Anda di halaman 1dari 11

Daftar isi

BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................3
TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK........................................................................................................3
Obyektifitas........................................................................................................................................4
Konsistensi.........................................................................................................................................4
Daya banding.....................................................................................................................................4
Tepat waktu.......................................................................................................................................4
Ekonomis dalam Penyajian laporan...................................................................................................5
Materialitas........................................................................................................................................5
PERLUNYA SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK................................................................................5
STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK...............................................................................................6
TEKNIK-TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK..................................................................7
Single Entry dan Doubled Entry.......................................................................................................11

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Akuntansi merupakan aktivitas jasa untuk meyediakan informasi yang diperlukan dalam
pengambilan keputusan. Pada sektor publik pengambilan keputusan terkait dengan keputusan
ekonomi, sosial, dan politik. Pada dasarnya akuntansi baik pada sektor swasta maupun pada
sektor publik, dibagi menjadi dua bagian, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen. Akuntansi keuangan dapat didefinisikan sebagai suatu prinsip, metode, dan
teknik pencatatan dan pengorganisasian data keuangan atas operasi / kegiatan suatu entitas
untuk menghasilkan dan memberikan informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan yang rasional. Ruang lingkup akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua
kegiatan yang mencakup pengumpulan data, penganalisaan, pengklasifikasian, pencatatan,
dan pelaporan atas transaksi keuangan pemerintah sebagai suatu entitas serta penafsiran
terhadap hasil hasilnya. Sistem akuntansi yang dirancang dan dijalankan secara baik akan
menjamin dilakukannya prinsip stewardship dan accountability dengan baik pula. Pemerintah
atau unit kerja pemerintah perlu memiliki sistem akuntansi yang tidak saja berfungsi sebagai
alat pengendalian transaksi keuangan, akan tetapi sistem akuntansi tersebut hendaknya
mendukung pencapaian tujuan organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Apa saja yang termasuk dalam Teori Akuntansi Sektor Publik ?
2.Apa saja Sistem Akuntansi Sektor Publik ?
3.Apa saja Standar Akuntansi Sektor Publik ?
4.Apa saja Teknik Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.Mengetahui unsur unsur yang ada dalam Teori
Akuntansi Sektor Publik.
2.Mengetahui Sistem Akuntansi Sektor Publik.
3.Mengetahui Standar Akuntansi Sektor Publik.
4.Mengetahui Teknik Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik.

2
BAB II

TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Teori akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan akuntansi keuangan, terutama
pelaporan keuangan kepada pihak eksternal. Suatu teori perlu didukung oleh berbgai riset
yang didalamnya terdapat hipotesa-hipotesa yang diuji kebenarannya. Teori memiliki tiga
karakteristik dasar, yaitu :
1) Kemampuan untuk menerangkan atau menjelaskan fenomena yang ada (the ability of
explain)
2) Kemampuan untuk memprediksi (the ability of predict)
3) Kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control given phenomena).
Pada dasarnya terdapat tiga tujuan mempelajari teori akuntansi, yaitu :
1) Untuk memahami praktik akuntansi yang saat ini ada
2) Mempelajari kelemahan dan kekurangan dari praktik akuntansi yang saat ini dilakukan
3) Memperbaiki praktik akuntansi di masa datang.
Suatu disiplin ilmu dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok, yaitu ilmu murni, ilmu
deskriptif, ilmu derivative, ilmu sinoptis, dan ilmu terapan. Ilmu terapan adalah disiplin ilmu
yang secara khusus terpisah dari disiplin ilmu yang lain, namun bisa juga kombinasi dari
berbagai prinsip yang diambil dari disiplin ilmu lain yang disesuaikan dengan kebutuhan
praktis ilmu tersebut, contohnya ilmu akuntansi.
Jika dikaitkan dengan bangunan dari suatu ilmu (body of language), akuntansi sektor
publik dikatakan memiliki teori yang mapan apabila terpenuhi beberapa persyaratan.
Bangunan ilmu terdiri atas konsep dasar (basic concept) sebagai landasan ilmu tersebut
(philosophical foundation), postulat, teori, konsep, prinsip, standar dan praktik aplikasi.
Akuntansi sektor publik sendiri merupakan salah satu cabang dari ilmu akuntansi. Oleh
karena itu, pengembangan teori akuntansi publik sangat tergantung pada perkembangan ilmu
akuntansi.
Pengembangan akuntansi sektor publik dilakukan untuk memperbaiki praktik yang saat
ini dilakukan. Hal ini terkait dengan upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan sektor
publik, yaitu laporan keuangan yang mampu menyajikan informasi keuangan yang relevan
dan dapat diandalakan (reliable).
Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dapat diandalkan,
terdapat beberapa kendala (constraints) yang dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan
tersebut adalah :

