Anda di halaman 1dari 23

Modul Perkuliahan Statistika I

BAB 5
PELUANG

5.1. Pendahuluan
Data yang diperoleh dari suatu penelitian atau eksperimen
perlu dianalisa dan pada akhirnya peneliti harus mengambil
keputusan tentang karakteristik sampel atau populasi yang
diteliti. Pada saat kita mengambil keputusan, ada resiko yang
seringkali tidak dapat dihindarkan. Untuk mengetahui bahwa
resiko yang dihadapi adalah resiko yang terkecil, perlu
dipelajari tentang peluang. Peluang suatu kejadian adalah
harga angka yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan
suatu peristiwa akan terjadi. Peluang ini juga adalah ukuran
atau derajat ketidakpastian suatu peristiwa.
Ada tiga pendekatan yang biasa digunakan dalam
mendefinisikan peluang. Pendekatan yang pertama adalah
pendekatan peluang klasikal. Pada pendekatan ini, jika
kejadian-kejadian yang terjadi mempunyai kesempatan yang
sama untuk terjadi, maka peluang adalah banyaknya cara
suatu peristiwa yang terjadi dibagi dengan total kejadian.
Sebagai contoh, satu set kartu bridge mempunyai 26 kartu
merah dan 26 kartu hitam, maka menurut pendekatan klasik,
peluang terambilnya kartu hitam adalah 26/52. Pendekatan ini
yang akan dibahas pada bagian-bagian berikutnya. Pendekatan
yang kedua adalah pendekatan peluang secara frekuensi
relatif. Dengan pendekatan ini, peluang adalah rasio
banyaknya suatu peristiwa terjadi terhadap operasi
keseluruhan. Sebagai contoh, jika secara keseluruhan ada 10
kali rapat dan dari keseluruhan pada 3 kali rapat perempuan

57
Modul Perkuliahan Statistika I

datang terakhir, maka peluang perempuan yang terakhir


datang adalah 3/10. Pendekatan yang ketiga adalah
pendekatan peluang secara subyektif. Dengan pendekatan
ini, peluang didasarkan pada intuisi atau keyakinan seseorang.
Biasanya hal ini dilakukan karena tidak adanya fakta mengenai
kejadian tersebut. Dugaan bisa juga dilakukan berdasarkan
pengalaman atau pengetahuan dan bisa berbeda untuk setiap
individu. Misalnya pada waktu suatu produk baru dilancarkan,
tim R&D menyatakan bahwa peluang produk tersebut untuk
sukses adalah 0,6. Tetapi manager pemasaran lebih pesimis
dan menyatakan bahwa peluang produk tersebut untuk sukses
hanya 0,3.
Pada bagian selanjutnya akan dibahas tentang konsep-
konsep dasar teori peluang dan bagaimana menghitung
peluang suatu kejadian dalam keadaan tertentu.

5.2. Ruang Sampel dan Kejadian


Peluang selalu berhubungan dengan terjadinya atau tidak
terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Oleh karena itu perlu
diketahui apa artinya kejadian atau peristiwa, dan eksperimen
yang menghasilkan kejadian serta ruang sampel dimana
peristiwa itu terjadi.
Eksperimen adalah segala proses observasi dan pengukuran
atau percobaan.
Ruang sampel adalah semua kejadian yang mungkin pada
suatu eksperimen.
Titik sampel adalah anggota dari ruang sampel.
Peristiwa adalah sebarang himpunan bagian dari ruang
sampel. Kejadian yang terdiri dari satu titik sampel disebut

58
Modul Perkuliahan Statistika I

kejadian sederhana, sedangkan kejadian yang terdiri dari lebih


satu titik sampel disebut kejadian majemuk.

