Anda di halaman 1dari 15

Sakkar Epe Dewe

 Beranda Abal-abab Disclaimer Term of Service Contact Me ▼

Friday, October 21, 2016


MAKALAH MATEMATIKA “PELUANG”

MAKALAH MATEMATIKA
“PELUANG”
KATA PENGANTAR 

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-NYA,
sehingga kami penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta
salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membimbing umatnya di jalan yang benar. 

Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Makalah ini kami susun berdasarkan tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia yang
berjudul “PELUANG”.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khusunya para remaja.
Penyusun juga meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.


Kajen, 31 Juli 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

Peluang merupakan materi pembelajaraan keenam dari Matematika. Teori peluang bukan


bahan baru lagi bagi anda, karena teori ini sudah anda pelajari dalam Matematatika tingkat SMP
maupun SMA. Teori peluang ini juga dikenal teori probabilitas atau teori kemungkinaan.

Peluang banyak digunakan dibidang lain, selain bidang Matematika. Ahli fisika menggunakan
peluang untuk mempelajari macam-macam gas dan hukum panas dalam teori atom. Ahli biologi
mengaplikasi teknik peluang dalam ilmu genetika dan teori seleksi alam. Dalam dunia bisnis teknik
peluang digunakan untuk pengembalian keputusan.

Peluang merupakan teori dasar stastistika, suatu disiplin ilmu yang mempelajari


pengumpulan, pengaturan, perhitungan, penggambaran dan penganalisisan data, serta penarikan
kesimpulan yang valid berdasarkan penganalisisan yang dilakukan dan pembuatan keputusan yang
rasional.

Pada makalah ini anda akan mempelajari pengertian dan aturan dalam peluang. Dalam
mempelajarinya anda diharapkan dapat menggunakan konsep permutasi, kombinasi dan peluang
untuk menyelesaikan masalah dalam Matematika atau bidang lain. Sementara secara khusus setelah
mempelajari materi ini, anda diharapkan dapat :

1.      Menyusun aturan perkalian, permutasi dan kombinasi.

2.      Menggunakan aturan perkalian, permutasi dan kon\mbinasi dalam pemecahan soal.

3.      Menentukan banyak kemungkinaan kejadian dari berbagai situasi.

4.      Menentukan ruang sampel suatu percobaan acak.

5.      Menentukan peluang kejadian dari berbagai situasi.


6.      Memberi tafsiran peluang kejadian dari berbagai situasi.

7.      Menentukan peluang komplemen suatu kejadian.

8.      Merumuskan aturan penjumlahan dan perkalian dalam peluang kejadian mejemuk.

9.      Menggunakan aturan penjumlahan dan perkalian dalam peluang kejadian mejemuk

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Peluang Suatu Kejadian Peluang


Peluang Suatu Kejadian Peluang adalah munculnya suatu kejadian yang memiliki ruang
sampel dan titik sampel. Ruang sampel yaitu himpunan semua hasil yang mungkin dari sebuah
percobaan. Jika suatu anggota ruang sampel mempunyai peluang yang sama untuk muncul maka
peluang kejadian A yang memiliki anggota sebanyak n (A) : P(A) = , A S . Titik sampel yaitu,setiap
anggota ruang sampel,disebut juga kejadian yang mungkin. Jika A komplemen kejadian A maka
peluang kejadian A : P(A) = 1 P(A).
Contoh :

Percobaan melambungkan sekeping uang logam satu kali, berapakah peluang munculnya
gambar? Jawab : Ruang sampelnya, S = {A,G}, n (S) = 2. Misalkan B adalah kejadian munculnya
gambar : A = {G} ; n(A) = 1 , Jadi, peluang munculnya gambar adalah P(B) = = ·

Kiasaran nilai peluang Jika S adalah suatu ruang contoh dari suatu percobaan, E adalah suatu
kejadian, dan P adalah suatu fungsi peluang, maka P(E) adalah peluang kejadian E yang bernilai nyata
jika memenuhi tiga sifat berikut :

1.      0 P(E) 1, untuk setiap E

2.      P(S) = 1

3.      P(E 1 E2) = P(E 1) + P (E2), untuk E1 dan E2 dan kejadian yang lepas atau E 1 E2 = 0

Contoh :

Pada percobaan melempar dua dadu bersama-sama, berapakah peluang mendapatkan :

a.       Jumlah kedua mata dadu 9

b.      Jumlah kedua mata dadu 6?