3
Obyektifitas
Obyektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan keuangan yang
relevan. Laporan keuangan disajikan oleh manajemen untuk melaporkan kinerja yang telah
dicapai oleh manajemen selama periode waktu tertentu kepada pihak eksternal yang menjadi
stakeholder organisasi.
Seringkali terjadi masalah objektivitas laporan kinerja disebabkan oleh adanya benturan
kepentingan manajemen dengan kepentingan stakeholder.
Manajemen memiliki dorongan untuk memilih dan menerapkan teknik akuntansi yang
bisa menginformasikan laporan keuangan secara lebih baik sebagai ukuran kinerja organisasi.
Oleh karena itu, teknik akuntansi yang digunakan manajemen harus memiliki derajat
objektivitas yang dapat diterima semua pihak yang menjadi stakeholder.

Konsistensi
Konsistensi mengacu pada penggunaan metode atau teknik akuntansi yang sama untuk
menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu secara berturut-
turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat diperbandingkan kinerjanya dari tahun
ke tahun. Konsistensi penerapan metode akuntansi merupakan hal yang sangat penting karena
organisasi memiliki orientasi jangka panjang (going concern) sedangkan laporan keuangan
hanya melaporkan kinerja selama satu periode. Oleh karena itu, agar tidak terjadi
keterputusan proses evaluasi kinerja organisasi oleh pihak eksternal, maka organisasi perlu
konsisten dalam menerapkan metode akuntansinya.

Daya banding
Laporan keuangan sektor publik hendaknya dapat diperbandingkan antar periode
waktu dan dengan instansi lain yang sejenis. Kendala daya banding terkait dengan
obyektifitas karena semakin obyektif suatu laporan keuangan maka akan semakin tinggi daya
bandingannya karena dengan dasar yang sama akan dapat dihasilkan laporan yang berbeda

Tepat waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan ekonomi, sosial, politik serta untuk menghindari tertundanya
pengambilan keputusan tersebut. Kendala ketepatan waktu penyajian laporan terkait dengan
lama waktu yang dibutuhkan oleh organisasi untuk menghasilkan laporan keuangan.

4
Ekonomis dalam Penyajian laporan
Penyajian laporan keuangan membutuhkan biaya Semakin banyak informasi yang
dibutuhkan, semakin banyak pula biaya yang dibutuhkan. Kendala ekonomis dalam
Penyajian laporan keuangan bisa berarti bahwa manfaat yang diperoleh harus lebih besar dari
biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan laporan tersebut.

Materialitas
Suatu informasi dianggap material apabila mempengaruhi keputusan, atau jika
informasi tersebut dihilangkan akan menghasilkan keputusan yang berbeda. Penentuan
materialitas memang bersifat pertimbangan subjektif (subjective judgement), namun
pertimbangan tersebut tidak dapat dilakukan menurut selera pribadi. Pertimbangn yang
digunakan merupakan professional judgement yang mendasarkan pada teknik tertentu.

PERLUNYA SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Ruang lingkup akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua kegiatan yang
mencakup pengumpulan data, penganalisaan, pengklasifikasian, pencatatan, dan pelaporan
atas transaksi keuangan pemerintah sebagai suatu entitas, serta penafsiran terhadap hasil-
hasilnya.
Masisi (1978) dalam Glynn (1993) menjelaskan aturan dasar sistem akiuntansi keuangan
sebagai berikut :
1. Identifikasi kegiatan operasi yang relevan. Hanya kejadian dan kegiatan ekonomi yang
relevan saja yang akan dicatat dalam sistem akuntansi keuangan.
2. Pengklasifikasian kegiatan operasi secara tepat
Penentuan waktu pengakuan untuk setiap jenis operasi (timing of recognition). Pada
prinsipnya suatu operasi dapat dicatat atau diakui pada tahap tertentudari proses operasi.
Misalnya, ketika barang diterima atau pada waktu pemesanan.
3. Adanya sistem pengendalian untuk menjamin reliabilitas
Sistem pengendalian ini memiliki dua komponen, yaitu komponen formal dan substansial.
Komponen formal adalah pembukuan berpasangan: kesalahan akuntansi akan dapat diketahui
dan dilacak ketika jumlah sisi kredit tidak sama dengan sisis debit. Komponen substansial
merupakan mekanisme konflik kepentingan :kesalahan akuntansi muncul ketika
mempengaruhi secara negatif pihak ketiga.