Contoh 5.1
a. Dilakukan eksperimen melempar satu dadu maka :
a. ruang sampel S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
b. banyaknya titik sampel adalah 6.
c. Contoh kejadian; A = munculnya angka genap = {
2, 4, 6 }
b. Pada pelemparan satu mata uang logam
• ruang sampel S = { Angka, Gambar }
• banyaknya titik sampel adalah 2.
• Contoh kejadian; A = munculnya angka
c. Dua mata uang logam dilemparkan sekaligus, maka :
• ruang sampel S bisa dicari dengan cara :

Mata Uang Mata Uang


Logam 1 Logam 2
A A
A G
G A
G G

Sehingga S = { AA, AG, GA, GG }


• banyaknya titik sampel adalah 4.
• Contoh kejadian; A = munculnya angka = {AA,
AG, GA }

d. Dua buah dadu dilemparkan sekaligus, maka :

59
Modul Perkuliahan Statistika I

• ruang sampel S bisa dicari dengan cara :

Mata dadu 1 1 2 3 4 5 6
Mata dadu 2
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)

• banyaknya titik sampel adalah 36.

• Contoh kejadian; A = munculnya jumlah 4 =


{(1,3), (2,2), (3,1)}

5.3. Peluang Suatu Kejadian


Peluang suatu kejadian bab ini akan dibahas berdasarkan
pendekatan klasik. Jika ruang sampel S mempunyai elemen
yang terhingga banyaknya dan setiap kesempatan mempunyai
kesempatan muncul yang sama dan E adalah himpunan bagian
dari S, maka peluang E disimbolkan dengan P(E) didefinisikan
dengan :

n( E )
P( E ) =
n( S )

dimana n(E) = banyaknya elemen pada kejadian E


n(S) = banyaknya elemen pada ruang sampel.
dan

60
Modul Perkuliahan Statistika I

0 ≤ P ( E ) ≤1

Batas-batas nilai peluang adalah 0 dan 1, artinya nilai peluang


tidak akan pernah negatif tetapi tidak mungkin lebih besar dari
1. Jika P(E) = 0, maka E adalah kejadian yang tidak mungkin
terjadi atau disebut juga kemustahilan. Jika P(E) = 1, maka E
adalah kejadian yang pasti terjadi atau disebut juga kepastian.
Jika E1, E2,...,En adalah kejadian pada ruang sampel S yang
saling eksklusif (saling asing) dan E1 ∪ E2 ∪ ... ∪ En = S maka
P(E1) + P(E2) + ... + P(En) = P (S)=1
Contoh 5.2.
Dua buah dadu dilemparkan sekaligus, hitung peluang
peristiwa-peristiwa berikut :
a. Mendapat jumlah 5
b. Mendapat nomor kembar
c. Mendapat sekurang-kurangnya jumlah 10

Jawab
Ruang sampel S adalah :
(1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
(2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
(3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
(4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
(5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
(6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)

Sehingga n (S) = 36
a. E= Peristiwa mendapat jumlah 5 = {(1,4),(2,3), (3,2),(4,1)},
n(E)=4

61
Modul Perkuliahan Statistika I

4 1
maka P ( E ) = =
36 9
b. E= Peristiwa nomor kembar = {(1,1),(2,2), (3,3),(4,4), (5,5),
(6,6)}, n(E)=6
6 1
maka P ( E ) = =
36 6
c. E= Peristiwa mendapat sekurang-kurangnya jumlah 10
= {(4,6),(5,5),(6,4),(5,6),(6,5), (6,6)}
6 1
n(E)=6, maka P ( E ) = =
36 6

Contoh 5.3.
Sebuah kartu diambil secara acak dari saru set kartu bridge.
Hitung peluang akan mendapatkan :
a. Kartu “heart”
b. Kartu bertanda K
c. Kartu berwarna merah

Jawab :
Banyaknya kartu dalam satu set kartu bridge adalah 52, maka
n (S)=52
a. E= Peristiwa mendapat Kartu “heart”, n(E)=13, maka

13 1
P( E ) = =
52 4
b. E= Peristiwa mendapat Kartu bertanda K, n(E)=4, maka

4 1
P( E ) = =
52 13

62
Modul Perkuliahan Statistika I

c. E= Peristiwa mendapat Kartu berwarna merah, n(E)=26,

26 1
maka P ( E ) = =
52 2

5.4. Peluang Macam-macam Kejadian


Pembahasan tentang peluang erat kaitannya dengan konsep
himpunan. Misalnya, ruang sampel merupakan semesta
pembicaraan. Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang
sampel dan jika digambarkan dalam diagram venn adalah :
S
E1 E2
e9

e1
e2 e4 E3
e3
e5

e7 e6
e8

Gb. 5.1. Diagram Venn Ruang sampel dan Peristiwa


dimana : S = ruang sampel
E1, E2 dan E3 adalah kejadian-kejadian
e1, e2, e3,... adalah titik sampel
Terdapat konsep-konsep himpunan lain sering digunakan juga
dalam peluang, oleh karena itu ada beberapa konsep himpunan
yang akan dibahas pada bagian berikutnya yaitu :
1. Kejadian majemuk
2. Kejadian saling lepas (mutually exclusive)
3. Kejadian berkomplementer
4. Kejadian bersyarat.
5. Kejadian saling bebas (independent)