Jawab ;

a.       Jika kejadian A = {jumlah mata dadu 9} maka, A = {(6,3), (5,4),(4,5), (3,6)} n(A) = 4 p(A) = =

b.      Jika kejadian B = {jumlah mata dadu 6} maka, B = {(5,1),(4,2), (3,3),(2,4), (1,5)} n(B) = 5 , P(B) =

B.     Frekuensi Harapan Frekuensi harapan adalah hasil kali peluang kejadian dengan banyaknya
percobaan. F(E) = P(E).n Contoh : Sekeping uang logam dilemparkan 30 kali, maka frekuensi harapan
muncul gambar adalah ? Jawab : F(G) = .30 = 15 kali
C.     Kaidah Pencacahan Jika suatu himpunan A memuat r dan himpunan B memuat s elemen maka A B
adalah suatu himpunan yang memuat r s elemen, dimana r s elemen memuat pasangan berurut (a;b)
dengan a dan b B. Misalnya A = {1,3,5} dan B = {x,y} maka A B = {(1 . n (A) = 3, n (B) = 2, n (A ).Ilustrasi
diatas menunjukkan bahwa М jika peristiwa pertama dapat diilakukan dengan n cara yang berbeda
dan kemudian dilanjutkan dengan peristiwa kedua yang dapat dilakukan dengan m cara berbeda
maka, kedua peristiwa itu dapat dilakukan secara bersama-sama dengan n cara yang berbeda Н

Contoh ; Seseorang mempunyai 4 kaos dan 3 celana. Dengan beberapa pasangan yang berbeda,
dia dapat memakai kaos dan celana tersebut ? Jawab ; Ia dapat memakai kaos dengan 4 cara, ia
dapat memakai celana dengan 3 cara.
Maka ia dapat memakai kaos dan celana yang berbeda sebanyak 4 3 = 12 cara.

D.    Permutasi Permutasi dari sekumpulan unsur-unsur suatu himpunan adalah susunan berurutan dari
semua atau sebagian unsur-unsur himpunan itu dengan memperhatikan urutannya. Jadi : AB BA,PQ
QR, 12 21, dsb.

1.      Notasi Faktorial n ! (n faktorial) adalah perkalian bilangan asli dari 1 sampai n, yaitu 1 atau n . Dalam
hal ini didefinisikan = 1! = 1 dan 0! = 1 jadi, n ! = n(n-1)(n-2)Ц3
Contoh ; Carilah nilai dari, a) 5! , b), c) Jawab ; a) 5! = 5.4.3.2.1 = 120 b) = = 6 c) = = 56

2.      Permutasi dari unsur yang berbeda · 6P3 = = = 120 · 7P2 = = = 42 Dari contoh soal diatas, maka dapat
didefinisikan bahwa : permutasi МrН unsur yang diambil М Н unsur yang tersedia adalah susunan
dari r unsur dengan satu urutan, dan ditulis dengan notasi P atau P atau P.

3.      Permutasi dari unsur yang sama· Berapa banyak susunan huruf-huruf yang berbeda yang dapat
disusun dari huruf-huruf pada kata : o SSST B Huruf-huruf dari SSST dapat disusun berbeda :
SSST,SSTS, STSS,TSSS Jadi, ada 4 macam susunan yang berbeda. ATAU B P = = = 4macam susunan

4.      Permutasi Siklis (Permutasi melingkar) Secara umum banyaknya permutasi siklis dari n obyek adalah
(n-1)!
Contoh ; Dengan berapa cara 9 kue yg berbeda dapat diisusun melingkar diatas sebuah meja ? Jawab
; P = (9-1)! = 8! = 8.7.6.5.4.3.2.1 = 40.320

