Anda di halaman 1dari 17

Rumus Rumus Matematika SMP Kelas 9

Selasa, 06 November 2012


Rumus Kesebangunan

Rumus Kesebangunan (Tugas)

Rumus Kesebangunan

Rumus-rumus kesebangunan sangat dibutuhkan dalam geometri, baik bidang datar maupun bangun ruang. Rumus
kesebangunan ini juga mendasari ilmu trigonometri. Dengan demikian sangat penting bagi kita untuk mengingat rumus
kesebangunan ini. Berikut ini aalah rumus-rumus kesebangunan

Dua bangun dikatakan sebangun jika


a. panjang sisi-sisi yang bersesuaian dari kedua bangun tersebut memiliki perbandingan senilai
b. sudut-sudut yang bersesuaian dari kedua bangun tersebut sama besar.
2. Bangun-bangun yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama dikatakan bangun-bangun yang kongruen.
3. Syarat dua segitiga sebangun adalah sisi-sisi yang bersesuaian sebanding atau sudut-sudut yang bersesuaian sama
besar.
4. Syarat dua segitiga kongruen:
a. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang (s.s.s)
b. Dua sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang diapitnya sama besar (s.sd.s)
c. Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang berada di antaranya sama panjang (sd.s.sd)
d. Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang berada di hadapannya sama panjang (sd.sd.s).

Yang pertama : untuk kasus siku-siku


Yang kedua : untuk segitiga sembarang
Penurunan rumus kesebangunan
 
Berapa panjang PQ jika AB (sisi yang panjang) dan DC (sisi yang pendek) diketahui panjangnya dan perbandingan AP :
AC = BQ : BD diketahui.

Jawabannya ADA, simaklah ulasan berikut ini! Langsung aja ke TKP. hehehe

Pada posting sebelumnya, House of Math sudah mengulas cara menyelesaikan soal tersebut. Namun cara yang
digunakan lumayan panjang. Nah sekarang House of Math akan mengulas tentang rumus cepat untuk menyelesaikan soal
tersebut.
Dengan menggunakan proses berfikir pada posting pembahasan soal tersebut, kita bisa menurunkan rumus cepatnya.
Inilah caranya:

1.   Kita buat perpanjangan garis  PQ di R

2.   Misal = AP : AC = BQ : BD = m : n

3.   Selanjutnya Pandang segitiga ADC

Berlaku hubungan:

4.   Pandang segitiga ABD


Berlaku hubungan:

5.   RQ merupakan sebuah garis yang dapat dibentuk olah garis RP dan garis RQ sehingga:

6.   Sehingga untuk menghitung panjang PQ dapat langsung menggunakan rumus :

Dengan:
AB = sisi yang panjang
DC = sisi yang pendek
m : n = perbandingan letak P dan Q (kecil : besar)
Sekian penurunan rumus cepatnya, sepanjang itu menghasilkan rumus yang singkat,yang cepat, yang memudahkan
pengerjaan soal.
Diposkan oleh farizrizriz di 02:48 Rumus Kesebangunan Matematika
Diposkan oleh Arya Jr di 04.09 4 komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Peluang

Peluang, Permutasi & Kombinasi Matematika


Rumus Web mengumpulkan materi Peluang, Permutasi & Kombinasi Matematika ini untuk anak SMA demi UAN
SNMPTN SPMB SIMAK UI. Silakan dipelajari

1) Permutasi
Permutasi adalah susunan unsur-unsur yang berbeda dalam urutan tertentu. Pada permutasi urutan diperhatikan sehingga

Permutasi k unsur dari n unsur adalah semua urutan yang berbeda yang mungkin dari k unsur yang diambil dari
n unsur yang berbeda. Banyak permutasi k unsur dari n unsur ditulis atau

.
Permutasi siklis (melingkar) dari n unsur adalah (n-1) !
Cara cepat mengerjakan soal permutasi
dengan penulisan nPk, hitung 10P4
kita langsung tulis 4 angka dari 10 mundur, yaitu 10.9.8.7
jadi 10P4 = 10x9x8x7 berapa itu? hitung sendiri
Contoh permutasi siklis :
Suatu keluarga yang terdiri atas 6 orang duduk mengelilingi sebuah meja makan yang berbentuk lingkaran. Berapa
banyak cara agar mereka dapat duduk mengelilingi meja makan dengan cara yang berbeda?
Jawab :
Banyaknya cara agar 6 orang dapat duduk mengelilingi meja makan dengan urutan yang berbeda sama dengan banyak
permutasi siklis (melingkar) 6 unsur yaitu :

2) Kombinasi
Kombinasi adalah susunan unsur-unsur dengan tidak memperhatikan urutannya. Pada kombinasi AB = BA. Dari suatu
himpunan dengan n unsur dapat disusun himpunan bagiannya dengan untuk Setiap himpunan bagian dengan k
unsur dari himpunan dengan unsur n disebut kombinasi k unsur dari n yang dilambangkan dengan ,

Contoh :
Diketahui himpunan .
Tentukan banyak himpunan bagian dari himpunan A yang memiliki 2 unsur!
Jawab :

Banyak himpunan bagian dari A yang memiliki 2 unsur adalah C (6, 2).

