Pengertian
Investasi jangka panjang dikelompokkan menjadi investasi dalam obligsi dan
investasi dalam saham. Investasi dalam obligasi akan menghasilkan pendapatan bunga secara
periodik, bagi investor akan menerima kas sejumlah nilai nominal obligasi pada saat jatuh
tempo atau mendapatkan laba/rugi atas pemberhentian/penjualan obligasi sebelum jatuh
tempo. Sedangkan investasi dalam saham menghasilkan pendapatan dividen, laba atau rugi
atas penjualan/pemberhentian saham sebelum jatuh tempo.
Horngren, dkk (2013) menjelaskan bahwa investasi jangka panjang adalah investasi
yang mencakup saham dan obligasi yang diharapkan dapat disimpan oleh investor selama
lebih dari satu tahun. Pada dasarnya ada 5 tujuan perusahaan tertarik untuk membeli obligasi
atau saham perusahaan lain, yaitu :
1. Sebagai antisipasi atau untuk menjamin bahwa perusahaan tetap dapat melanjutkan
kegiatan operasionalnya meskipun dalam kondisi yang sulit (resesi ekonomi) sehingga
saat keadaan perekonomian kurang menguntungkan, investasi ini akan segera dicairkan.
Jadi, investasi dilakukan untuk memberikan perusahaan ketersediaan sumber dana yang
dapat ditarik kembali pada saat dibutuhkan.
2. Memanfaatkan kelebihan kas yang tidak terpakai dalam kegiatan operasional
perusahaan.
3. Untuk memperoleh pendapatan bunga dari investasi obligasi atau dividen dari investasi
saham (termasuk keuntungan dari selisih harga jangka pendek); banyak perusahaan yang
tidak puas dengan tingkat suku bunga yang rendah yang ditawarkan oleh deposito bank
sehingga perusahaan lebih memilih atau beralih alternatif investasi lain dengan
menerima tingkat resiko yang tinggi pula.
4. Untuk menjamin tersedianya bahan mentah, mempengaruhi dewan direksi atau untuk
mendiversifikasi perusahaan yang ditawarkan. Contoh: sebuah perusahaan pembuat
helm yang menyerahkan pekerjaan pengecatannya kepada sebuah perusahaan khusus,
sehingga untuk menjamin kesinambungan dari kontrak pekerjaan pengecatan ini maka
perusahaan pembuat helm tersebut mungkin akan membeli 20% - 50% kepemilikan
saham diperusahaan pengecatan tersebut.
5. Untuk mengendalikan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari perusahaan lain;
dalam hal ini perusahaan induk menguasai lebih dari 50% kepemilikan saham
diperusahaan anak, dimana perusahaan induk melalui investasinya tersebut bermaksud
bukan lagi hanya sekedar untuk memperoleh deviden ataupun mempengaruhi
perusahaan anak melainkan ingin mengendalikan seluruh aktivitas di perusahaan
tersebut.
I. OBLIGASI
Pembelian Investasi Obligasi
Pembelian investasi obligasi (sekuritas hutang) dicatat sebesar harga perolehan sama seperti
pembelian aktiva lainnya. Ketika obligasi diperoleh diantara tanggal bunga, jumlah uang kas
yang dibayarkan untuk membeli sekuritas akan menjadi bertambah dengan adanya bunga
berjalan (yang terhitung sejak tanggal obligasi diterbitkan sampai dengan tanggal pembelian
dilakukan). Meskipun besarnya bunga berjalan akan menambah jumlah uang kas yang
dibayarkan, namun pencatatan atas bunga berjalan ini seharusnya tidak dilaporkan sebagai
bagian dari harga perolehan investasi melainkan seolah-olah dianggap sebagai pengurang
besarnya pendapatan bunga. Nanti, pada saat bunga untuk interval periode pertama diterima,
maka sebagian dari pendapatan bunga (jumlah uang kas yang diterima) tersebut dengan
sendirinya akan menghapus/mengimbangi (meng-offset) besarnya bunga berjalan yang telah
seolah-olah dianggap sebagai pengurang besarnya pendapatan bunga diawal.
Contoh : Pada tanggal 1 Juni 2010 obligasi PT. Graha dengan nominal Rp. 100.000.000
dibeli oleh PT. Kilang dengan kurs 105 ditambah komisi broker Rp. 500.000. Besarnya
tingkat suku bunga nominal adalah 12% per tahun, dengan tanggal bunga yaitu setiap 1 April
dan 1 Oktober. Obligasi diterbitkan pada tanggal 1 April 2010. Obligasi akan jatuh tempo
pada tanggal 1 April 2013.