5
4. Menghitung pengaruh masing-masing operasi.
Baik akuntansi sektor publik maupun swasta direkomendasikan untuk menggunakan sistem
pembukuan berpasangan dalam mencatat akuntansi transaksi. Dan keduanya sama-sama
membutuhkan standar akuntansi keuangan sebagai pedoman pencatatan agar terdapat
perlakuan yang sama terhadap suatu transaksi.

STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Standar akuntansi merupakan pedoman atau prinsip-prinsip yang mengatur perlakuan
akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada pengguna
laporan keuangan, sedangkan prosedur akuntansi merupakan praktik khusus yang digunakan
untuk mengimplementasikan standar untuk memastikan diikutinya prosedur yang telah
ditetapkan, sistem akuntasi sektor publik harus dilengkapi dengan sistem pengendalian yang
telah ditetapkan, sistem akuntasi sektor publik harus dilengkapi dengan sistem pengendalian
intern atas penerimaan dan pengeluaran dana publik.
Standar akuntansi sangat diperlukan untuk menjamin konsistensi dalam pelaporan
keuangan. Tidak adanya standar akuntansi yang memadai akan menimbulkan implikasi
negatif berupa rendahnya reliabilitasndan objektifitas informasi yang disajikan, inkonsistensi
dalam pelaporan keuangan serta menyulitkan dalam pengauditan.
Penentuan mekanisme yang terbaik dalam menetapkan keseragaman standar akuntansi
merupakan faktor penting agar standar akuntansi dapat diterima pihak-pihak yang
berkepentingan dan bermanfaat bagi pengembangan akuntansi sektor publik itu sendiri.
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penetapan standar akuntansi
antara lain :
a) Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam laporan posisi
keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna informasi.
b) Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang memungkinkan
pengujian secara hati-hati dan independen saat menggunakan keahlian dan integritasnya
dalam mengaudit laporan suatu organisasi serta saat membuktikan kewajarannya
c) Standar memberikan petunjuk tentang kumpulan data yang perlu disajikan yang berkaitan
dengan berbagai variable yang patut dipertimbangkan dalam bidang perpajakan, regulasi,
perencanaan serta regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuan sosial
lainnya.

6
d) Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang berkepentingan
dalam disiplin ilmu akuntansi.
Hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan dan penetapan standar adalah sedapat
mungkin menghindari terjadinya standar yang overload. Standar yang overload terjadi ketika:
a) Standar terlalu banyak
b) Standar terlalu rumit
c) Tidak ada standar yang tegas (rigid) sehingga sulit untuk membuat pilihan dalam
penerapannya
d) Standar mempunyai tujuan yang sifatnya umum (general-purpose standards) sehingga gagal
dalam menyajikan perbedaan kebutuhan diantara para penyaji dan pengguna
e) Standar kurang spesifik sehingga gagal dalam mengidentifikasi perbedaan antara:
Entitas publik dan non0publik
Laporan keuangan tahunan dan interim
Organisasi besar dan kecil
Laporan keuangan auditan dan non-auditan
f) Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu kompleks atau kedua-duanya.

TEKNIK-TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Terdapat lima teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sektor publik. Pada
dasarnya kelima teknik akuntansi tersebut tidak bersifat mutually exclusive. Artinya,
penggunaan salah satu teknik akuntansi tersebut tidak berarti menolak penggunaan teknik
yang lain.
Berikut adalah teknik-teknik akuntansi tersebut :
1. Akuntansi Anggaran
Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah yang
dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat secara berpasangan (double entry). Akuntansi
anggaran merupakan praktik akuntansi yang banyak digunakan organisasi sektor publik,
khususnya pemerintahan, yang mencatat dan menyajikan akun operasi dalam format yang
sama dan sejajar dengan anggarannya. Jumlah belanja yang dianggarkan dikreditkan terhadap
akun yang sesuai kemudian apabila belanja tersebut direalisasikan, maka akun tersebut
didebit kembali. Saldo yang ada dengan demikian menunjukkan jumlah anggaran yang belum
dibelanjakan. Teknik akuntansi anggaran dapat membandingkan secara sistematik dan
kontinyu jumlah anggaran dengan realisasi anggaran. Tujuan utama teknik ini adalah untuk
menekankan peran anggaran dalam siklus perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas.