63
Modul Perkuliahan Statistika I

5.4.1. Peluang Kejadian Majemuk


Kejadian majemuk adalah kejadian yang terdiri dari dua
kejadian atau lebih dalam suatu percobaan. Jika A dan B adalah
dua peristiwa sembarang dari percobaan atau eksperimen yang
sama dengan P(A) ≠ 0 dan P(B) ≠ 0, maka peluang terjadinya
peristiwa A atau B dinyatakan dalam P (A ∪ B) adalah :

P (A ∪ B) = P(A) + P(B) - P(A ∩ B)

Contoh 5.4.
Pada percobaan pelemparan dua mata dadu merah dan putih.
Kejadian A adalah munculnya dadu merah dengan mata lebih
dari 4 dan Kejadian B adalah munculnya dadu putih dengan
mata sekurang-kurangnya 3. Hitunglah peluang kejadian dadu
merah dengan mata lebih dari 4 atau kejadian dadu putih
dengan mata sekurang-kurangnya 3.

Jawab:
Jika dilihat dari ruang sampel, maka n(A)=12 dan n(B)=24.
Peristiwa A dan B mempunyai irisan atau jika disimbolkan A ∩ B
yaitu
{(5,3), (5,4), (5,5), (5,6), (6,3), (6,4), (6,5), (6,6)},
n(A ∩ B) = 8

Putih
(1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
(2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
Merah (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
(4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
(5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
(6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)

64
Modul Perkuliahan Statistika I

Terjadinya peristiwa A atau B dinyatakan dalam A ∪ B,


peluangnya adalah :

P (A ∪ B) = P(A) + P(B) - P(A ∩ B)

Dengan demikian, kejadian majemuk A ∪ B pada percobaan di


atas adalah :
P (A ∪ B) = P(A) + P(B) - P(A ∩ B)
12 24 8 28 7
= + − = =
36 36 36 36 9

Contoh 5.4.
Satu mata uang logam dan satu dadu dilempar satu kali
sekaligus. Jika kejadian A adalah munculnya angka pada mata
uang logam dan kejadian B adalah munculnya mata dadu
kurang dari 4. Berapakah peluang A atau B ?

Jawab :
Ruang sampel adalah
Mata dadu 1 2 3 4 5 6
Mata uang
A (A,1) (A,2) (A,3) (A,4) (A,5) (A,6)
G (G,1) (G,2) (G,3) (G,4) (G,5) (G,6)

N(S) =12
A = munculnya angka pada mata uang logam, n (A) = 6
B = munculnya mata dadu kurang dari 4, n(B) = 6
n (A ∩ B) = 3
P (A ∪ B) = P(A) + P(B) - P(A ∩ B)

65
Modul Perkuliahan Statistika I

6 6 3 9 3
= + − = =
12 12 12 12 4

Contoh 5.5.
19 2 4
Jika P(A)= , P(B)= dan P(A ∪ B) = , cari P(A ∩ B).
30 5 5

Jawab :
P (A ∪ B) = P(A) + P(B) - P(A ∩ B)
4 19 2
= + - P(A ∩ B)
5 30 5
19 12 24 7
P(A ∩ B) = + − =
30 30 30 30

5.4.2. Peluang Kejadian Saling Lepas


Jika dua kejadian atau lebih tidak mungkin terjadi bersama-
sama, maka kejadian-kejadian itu dikatakan saling lepas.
Dengan kata lain, kejadian-kejadian itu tidak beririsan. Sebagai
contoh pada Gambar 5.1 menunjukkan bahwa kejadian E1 dan
E3 serta E2 dan E3 adalah kejadian-kejadian yang saling lepas.
Dengan demikian, maka n(A ∩ B)=0, sehingga pada kejadian
saling lepas
P (A ∪ B) = P(A) + P(B) - P(A ∩ B)
P (A ∪ B) = P(A) + P(B) – 0
P (A ∪ B) = P(A) + P(B)