E.     Kombinasi Kombinasi adalah susunan beberapa unsur yang diambil dari sebagian atau semua unsur
suatu himpunan tanpa memperhatikan urutannya. Banyaknya kombinasii dari n unsur diambil r
unsur dengan r unsure dengan r n C (n,r) Contoh : Diketahui himpunan A = {1,2,3,4,5} Berapa
himpunan bagian dari A yang terdiri atas 3 unsur ? Jawab : C (5,3) = = = = 10
F.      Ekspansi Binominal Secara umum untuk sembarang bunominal (a+b) dan bilangan asli n dapat
diperoleh : (a+b) n = C (n,o) a n + C(n,1) a n-1 b + C(n,2) a n-2 b2 + Ц + C(n,n) b n = an-r br Bentuk
rumus ruas kanan diatas dinamakan ekspansi binominal atau binomium Newton. Rumus binomium
newton : (a+b) n = an-r br
Contoh : Carilah koefisien dari suku ke-7 pada (4x-y 3)9 !
Jawab : n = 9, a = 4x, b = -y 3, r = (7- 1) = 6 suku ke-7 : C (9,6) (4x) 9-6 (- y3)6 = 64x 3y18 = 64x3y18 =
5.376 x 3y18 Jadi, koefisien suku ke-7 adalah 5.376

G.    Ruang sample dari suatu percobaan akan berbeda-beda tergantung pada tujuan percobaan tersebut
atau tergantung pada hasil yang diamati. Contoh : Pada percobaan melemparkan dua mata logam
bersama-sama, dimana sisi-sisi uang logam adalah gambar (G) dan angka (A).
Tuliskan : (i) ruang sampel sisi logam (ii) ruang sampel sisi gambar Jawab : (i) Ruang sampel sisi uang
logam yang muncul yaitu : S1 = {(A,A);(A,G);(G,A); (G,G)} atau {AA, AG, GA, GG} (ii) Jika yang diamati
adalah munculnya sisi gambar maka ruang sampelnya :
S 2 = {0, 1,2} Unsur 0 menyatakan tidak ada gambar yang muncul, Unsur 1 menyatakan sebuah
gambar yang muncul, dan Unsur 2 menyatakan dua gambar yang muncul pada kedua sisi uang logam

H.    Kejadian Majemuk Kejadian majemuk

Kejadian Majemuk Kejadian majemukadalah kejadian yang dibentuk dari menggabungkan dua atau
lebih kejadian sederhana.

1.      Dua kejadian saling lepas Jika A dan B adalah dua kejadian dalam ruang sampel S, maka peluang
gabungan kejadian A dan B adalah : P (A B) = P(A) + P(B) Г P (A B) Jika suatu kejadian A dan B tidak
bersekutu maka kita katakan dua kejadian terebut adalah saling lepas. Untuk kejadian yang saling
lepas (saling asing/saling eksklusif), maka P(A B) = P ( ) = 0 Jika A dan B dua kejadian saling lepas,
maka P(A B) = P(A) + P(B)
Contoh : Pada pengambilan satu kartu secara acak dari 1 set kartu bridge, berapa peluang
mendapatkan artu as atau king?
Jawab : Misalkan, A kejadian mendapatkan As dan B kejadian mendapatkan king, maka A B tidak
mungkin terjadi .
Jadi, P(A B) = P(A) + P(B) = + =

2.      Dua Kejadian Saling Bebas

a.       Bola pertama dikembalikan sebelum bola kedua diambil. Jika E 1 dan E 2 adalah dua kejadian
dengan syarat bahwa peluang bagi kejadian : E1 tidak mempengaruhi kejadian E 2, maka E 1 dan E 2
disebut sebagai kajadian-kejadian saling bebas. Dan berlaku rumus P(E 1 E2) = P (E1).P(E 2)

