Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Obligasi

Dalam uraian berikut akan dibahas akuntansi untuk obligasi ditinjau dari sudut
investor. Masalah-masalah akuntansi yang dibahas meliputi penentuan harga perolehan
investasi dan pencatatannya, perlakuan terhadap diskonto dan premi obligasi, pencatatan
piutang bunga obligasi, dan penjualan obligasi.
Obligasi adalah. surat peminjaman uang yang akan di lunasi setelah jangka waktu
tertentu.obligasi atau sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan
kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap pada suatu tanggal jatuh tempo di
masa mendatang disertai dengan pembayaran bunga secara periodik.
2. Karakteristik Obligasi
Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh
pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tem
Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara
berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau bulanan) Kupon obligasi
6 dinyatakan dalam manualpresentase.

Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan
pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh
tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang
akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki
resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo
dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin
tinggi Kuponbunganya.

Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor
sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan
dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat
waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan
oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia.

3. Pembelian Obligasi
Investasi dalam obligasi pada umumnya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
pendapatan yang tetap dalam jangka panjang. Obligasi yang dibeli perusahaan sebagai
investasi jangka panjang, dicatat sebesar harga perolehannya. Harga perolahan meliputi harga
beli obligasi ditambah komisi perantara, pajak, dan biaya-biaya lain yang berhubungan
dengan pembelian obligasi.
Seperti halnya dalam investasi sementara, apabila obligasi dibeli antara dua tanggal
bunga, maka bunga berjalan atas obligasi sejak tanggal bunga yang terakhir, harus dibayar
lebih dulu oleh investor. Harga yang harus dibayar untuk suatu obligasi akan tergantung pada
tingkat bunga pasar yang berlaku pada tanggal pembelian obligasi. Tingkat bunga pasar
tersebut akan menentukan kurs obligasi di pasaran. Oleh karena tingkat bunga pasar
seringkali berubah-berubah, maka kurs obligasi juga berubah-ubah. Perbedaan harga
perolehan obligasi dengan nilai nominal obligasi menyebabkan tejadinya premi atau diskonto
obligasi.
Sebagai contoh, misalkan pada tanggal 1 juli 1991, PT Merpati membeli 10 lembar
obligasi PT Lamu yang bernilai nominal Rp10.000,00 per lembar, dengan kurs 110 %.
Tingkat bunga obligasi adalah 12% pertahun dibayar tiap 1 April Tanggal jatuh obligasi
adalah 31 dan 1 oktober.Komisi Pialang Rp.8000,00 Obligasi akan di lunasi pada tanggal 31
Desember 1995 (4 tahun lagi )
Pencatatan Investasi Obligasi
( Untuk mencatat pembelian 10 lembar obligasi PT Lawu Tahun 1991 )
1 juli 1991
Investasi Obligasi Rp 118.000,00
Penghasilan Bunga Rp. 3.000,00
Kas Rp. 121.000,00
(Untuk mencatat pembelian obligasi termasuk penghasilan bunga selama 3 bulan )
1 oktober 1990
Kas Rp 6.000,00
Penghasilan Bunga Rp 6000,00
( U ntuk mencatat penerimaan bunga periode 1 Mei sampai dengan 30 September )
31 Desember 1991
(1) Piutang Bunga Rp 3.000,00
Penghasilan Bunga Rp 3.000,00
[ U ntuk mencatat bunga berjalan tiga bulan ( Oktober Desember )]
(2) Penghasilan Bunga Rp 2.000,00
Investasi Obligasi Rp 2.000,00
[Untuk mencatat amortisasi agio & biaya pialang setengah tahun (1/2 41/2 x Rp 18.000,00 )]
(3) Penghasilan Bunga Rp 4.000,00
Rugi Laba Rp 4.000,00

[ Untuk memindahkan penghasilan bunga ke rugi-laba (-3.000 + 6.000 +3.000 2000)]


Untuk keperluan pajak, bunga yang terima Rp 6.00,00 tetapi dengan amortisasi agio
penghasilan bunga sebagai objek pajak ( tanpa memperhatikan ketentuan pembebasan karena
dibawa PTKP ) Rp.4.000,00 karena amortisasi agio Rp 2.000,00. Apabila amortisasi agio itu
diakui pada saat pelunasan obligasi ( tanpa amortisasi untuk tujuan pajak ) maka penghasilan
bunga tetap Rp 6.000,00 sedangkan kerugian agio pada saat pelunasan obligasi Rp
18.000,00.Karena biaya komisi pialang dikapitalisasi,kalau tidak ada amortisasi maka biaya
itu akan diakui sebagai kerugian pada saat pelunasan obligasi
Agio (Total ) Rp.18.000,00 itu akan habis diamortisasi pada akhir 1995 .Akibatnya pada saat
pelunasan nilai buku obligasi menjadi Rp 10.000,00 yang sama dengan nilai nominal.
4. PENGERTIAN DAN JENIS SAHAM