Contoh 5.6.
Dua dadu dilempar bersama-sama satu kali. Berapakah
peluang munculnya jumlah dua mata dadu tersebut 8 atau 10.
n(S) = 36

66
Modul Perkuliahan Statistika I

A= Jumlah dua mata dadu 8 = {(2,6), (3,5), (4,4), (5,3), (6,2)},


n(A)=5
B= Jumlah dua mata dadu 10 ={(4,6), (5,5), (6,4)}, n(B)=3
Kejadian A dan B adalah kejadian yang saling lepas maka :
5 3 8 2
P (A ∪ B) = P(A) + P(B) = + = =
36 36 36 9

Contoh 5.7.
Sebuah kartu diambil secara acak dari seperangkat kartu
bridge, berapakah peluang bahwa kartu tersebut adalah king
atau ace ?

Jawab :
n(S) = 52
A= Muncul King, n(A)=4
B= Muncul Ace, n(B)=4
Kejadian A dan B adalah kejadian yang saling lepas maka :
P (A ∪ B) = P(A) + P(B)
4 4 8 2
= + = =
52 52 52 13

5.4.3. Peluang Kejadian Komplementer


Komplemen kejadian E adalah himpunan semua titik dalam S
yang tidak dalam kejadian E. Komplemen kejadian E
disimbolkan dengan E’ atau E . Diagram venn untuk kejadian E
dan komplemennya adalah seperti berikut :

67
Modul Perkuliahan Statistika I

S
S

E E'

Gb. 5.2. Diagram Venn kejadian komplementer


Dari digram venn bisa kita lihat bahwa banyaknya kejadian E
ditambah dengan E’ adalah ruang sampel, maka :

P(E) + P(E’) = 1

Contoh 5.8.
Suatu kelas terdiri dari 25 murid laki-laki dan 15 murid
perempuan. Seorang murid dipilih secara acak, berapa peluang
seorang murid (a) lelaki (b) perempuan dipilih ?

Jawab :
25 5
a. P (murid lelaki) = =
40 8
15 3
b. P (murid perempuan) = =
40 8
atau P (murid perempuan) = 1 – P (murid lelaki)
5 3
=1- =
8 8
Contoh 5.9.
Di sebuah tempat parker ada 25 mobil dengan warna-warna
yang berbeda. 5 mobil berwarna merah, 7 berwarna biru, 3
berwarna kuning. Misalnya M, B dan K adalah simbol warna
mobil, hitung :
a. P (M) c P (B) e. P (K)

68
Modul Perkuliahan Statistika I

.
b. P (M’) d P (B’) f. P (K’)
.

Jawab :
a. P (M) = c 7 e 3
P (B) = P (K) =
. 25 . 25
5 1
=
25 5
b. P (M’) = d P (B’) = f. P (K’) =
.
1 4 7 18 3 22
1− = 1− = 1− =
5 5 25 25 25 25

5.4.4. Peluang Kejadian Bersyarat


Dua kejadian dikatakan mempunyai hubungan bersyarat jika
kejadian yang satu menjadi syarat terjadinya kejadian yang
lain.
A B menyatakan kejadian A dengan syarat kejadian B telah
berlaku.
B A menyatakan kejadian B dengan syarat kejadian A telah
berlaku.

Peluang bersyarat untuk A bersyarat B telah berlaku dalam


suatu ruang sampel adalah :
P( A ∩ B )
P( A B ) =
P( B )

Contoh 5.10.
Dua buah dilemparkan sekaligus. Jika diketahui salah satu dadu
menunjukkan mata 6, maka hitung peluang :
a. Dadu yang satu lagi menunjukkan mata 3

69
Modul Perkuliahan Statistika I

b. Jumlah mata yang didapat adalah lebih dari 8.

