Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH AUDITING II

MENYELESAIKAN AUDIT.
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Matakuliah Auditing II

Dosen Pembimbing: Daniel Togi. H. M, S.E., M.S.A., Ak.,Ca, Csr

DisusunOleh :

Kelompok 1

Anggota Kelompok :

Rullyansyah Anggadanta 011401121

Chrisman 011401138

Mellina Dewi Puspita N 011401228

Boyle Brando Simbolon 011401328

Shafira Khoirunnisaa 011401342

Kelas : C

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG

2017
PENERAPAN PENGUJIAN TAMBAHAN ATAS PENYAJIAN DAN
PENGUNGKAPAN
Pendekatan auditor dalam memperoleh bukti sehubungan dengan tujuan penyajian dan
pengungkapan konsisten dengan pendekatan dalam memperoleh bukti yang berkaitan dengan
transaksi dan saldo, diantaranya yaitu :

Melakukan prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian untuk tujuan


penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur penilaian resiko.

Melakukan pengujian pengendalian yang berhubungan dengan pengungkapan saat


penilaian awal resiko pengendalian berada di bawah maksimum.

Melakukan prosedur subtantif

Prosedur untuk tujuan penyajian dan pengungkapan diintegrasikan dengan pengujian auditor
atas tujuan audit terkait transaksi dan tujuan audit terkait saldo. Banyak informasi yang
disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan diaudit sebagai bagian dari pengujian
auditor pada tahap awal audit. Ditahap ini auditor mengevaluasi bukti yang diperoleh dari 3
tahap pertama untuk menilai apakah diperlukan bukti tambahan untuk tujuan penyajian dan
pengungkapan. Auditor juga mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian dalam laporan
keuangan dan penjelasan tambahan terkait telah mematuhi prinsip akuntansi berlaku umum.
Hal ini meliputi evaluasi apakah setiap laporan keuangan mencerminkan klasifikasi yang
tepat dan deskripsi setiap akun yang konsisten dengan persyaratan dan bahwa informasi
disajikan dalam bentuk yang benar dan dengan terminology yang tepat seperti disyaratkan
dalam standar akuntansi.

Salah satu perhatian utama auditor berhubungan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan
adalah menentukan apakah manajemen sudah mengungkapkan seluruh informasi yang
diperlukan. Untuk menilai resiko yang tidak dapat memenuhi tujuan penyajian dan
pengungkapan, auditor harus mempertimbangkan informasi yang diperoleh selama tiga tahap
pertama dalam pengujian audit untuk menentukan apakah sudah cukup menjelaskan fakta dan
keadaan yang harus diungkapkan.

Sehubungan dengan uniknya pengungkapan atas kewajiban kotijensi dan kejadian setelah
tanggal neraca, auditor sering kali memberikan penilaian resiko tinggi karena tidak seluruh
informasi yang dibutuhkan diungkapkan dalam penjelasan tambahan. Pengujian audit yang
dilakukan pada tahap awal audit sering kali tidak menyediakan bukti yang memadai
mengenai kewajiban kotijensi dan kejadian setelah tanggal neraca. Oleh karena itu, auditor
mendesain dan melakukan prosedur pada setiap audit untuk menelaah kewajiban kotijensi
dan kejadian setelah tanggal neraca sebagai bagian dari pengujian tahap keempat.

TELAAH ATAS KEWAJIBAN KONTIJENSI DAN KOMITMEN


Kewajiban Kontinjensi adalah potensi utang di masa depan kepada pihak luar atas jumlah
yang belum dapat ditentukan yang dihasilkan dari aktivitas yang telah dilakukan. Terdapat
tiga kondisi yang diperlukan atas munculnya kewajiban kontijensi, yaitu :

1. Terdapat potensi pembayaran di masa mendatang kepada pihak luar atau penurunan
nilai asset yang dihasilkan dari kondisi sekarang.

2. Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau penurunan nilai di masa mendatang.

3. Hasilnya akan diperoleh dari kejadian di masa mendatang.

Ketidakpastian atas pembayaran di masa mendatang dapat bervariasi dari sangat mungkin
terjadi sampai kemungkinan besar tidak terjadi. Adapun menurut PSAK 57 dijelaskan tiga
tingkatan kemungkinan keterjadian dan perlakuan atas laporan keuangan yang dapat
digunakan sebagai standard evaluasi dalam mempertimbangkan dan melakukan penilaian
secara profesional bagi auditor terhadap kondisi pelaporan klien.

