Disusun Oleh:
Reski . A A11114023
Salsabila A31114302
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR
Makalah ini telah disusun sesuai dengan kemampuan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dalam proses penyelesaian makalah
ini, khususnya kepada dosen yang telah membimbing tim penulis dan juga orang tua
yang selalu memberikan dukungan maupun doa, sehingga makalah ini bisa
diselesaikan dengan baik.
Akhir kata, tim penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, tim penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang
ada dan menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar makalah selanjutnya
dapat disusun dengan lebih baik dari sebelumnya. Tim penulis berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Tim Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..........................................................................................19
3.2 Saran...................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................20
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
merupakan refleksi kepedulian dari seluruh elemen masyarakat
(Masyarakat ASEAN Edisi 7, 2015:4). Dengan demikian, kita harus
pandai melihat peluang dan hambatan dengan adanya MEA karena
tentunya MEA memiliki dampak baik positif maupun negatif di
antara negara-negara dalam Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Oleh sebab itu, makalah ini dikhususkan untuk melihat
bagaimana kaitan antara MEA dengan Perekonomian Indonesia.
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan
informasi kepada pembaca mengenai pengertian MEA, sejarah
terbentuknya MEA, tujuan dibentuknya MEA, dampak MEA terhadap
Perekonomian Indonesia, kaitan MEA dengan daya saing Indonesia
dan kebijakan Indonesia, serta analisis data untuk melihat kaitan
MEA dengan tingkat pengangguran terbuka di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi
ekonomi ASEAN dalam artian adanya sistem perdagaangan bebas
antara Negara-negara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara
anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).
MEA membentuk ASEAN menjadi pasar dan basis dari
produksi tunggal yang dapat membuat ASEAN terlihat dinamis dan
dapat bersaing dengan adaya mekanisme dalam memperkuat
pelaksanaan yang baru yang berinisiatif ekonomi; mempercepat
perpaduan regional yang ada di sektor-sektor prioritas; memberikan
fasilitas terhadap gerakan bisnis, tenaga kerja memiliki bakat dan
terampil; dapat memperkkuat kelembagaan mekanisme di ASEAN.
3
Saat itu, ASEAN meluncurkan inisiatif pembentukan integrasi
kawasan ASEAN atau komunitas masyarakat ASEAN melalui
ASEAN Vision 2020 saat berlangsungnya ASEAN Second Informal
Summit. Inisiatif ini kemudian diwujudkan dalam
bentuk roadmap jangka panjang yang bernama Hanoi Plan of Action
yang disepakati pada 1998.
Pada KTT selanjutnya Indonesia merupakan salah satu inisiator
pembentukan MEA yaitu dalam Deklarasi ASEAN Concord II di Bali
pada 7 Oktober 2003 dimana Para Petinggi ASEAN mendeklarasikan
bahwa pembentukan MEA pada tahun 2015
(nationalgeographic.co.id). Pembentukan Komunitas ASEAN ini
merupakan bagian dari upaya ASEAN untuk lebih mempererat
integrasi ASEAN. Selain itu juga merupakan upaya evolutif ASEAN
untuk menyesuaikan cara pandang agar dapat lebih terbuka dalam
membahas permasalahan domestik yang berdampak pada kawasan
tanpa meninggalkan prinsip-prinsip utama ASEAN, yaitu: saling
menghormati (Mutual Respect), tidak mencampuri urusan dalam
negeri (Non-Interfence), konsensus, diaog dan konsultasi. Komunitas
ASEAN terdiri dari tiga pilar yang termasuk di dalamnya kerjasama di
bidang ekonomi, yaitu: Komonitas Keamanan ASEAN (ASEAN
Security Comunity/ASC), Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN
Economic Community/AEC) dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN
(ASEAN Sosio-Cultural Community/ASCC).