Saham (Stock) merupakan salah satu jenis surat berharga (efek) yang diperdagangkan
di bursa efek. Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau
merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham berarti
ia ikut menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.
Umumnya ada dua tipe dasar saham yang dikeluarkan perusahaan, saham biasa dan saham
istimewa. Kesamaan dari kedua jenis saham tersebut adalah sama-sama merupakan saham
kepemilikan yang diterbitkan oleh perusahaan dan diperdagangkan oleh para investor. Di
samping itu para pemegang saham biasa maupun saham istimewa tidak bertanggung jawab
atas hutang-hutang perusahaan.
5. Perbedaan yang mendasar antara saham biasa dan saham istimewa
:

Dengan semakin merebaknya pasar modal (baik Bursa Efek Jakarta maupun Surabaya ).
Investasi sekuritas semakin menjadi pilihan penting dalam pertimbangan investasi.Investasi
dalam saha dapat untuk tujuan jangka pendek ( investasi lancer ) atau tujuan jangka panjang.
Perolehan saham dapat dilakukan dengan pembelian atau pertukaran harta atau sarana
yang lain.PSAK Nomor 13 Buku SAL 1994 menyatakan ,Investasi dalam surat berharga (
termasuk saham ) harus dinyatakan sebesar harga beli ditambah dengan biaya yang
lain (termasuk pajak,misalnya, PPN yang dibayarkan atas jasa pialang yang tidakdapat
dikreditkan ). Demikian juga kalau tidak dapat dikreditkan, namun PPN itu oleh pengusaha
dianggap sebagai revenue expenditure (sesuai dengan PP Nomor 47 sebagai Tahun 1994 ).
PSAK Nomor 15 dalam Buku SAK 1994 mengatur perlakuan akuntansi untuk
investor yang melakukan investasi dalam perusahan asosiasi ( investor mempunyai pengaruh
signifikan dalam keputusan yang menyangkut kebijakan financial dan operasi perusahaan ).
Pengaruh itu diukur berdasarkan kepemilikan 20 % atau lebih dari hak suara pada
perusahaan investee.investasi saham pada perusahan asosiasi dapat dibukukan dengan
menganut metode harga perolehan ( cost ) atau ekuitas (equty ).
Untuk tujuan perpajakan,tidak terdapat ketentuan yang secara eksplisit menyebut
metode pembukuan investasi jangka panjang saham,selain yang tersebut dalam penjelasan
Pasal 10 ayat (5) UUPPh.Penjelasa itu menyatakan investasi saham,tanpa memperhatikan
presentase kepemilikan.dibukukan berdasarkan harga perolehan,sama halnya dengan
persediaan.Untuk Badan.dengan berlakunya pembebasan pajak atas dividen antar badan
(Pasal 4 ayat (3) bagian (f) UU PPh )kapan penghasilan dividen diakui
( cost atau equity method ) menjadi kurang relevan.
Berbeda dengan praktek akuntansi ,untuk tujuan pajak terdapat kemungkinan
keuntungan dari penjualan saham ( selisih harga jual dan rata-rata ) dikenakan pajak pada
tahun penjualan .
6. Contoh Soal
Saudara Tommy mendirikan PT JAYA MAJU pada tahun 1994 ,dengan modal
saham sebanyak 1.000 lembar @ Rp.10,000,00 disetor Rp 5.000.000,00 dan modal dalam
portepel Rp.5.000.000,- .Dalam tahun 1995 modal dalam portepel diambil oleh saudara
Ayu dengan harga Rp 10.000.000,- (Agio Rp 5.000.000,-) .Pada tahun 1996 agio tersebut di
konversi menjadi saham @ Rp 10.000,- dan di bagi kepada Tommy dan Ayu dengan porsi
yang sama.Pada akhir tahun itu juga semua saham milik Tommy dan Ayu di jual kepada Budi
dengan harga RPp 12.500,-
Pada tahun 1996,Sesuai dengan praktek akuntansi komersial , Tommy dan Ayu akan
mengalokasikan harga perolehan saham sebagai berikut.
a. Saudara Tommy Rp 5.000.000,- : ( Rp 500.000 + Rp 250.000,- ) = Rp 6.667,00
b. Saudara Ayu Rp 10.000.000,- : (Rp 500.000,-+ Rp 250.000,- )=Rp 13.333,00
Harga perolehan semuala saham saudara Tommy perlembar Rp 10.000,00 setelah menerima
saham bonus dari agio harga perolehan perlembar menjadi Rp 6.667,00 ( penerimaan saham
dari transformasi agio menurunkan harga rata-rata ), Sedangkan saudara Ayu Rp 20.000,-
sebelum pembagian saham bonus dan menjadi Rp 13.333,00 setelah pembagian saham bonus.
Penjualan saham dari agio itu memberikan laba perlembar Rp 5.833,-
Bagi saudara Tommy dan rugi perlembar Rp 833,- bagi saudara Ayu dengan pencatatan
sebagai berikut.
Saudara Tommy
Kas Rp 3.125.000,-
Investasi saham Rp 1.666.750,-
Laba penjualan saham R p 1.458.250,-
Saudar Ayu
Kas Rp 3.125.000,-
Rugi pejualan saham Rp 208.250,-
Investasi saham RP 333.250,-

Anda mungkin juga menyukai