b.      Bola pertama tidak dikembalikan sebelum bola kedua diambil Jika E 1 dan E 2 adalah dua kejadian
dengan syarat bahwa peluang kejadian E 1 akan mempengaruhi kejadian E 2, maka E 1 dan E 2
disebut sebagai Мkejadian BersayaratН.
Tidak saling bebas Dan berlaku rumus : P(E 1 E2) = P (E1).P(E 2/E1) · P(E 2/E1) dibaca peluang
kejadian E2 dengan syarat E1 telah terjadi Contoh : Sebuah dadu isi enam dilambungkan dua kali.
Berapakah peluang bahwa nomor yg muncul pada lemparan pertama adalah due dan nomor yang
muncul pada lemparan kedua lebih dari dua ?
Jawab : S = {1,2,3,4,5,6} maka n (S) = 6 Misalkan E 1 = {kejadian nomor 2 muncul pada lemparan
pertama} E1 = {2} B n (E2) = 4 Maka : P(E 1) = = dan P (E2) = = = Karena kejadian E 1 dan E2 saling
bebas, maka : P(E 1 E2) = P(E 1).P (E2) =
Contoh 2 : Sebuah tas berisi 5 bola hitam dan 3 bola putih. Diambil secara acak dua kali berturut-
turut masing-masing satu bola, tanpa pengembalian. Berapa peluang mendapatkan keduanya bola
putih?
Jawab: Jika A kejadian mendapatkan bola putih pada pengambilan pertama. Maka kejadian B pada
pengambilan kedua tidak saling bebas terhadap A, sebab tanpa pengembalian.
Jadi, B terjadi dengan syarat A telah terjadi, maka P(A) = = dan P(B/A) = = Karena, kejadian A dan B
tidak saling bebas, maka : P(A B) = P(A).P(B/A) = . = Jadi, peluang mendapatkan keduanya bola putih
adalah

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Didalam makalah ini kita dapat mempelajari matematika tentang peluang. Pada bab
peluang, materinya meliputi kaidah pencacahan, permutasi,kombinasi, ekspansi binominal, ruang
sampel, peluang, frekuensi harapan, komplemen dan kejadian majemuk.

Permutasi adalah susunan yang berbeda yang dapat dibentuk dari n unsur yang diambil dari
n unsur atau sabagai unsur. Kombinasi adalah susunan beberapa unsur yang diambil dari sebagian
atau semua unsur suatu himpunan tanpa memperhatikan urutannya. Ruang sampel adalah
himpunan yang memuat semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan. Peluang kejadiaan adalah
himpunan bagian dari ruang sampel. Frekuensi harapan adalah hasil kali peluang kejadian dengan
gabungkan dua atau lebuh kejadian sederhana.

Sifat-sifat peluang, misalnya S suatu ruang sampel dan A suatu kejadian pada ruang sampel
S.

a.       Jika A = Ø maka P (A) = O

b.      Nilai peluang kejadian A, yaitu P (A) berkisar dari O sampai 1 (O ≤ P (A) ≤ 1).

c.       Jika S ruang sampel maka P (S) = 1.

B.     Penutup
Demikian makalah yang dapat penulis susun, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Karena itu, keterbatasaan ini kiranya akan dapat diminimalis dengan partisipasi
pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang kinstruktif agar makalah kedepan dapat lebih baik

Syamssputra837@gmail.com di 6:47:00 AM
Share

No comments:
Post a Comment


Home

View web version

Powered by Blogger.

PELAJARAN SMA,SMK,SMO

MAKALAH MATEMATIKA “PELUANG”

 Agues.Kiplek

6 tahun yang lalu


Iklan

BAB I

PENDAHULUAN

 
1. LATAR BELAKANG MASALAH

Hitung peluang mula-mula dikenal pada abad ke-17 yang bermula dari permainan sebuah
dadu yang dilempar. Peluang (kemungkinan, probability) dari permukaan dadu yang tampak
ketika dilempar, diamati dan dihitung, perhitungan sejenis ini berkembang cukup pesat
menjadi teori peluang yang banyak pemakaiannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
berpergian kita sering mempertanyakan apakah terjadi hujan hari ini. Dalam berdagang kita
selalu berfikir tentang kemungkinan untuk mengambil keuntungan. Masih banyak contoh lagi
yang berkaitan dengan peluang.

1. TUJUAN PENULISAN
2. Untuk memenuhi tugas matematika yaitu tentang peluang.
3. Sebagai media belajar siswa yang memberikan banyak latihan yang dapat menunjang belajar
mahasiswa.
4. Diharapkan siswa memiliki kemampuan dalam menjelaskan konsep-konsep dalam peluang
dan dapat menyelesaikan masalah tentang peluang.

1. RUANG LINGKUP

Membahas materi tentang peluang yang sesuai dengan materi dalam standar isi.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Peluang

Dasar logika proses pengambilan inferensi statistik tentang suatu populasi dengan analisa
data sampel adalah peluang. Peluang adalah bilangan yang menunjukkan seberapa besar
kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi. Peluang mempunyai nilai antara 0 dan 1. Peluang
berhubungan dengan percobaan yang menghasilkan sesuatu yang tidak pasti.