2.3 Tujuan Pembentukan MEA
Tujuan dibentuknya MEA untuk meningkatkan stabilitas
perekonomian dikawasan ASEAN, serta diharapkan mampu
mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara
ASEAN. Selama hampir dua dekade, ASEAN terdiri dari hanya lima
negara - Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand -
yang pendiriannya pada tahun 1967. Negara-negara Asia Tenggara
lainnya yang tergabung dalam waktu yang berbeda yaitu Brunei
4
Darussalam (1984), Vietnam (1995 ), Laos dan Myanmar (1997 ),
dan Kamboja (1999 ).
Ada empat tujuan pembentukan MEA lainnya, yaitu:
1. Mewujudkan kawasan single market (pasar tunggal) dan
production base (pasar produksi).
Kawasan ini yang memiliki tingkat konsumsi domestic yang
tinggi sekaligus menjadi bagian dari mata rantai produksi
dunia. Hal tersebut diwujudukan melalui dipermudahnya
arus perdagangan untuk sektor barang, jasa, investasi,
pekerja terampil, dan modal.
2. Menjadikan kawasan ASEAN memiliki daya saing tinggi di
dunia.
Hal ini dirasa sangat penting mengingat persaingan global
yang semakin ketat dan sehingga perlu adanya upaya
bersama Negara ASEAN untuk meningkatkan daya saing.
Hal tersebut dilakukan melalui kerja sama pembentukan
regional competition policy, IPRs action plan,
pengembangan infrastruktur, kerja sama energi, perpajakan,
serta pengembangan UMKM.
3. Mewujudkan kawasan dengan pembangunan ekonomi yang
merata.
Kesepuluh negara ASEAN memiliki tingkat perekonomian
yang berbeda, beda sehingga perlu adanya pemerataan
pembangunan ekonomi dikawasan Asia Tenggara.
Pemerataan ekonomi akan membawa kestabilan ekonomi
dikawasan tersebut untuk jangka waktu yang panjang.
Upaya pemerataan perekonomian di ASEAN dilakukan
melalui kerja sama pengembangan UKM serta realisasi dari
program-program pemerataan ekonomi di Negara CLMV
(Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam) melalui ASEAN
Initiative for ASEAN Integration.
4. Berperan aktif dan berintegrasi penuh dalam ekonomi
global.
5
Kondisi perekonomian ASEAN yang stabil dan memiliki
pertumbuhan yang tinggi, menjadikan kawasan ASEAN
sebagai Bintang kawasan tujuan investasi dunia. Oleh
karena itu, seiring dengan meningkatnya aktivitas investasi
dan perdagangan di ASEAN, sudah saatnya ASEAN
berperan aktif dalam penentuan dalam penentuan arah
kebijakan perdagangan dunia.
6
kerja Indonesia (TKI) juga bisa bebas bekerja di negara-
negara lain di ASEAN.
2. Investor Indonesia dapat memperluas ruang investasinya
tanpa ada batasan ruang antar negara anggota ASEAN.
Selain investor Indonesia yang dapat memperluas ruang
investasinya, Indonesia juga dapat menarik investasi dari
para pemodal-pemodal ASEAN. Para pengusaha akan
semakin kreatif karena persaingan yang ketat dan para
professional akan semakin meningkatakan tingkat skill,
kompetansi dan profesionalitas yang dimilikinya.
Namun, selain peluang atau dampak positif yang terlihat di
depan mata, ada pula hambatan menghadapi MEA yang harus kita
perhatikan. Hambatan tersebut di antaranya:
1. Mutu pendidikan tenaga kerja masih rendah, di mana
hingga Febuari 2014 jumlah pekerja berpendidikan SMP
atau dibawahnya tercatat sebanyak 76,4 juta orang atau
sekitar 64 persen dari total 118 juta pekerja di Indonesia.
2. Ketersediaan dan kualitas infrastuktur masih kurang
sehingga mempengaruhi kelancaran arus barang dan jasa.
Menurut Global Competitiveness Index (GCI) 2014, kualitas
infrastruktur kita masih tertinggal dibandingkan negara
Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand.