Jawab :
a. Andaikan A adalah peristiwa mendapat mata 6
dari salah satu dadu dan B adalah peristiwa mendapat mata
3 dari salah satu dadu, maka :
A = {(6,1), (6,2),(6,3),(6,4), (6,5),(6,6),(1,6),(2,6),(3,6),
(4,6),(5,6)}
B = {(1,3),(2,3),(3,3),(4,3),(5,3),(6,3),(3,1),(3,2),(3,4),(3,5),
(3,6)}
A ∩ B = {(6,3),(3,6)}
P( A ∩ B )
Maka P ( B A) =
P ( A)
2
P ( B A) = 36 2
=
11 11
36
b. Misalkan A adalah peristiwa mendapat mata 6 dari
salah satu dadu dan B adalah peristiwa mendapat jumlah
mata lebih dari 8, maka :
A = {(6,1), (6,2),(6,3),(6,4),(6,5),(6,6),(1,6),(2,6),(3,6),
(4,6),(5,6)}
B = {(3,6),(4,6),(5,6),(6,6),(4,5),(5,5),(6,5),(5,4),(6,4),(6,3)}
A ∩ B = {(3,6), (4,6), (5,6), (6,6), (6,5), (6,4), (6,3)}
P( A ∩ B )
Maka P ( B A) =
P ( A)
7
P ( B A) = 36 =
7
11 11
36

70
Modul Perkuliahan Statistika I

Contoh 5.11.
Suatu kelas terdiri dari 40 orang mahasiswa. Semester ini 34
orang murid mengambil mata kuliah Statistika I, 22 orang
mengambil mata kuliah Manajemen keuangan dan 2 orang
tidak mengambil kedua-duanya. Jika seorang mahasiswa dipilih
secara acak dari kelas ini, dapatkan peluang :
a. Mengambil mata kuliah Statistika I dan Manajemen
keuangan
b. Mengambil sekurang-kurangnya salah satu mata kuliah
c. Mengambil mata kuliah Statistika I jika ia mengambil mata
kuliah Manajemen keuangan
d. Tidak mengambil mata kuliah Manajemen keuangan jika ia
mengambil mata kuliah Statistika I.

Jawab :
Misalkan ST = Peristiwa mengambil mata kuliah Statistika I
M = Peristiwa mengambil mata kuliah Manajemen
keuangan
Untuk mempermudah dibuat diagram venn seperti berikut :
40 ST M

16 18 4

maka :
18 9
a. P ( ST ∩ M ) = =
40 20
b. P ( ST ∪ M ) = P ( ST ) + P ( M ) − P ( ST ∩ M )

71
Modul Perkuliahan Statistika I

34 22 18 38 19
= + − = =
40 40 40 40 20

18
P( S T ∩ M )
P( S T M ) =
9
c. = 40 =
P( M ) 22 11
40
16
P( M '∩ ST )
P( M ' ST ) =
8
d. = 40 =
P( ST ) 34 17
40

5.4.5. Peluang Kejadian Saling Bebas


Dua peristiwa dikatakan saling bebas jikaterjadinya kejadian
yang satu tidak mempengaruhi kejadian lainnya. Sebagai
contoh, pada pelemparan sebuah dadu sebanyak dua kali,
berapapun yang muncul pada pelemparan pertama tidak
berpengaruh pada apa yang muncul pada pelemparan kedua.
Misalkan A adalah peristiwa munculnya mata 5 pada lemparan
pertama dan B adalah munculnya mata 2 pada lemparan
kedua.
A = {(5,1),(5,2),(5,3),(5,4),(5,5),(5,6)} dan
B = {(1,2),(2,2),(3,2),(4,2),(5,2),(6,2)},
1
(A ∩ B) = (5,2) sehingga jika dihitung P(A ∩ B)= . Jika
36
diperhatikan, maka pada peristiwa saling bebas

P(A ∩ B) = P(A) x P (B)


Pada peristiwa bersyarat yang juga melibatkan peristiwa saling
bebas akan didapat :

P ( A B ) = P ( A)
P ( B A) = P (B )

72
Modul Perkuliahan Statistika I

Contoh 5.12.
Sebuah dadu dan sebuah mata uang logam dilempar sekali.
Berapa peluang muncul mata 2 atau 4 pada dadu dan gambar
pada mata uang?Apakah peristiwa-peristiwa tersebut saling
bebas?