1 Juni 2010
Investasi dalam obligasi PT. Graha Rp. 105.500.000 -
Kas - Rp. 105.500.000
[(Rp. 100.000.000 x 105%) + Rp. 500.000]
1 Oktober 2010
Kas Rp. 6.000.000 -
Pendapatan bunga - Rp. 6.000.000
(Rp. 100.000.000 x 12% x 6/12)
31 Desember 2010
Piutang bunga Rp. 3.000.000 -
Pendapatan bunga - Rp. 3.000.000
(Rp. 100.000.000 x 12% x 3/12)
1 Januari 2011
Pendapatan bunga Rp. 3.000.000 -
Piutang bunga - Rp. 3.000.000
1 April 2011
Kas Rp. 6.000.000 -
Pendapatan bunga - Rp. 6.000.000
Amortisasi
Harga perolehan obligasi dicatat dalam akun tunggal investasi. Nilai nominal obligasi
dan premium/diskonto tidak dicatat dalam akun terpisah. Hal ini berbeda dengan akuntansi
untuk hutang obligasi. Dalam akuntansi untuk investasi obligasi, akun premium dan diskonto
tidaklah digunakan mengingat bahwa investasi harus dicatat sebesar harga perolehannya,
bukan sebesar nilai nominal eperti pada hutang obligasi. Ketika obligasi dibeli dengan harga
selain nilai nominal, premium atau diskonto seharusnya diamortisasi dengan menggunakan
metode garis lurus dan metode bunga efektif. Sebagai kesimpulan, premium atau diskonto
yang timbul sehubungan dengan pembelian investasi obligasi tidak dicatat dalam akun
premium atau disonto melainkan akun investasi dan akan diamortisasi sepanjang periode
kepemilikan obligasi.
Proses amortisasi premium dan diskonto akan mempengaruhi akun investasi dan
pendapatan bunga
Nama Perkiraan Debet Kredit
Pendapatan bunga xxx -
Investasi dalam obligasi - xxx
(Mencatat amortisasi premium)
Investasi dalam obligasi xxx -
Pendapatan bunga - xxx
(Mencatat amortisasi diskonto)
Premium akan timbul apabila harga beli obligasi melebihi nilai nominalnya dan sebaliknya
diskonto akan timbul apabila harga beli obligasi lebih kecil dibandingkan nilai nominalnya.
Yang dimaksud dengan harga beli disini adalah tidak termasuk bunga berjalan.
Tujuan dari dilakukan amortisasi adalah agar supaya nilai buku investasi obligasi
pada saat jatuh tempo akan sama dengan nilai nominal obligasi. Oleh karena itu, jika harga
perolehan investasi obligasi melebihi nilai nominal obligasi maka amortisasi akan dilakukan
dengan cara mengkredit akun investasi. Sebaliknya, jika harga perolehan investasi obligasi
lebih kecil disbanding dengan nilai nominalnya maka amortisasi akan dilakukan dengan cara
mendebet akun investasi. Nilai buku investasi obligasi dihitung dengan cara mengurangkan
harga perolehan investasi dengan besarnya amortisasi diskonto.
Contoh :PT. Kilang mengamortisasi premium invesatsi obligasinya dengan menggunakan
metode garis lurus dan dicatat pada setiap akhir tahun. Besarnya amortisasi premium per
bulan adalah : (Rp. 105.500.000 – Rp. 100.000.000) : 34 bln = Rp. 161.765
Nama Perkiraan Debet Kredit
Pendapatan bunga Rp. 1.132.355 -
Investasi dalam obligasi PT. Graha - Rp. 1.132.355
(Rp. 161.765 x 7 bln)
Soal :
1. Pada tanggal 1 Mei 2015, PT. Virgo membeli obligasi PT. Carp dengan nilai nominal Rp.
150.000.000, bunga 6%. Obligasi tersebut dibeli seharga Rp. 153.000.000 dan biaya
komisi Rp. 2.000.000. Investor bermaksud menyimpan obligasi itu sebagai investasi
jangka panjang hingga jatuh tempo. Bunga dibayar setiap tanggal 1 Mei dan 1 November.
Obligasi tersebut beredar selama 5 tahun (60 bln) dan jatuh tempo pada tanggal 1 Mei
2020.
Tgl Nama Perkiraan Debet Kredit
2015 Kas Rp. 155.000.000 -
1 Mei Investasi obligasi - Rp. 155.000.000
(Mencatat pembelian obligasi)
Perhitungan :
Nilai nominal obligasi Rp. 150.000.000
Harga beli Rp. 153.000.000
Biaya komisi Rp. 2.000.000
Biaya perolehan (Rp. 155.000.000)
Premi obligasi Rp. 5.000.000
2. Pada 1 Februari 2015, PT. Libra membeli obligasi PT. Aries dengan nilai nominal
Rp.200.000.000, bunga 6%. Obligasi tersebut dibeli seharga Rp.190.00.000. Investor
bermaksud menyimpan obligasi itu sebagai investasi jangka panjang hingga jatuh tempo.
Bunga dibayar setahun sekali yaitu setiap tanggal 1 Februari setiap tahun. Obligasi
tersebut beredar selama 4 tahun (48 bln) dan jatuh tempo tanggal 1 Februari 2019
Tgl Nama Perkiraan Debet Kredit
2015 Kas Rp. 190.000.000 -
1 Feb Investasi obligasi - Rp. 190.000.000
(Mencatat pembelian obligasi)
Penentuan amortisasi premi dan diskonto obligasi dengan metode bunga efektif adalah selisih
antara bunga obligasi dan bunga efektif (bunga pasar)
Amortisasi premi/diskonto = bunga obligasi – bunga efektif