3. Sektor industri yang rapuh karena ketergantungan impor
bahan baku dan setengah jadi.
4. Keterbatasan pasokan energi.
5. Lemahnya Indonesia menghadapi serbuan impor, dan
sekarang produk impor Tiongkok sudah membanjiri
Indonesia. Apabila hambatan-hambatan tadi tidak diatasi
maka dikhawatirkan MEA justru akan menjadi ancaman bagi
Indonesia.
7
lainnya. Memasuki era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) pada
awal tahun 2016 lalu, Indonesia ditantang untuk mampu bersaing
dengan sembilan negara ASEAN lainnya.Untuk itu, perlu ada
kesiapan dari masing-masing negara dalam menghadapi MEA.
Untuk beberapa hal, Indonesia dinilai masih belum siap
menghadapi persaingan MEA. Ukuran ekonomi Indonesia yang
besar bisa jadi merupakan salah satu penyebabnya. Indonesia
memang merupakan negara terbesar di ASEAN, baik dari segi luas
wilayah jumlah penduduk, maupun ukuran ekonominya. Namun
sayangnya, dalam hal kualitas terutama daya saing, Indonesia masih
tertinggal dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand.
8
yang berada di puncak di antara 155 negara yang disurvei dan
masih kalah dibandingkan dengan Malaysia, Thailand,
Vietnam, dan Filipina serta hanya unggul terhadap Myanmar
dan Kamboja.
2.5.3 Kemampuan Sumber Daya Manusia
Berdasarkan data Bappenas (2013), kesiapan tenaga kerja
Indonesia menurut Asian Productivity Organization (APO)
menunjukkan dari setiap 1.000 tenaga kerja Indonesia hanya
sekitar 4,3% yang terampil, sedangkan untuk tenaga kerja
Filipina, Malaysia dan Singapura dari 1.000 tenaga kerja
komposisinya masing-masing 8,3%, 32,6% 34,7% tenaga
kerja yang terampil. Begitu pula hasil survei yang dilakukan
oleh Bisnis Indonesia (2014) terhadap 200 responden para
pelaku bisnis di Indonesia, juga menunjukkan rendahnya daya
saing SDM Indonesia. Hasil survei menyebutkan bahwa
43,6% responden menilai kualitas SDM di Indonesia tidak
kompetitif. Selain itu, 3,6% responden merasa SDM di
Indonesia sangat tidak kompetitif. Sementara terdapat 30,8%
responden yang merasa SDM asal Indonesia sudah kompetitif
dan 4,1% sangat kompetitif.
2.5.4 Daya Tarik Investasi
Meskipun menghadapi situasi yang demikian, Indonesia tetap
optimis mampu bersaing dengan negara-negara ASEAN
lainnya, terutama dalam hal menarik investasi. Dasar
keyakinannya antara lain dari hasil survei Price water house
Coopers (PwC) terhadap 800 responden para CEO
perusahaan di Asia-Pasifik. Survei yang dirilis dalam
pelaksanaan KTT APEC pada 16 November itu menyebutkan,
52% responden berencana meningkatkan investasinya ke
Indonesia. Sementara Singapura hanya mendapatkan 46%
responden 6. Begitu pula berdasarkan hasil survei ASEAN
Business Survey Outlook 2015 yang dilakukan AmCham
9
Singapura dan US AmCham terhadap 588 Senior Eksekutif
sebagai wakil dari perusahaan-perusahaan AS di 10 (sepuluh)
negara ASEAN, menunjukkan Indonesia paling diminati oleh
investor Amerika Serikat yang kemudian diikuti oleh Vietnam
dan Myanmar 7. Hasil dari survei-survei ini juga sejalan
dengan data FDI Markets Financial Times yang
menyebutkan pada Januari-September 2015 FDI Indonesia
tertinggi di ASEAN, yakni US$ 20,96 miliar atau 29,12% dari
total FDI. Diikuti oleh Vietnam US$ 14,06 miliar (19,54%) dan
Myanmar US$ 9,22 miliar (12,81%).