Standar audit mensyaratkan bahwa manajemen, bukan auditor, bertanggung jawab atas
identifikasi dan penetuan perlakuan akuntansi yang tepat untuk kewajiban kontinjensi dan
pada dasarnya dalam pengungkapan atas kontijensi dapat dilakukan atas kerjasama pihak
manajemen dengan auditor. Tujuan utama auditor dalam melakukan verifikasi kewajiban
kontijensi adalah :

Mengevaluasi perlakuan akuntansi atas kewajiban kontinjensi yang diketahui untuk


menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan kontijensi dengan benar
(tujuan penyajian dan pengungkapan untuk klasifikasi).
Mengidentifikasi praktek kontinjensi yang belum diidentifikasi manajemen (tujuan
penyajian dan pengungkapan untuk kelengkapan).

Komitmen sangat berkaitan erat dengan kewajiban kontinjensi. Komitmen meliputi hal-hal
seperti perjanjian untuk membeli bahan baku atau melakukan sewa guna usaha suatu fasilitas
pada harga tertentu dan penjualan barang dagangan pada harga yang sudah ditentukan.
Karakteristik dalam komitmen yaitu perusahaan setuju berada dalam kondisi tertentu di
masa mendatang, tanpa memperhatikan apa yang terjadi dengan laba perusahaan atau
perekonomian keseluruhan. Perusahaan biasanya menjelaskan seluruh komitmen, baik dalam
penjelasan tambahan terpisah maupun digabungkan, dengan sebuah catatan mengenai
kontinjensi.

Prosedur Audit Untuk Menemukan Kontijensi


Langkah pertama dalam melakukan audit kontijensi adalah menentukan apakah terdapat
kontijensi (tujuan penyajian dan pengungkapan atas keterjadian). Seperti pada kenyataannya
lebih sulit menemukan transaski yang tidak tercatat daripada melakukan verifikasi atas
informasi yang tercatat. Saat auditor mengetahui terjadi kontijensi mereka akan melakukan
evaluasi Materialitas dan Pengungkapan Penjelasan Tambahan. Berikut adalah prosedur
audit yang biasa digunakan oleh para auditor dalam mengaudit kewajiban kontijensi :

Melakukan Tanya-Jawab dengan pihak manajemen (langsung / tertulis) tentang


tercatatnya kontijensi.

Menelaah laporan agen penerimaan internal pada tahun berjalan dan tahun
sebelumnya atas penentuan PPh.

Menelaah notulensi pertemuan direktur dan pemegang saham bila ada indikasi
tuntutan hukum atau kontijensi lainnya.

Menelaah kondisi hukum untuk periode audit dan menelaah tagihan dan pernyataan
dari penasihat hukum atas terjadinya kewajiban kontijensi.

Memperoleh surat dari penasihat hukum atas status kewajiban kontijensi


Menelaah dokumentasi audit bila terdapat informasi yang mengindikasikan terjadinya
kontijensi.

Memeriksa perjanjian kredit tanggal neraca dan meminta konfirmasi saldo yang
terpakai atau tidak.

Evaluasi Kewajiban Kontijensi Yang Telah Diketahui


Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban kontijensi, maka harus mengevaluasi
signifikansi potensi utang dan sifat pengungkapan yang diperlukan dalam laporan keuangan
untuk memperoleh bukti atas keterjadian atas hak dan kewajiban dalam tujuan penyajian dan
pengungkapan. Untuk kontijensi yang membutuhkan pengungkapan , auditor juga menelaah
konsep penjelasan tambahan untuk memastikan bahwa informasi yang diuangkapkan dapat
dipahami dan dinyatakan dengan wajar sesuai kondisi kontijensi.

Prosedur Audit Untuk Menemukan Komitmen

Penelitian untuk mencari komitmen yang belum diketahui biasanya dilakukan sebagai bagian
dari audit atas masing-masing area audit. Misalkan, dalam melakukan verifikasi penjualan,
auditor seharusnya waspada atas adanya komitmen penjualan.

Tanya Jawab Dengan Pengacara Klien

Prosedur utama yang diandalkan auditor untuk mengungkapkan tuntutan hukum yang
diketahui atau klaim lain terhadap klien dan mengidentifikasi klaim tambahan yaitu Tanya
jawab dengan pengacara klien. Auditor mengandalkan keahlian dan pengetahuan pengacara
mengenai masalah hukum guna memberikan pendapat professional atas hasil tuntutan hukum
yang diharapkan dan kemungkinan jumlah kewajiban kewajiban termasuk biaya sidang.