7
2. Akuntansi Komitmen
Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya
pada saat order dikeluarkan. Akuntansi komitmen dapat digunakan bersama-sama dengan
akuntansi kas atau akuntansi akrual. Tujuan utama akuntansi komitmen adalah untuk
pengendalian anggaran. Agar manajer dapat mengendalikan anggara, ia perlu mengetahui
berapa besar anggaran yang dilaksanakan jika dihitung berdasarkan order yang telah
dikeluarkan. Dengan menerima akun atas faktur yang diterima atau dibayarkan, ia dapat
dengan mudah menghabiskan anggaran ( Dengan menerima akun atas faktur yang diterima
atau dibayarkan, ia dapat dengan mudah menghabiskan anggaran (overcommit). Manajer
yang teliti akan tahu bahwa akun-akun tidak memasukkan order yang dikeluarkan yang mana
faktur belum diterima dan oleh karena itu ia membuat catatan sendiri agar ia tidak melakukan
pemborosan anngaran.
Akuntansi komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan. Order yang diterima terkait
dengan pendapatan tidak akan dicatat sebelum faktur dikirimkan. Meskipun akuntansi
komitmen dapat memperbaiki pengendalian terhadap anggaran, namun terdapat masalah
dalam pengadopsian sistem tersebut ke dalam akun-akun keuangan. Akun yang dicatat hanya
didukung oleh order yang dikeluarkan. Pada umumnya tidak ada kewajiban hukum (legal
liability) untuk patuh terhadap order yang terjadi dan order tersebut dapat dengan mudah
dibatalkan.
3. Akuntansi Dana
Akuntansi dana merupakan salah satu alternatif sistem akuntansi di sektor publik yang
dikembangkan dari basis kas dan prosedur pengendalian anggaran. Disektor publik, dana kas
cukup penting dan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Besarnya dana kas sangat
mempengaruhi anggaran organisasi sektor publik. Jadi, sistem akuntansi harus
memprioritaskan pada pengelolaan dana kas.
Pada organisasi sektor publik masalah utama yang dihadapi adalah pencarian sumber
dana dan alokasi dana. Saat ini dalam akuntansi dana, dana dimaknai sebagai entitas
anggaran dan entitas akuntansi yang terpisah, termasuk sumber daya nonkas dan utang
diperhitungkan di dalamnya.
Teori akuntansi dana pada awalnya dikembangkan oleh Vatter (1947) untuk tujuan
organisasi bisnis. Pada waktu itu ia melihat bahwa antara perusahaan pribadi dengan
perusahaan badan memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut adalah, pertama
perusahaan perorangan (milik pribadi) kurang menguntungkan dibandingkan dengan
perusahaan yang dimiliki publik (perseroan terbatas). Kedua, adanya kesalahan dalam

8
memahami makna entitas. Berdasarkan kedua hal tersebut Vatter berpendapat bahwa
reporting unit harus diperlakukan sebagai dana (fund) dan organisasi harus dilihat sebagai
satu dana atau satu rangkaian dana. Hal ini berarti jika suatu organisasi dilihat sebagai suatu
rangkaian dana (series of fund), maka laporan keuangan organisasi tersebut merupakan
penggabungan (konsolidasi) dari laporan keuangan dana yang menjadi bagian organisasi.
Sistem akuntansi pemerintahan yang dilakukan dengan menggunakan konsep dana,
memperlakukan suatu unit kerja sebagai entitas akuntansi (accounting entity) dan entitas
anggaran (budget entity) yang berdiri sendiri. Penggunaan akuntansi dana merupakan salah
satu perbedaan utama antara akuntansi pemerintahan dan akuntansi bisnis. Sistem akuntansi
dana dibuat untuk memastikan bahwa uang publik dibelanjakan untuk tujuan yang telah
ditetapkan. Dana dapat dikeluarkan apabila terdapat otorisasi dari dewan legislatif, pihak
eksekutif, atau karena tuntutan peraturan perundangan.
Terdapat dua jenis dana yang digunakan pada organisasi sektor publik, yaitu :
1. Dana yang dapat dibelanjakan (expendable fund) : digunakan untuk mencatat nilai aktiva,
utang, perubahan aktiva bersih, dan saldo dana yang dapat dibelanjakan untuk kegiatan yang
tidak bertujuan mencari laba. Jenis akuntansi dana ini digunakan pada organisasi pemerintah
(governmental funds).
2. Dana yang tidak dapat dibelanjakan (nonexpendable funds) : untuk mencatat pendapatan,
biaya, aktiva, utang, dan modal untuk kegiatan yang sifatnya mencari laba. Jenis dana ini
digunakan pada organisasi bisnis (proprietary funds).
4. Akuntansi Kas
Sistem akuntansi ini hanya mengakui arus kas masuk dan kas keluar. Rekening
keuangan akhir akan dirangkum dalam buku kas. Kelebihan cash basis adalah mencerminkan
pengeluaran yang aktual, riil dan obyektif. Namun demikian, GAAP tidak menganjurkan
pencatatan dengan dasar kas karena tidak dapat mencerminkan kinerja yang sesungguhnya.
Dengan cash basis, tingkat efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan, program, atau aktivitas
tidak dapat diukur dengan baik. Sebagai contoh, penerimaan kas dari pinjaman akan dicatat
sebagai pendapatan (revenue) bukan sebagai utang. Untuk mengoreksi hal tersebut,
kebanyakan sistem kas tidak hanya mengakui kas saja, akan tetapi juga aktiva dan utang yang
timbul sebelum terjadi transaksi kas. Namun demikian, koreksi semacam ini tidak dapat
mengubah kenyataan bahwa pada setiap waktu, obligasi yang beredar dalam bentuk kontrak
atau order pembelian yang dikeluarkan tidak tampak dalam catatan akuntansi.
Konsekuensinya adalah saldo yang tercatat akan dicatat lebih (overstated). Hal tersebut dapat
menyebabkan pemborosan anggaran (unwise expenditure atau overspending).