2. Ruang sampel dan kejadian ( peristiwa )

Ruang sampel (sample space) adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu
percobaan. Peristiwa (kejadian, event) adalah himpunan bagian dari ruang sampel

♣ Peristiwa sederhana: hanya memuat 1 elemen saja

♣ Peristiwa bersusun: gabungan dari peristiwa-peristiwa sederhana

♣ Jika hasil suatu experimen termasuk dalam himpunan A, maka dapat dikatakan bahwa
peristiwa A telah terjadi.

Percobaan adalah suatu tindakan atau proses pengamatan yang menghasilkan outcome yang
tak dapat diperkirakan kepastiannya.
Notasi :

♣ Ruang sampel ditulis dengan notasi S

♣ Peristiwa dinotasikan dengan huruf besar: peristiwa2 A, B, C, dst.

♣ Anggota (elemen) ruang sample dinotasikan dengan huruf kecil: a1, a2, a3, dst. Anggota /
elemen ruang (sample point)

♣ Jika ruang sampel S beranggotakan a1, a2, dan a3, maka ruang sampel yang bersangkutan
dapat disajikan sebagai: S = {a a1, a , a2, a , a3}

♣ Jika peristiwa A beranggotakan a1, a2, dan a3, maka peristiwa yang bersangkutan dapat
dinotasikan sebagai A = {a1, a2, a3}

Contoh 1

Percobaan: Koin (head dan tail) dilempar 1 kali

Hasil: tampak H (head) atau T (tail)

Ruang sampel S = {H, T}

Peristiwa: A = {H, T}

Contoh 2

Percobaan: Pelemparan 2 buah koin (H dan T) sekaligus

Hasil: HH (H&H), TT (T&T), atau HT (H&T)

Ruang sampel: S = {HH, HT, TT}

Peristiwa: 1. Keduanya sama, A = {HH, TT}

2. Keduanya berbeda B = {HT}

Contoh 3

Percobaan: pelemparan 1 buah koin 2 kali berturutan

Hasil: HH (H kemudian H), HT (H kem T), TH (T kem H), atau TT.

Ruang sampel: S {HH, HT, TH, TT}

Peristiwa: 1. Berturutan sama, A = {HH, TT}

2. Berturutan beda, B = {HT, TH}

Anggota peristiwa A berbeda dengan anggota peristiwa B atau,

Peristiwa: 1. Muncul gambar yang sama, B = {HH, TT}


2. Paling sedikit muncul 1 H, A = {HH, HT, TH}

Anggota peristiwa A menjadi anggota peristiwa B, yaitu HH

Definisi-definisi

1. Experiment adalah proses observasi yang mengarah ke single outcome (hasil tunggal), yang
tak dapat diperkirakan.
2. Data sampel (sampel point) adalah outcome yang paling mendasar dari suatu percobaan.
3. Ruang sampel (sample space) dari suatu percobaan adalah kumpulan / koleksi / himpunan
dari semua data sampel yg mungkin dihasilkan. Semua data sampel ini merupakan anggota ruang
sampel, yang peluangnya totalnya = 1.
4. Peristwa atau kejadian (event) adalah koleksi / himpunan data sampel yang spesific
(mempunyai sifat khusus).

3. Peluang Suatu Kejadian

Aksioma peluang :

Setiap kejadian di ruang sampel dikaitkan dengan bilangan antara 0 dan 1, bilangan tersebut
disebut peluang.