2.5.5 Kesiapan Pelaku Usaha
Dari sisi kesiapan pelaku usaha, beberapa BUMN yang
bergerak di bidang energi, penyedia jasa konstruksi, dan
produksi semen telah terbukti mampu bersaing di pasar dunia.
Sebagai contoh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk telah
memiliki pabrik semen di Vietnam setelah mengakuisisi Thang
Long Cement Company pada Desember 2012. Tahun 2016,
kapasitas produksi semen akan mencapai 90 juta ton yang
menjadikan Indonesia sebagai produsen semen terbesar di
Asia Tenggara. Contoh lain, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
telah membangun sejumlah proyek di beberapa negara
termasuk negara anggota ASEAN.
2.5.6 Ketenagakerjaan
Salah satu tantangan yang akan dihadapi Indonesia
dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah dimana terjadinya
pasar bebas tenaga kerja. Ini berarti tenaga kerja di Indonesia
akan bersaing dengan tenaga kerja dari negara ASEAN
lainnya. Pasar bebas tenaga kerja akan menjadi tantangan
tersendiri bagi pemerintah, mengingat saat ini konflik buruh
dengan pengusaha masih terus berlanjut terkait dengan upah
minimum. Sementara itu, Myanmar, Kamboja dan Vietnam
menawarkan upah buruh yang lebih murah dibandingkan
10
dengan upah buruh di Indonesia. Kualitas sumber daya
manusia di Indonesia masih membutuhkan banyak
peningkatan, sehingga di masa mendatang Indonesia mampu
untuk menyuplai tenaga kerja terampil.
11
Mendikbud (saat itu) Anies Baswedan mengatakan,
meningkatkan standar mutu pendidikan salah satunya dengan
menguatkan aktor pendidikan, yaitu kepala sekolah, guru, dan
orang tua. Menurutnya, kepemimpinan kepala sekolah
menjadi kunci tumbuhnya ekosistem pendidikan yang baik.
Guru juga perlu dilatih dengan metode yang tepat, yaitu
mengubah pola pikir guru.
12
dalam negeri. Pada saat ini 65 persen ekspor produk
Indonesia masih mengandalkan komoditas
mentah.Pemerintah berusaha membalik struktur ekspor ini
yaitu dari komoditi primer ke manufaktur, dengan komposisi 35
persen komoditas dan 65 persen manufaktur. Oleh karena itu,
industri manufaktur diharapkan tumbuh dan fokus pada
peningkatan kapasitas produksi, untuk meningkatkan ekspor
sampai 2019.
Pemerintah juga mendekati industri yang berpotensi
menyumbang peningkatan ekspor, misalnya industri otomotif.
Diketahui, industri otomotif berencana mengekspor 50 ribu
sepeda motor ke Filipina. Kementerian Perdagangan juga
mendorong sektor mebel untuk semakin menggenjot
ekspornya. Selain itu, sektor perikanan juga memberikan
optimisme terhadap peningkatan ekspor Indonesia.
Tak hanya itu, pemerintah juga akan memperkuat produk
UKM dengan membina melalui kemasan, sertifikasi halal,
pendaftaran merek, dan meningkatkan daya saing produk
dalam negeri. Lalu, mereka juga memfasilitasi pelaku UKM
dalam pameran berskala internasional. Melalui fasilitas itu,
Kementerian Perdagangan berharap, produk serta merek
yang dibangun oleh pelaku UKM di Indonesia dapat dikenal
secara global.