9
5. Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual dianggap lebih baik daripada akuntansi kas. Teknik akuntansi berbasis
akrual diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, lebih
akurat, komprehensif, dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik.
Basis akrual diterapkan agak berbeda antara proprietary fund (full accrual) dengan
governmental funds (modified accrual) karena biaya (expense) diukur dalam proprietary
fund, sedangkan expenditur difokusnya pada general fund. Expense adalah jumlah sumber
daya yang dikonsumsi selama periode akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang
dikeluarkan atau akan dikeluarkan selama periode akuntansi. Karena governmental fund tidak
memiliki catatan modal dan utang (dicatat/dikategorikan dalam aktiva tetap dan utang jangka
panjang), expenditure yang diukur, bukan expense.
Berbeda dengan governmental fund,yang menjadi kepentingan proprietary fund dan
juga organisasi bisnis adalah net income. Full accrual accounting digunakan untuk mencatat
revenue ketika diperoleh (earned) pada saat terjadi (incurred). Dengan kata lain, biaya dicatat
ketika utang terjadi tanpa memandang kapan pembayaran dilakukan.

Pengaplikasian accrual basis dalam akuntansi sektor publik pada dasarnya adalah untuk
menentukan cost of services dan charging for services, yaitu untuk mengetahui besarnya
biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan publik serta penentuan harga
pelayanan publik serta penentuan harga pelayanan yang dibebankan pada publik. Hal ini
berbeda dengan tujuan pengaplikasian accrual basis dalam sektor swasta yang digunakan
untuk mengetahui dan membandingkan besarnya biaya terhadap pendapatan (Proper
matching cost againts revenue). Perbedaan ini disebabkan karena pada sektor swasta orientasi
lebih difokuskan pada usaha untuk memaksimumkan laba (profit oriented), sedangkan dalam
sektor publik orientasi difokuskan pada optimalisasi pelayanan publik (public servicves
oriented).

Perbedaan akuntansi berbasis kas dengan akuntansi berbasis akrual dapat dilihat sebagai
berikut.

1. Basis kas : penerimaan kas-pengeluaran kas =perubahan kas.

2. Basis akrual : Pendapatan (income)- biaya-biaya= rugi/laba(surplus/defisit)

3. Pendapatan (income) :penerimaan kas selama satu periode akuntansi-saldo awal


piutang+saldo akhir piutang

10
4. Biaya : kas yang dibayarkan selama satu periode akuntansi- saldo awal utang+ saldo akhir
utang.

5. Beberapa negara telah mereformasi akuntansi sektor publik di limgkungan mereka, terutama
perubahan dari cash basis menjadi accrual basis. Tujuan pengenalan accrual basis ini adalah
untuk memfasilitasi transparansi yang lebih besar pada organisasi pemerintah dan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Single Entry dan Doubled Entry


Single entry pada awalnya digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan utama
demi kemudahan dan kepraktisan. Seiring dengan semakin tingginya tuntutan diciptakannya
good governance yang berarti tuntutan adanya transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan organisasi sektor publik, perubahan sistem single entry menjadi
doubled entry dipandang sebagai solusi mendesak untuk diterapkan. Hal tersebut dikarenakan
penggunaan single entry tidak dapat memberikan informasi yang komprehensif dan
mencerminkan kinerja yang sesungguhnya.

Pengaplikasian pencatatan transaksi dengan sistem double entry ditujukan untuk


menghasilkan laporan yang auditable dan traceable. Kedua hal ini merupakan faktor utama
untuk menghasilkan informasi keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
Dengan sistem double entry, maka dapat dilakukan pengukuran kinerja secara lebih tepat.

11

Anda mungkin juga menyukai