1. Kejadian yang tak mungkin terjadi mempunyai pelauang nol dan dinamakan kejadian
mustahil.
2. Kejadian yang pasti terjadi mempunyai peluang satu (peluang ruang sampel adalah satu)
3. Peluang kejadian A bernilai antara 0 dan 1, yaitu 0 £ P (A) £1
4. Jika A dan B adalah kejadian sehingga AÇB = Æ,maka P(AÈB) = P(A) + P (B)

Berdasarkan definisi di atas kita akan menentukan arti peluang dari kejadian sederhana. Jika
kita mempunyai ruang sampel dengan anggota sebanyak n. selanjutnya jika kita anggap
bahwa kesempatan muncul setiap anggota tersebut juga sama. Jika peluang muncul satu
anggota adalah p, dan berdasarkan Aksioma (2),maka

p+ p+ p+…+ p =1

n suku

np  = 1 Û p =

Misalnya pada [elemparan satu dadu berisi enam,peluang muncul angka 2 adalah

P =  =

Sifat : Nilai Peluang

Dalam ruang sampel (S) yang setiap kejadian sederhana mempunyai peluang yang sama,
maka peluang kejadian A adalah

P(A) =  =

Contoh
Kita mempunyai 4 bola putih (P) dan 3 bola merah (M). kemudian diambil satu bola secara
acak. Tentukan peluang terambil bola merah.

Penyelesaian

Ruang sampel dari pengambilan satu bola adalah S = {P,P,P,P,M,M,M} dengan setiap bola
mempunyai peluang yang sama untuk terambil. Misalnya kejadian terambil bola merah
adalah A, maka n(A) = 3. Jadi,peluang kejadian terambilnya bola merah adalah P(A) = .

4. Frekuensi Harapan

Frekuensi harapan adalah peluang kejadian tersebut dikalikan banyak percobaan. Misalnya
kita melakukan nkali percobaan dan A adalah kejadian dengan peluang p dengan (0 £ p£ 1).
Frekuensi harapan dari kejadian A adalah p Î n. Jika E adalah suatu kejadian dalam ruang
contoh S dan P(E) adalah peluang terjadinya E dalam n kali percobaan maka frekuensi
harapan kejadian E didefinisikan :

F(E) = P(E) Πn

Contoh

Sekeping uang logam dilempar 30 kali,maka frekuensi harapan muncul gambar adalah. . .

Penyelesaian

F(G) =  Î 30 = 15 kali

5. Kejadian Majemuk

Kejadian majemuk dapat dibentuk dengan cara menggabungkan dua atau lebih kejadian
sederhana. Dengan menggunakan operasi antarhimpunan,suatu kejadian majemuk dapat
dibentuk dari dua kejadian majemuk yang lain. Operasi antarhimpunan yang dimaksudkan
adalah operasi gabungan (union) dan opersi irisan.

6. Peluang dari Gabungan Kejadian

Misalnya A dan B adalah dua kejadian yang terdapat dalamruang sampel S,maka peluang
kejadian A atau B adalah P(AÈB) = P(A) + P(B) – P(AÇB)

7. Peluang Gabungan Dua kejadian Saling Lepas

Apabila A dan B merupakan dua kejadian yang saling lepas ,maka peluang gabungan dua
kejadian itu adalah P(AÈB) = P(A) + P(B).

8. Peluang Komplemen suatu kejadian

Misal sebuah dadu bersisi enam dilempar sekali. Kejadian A adalah munculnya bilangan 3
dan ditulis A = {3}. Kejadian A¢ adalah munculnya bukan bilangan 3, ditulis A¢ (dibaca: A
komplemen) = {1,2,3,4,5,6}. Diagram Venn untuk himpunan A dan A¢ dapat digambarkan
seperti berikut.
Dari gambar di atas tampak bahwa AÇA¢ = Æ sehingga kejadian A dan kejadian A¢
merupakan kejadian yang saling lepas. Dengan demikian berlaku hubungan

P(AÈA¢) = P(A) + P(A¢)        (*)

Karena A¢ merupakan komplemen A , maka AÈA¢ = S atau n(AÈA¢) = n (S). Jadi,

P(AÈA¢) =  =  = 1      (**)

Substitusi persamaan (**) ke persamaan (*) akan menghasilkan

P(AÈA¢) = 1 =  P(A) + P(A¢) Û P(A¢) = 1 – P(A)

Sehingga dapat dinyatakan bahwa

Apabila A dan A¢ merupakan dua buah kejadian yang saling komplemen, maka

peluang komplemen kejadian A, ditulis P(A¢), adalah  P(A¢) = 1 – P(A)

9. Kejadian yang Saling Bebas

Misalkan dua buah bola akan diambil secara acak dari sebuah tas yang memuat 4 bola merah
dan 3 bola biru. Berapa peluang keduanya bola merah? Jika A kejadian mendapatkan bola
merah pada pengambilan pertama dan B kejadian mendapatkan bola merah pada
pengambilan kedua. Ruang sampel S di bawah ini akan disajikan dengan dua versi yaitu
dengan pengembalian dan tanpa pengembalian. Persoalan yang akan dibahas adalah P(A dan
B) atau P(A Ç B).