TELAAH KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA


Telaah kejadian setelah tanggal neraca harus dilakukan auditor untuk menelaah transaksi dan
kejadian yang muncul setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah terdapat transaksi
atau kejadian yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan pada laporan periode
berjalan. Prosedur audit ini disyaratkan di PSA 46 (SA 560). Tanggung jawab auditor atas
telaah kejadian setelah tanggal neraca biasanya terbatas pada periode awal, yaitu pada tanggal
neraca dan berakhir pada tanggal laporan auditor. Oleh karena tanggal laporan auditor
merupakan saat penyelesaian prosedur audit yang penting di kantor klien, maka telaah
kejadian setelah tanggal neraca harus diselesaikan mendekati akhir audit.

Jenis-Jenis Kejadian Setelah Tanggal Neraca


Ada dua kejadian yang harus dipertimbangkan oleh manajemen dan dievaluasi oleh auditor
yaitu:

Kejadian yang berdampak langsung pada Laporan Keuangan dan membutuhkan


penyesuaian.

Beberapa kejadian setelah tanggal neraca memberikan informasi tambahan kepada


manajemen agar dapat menentukan penyajian dan pengungkapan yang wajar atas saldo akun
pada tanggal neraca. Informasi ini membantu auditor dalam melakukan verifikasi saldo.
Kejadian setelah tanggal neraca seperti berikut ini, memerlukan penyesuaian atas saldo akun
pada laporan keuangan tahun berjalan jika jumlahnya material;

Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang yang beredar
karena kondisi keuangan pelanggan memburuk.

Penetapan proses litigasi pada nilai yang berbeda dengan nilai yang ditetapkan pada
pembukuan.

Penghentian asset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pada nilai di bawah nilai
buku.

Penjualan investasi pada harga di bawah harga perolehan.

Saat kejadian setelah tanggal neraca digunakan untuk mengevaluasi jumlah yang dimasukkan
dalam laporan keuangan akhir tahun, auditor harus memisahkan antara kondisi pada tanggal
neraca dan kondisi setelah akhir tahun. Informasi setelah tanggal neraca tidak boleh
dimasukkan dalam laporan jika keadaan yang menyebabkan perubahan nilai terjadi setelah
akhir tahun.

Kejadian yang tidak berdampak langsung pada Laporan Keuangan, tetapi


memerlukan pengungkapan.

Kejadian ini memberikan kondisi yang tidak terjadi pada tanggal neraca yang dilaporkan,
tetapi tidak signifikan namun tetap memerlukan pengungkapan meskipun tidak memerlukan
penyesuaian akun. Akun ini biasanya diungkapkan dengan penjelasan tambahan, tetapi
terkadang bisa cukup signifikan sehingga memerlukan pengungkapan pada laporan keuangan
tambahan (supplemental financial statements) yang memasukkan dampak kejadian seolah-
olah kejadian tersebut muncul pada tanggal neraca.
Kejadian atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca yang memerlukan pengungkapan,
bukan hanya penyesuaian dalam laporan keuangan, meliputi:

Penurunan nilai pasar atas sekuritas milik perusahaan untuk investasi sementara atau
akan dijual kembali

Penerbitan obligasi atau sekuritas ekuitas

Penurunan nilai pasar atas persediaan sebagai dampak dari tindakan pemerintah yang
membatasi penjualan produk

Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran

Penggabungan usaha atau akuisisi.

Auditor perusahaan publik dapat juga mengidentifikasi kejadian yang berhubungan dengan
pengendalian internal atas laporan keuangan yang muncul setelah tanggal neraca. Jika auditor
menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca ini berdampak material pada
pengendalian internal atas laporan keuangan perusahaan, maka laporan auditor harus
memasukkan paragraph penjelasan, baik yang menjelaskan kejadian dan dampaknya atau pun
yang langsung mengarahkan pembaca kepada pengungkapan laporan manajemen dalam
pengendalian internal berikut dampaknya.
Pengujian Audit
Prosedur audit untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca terbagi dalam dua kategori
yaitu:
1. Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir
tahun.
Prosedur ini meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan sebagai bagian dari
pengujian perincian saldo. Misal auditor memeriksa transaksi penjualan dan pembelian
setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah pisah batasnya akurat.
2. Prosedur yang dilakukan khususnya untuk menemukan kejadian atau transaksi
yang harus diakuai sebagai kejadian setelah tanggal neraca.
Kategori pengujian kedua adalah pengujian yang khusus menyediakan informasi untuk
menguji saldo akun tahun berjalan atau penjelasan tambahan sebagai pengujian kelengkapan
untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Pengujian tersebut meliputi:

Tanya jawab dengan Manajemen


Tanya jawab dengan pihak manajemen mengenai kejadian setelah tanggal neraca harus
dilakukan dengan pihak klien yang tepat untuk mendapatkan jawaban yang memadai.
Koresondensi dengan Pengacara
Auditor berkorespondensi dengan pengacara sebagai bagian dari pencarian kewajiban
kontijensi. Auditor biasanya meminta pengacara untuk memberikan tanggal dan mengirimkan
surat pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan untuk memenuhi kewajiban auditor atas
kejadian setelah tanggal neraca.
Telaah atas Laporan Internal yang dibuat setelah tanggal neraca
Dalam menelaah laporan internal, auditor harus menekankan perubahan pada bisnis
perusahaan yang dibandingkan dengan hasilnya untuk periode audit dan perubahan setelah
akhir tahun. Mereka harus berhati-hati atas perubahan besar yang terjadi dalam bisnis atau
lingkunganr dimana klien beroperasi. Auditor harus membahas laporan intern dengan
manajemen untuk menentukan apakah laporan itu dibuat dengan dasar yang sama dengan
laporan periode berjalan dan melakukan Tanya jawab mengenai perubahan signifikan atas
hasil operasinya.
Telaah atas pencatatan yang dibuat setelah tanggal neraca
Auditor harus menelaah jurnal dan buku besar untuk menentukan keberadaan dan sifat dari
transaksi signifikan yang berhubungan dengan tahun berjalan. Jika jurnal tidak selalu
terbarui, maka auditor harus menelaah dokumen yang akan digunakan untuk menyusun jurnal
tersebut.
Pemeriksaan notulensi pertemuan dewan direksi setelah tanggal neraca
Auditor harus memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham dan pertemuan direksi atas
kejadian-kejadian setelah tanggal neraca yang memengaruhi pelaporan periode berjalan.
Permintaan surat representasi
Surat represintasi dibuat oleh manajemen klien kepada auditor yang menyatakan adanya
perbedaan hal-hal selama masa audit, termasuk pembahasan mengenai kejadian setelah
tanggal neraca. Surat ini harus dibuat dan mencakup hal-hal lain yang penting.

Penetapan Tanggal Ganda


Biasanya auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca yang memengaruhi
laporan keuangan periode berjalan terjadi setelah pekerjaan lapangan selesai, tetapi sebelum
laporan audit diterbitkan. Misal jika klien audit membeli perusahaan lain setelah hari terakhir
pekerjaan lapangan. Dengan mengasumsikan bahwa pembelian terjadi pada 23 Maret,
sedangkan hari terakhir pekerjaan lapangan adalah 11 Maret. Dalam situasi ini, PSA 43 (SA
530) mensyarakatkan auditor untuk memperluas pengujian audit pada kejadian setelah
tanggal neraca yang baru ditemukan untuk memastikan hal itu sudah diungkapkan. Auditor
memiliki dua pilihan atas perluasan pengujian kejadian setelah tanggal neraca, yaitu:

1. Memperluas seluruh kejadian setelah tanggal neraca ke batas tanggal yang baru.

2. Membatasi telaah kejadian setelah tanggal neraca sehubungan dengan kejadian baru
setelah tanggal neraca.

AKUMULASI BUKTI AKHIR


Terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1. Melakukan Prosedur Analitis Akhir
Saat melakukan prosedur analitis selama tahap telah akhir, yang disyaratkan dlam standar
audit, rekanan biasanya membaca laporan keuangan, termasuk penjelasan tambahan, dan
mempertimbangkan hal berikut :

1. Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak lazim atau tidak
diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan atau selama
pelaksanaan audit.
2. Saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau hubungan yang tidak
teridentifikasi sebelumnya.

Hasil dari prosedur analitis akhir bisa jadi mengindikasikan bahwa bukti audit tambahan
dibutuhkan.

2. Mengevaluasi Asumsi Kelangsungan Usaha


Auditor membuat penilaian pada awalnya sebagai bagian dari perencanaan, tetapi bisa saja
mengubah hasil penilaian bila ada informasi baru. Misalnya, penilaian awal atas
kelangsungan usaha akan direvisi bila ada temuan auditor selama masa audit bahwa
perusahaan tidak dapat membayar utang, kehilangan konsumen utama, atau memutuskan
untuk menjual aset penting untuk membayar utang. Auditor menggunakan prosedur analitis,
mendiskusikan dengan manajemen mengenai kemungkinan adanya kesulitan keuangan, dan
mengumpulkan informasi mengenai bisnis klien selama masa audit agar dapat memberikan
penilaian terhadap kemungkinan kesulitan keuangan pada tahun depan.
Penilaian akhir atas kelangsungan usaha entitasdipertimbangkan setelah seluruh bukti
dikumpulkan dan rencana penyesuaian audit diajukan kedalam laporan keuangan. Saat
auditor menetapkan asumsi kelangsungan usaha, mereka harus mengevaluasi rencana
manajemen dalam menghindari kebangkrutandan mengevaluasi kelayakan dalam realisasi
rencana tersebut.