Jawab :
N(S) =12
A = munculnya dadu 2 atau 4 = {(2,A),(2,G),(4,A),(4,G)} , n(A)
=4
B = munculnya gambar pada mata uang logam, n (G) = 6
A dan B peristiwa saling bebas maka P(A ∩ B) = P(A) x P (B)

4 6 1
= × =
12 12 6

5.5. Ekspektasi
Misalkan kita mempunyai suatu eksperimen yang
menghasilkan k peristiwa yang bisa terjadi. Peluang masing-
masing peristiwa adalah P1, P2, … , Pk dimana P1+P2+…+Pk = 1.
Setiap peristiwa tersebut mendapat satuan d1, d2, … , dk. Maka
ekspektasi eksperimen itu adalah :

E = P1d1 + P2 d2+ … + Pkdk

Nilai ekspektasi bisa digunakan untuk menentukan rata-rata


harapan keuntungan, kerugian atau pendapatan bisnis untuk

73
Modul Perkuliahan Statistika I

jangka waktu panjang. Nilai ekspektasi bisa nol, positif atau


negative. Jika nilai ekspektasi adalah nol, artinya ekspektasi
keuntungan dan kerugian adalah sama. Jika nilai ekspektasi
positif, maka dalam jangka waktu panjang keuntungan yang
diharapkan dan berlaku sebaliknya.

Contoh 5.13.
Ali dan Mamat melakukan suatu eksperimen lemparan satu
dadu. Ali akan memberi Mamat Rp 1000 jika Mamat mendapat
mata dadu genap. Jika Mamat mendapat mata dadu ganjil
maka ia harus memberi Ali Rp 1000. Siapakah pemenang
dalam eksperimen ini jika lemparan dadu dilakukan berkali-
kali ?

Jawab :
Peluang mendapat mata dadu genap = Peluang mendapat

3
mata dadu ganjil = = 0.5 , maka Ekspektasi kemenangan atau
6
kekalahan Ali adalah :
E = P (Ali menang)(jumlah uang Ali menang) + P (Ali kalah)
(jumlah uang Ali kalah)
= 0,5 (1000) + 0,5 (-1000)
=0
artinya jika lemparan dadu dilakukan berkali-kali maka
ekspektasi kemenangan dan kekalahan Ali adalah sama. Begitu
juga dengan Mamat.

Latihan 5

74
Modul Perkuliahan Statistika I

1. Tiga buah mata uang logam dilempar sekali. Hitung peluang


:
a. Sekurang-kurangnya dua uang logam adalah gambar.
b. Sekurang-kurangnya dua uang logam adalah gambar jika
uang logam yang pertama adalah angka.
c. Mata uang logam yang kedua dan ketiga adalah gambar
d. Mata uang logam yang kedua dan ketiga adalah gambar
jika uang logam yang pertama adalah angka

2. Dua buah dadu dilemparkan sekaligus. Hitung peluang


jumlah mata dadu yang didapat adalah:
a. Kelipatan 5
b. Lebih besar dari 9
c. Kelipatan 5 dan lebih besar dari 9
d. Kelipatan 5 atau lebih besar dari 9

3. Suatu angka A dipilih secara acak dari S=[1,2,3,…,100].


Dapatkan peluang A adalah
a Nilai kuadrat d Kelipatan 3
. .
b Nilai pangkat tiga e Kelipatan 2 dan 3
. .
c Angka genap f. Bisa dibagi oleh 10
.

4. Sepasang suami isteri muda berencana mempunyai 3 orang


anak dengan mengikuti KB. Mereka menginginkan ketiga
anak yang yang dilahirkan nanti, dua diantaranya adalah
perempuan. Dengan menganggap peluang lahirnya anak
perempuan dan anak laki-laki sama dan mengabaikan

75
Modul Perkuliahan Statistika I

kelahiran kembar, berapakah peluang keinginan pasangan


suami isteri tersebut bisa tercapai ?