1. Bola pertama dikembalikan sebelum bola kedua diambil.

Ruang sampel S memuat 49 elemen (7 Î 7),

A dan B memuat 16 elemen (4 Î 4)

Maka : P(A Ç B) =

P(A Ç B) = P(A) . P(B)

Hasil dari A Ç B terletak di daerah persegi pada gambar di atas.

2. Bola pertama tidak dikembalikan sebelum bola kedua diambil. Pada pengambilan pertama
kita dapat memilihi 1 dari 7 bola, tapi pada pengambilan kedua hanya ada 6 pilihan. Jadi, ruang
sampel memuat 6 elemen. Kejadian A dan B memuat 4 Î 3 atau 12 elemen, sebab 4 bola merah
dapat dipilih pada pengambilan pertama, dan hanya 3 pilihan bola merah pada pengambilan
kedua,

Maka P(A Ç B) =

P(A Ç B) =
P(A Ç B) = P(A) . P(B/A)

Peluang kejadian B dengan syarat A telah terjadi.

Contoh tersebut secara umum disebut peluang bersyarat

Untuk P(A) peluang kejadian A, P(B/A) peluang kejadian B dengan syarat A telah terjadi.
Jika P(A Ç B) peluang terjadinya A dan B, maka  P(A Ç B) = P(A) . P(B/A)

Dua kejadian seperti tersebut dinamakan tidak saling bebas. Jika P(B/A) = P(B) maka akan
diperoleh

P(A Ç B) = P(A) . P(B)

Dan dua kejadian tersebut dinamakan saling bebas.

BAB III

PENUTUP

1. a) Kesimpulan
2. Di dalam makalah ini kita dapat mempelajari matematika tentang peluang. Pada bab
peluang, materinya meliputi kaidah pencacahan, permutasi, kombinasi, ekspansi binominal, ruang
sampel, peluang, frekuensi harapan, komplemen dan kejadian majemuk.
3. Peluang merupakan bagian matematika yang membahas pengukuran tingkat keyakinan
orang akan muncul atau tidak munculnya suatu kejadian atau peristiwa. Ruang sampel adalah
himpunan semua hasil/kejadian yang mungkin terjadi dan dilambangkan dengan S. Di dalam
peluang dikenal ruang sampel dan titik sampel. Permutasi adalah susunan unsur-unsur yang
berbeda dalam urutan tertentu. Kombinasi adalah susunan unsur-unsur dengan tidak
memperhatikan urutannya.
4. Sifat-sifat peluang, misalnya S suatu ruang sampel dan A suatu kejadian pada ruang sampel
S.
5. Jika A = Ø maka P (A) = O
6. Nilai peluang kejadian A, yaitu P (A) berkisar dari O sampai 1 (O ≤ P (A) ≤ 1).
7. Jika S ruang sampel maka P (S) = 1.

1. b) Saran

Dalam peluang yang memiliki pengertian himpunan kemungkinan hasil dari suatu percobaan.
Pastinya perhitungan matematika dengan menggunakan peluang digunakan manusia dalam
kehidupan sehari-hari dimana kita sering dihadapkan pada suatu pertanyaan yang tidak
diketahui jawabannya tetapi harus dijawab mungkin atau tidak mungkin. Saran kami peluang
itu tidak harus digunakan dalam kegiatan sehari-hari karena perhitungan menggunakan
peluang cukup rumit. Dan sebagian besar disekitar kita juga ada yang tidak bisa menghitung.
Jadi dalam mengetahui sesuatu hal bukan hanya bisa menggunakan perhitungan peluang saja
tetapi bisa juga dengan praktik.
Iklan

Bagikan ini:
Kategori: Tak Berkategori
Berikan Komentar

PELAJARAN SMA,SMK,SMO
Kembali ke atas
Iklan

Anda mungkin juga menyukai