3. Memperoleh Surat Representasi Manajemen


Tiga tujuan suat representasi klien tersebut adalah :

1. Menekankan kepada manajemen bahwa mereka bertanggung jawab atas penilaian


laporan keungan. Manajemen mudah melupakan tanggung jawab mereka atas
penyajian laporan keuangan yang wajar, terutama untuk perusahaan kecil yang
personelnya kurang memahami akuntansi.

2. Mengingatkan manajemen atas potensi salah saji atau hal yang tidak dimasukkan
dalam laporan keuangan. Misalnya, jika surat representasi memasukkan referensi aset
yang dijaminkan atau kewajiban kontijensi, maka manajemen yang jujur akan
diingatkan atas kesalahan tak disengaja terhadap pengungkapan laporan keuangan
secara memadai, yang akan membantu memenuhi kelengkapan tujuan penyajian dan
pengungkapan. Untuk memenuhi tujuan ini, surat representasi harus memuat
perincian secara memadai untuk mengingatkan manajemen.

3. Mendokumentasikan jawaban dari manajemen atas tanya jawab mengenai berbaagai


spek dalam audit. Dokumen ini dinuat tertulis dan memuat perihal ketidaksetujuan atu
tuntutan hukum antara auditor dengan klien. Oleh karena hal ini lebih formal
dibandingkan dengan kamunikasi langsung, maka surat representasi juga membantu
mengurangi kesalahpahaman antara manajemen dan auditor.

SA 333 menyebutkan empat kategori penting yang perlu dimasukkan. Keempat kategori
tersebut beserta contohnya, adalah sebagai berikut :

1. Laporan keuangan

Pernyataan manajemen berisi pertanggungjawaban atas penyajian laporan keuangan


yang wajar.

Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar dan sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum.

2. Kelengkapan informasi

Ketersediaan seluruh pencatatan akuntansi dan data terkait.

Kelengkapan dan ketersediaan seluruh notulensi pertemuan pemegang saham,


direktur, dan dewan direksi.

3. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan

Keyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan keuangan yang tidak
dikoreksi adalah tidak material bagi laporan keuangan keseluruhan.

Informasi mengenai kecurangan meliputi (a) manajemen, (b) karyawan yang berperan
penting dalam pengendalian internal, atau (c) lain-lain dimana kecurangan dapat
berdampak material dalam laporan keuangan.
Informasi mengenai transaksi pihak terkait dan jumlah piutang dan terutang dari dan
kepada pihak terkait.

Klaim yang belum diajukan atau penilaian dari pengacara klien memiliki asersi
penting dan harus diungkapkan sesuai PSAK No.57, Estimasi Utang, Kewajiban
Kontijensi, dan Aset Bersyarat.

4. Kejadian setelah tanggal neraca

Kebangkrutan konsumen utama dengan piutang dagang berjumlah besar pada tanggal
neraca.

Penggabungan usaha atau akuisisi setelah tanggal neraca.

Surat representasi klien adalah pernyataan tertulis dari sumber yang tidak independen, karena
itu tidak dapat dianggap sebagai bukti yang bisa diandalkan. Meskipun demikian, surat
tersebut merupakan dokumen dimana manajemen ditanyai dengan pertanyaan tertentu untuk
memastikan bahwa manajemen memahami tanggung jawabnya dan untuk melindungi auditor
jika manajemen akan menuntut auditor.

4. Mempertimbangkan Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan Dasar


Auditor harus jelas memisahkan audit dan tanggung jawab pelaporan atas laporan keuangan
utama dan untuk informasi tambahan. Biasanya, auditor tidak melakukan audit terperinci
yang memadai untuk menyesuaikan opini atas informasi tambahan, tetapi dalam kondisi
tertentu auditor dapat saja mengandalkan bahwa informasi tersebut disajikan dengan wajar.
Standar pelaporan profesi mensyaratkan auditor untuk membuat pernyataan yang jelas
mengenai tingkat tanggung jawab yang diambil atas informasi tambahan ini. Dua jenis opini
yang diperbolehkan : opini positif yang mengindikasikan tingkat kepastian tinggi atau tidak
memberikan pendapat yang mengindikasikan tidak ada kepastian.
Klien kadang-kadang memasukkan informasi tambahan di luar laporan keuangan dasar yang
dibuat untuk manajemen atau pengguna laporan dari luar. PSA 36 (SA 351) merujuk pada
informasi tambahan tersebut sebagai informasi yang menyertai laporan keuangan dasar dalam
dokumen yang diserahkan oleh auditor.
Saat auditor menerbitkan opini atas informasi tambahan yang menyertai laporan keuangan,
materialitasnya sama dengan yang digunakan dalam membuat opini terhadap laporan
keuangan dasar. Akibatnya, prosedur tambahan yang diperlukan tidak seluas saat auditor
menerbitkan opini atas informasi yang diambilnya sendiri, seperti atas laporan akun atau
bagian tertentu. Auditor memberikan tambahan kata-kata pada laporan standar auditor saat
menyatakan opini untuk tambahan informasi, seperti contoh berikut :
Audit kami dilakukan dengan membentuk opini atas laporan keuangan dasar secara
keseluruhan. Informasi yang menyertai pada halaman x sampai y disajaikan sebagai analisis
tambahan dan bukan bagian penting dalam laporan keuangan dasar. Informasi ini ditujukan
untuk memenuhi prosedur audit yang diterapkan pada audit laporan keuangan dasar dan,
dalam opini kami, disajikan dengan wajar dalam segala hal yang sifatnya material
sehubungan dengan laporan keuangan dasar secara keseluruhan.

