Anda di halaman 1dari 14

Peluang Suatu Kejadian

Posted: Desember 9, 2012 in Uncategorized

0
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori peluang adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari ketidakpastian. Ilmi


ini awalnya dikembangkan dari permainan spekulasi, seperti permainan kartu
remi dan pelemparan dadu.

Pada awalnya, teori peluang diaplikasikan untuk menentukan kemungkinan


memenangkan suatu permainan judi. Setelah berkembang, teori ini diperlukan
dalam penyelesaian masalah dalam berbagai bidang seperti meteorology,
asuransi dan industry. Sebagai contoh, dalam proses pengeringan kue, kejadian
cacat adalah kue pecah atau hancur. Kemungkinan kejadian cacat dalam
periode produksi dapat dijelaskan dengan teori peluang. Bahkan teori peluang
mendasari kebanyakan metode-metode statistik, yaitu suatu bidang matematika
yang aplikasinya hamper meliputi setiap area kehidupan modern.

1.2 Rumusan Masalah

Menjelaskan pengertian percobaan, ruang sampel dan kejadian

Menjelaskan cara menyatakan ruang sampel dari suatu percobaan

Menjelaskan cara menentukan peluang suatu keejadian

Menjelaskan pengertian frekuensi harapan

Menjelaskan cara menentukan frekuensi harapan suatu kejadian

1.3 Tujuan

Mengetahui pengertian percobaan, ruang sampel dan kejadian

Mengetahui cara menyatakan ruang sampel dari suatu percobaan

Mengetahui cara menentukan peluang suatu kejadian

Mengetahui pengertian frekuensi harapan

Mengetahui cara menentukan frekuensi harapan suatu kejadian

BAB II

ISI

2.1. Percobaan, Ruang Sampel dan Titik Sampel

Kegiatan mengetos uang logam dan mengetos dadu disebut percobaan. Dalam
setiap percobaan, selalu ada hasil. Sebagai contoh, percobaan mengetos uang
logam, hasilnya muncul sisi angka (A) atau sisi gambar (G).

Percobaan adalah suatu kejadian yang memberikan suatu hasil yang dapat
diamati. Hasil yang diamati dalam suatu percobaan disebut hasil percobaan.

Himpunan dari semua hasil yang mungkin untuk suatu percobaan


disebut ruang sampel. Sebagai contoh, untuk percobaan mengetos uang
logam, ruang sampel diberi notasi S (singkatan dari sampel) dapat dinyatakan
sebagai :

S = {A, G}

Untuk percobaan mengetos dadu, ruang sampelnya dapat dinyatakan sebagai


berikut :

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}

Tiap elemen dalam ruang sampel S disebut titik sampel. Titik-titik sampel
untuk percobaan mengetos uang logam adalah A dan G. Titik-titik sampel untuk
percobaan mengetos dadu adalah 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.

2.1.1. Menyatakan Ruang Sampel dari Suatu Percobaan

Untuk meyatakan ruang sampel dari suatu percobaan, semua hasil yang
mungkin perlu terlebih dahulu didaftar. Hal ini dapat dilakukan menggunakan
diagram pohon ataupun tabel.

a. Percobaan mengetos dua uang logam

Menggunakan tabel
2
A

AA

AG

GA

GG

Menggunakan diagram pohon

Dengan demikian, ruang sampelnya adalah S = {AA, AG, GA GG}

b. Percobaan mengetos dadu dan kemudian uang logam

Menggunakan tabel
2

1A

1G

2A

2G

3A

3G

4A

4G

5A

5G

6A

6G

Menggunakan diagram pohon

Dengan demikian, ruang sampelnya adalah S = {1A, 1G, 2A, 2G, 3A, 3G, 4A, 4G,
5A, 5G, 6A, 6G}

Suatu kejadian atau event, diberi notasi E, didefinisikan sebagai suatu


himpunan bagian dari suatu ruang sampel. Suatu kejadian yang hanya memiliki
sati titik sampel dalam S disebutkejadian sederhana. Dan suatu kejadian yang
memiliki lebih dari satu titik sampel dalam S disebut kejadian majemuk.

2.2. Peluang Suatu Kejadian

Dalam percobaan mengetis satu keeping uang logam, hasil percobaan yang
mungkin muncul adalah muncul A atau G. Dalam suatu pengetosan, tidak dapat
dipastikan apakah akan muncul A atau G. Untuk uang logam yang sempurna
(homogeny, simetris dan tidak cacat) dapat diasumsikan bahwa kemungkinan
muncul A atau G adalah sama. Untuk uang logam dittos sebanyak 100 kali, sisi
A muncul kira-kira 50 kali.

Ketika dilakukan pengetosan uang logam sebanyak n kali dan akan diamati
salah satu sisinya, misalnya sisi A, jika sisi A muncul k kali dalam n kali
percobaan maka harga disebut frekuensi relatif. Jika n makin besar maka

harga akan mendekati suatu harga mantap, yaitu . Harga mantap inilah yang
merupakan dasar dari teori peluang. Dengan demikian, dalam pengertian
peluang, selalu diambil asumsi dasar bahwa kemungkinan muncul salah satu
elemen dalam ruang contoh S adalah sama dengan kemungkinan muncul
elemen lainnya.

