteliti. Dua pendekatan penting untuk observasi dibedakan menjadi observasi partisipan dan observasi terstruktur. Karakteristik dari observasi partisipan adalah peneliti mengumpulkan data dengan berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok atau organisasi yang diteliti. Observasi partisipan membutuhkan banyak keterampilan, seperti komitmen, kemampuan untuk menyesuaikan diri, bijaksana, kemampuan untuk berkomunikasi dengan anggota yang berbeda dari kelompok sosial yang diteliti, kesabaran, kemampuan untuk mengamati, kemampuan untuk memisahkan peran pihak yang diteliti dari peneliti, dan sebagainya. Observasi terstruktur difokuskan pada lingkungan seperti biasa, misalnya yang terlihat pada fenomena yang telah ditentukan. Kelebihan metode pengumpulan data observasi adalah kesesuaiannya dengan kenyataan, dan ada kemungkinan untuk mengamati kelompok individu tertentu dari pihak yang dinyatakan sulit untuk mendapatkan informasi. Kerugian metode pengumpulan data observasi, yaitu reaktivitas, bias peneliti, memakan waktu yang cukup lama, dan membutuhkan biaya yang mahal.
DAFTAR PUSTAKA
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2016. Research Methods for Business. United Kingdom: John Wiley & Sons.