5. Membaca Informasi Lain Dalam laporan Tahunan


PSA 44 (SA 550) mensyaratkan auditor untuk membaca informasi lain yang dimasukkan
dalam laporan tahunan mengenai laporan keuangan. Misalnya, asumsikan bahwa surat
direktur dalam laporan tahunan menyebutkan kenaikan laba per lembar saham dari Rp.2.600
menjadi Rp.2.930. auditor diminta untuk membandingkan informasi tersebut dengan laporan
keuangan atas kesesuaiannya.
SA 550 hanya menyebutkan informasi yang bukan bagian dari laporan keuangan, tetapi
dipublikasikan bersama dengan laporan ini. Misalnya, surat direktur dan penjelasan atas
aktivitas perusahaan yang dimasukkan dalam laporan tahunan untuk hampir sekuruh
perusahaan publik. Auditor biasanya hanya menghabiskan waktu beberapa menit untuk
memastikan bahwa informasi non-laporan keuangan konsisten dengan laporannya. Jika
auditor menyimpulkan bahwa ada ketidakkonsistenan yang material, maka ia harus meminta
klien untuk mengubah informasi tersebut. Jika klien menolak, dan hal ini tidak biasa, maka
auditor akan memasukkan paragraf penjelasan dalam laporan audit atau mengundurkan diri.

EVALUASI HASIL
Setelah melaksanakan seluruh prosedur audit dalam setiap area audit, termasuk telaah untuk
kontinjensi dan kejadian setelah tanggal neraca serta akumulasi bukti akhir, auditor harus
mengintergrasikan hasil tersebut kedalam satu kesimpulan keseluruhan mengenai laporan
keuangan. Pada akhirnya, auditor harus memutuskan apakah bukti audit sudah memadai dan
tepat untuk diakumulasikan untuk menjamin kesimpoulan bahwa laporan keuanga disajikan
sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum, dan diaplikasikan secara konsisten dengan
tahun sebelumnya.
Evaluasi akhir atas kecukupan bahan bukti adalah berupa penelaahan oleh auditor atas
seluruh audit untuk menentukan apakah seluruh aspek penting telah cukup diuji setelah
mempertimbangkan situasi penugasan. Langkah utama dalam proses ini adalah penelaahan
program audit untuk meyakinkan bahwa seluruh bagian telah secara akurat diselesaikan dan
didokumentasikan dan bahwa seluruh tujuan audit dipenuhi.

Bukti yang tepat dan memadai


Untuk membuat evaluasi akhir apakah bukti sudah diakumulasikan dengan tepat dan
memadai, auditor menelaah dokumentasi atas audit keseluruhan untuk menentukan apakah
seluruh hal material dari transaksi, akun dan pengungkapan sudah diuji secara memadai,
dengan mempertimbangkan seluruh kondisi audit. Bagian penting dalam telaah adalah
memastikan bahwa seluruh bagian dari program audit dilengkapi dengan akurat dan
didokumentasikandan seluruh tujuan audit terpenuhi.
Untuk membantu dalam memutuskan apakah audit sudah memadai, auditor sering
menggunakan daftar pembanding (checklist) penyelesaian audit, sebagi pengingat biloa ada
yang terlewatkan. Jika auditor memutuskan bahwa bukti yang memadai tidak terpenuhi
dalam rangka memutuskan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, maka mereka
memiliki dua pilihan: (1) mengakumulasikan bukti tambahan atau (2) menerbitkan opini
dengan pengecualian atau tidak memberikan opini.