13
2.7 Analisis Data
Sekolah Menengah
Pertama 7,15 7,14 6,22 5,76 5,75
Sekolah Menengah
Kejuruan 11,24 9,05 12,65 9,84 11,11
14
Sementara TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD ke bawah,
yaitu sebesar 2,88 persen. Hal ini dikarenakan mereka yang
berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apapun,
sementara mereka yang berpendidikan lebih tinggi cenderung memilih
pekerjaan yang sesuai. Apabila dibandingkan keadaan pada Agustus
2015, TPT mengalami penurunan hampir di semua jenjang pendidikan
kecuali pada tingkat pendidikan SD ke bawah sebesar 0,14 persen.
i Provinsi
Agustus Februari Agustus Februari Agustus
15
Jawa Timur 4,19 4,31 4,47 4,14 4,21
Banten 9,07 8,58 9,55 7,95 8,92
Bali 1,90 1,37 1,99 2,12 1,89
Nusa Tenggara Barat 5,75 4,98 5,69 3,66 3,94
Nusa Tenggara Timur 3,26 3,12 3,83 3,59 3,25
Kalimantan Barat 4,04 4,78 5,15 4,58 4,23
Kalimantan Tengah 3,24 3,14 4,54 3,67 4,82
Kalimantan Selatan 3,80 4,83 4,92 3,63 5,45
Kalimantan Timur 7,38 7,17 7,50 8,86 7,95
Kalimantan Utara - 5,79 5,68 3,92 5,23
Sulawesi Utara 7,54 8,69 9,03 7,82 6,18
Sulawesi Tengah 3,68 2,99 4,10 3,46 3,29
Sulawesi Selatan 5,08 5,81 5,95 5,11 4,80
Sulawesi Tenggara 4,43 3,62 5,55 3,78 2,72
Gorontalo 4,18 3,06 4,65 3,88 2,76
Sulawesi Barat 2,08 1,81 3,35 2,72 3,33
Maluku 10,51 6,72 9,93 6,98 7,05
Maluku Utara 5,29 5,56 6,05 3,43 4,01
Papua Barat 5,02 4,61 8,08 5,73 7,46
Papua 3,44 3,72 3,99 2,97 3,35
16
untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) terendah berada di Bali sebesar
1,89 persen.
BAB III
PENUTUP
17
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN
dalam artian adanya sistem perdagaangan bebas antara Negara-
negara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN
lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC). Tujuan dibentuknya
MEA untuk meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN,
serta diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang
ekonomi antar negara ASEAN.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, sebaiknya sebagai salah satu
negara yang berada di kawasan Asia Tenggara, Indonesia harus
pandai dalam melihat peluang dan menghadapi rintangan dengan
berlakunya MEA, terlebih khusus dari segi ketenagakerjaan. Tenaga
kerja di Indonesia sebaiknya diberi pelatihan agar bisa menjadi tenaga
kerja yang terampil dan bisa bersaing dengan tenaga kerja dari
negara-negara ASEAN lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
18
http://deskarwangi.blogspot.co.id/2016/05/dampak-mea-terhadap-
perekonomian-di.html?m=1 diakses pada 21 Maret 2017, Pukul
07.05 WITA
http://pranamaungbandung1933.blogspot.co.id/2016/05/makalah-
pengaruh-mea-terhadap.html diakses pada tanggal 21 Maret 2017,
Pukul 15:02 WITA
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/150-artikel-keuangan-
umum/20545-masyarakat-ekonomi-asean-mea-dan-perekonomian
diakses pada tanggal 20 Maret 2017, Pukul 15.30 WITA.
https://www.bps.go.id/website/brs_ind/brsInd-20161107121150.pdf diakses
pada 22 Maret 2017, Pukul 16.04 WITA
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://juliwi.com/published/E0301/Juliwi
0301_33-36.pdf&ved=0ahUKEwiCg5G3yOjSAhXFG5QKHaYIA-
0QFggbMAE&usg=AFQjCNHjhu-sqGeTusWEtYE_DAwrQ8kEVw
diakses pada tanggal 22 Maret 2017, Pukul 05.59 WITA.
19
http://www.kemenperin.go.id diakses pada 21 Maret 2017, Pukul 06.01
WITA
20