5. Dua buah dadu merah dan putih dilempar bersama satu


kali. A adalah kejadian munculnya mata dadu 5 pada dadu
merah, B adalah kejadian munculnya jumlah mata dadu
lebih dari 10 dan C adalah kejadian munculnya jumlah mata
dadu 7. Selidikilah apakah :

a. Kejadian A dan B saling bebas


b. Kejadian A dan C saling bebas
c. Kejadian B dan C saling lepas

6. Dalam sebuah kotak terdapat 3 bola putih, 4 bola merah


dan 2 bola biru. Dari dalam kotak tersebut diambil 2 bola.
Berapakah peluang terambil bola dengan warna yang sama
jika :
a. Bola-bola tersebut diambil bersama-sama
b. Diambil satu per satu tanpa pengembalian
c. Diambil satu per satu dengan pengembalian

7. Dari seperangkat kartu diambil 3 kartu sekaligus.


Berapakah peluang terambil :
a. Semua kartu berwarna merah
b. Satu hati dan dua spade

8. Di sebuah sekolah, 25% dari murid tidak lulus mata


pelajaran matematik, 15% tidak lulus mata pelajaran kimia

76
Modul Perkuliahan Statistika I

dan 10% tidak lulus kedua-dua mata pelajaran. Seorang


murid dipilih.
a. Jika ia tidak lulus mata pelajaran kimia, berapakah
peluang ia tidak lulus matematika?
b. Jika ia lulus mata pelajaran matematika,
berapakah peluang ia tidak lulus kimia?
c. Berapakah peluang ia tidak lulus mata pelajaran
matematika atau kimia?

9. Suatu polling dilakukan untuk mengetahui pendapat


masyarakat tentang RUU Pemilu dan diperoleh hasil seperti
berikut :
Mendukun Menentang Netral
g
Lelaki 27 20 3
Perempuan 23 20 7
Andaikan D = mendukung, M = Menentang, N = Netral, L =
Lelaki, P = Perempuan, hitung :
a. P (M L) b. P (D P) c. P (N P) d. P (M)
e. P (N) f. P (D) g. Apakah P (D M)= P(D), apa
kesimpulannya?

1 1 1
10. Jika P ( A) = , P ( B ) = dan P ( A ∩ B ) = , tentukan :
2 3 4
a. P ( A B ) c. P ( A ∪ B ) e. (
P B A )
b. P (B A) d. P (A B )

11. A dan B adalah dua peristiwa dalam suatu ruang sampel


dan P(A)=0,4, P(B)=K dan P(A∪B)=0,7. Berapakah nilai K
jika :

77
Modul Perkuliahan Statistika I

a. A dan B peristiwa–peristiwa yang saling lepas


b. A dan B peristiwa–peristiwa yang saling bebas

1 1
12. A dan B adalah dua kejadian dengan P( B ) = , P( A ∩ B ) =
6 12
dan P ( B A) =
1
. Hitung :
3

a. P ( A) b. P ( A B ) c. P (A B )
d. Apakah A dan B peristiwa–peristiwa yang saling lepas?
e. Apakah A dan B peristiwa–peristiwa yang saling bebas?

13. Terdapat 50 orang pelajar di suatu kelas. Data umur dan


banyaknya pelajar terdapat pada tabel di bawah ini.
Umur Banyak pelajar
18 20
19 22
20 4
25 4
Jika seorang pelajar dipilih secara acak dari kelas tersebut,
berapakah ekspektasi umurnya ?

14.Dalam suatu pertaruhan, Jony mendapat Rp 50000 jika ia


mendapat semua angka atau gambar pada lemparan 3
uang logam sekaligus. Tetapi ia harus membayar Rp 30000
jika muncul satu atau dua angka. Tentukan ekspektasi
kemenangannya.

15.Dalam suatu permainan kartu, seseorang dibayar Rp 15000


jika ia mendapat kartu J atau Q, Rp 5000 jika mendapat A
atau K. Jika ia mendapat selain kartu-kartu tersebut, ia
harus membayar Rp 4000. Berapakah ekspektasi kemengan
orang tersebut ?

78
Modul Perkuliahan Statistika I

16. Jika hujan, seorang penjual payung bisa mendapat uang


sebanyak Rp 30000 per hari. Tapi jika hari panas, ia akan
rugi Rp 6000 per hari. Berapakah ekspektasi keuntungan
kalau peluang hujan adalah 0,3 ?

79

Anda mungkin juga menyukai