Bukti pendukung opini auditor


Bagian penting dari evaluasi apakah laporan keuangan disajikan secara wajar adalah
mengikhtisarkan salah saji yang ditemukan dalam audit. Manakala auditor menemukan salah
saji yang material, neraca saldo harus disesuaikan untuk menkoreksi laporan keuangan. Jika
auditor percaya bahwa terdapat kecukupan bahan bukti tetapi tidak menjamin kesimpulan
mengenai penyajian laporan keuangan yang awajar, auditor sekali lagi mempunyai dua
pilihan: laporan harus direvisi hingga auditor puas atau memberikan pendapat wajar tanpa
syarat atau menolak untuk memberikan pendapat harus diterbtikan. Perhatikan bahwa pilihan
disini berbeda dengan yang dibahas dalam kasus ketidakcukupan bahan bukti yang
diperoleh.

Pengungkapan laporan keuangan


Sebelum menyelesesaikan audit, auditor harus membeuat evaluasi akhir apakah
pengungkapan laporan keuangan sudah memenuhi seluruh tujuan penyajian dan
pengungkapan.
Sebagai bagian dari telaah akhir dalam pengungkapan laporan keuangan, banyak KAP
mensyaratkan adanya penyelesaian daftar pembanding laporan keuangan untuk setiap audit.
Kuesioner ini didesain untuk mengingatkan auditor tentang masalah yang biasanya muncul
dalam laporan keuangan dan memfasilitasi telaah akhir untuk keseluruhan audit oleh seorang
rekanan independen.

Telaah dokumentasi audit


Ada tiga alasan mengapa staf firma audit yang berpengalaman harus menelaah dokumentasi
audit pada saat penyelesaian audit:
1) Untuk mengevalusi kinerja karyawan yang belum berpengalaman.
Bagian yang perlu dipertimbangkan dari kebanyakan audit dilaksanakan oleh staf audit
dengan pengalaman kurang dari empat atau lima tahun.
2) Memastikan bahwa proses audit memenuhi standar kinerja
Dalam setiap organisasi kualitas kinerja individu sangat bervariasi, tetapi penelaahan yang
seksama oleh staf tingkat atas dalam perusahaan membantu mempertahankan kualitas audit
yang seragam.
3) Menghilangkan kerancuan yang sering muncul dalam penilaian auditor
Auditor dapat berusaha agar senantiasa objektif dalam seluruh audit, tetapi mudah untuk
kehilangan perspektif yang memadai dalam audit yang panjang jika terdapat masalah
kompleks yang ingin dipecahkan.

Telaah independen
Pada saat penyelesaian audit yang lebih besar, biasanya terdapat telaah untuk laporan
keuangan dan keseluruhan berkas audit oleh penelaah independen yang ridak terlibat dalam
audit, tetapi merupakan staf kantor akuntan yang juga melakukan audit. Telaah independen
diisyaratkan oleh SEC termasuk telaah atas informasi keuangan interim dan audit
pengendalian internal.

Ringkasan evaluasi bukti


Auditor mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti pada saat mengevauasi risiko audit,
berdasarkan akun dan siklus, dan kemudian membuat evaluasi yang sama untuk laporan
keuangan keseluruhan. Auditor juga mengevaluasi bukti pendukung atas opini audit dengan
mengestimasi salah saji dalam setiap akun dan kemudian untuk laporan keuangan
keseluruhan. Evaluasi risiko audit dan estimasi salah saji dibuat pada waktu bersamaan dan
berdasarkan evaluasi tersebut, laporan audit diterbitkan untuk laporan keuangan.

MENERBITKAN LAPORAN AUDIT


Auditor harus menunggu untuk menentukan laporan audit untuk di audit hingga seluruh bukti
diakumulasi dan dievaluasi. Hal tersebut dilakukan karena laporan audit merupakan satu-
satunya yang dilihat oleh sebagian besar pengguna dari keseluruhan proses audit dan
konsekuensi dari penerbitan laporan audit yang tidak benar sangat besar.
Sebagian besar auditor dalam mengaudit menerbitkan laporan standar tanpa pengecualian
dengan kata-kata baku. KAP biasanya memiliki bentuk baku laporan audit dan hanya di ganti
nama klien, judul laporan keuangan, dan tanggalnya. Apabila KAP memutuskan bahwa
laporan standar tanpa pengecualian tidak memadai, maka pembahasan lebih lanjut dilakukan
antara rekanan dalam KAP dan juga klien. KAP memiliki manual laporan audit komprehensif
yang membantu mereka dalam memilih kata-kata yang tepat dalam laporan jika diperlukan
oleh auditor.

