Anda di halaman 1dari 2

Nama : Renaldi Fathurrahman

NIM : 31401700136
Kelas : AA1
Pengauditan 2

AUDIT KAS

Kas merupakan harta kekayaan perusahaan yang sifatnya sangat likuid dan berjangka
pendek yang dapat dipergunakan dengan bebas untuk kegiatan operasional perusahaan. Semakin
besar jumlah kas yang ada dalam suatu perusahaan berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya. Ini
berarti bahwa perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi
kewajiban finansialnya. Tetapi ini tidak berarti bahwa perusahaan harus berusaha untuk
mempertahankan persediaan kas yang sangat besar, karena semakin besar kas berarti semakin besar
dana yang menganggur dan akan memperkecil laba yang yang akan diperoleh.

Audit Kas menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menjelaskan bahwa Audit Kas adalah
suatu pemeriksaan buku khusus mengenai transaksi kas dalam jangka waktu tertentu untuk meneliti
kelengkapan, kebenaran, dan sahnya transaksi kas itu, serta untuk menetapkan apakah seluruh
penerimaan kas telah dibukukan (cash audit).

Prosedur Audit Kas


1. Siapkan schedule utama dari kas dan setara kas.
2. Lakukan perhitungan kas (cash count) secara mendadak dan serentak untuk semua jenis kas
yang ada di perusahaan serta dibuatkan berita acara pemeriksaan.
3. Yakinkan bahwa buku kas telah ditutup per tanggal pemeriksaan dan semua bukti pengeluaran
dan penerimaan telah dibukukan.
4. Bandingkan saldo kas menurut perhitungan kas dengan saldo buku kas.
5. Apabila perhitungan kas dilakukan sesudah tanggal neraca, lakukan prosedur penarikan mundur
(trace back) ke tanggal neraca dan bila dilakukan sebelum tanggal neraca lakukan penarikan
maju (trace forward) ke tanggal neraca.
6. Bandingkan saldo buku besar dengan saldo perhitungan kas setelah prosedur penarikan per
tanggal neraca.
7. Periksa penjumlahan (footing/cross footing) lembaran-lembaran buku kas, perhatikan
pemindahan saldo pada lembaran tersebut ke lembaran berikutnya.
8. Jika kas kecil menggunakan sistem dana tetap (imprest fund), teliti apakah sudah ada
pertanggungjawaban dari dana tetap sebelum diadakan pengisian kembali.
9. Pastikan bila ada kas yang dalam mata uang asing telah dikonversikan ke dalam kurs yang
benar per tanggal neraca.
10. Buat daftar koreksi yang diperlukan.
11. Buat kesimpulan dan komentar hasil pemeriksaan kas yang perlu diketahui oleh para partner
serta saran perbaikan kepada pihak manajemen yang juga merupakan salah satu penilaian
terhadap mutu audit.

Tujuan Audit Saldo Kas


Audit Saldo Kas bertujuan untuk memperoleh bukti tentang masing-masing asersi signifikan
yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas.
Tujuan audit ditentukan berdasarkan atas kelima kategori asersi laporan keuangan yang
dinyatakan oleh manajemen, yaitu :
1. Asersi keberadaan dan keterjadian
- Saldo kas tercatat benar-benar ada pada tanggal neraca.
12. Asersi kelengakapan
- Saldo kas tercatat meliputi pengaruh semua transaksi kas yang telah terjadi.
- Transfer kas antar bank pada akhir tahun, telah dicatt pada periode yang tepat.
13. Asersi hak dan kewajiban
- Klien mempunyai hak legal atas seluruh saldo kas yang tampak pada tanggal neraca.
14. Asersi penilaian dan pengalokasian
- Saldo kas tercatat dapat direalisasi pada jumlah yang dinyatakan dalam neraca dan sesuai
dengan skedul pendukungnya.
15. Asersi pelaporan dan pengungkapan
- Saldo kas telah diidentifikasi dan dikelompokkan dengan tepat dalam neraca.
- Identifikasi dan pengungkapan yang tepat dan memadai telah dilakukan sehubungan dengan
adanya pembatasan penggunaan kas tertentu.
- Kewajiban kontinjensi, compensating balances, dan lines of credit dengan bank telah
diungkapkan secara memadai.

Materialitas, Resiko dan Strategi Audit


Volume transaksi kas sangat tinggi, tingginya volume transaksi menyebabkan tingginya
resiko bawaan siklus kas.
Beberapa faktor penyebab tingginya resiko bawaan siklus kas, antara lain :
1. Tingginya potensi salah saji akibat volume transaksi yang tinggi
16. Sifat Kas
17. Kesempatan manipulasi dalam bentuk kitting maupun window dressing
Tingginya resiko bawaan siklus ini menyebabkan banyak perusahaan memprioritaskan atau
memperluas struktur pengendalian intern siklus kas untuk mencegah dan mendeteksi salah saji.
Perluasan struktur pengendalian intern signifikan mengurangi resiko pengendalian kas.

Pengujian dan Pengendalian Siklus Kas


1. Lakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi penyimpanan kas dengan fungsi pencatatan
kas.
18. Lakukan pengamatan terhadap fasilitas pengamanan yang melindungi kasir dari pencurian dan
perampokan kas yang disimpannya.
19. Mintalah salinan notulen rapat direksi mengenai pembukaan dan penutupan rekening bank serta
pembentukan dana kas kecil.
20. Mintalah salinan polis asuransi fidelity bond, cash on hand dan cash in transit.
21. Ambil sampel bukti kas masuk.
22. Ambil sampel bukti kas keluar yang telah dibayar.
23. Ambil berita acara penghitungan kas.

Pengujian untuk Mendeteksi Lapping


Lapping merupakan suatu ketidakberesan yang melibatkan ketidaktepatan jumlah
penerimaan kas.
Prosedur yang dapat dilakukan untuk mendeteksi lapping antara lain :
1. Konfirmasi piutang dagang.
24. Melakukan perhitungan kas secara mendadak.
25. Membandingkan detail penjurnalan penerimaan kas dengan detail slip deposit harian yang
terkait.

Anda mungkin juga menyukai