Pada percobaan mengetos sekeping uang logam, sisi uang logam ada dua, yaitu
A dan G. Sesuai dengan asumsi dasar, kemungkinan muncul A sama dengan
kemungkinan muncul G sehingga :

P (A) = P (G) =

Pada percobaan mengetos sebuah dadu mata enam, yaitu mata 1, 2, 3, 4, 5 dan
mata 6. Sesuai dengan asumsi dasar, kemungkinan muncul salah satu mata
dadu sama dengan kemungkinan muncul mata dadu lainnya, sehingga :

P(1) = P(2) = P(3) = P(4) = P(5) = P(6) =

Jika suatu kejadian E dapat terjadi dengan k cara sedangkan semua


kemungkinan dari hasil percobaan dapat terjadi dengan n cara maka peluang
dari kejadian E, diberi notasi P(E) adalah :

P(E) =

Jika digunakan notasi himpunan maka dapat dijadikan sebagai berikut :

1. Jika S adalah ruang sampel dengan banyak elemen = n(S) dan E adalah suatu
kejadian dengan banyak elemen = n(E) maka peluang kejadian E, diberi notasi
P(E), diberikan notasi oleh :

P(E) =

2. 0 < n(E) < n(S)

(ketiga ruas dibagi dengan n(S)

0 < P(E) < 1

Persamaandi atas menyatakan kisaran nilai peluang, yaitu suatu angka yang
terletak di antara 0 dan 1.

3. P(E) =1 adalah kejadian pasti karena kejadian ini selalu terjadi.

P(E) = 0 adalah kejadian mustahil karena kejadian ini tidak mungkin terjadi.

2.2.1 Menentukan Peluang Suatu Kejadian

Adapun langkah-langkah untuk menetukan nilai peluang suatu kejadian


adalah sebagai berikut :

1. Menuliskan ruang sampel dari percobaan yang dilakukan

2. Menuliskan himpunan yang berhubungan dengan kejadian

3. Menentukan nilai peluang suatu kejadian

Contoh 1

Dari pengetosan dua buah dadu, tentukan peluang munculnya mata dadu yang
berjumlah 7.

Penyelesaian :

1. Menuliskan ruang sampel dari percobaan yang dilakukan

Untuk menyatakan ruang sampel dari percobaan ini perlu terlebih dahulu
didaftar semua hasil yang mungkin. Hal ini dilakukan dengan menggunakan
tabel.
2
1

(1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)

(2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)

(3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)

(4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)

(5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)

(6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)

Maka, n(S) = 36

2. Menuliskan himpunan yang berhubungan dengan kejadian

E = {((1,6), (2,5), (3,4), (4,3), (5,2), (6,1)}

n(E) = 6

3. Menentukan nilai peluang suatu kejadian

P(E) =

Maka nilai peluang munculnya mata dadu yang berjumlah 7 adalah

Contoh 2

Tiga belas kartu diberi angka 1, 2, 3, , 13. Kartu tersebut dikocok, kemudian
diambil satu kartu secara acak (secara sembarangan). Tentukan peluang muncul
kartu berangka ganjil.

Penyelesaian

1. Menuliskan ruang sampel dari percobaan yang dilakukan

Ruang sampel dalam percobaan ini adalah angka-angka 1 sampai dengan 13.
Maka n(S) = 13.

2. Menuliskan himpunan yang berhubungan dengan kejadian

Kejadian E muncul kartu berangka ganjil, dapat ditulis E ={1, 3, 5, 7, 9, 11, 13}.
Sehingga n(E) = 7.

3. Menentukan nilai peluang suatu kejadian

P(E) =

Maka nilai peluang munculnya kartu berangka ganjil adalah .

2.3. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian

Frekuensi harapan suatu kejadian (diberi notasi F(E)) didefinisikan sebagai


hasil kali banyak percobaan (n kali) dan peluang kejadian akan terjadi dalam
suatu percobaan, P(E). Secara matematis diberikan oleh

F(E) = n x P(E)

Contoh 3

Misalkan dilakukan percobaan menarik secara acak sebuah kartu dari satu set
kartu remi, kemudian mengembalikannya (satu set kartu remi terdiri dari 52
kartu). Tentukan frekuensi harapan yang terambil adalah kartu As jika percobaan
dilakukan 78 kali.

Penyelesaian

Peluang kejadian E akan dihitung dahulu, yaitu terambilnya sebuah kartu As dari
satu set kartu remi.

Banyak elemen ruang sampel S, n(S) = 52

Banyak kartu As ada empat, n(E) = 4

Peluang kejadian terambil kartu As, diberikan oleh

P(E) =

Frekuensi harapan yang terambil kartu As dalam 78 kali percobaan adalah

F(E) = n x P(E)

= 78 x

=6

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1.

Percobaan adalah suatu kejadian yang memberikan suatu hasil yang


dapat diamati. Hasil yang diamati dalam suatu percobaan disebut hasil
percobaan.

2.

Himpunan dari semua hasil yang mungkin untuk suatu percobaan


disebut ruang sampel.

3.

Untuk mengetahui himpunan semua ruang sampel dapat dilakukan


dengan menggunakan tabel atau diagram pohon.

4.

Peluang kejadian E, dinotasikan P(E) dinyatakan sebagai, P(E) =

5.

Frekunsi harapan, dinotasikan F(E) dinyatakan sebagai, F(E) = n x P(E)

3.2 Saran

Diharapkan kepada para guru ataupun pengajar untuk menggunakan media


pembelajaran sepeti alat peraga pada saat mengajarkan materi ini kepada
siswa. Agar objek yang dibicarakan bisa lebih dimengerti oleh siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Kanginan, Marthen. 1999. Matematika Untuk Smu Kelas Ii. Bandung : Grafindo

Sihombing, W. L dan Purba, Glory Ndira D. 2012. Kapita Selekta Matematika


Sekolah.

Medan : FMIPA UNIMED

http://darikamiuntukmu.blogspot//peluang-kejadian.html
http://dhynt.wordpress.com/peluang-suatu-kejadian/
http://dyandra.blogspot.com/nilai-peluang-suatu-kejadian.html

Anda mungkin juga menyukai