KOMUNIKASI DENGAN KOMITE AUDIT DAN MANAJEMEN


Pembahasan Tentang Kecurangan dan Tindakan Ilegal
PSA 32 (SA 316) dan PSA 31 (SA 317) mensyaratkan auditor untuk menyampaikan seluruh
kecurangan dan tindakan illegal kepada komite audit dan kelompok lain yang sejenis,
meskipun tidak material. Tujuannya adalah untuk membantu komite audit dalam melakukan
tugas pengawasan atas laporan keuangan.
Pembahasan Tentang Kurangnya Pengendalian Internal
Auditor harus menyampaikan perihal kurangnya pengendalian internal dan kelemahan
material dalam desain atas pengoperasian pengendalian internal secara tertulis kepada pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola. Untuk perusahaan yang lebih besar, hal tersebut
disampaikan kepada komite audit dan dalam perusahaan yang lebih kecl, dapat dilakukan
kepada pemilik perusahaan atau manajemen senior.
Pembahasan Hal Lainnya Kepada Komite Audit
PSA 48 (SA 380) mensyaratkan auditor untuk menyampaikan informasi tambahan yang
diperoleh selama audit kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, biasanya
adalah komite audit. Tujuan dari penyampaian ini adalah agar komite audit dan pihak lain
yang bertanggung jawab atas tata kelola mengetahui tentang informasi penting dan relevan
mengenai proses laporan keuangan dan memberikan kesempatan kepada komite audit untuk
membahas hal-hal penting dengan auditor.
Surat Manajemen (Management Letter)
Surat manajemen ditujukan untuk menginformasikan kepada klien mengenai rekomendasi
KAP guna meningkatkan bisnis klien. Rekomendasi biasanya berfokus pada efisiensi
pengoperasian perusahaan. Kombinasi antara pengalaman auditor dalam berbagai area bisnis
dan melalui pemahaman yang diperoleh dalam melakukan audit membuat auditor dapat
memberikan pengarahan kepada managemen.
Surat manajemen berbeda dengan surat yang melaporkan kurangnya pengendalian internal.
Surat manajemen diperlukan karena adanya kekurangan signifikan atau kelemahan penting
atas pengendalian internal dan harus mengikuti format yang diberikan dan dikirimkan sesuai
dengan persyaratan standar audit. Surat manajemen merupakan suatu opsi dan ditujukan
untuk membantu klien dalam mengoperasikan bisnisnya lebih efektif.

PENEMUAN SETELAH TANGGAL NERACA


Audit dikatakan selesai ketika auditor menerbitkan laporan audit dan menyelesaikannya
seluruh pembahasan dengan manajemen dan komite audit. Terkadang auditor menemukan
bahwa setelah audit laporan keuangan diterbitkan terjadi salah saji material dalam laporan
keuangan. Pada saat terdapat penemuan fakta setelah penerbitan laporan audit terjadi, auditor
berkewajiban untuk memastikan bahwa pengguna laporan keuangan mendapatkan informasi
atas salah saji tersebut. Jika auditor mengetahui salah saji sebelum pelaporan audit
diterbitkan, maka auditor akan memaksa manajemen untuk melakukan koreksi salah saji atau
menerbitkan laporan audit yang berbeda.
Jika auditor menemukan bahwa terdapat kekeliruan dalam laporan keuangan setelah
diterbitkan, maka tindakan yang paling tepat adalah meminta klien untuk menerbitkan revisi
laporan keuangan yang memasukkan penjelasan atas alasannya. Jika periode setelah tanggal
neraca atas laporan keuangan sudah selesai sebelum revisi diterbitkan, maka diperbolehkan
mengungkapkan salah saji tersebut dalam laporan periode setelah tanggal neraca. Jika hal
tersebut penting, maka klien harus melaporkan kepada Bapepam-LK dan regulator lainnya
atas salah saji laporan keuangan tersebut.
Jika klien menolak mengungkapkan salah saji ke dalam laporan, maka auditor harus
menginformasikan kepada dewan dierksi dan harus mengingatkan kepada regulator agar
membatasi klien karena laporan keuangan tidak lagi disajikan wajar dan jika memungkinkan,
menyampaikan kepada semua pihak pengguna laporan keuangan. Jika saham perusahaan
dijual kepada publik, maka auditor dapat meminta Bapepam-LK dan pihak pasar modal untuk
mengingatkan para pemegang saham mengenai hal tersebut.
Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca berakhir pada tanggal
penyelesaian pekerjaan lapangan. Auditor tidak bertanggung jawab untuk mencari fakta-
fakta, tetapi jika mereka menemukan bahwa laporan keuangan tidak dinyatakan dengan
wajar, maka mereka harus melakukan tindakan koreksi.

Anda mungkin juga menyukai