Cara cepat mengerjakan soal kombinasi


dengan penulisan nCk, hitung 10C4
kita langsung tulis 4 angka dari 10 mundur lalu dibagi 4!, yaitu 10.9.8.7 dibagi 4.3.2.1
jadi 10C4 = 10x9x8x7 / 4x3x2x1 berapa itu? hitung sendiri
Ohya jika ditanya 10C6 maka sama dengan 10C4, ingat 10C6=10C4. contoh lainnya
20C5=20C15
3C2=3C1
100C97=100C3
melihat polanya? hehe semoga bermanfaat!
Peluang Matematika
1. Pengertian Ruang Sampel dan Kejadian
Himpunan S dari semua kejadian atau peristiwa yang mungkin mucul dari suatu percobaan disebut ruang sampel.
Kejadian khusus atau suatu unsur dari S disebut titik sampel atau sampel. Suatu kejadian A adalah suatu himpunan
bagian dari ruang sampel S.
Contoh:
Diberikan percobaan pelemparan 3 mata uang logam sekaligus 1 kali, yang masing-masing memiliki sisi angka ( A ) dan
gambar ( G ). Jika P adalah kejadian muncul dua angka, tentukan S, P (kejadian)!
Jawab :
S = { AAA, AAG, AGA, GAA, GAG, AGG, GGA, GGG}
P = {AAG, AGA, GAA}
2. Pengertian Peluang Suatu Kejadian
Pada suatu percobaan terdapat n hasil yang mungkin dan masing-masing berkesempatan sama untuk muncul. Jika dari
hasil percobaan ini terdapat k hasil yang merupakan kejadian A, maka peluang kejadian A ditulis P ( A ) ditentukan

dengan rumus :
Contoh :
Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, tentukanlah peluang percobaan kejadian muncul bilangan genap!
Jawab : S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n ( S ) = 6
Misalkan A adalah kejadian muncul bilangan genap, maka:
A = {2, 4, 6} dan n ( A ) = 3

3. Kisaran Nilai Peluang Matematika


Misalkan A adalah sebarang kejadian pada ruang sampel S dengan n ( S ) = n, n ( A ) = k dan

Jadi, peluang suatu kejadian terletak pada interval tertutup [0,1]. Suatu kejadian yang peluangnya nol dinamakan
kejadian mustahil dan kejadian yang peluangnya 1 dinamakan kejadian pasti.
4. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian
Jika A adalah suatu kejadian pada frekuensi ruang sampel S dengan peluang P ( A ), maka frekuensi harapan kejadian A
dari n kali percobaan adalah n x P( A ).
Contoh :
Bila sebuah dadu dilempar 720 kali, berapakah frekuensi harapan dari munculnya mata dadu 1? Jawab :
Pada pelemparan dadu 1 kali, S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 } maka n (S) = 6.
Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu 1, maka:

A = { 1 } dan n ( A ) sehingga :
Frekuensi harapan munculnya mata dadu 1 adalah

5. Peluang Komplemen Suatu Kejadian


Misalkan S adalah ruang sampel dengan n ( S ) = n, A adalah kejadian pada ruang sampel S, dengan n ( A ) = k dan Ac
adalah komplemen kejadian A, maka nilai n (Ac) = n – k, sehingga :

Jadi, jika peluang hasil dari suatu percobaan adalah P, maka peluang hasil itu tidak terjadi adalah (1 – P).
Peluang Kejadian Majemuk
1. Gabungan Dua Kejadian

Untuk setiap kejadian A dan B berlaku :

Catatan : dibaca “ Kejadian A atau B dan dibaca “Kejadian A dan B”


Contoh :
Pada pelemparan sebuah dadu, A adalah kejadian munculnya bilangan komposit dan B adalah kejadian muncul bilangan
genap. Carilah peluang kejadian A atau B!
Jawab :
2. Kejadian-kejadian Saling Lepas

Untuk setiap kejadian berlaku Jika . Sehingga


Dalam kasus ini, A dan B disebut dua kejadian saling lepas.
3. Kejadian Bersyarat
Jika P (B) adalah peluang kejadian B, maka P (A|B) didefinisikan sebagai peluang kejadian A dengan syarat B telah

terjadi. Jika adalah peluang terjadinya A dan B, maka Dalam kasus ini, dua
kejadian tersebut tidak saling bebas.
4. Teorema Bayes
Teorema Bayes(1720 – 1763) mengemukakan hubungan antara P (A|B) dengan P ( B|A ) dalam teorema berikut ini :

5. Kejadian saling bebas Stokhastik


(i) Misalkan A dan B adalah kejadian – kejadian pada ruang sampel S, A dan B disebut dua kejadian saling bebas
stokhastik apabila kemunculan salah satu tidak dipengaruhi kemunculan yang lainnya atau : P (A | B) = P (A), sehingga:

Sebaran Peluang
1. Pengertian Peubah acak dan Sebaran Peluang.
Peubah acak X adalah fungsi dari suatu sampel S ke bilangan real R. Jika X adalah peubah acak pada ruang sampel S
denga X (S) merupakan himpunan berhingga, peubah acak X dinamakan peubah acak diskrit. Jika Y adalah peubah acak
pada ruang sampel S dengan Y(S) merupakan interval, peubah acak Y disebut peubah acak kontinu. Jika X adalah fungsi

dari sampel S ke himpunan bilangan real R, untuk setiap dan setiap maka:

Misalkan X adalah peubah acak diskrit pada ruang sampel S, fungsi masa peluang disingkat sebaran peluang dari X
adalah fungsi f dari R yang ditentukan dengan rumus berikut :

2. Sebaran Binom
Sebaran Binom atau Distribusi Binomial dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Dengan P sebagai parameter dan


Rumus ini dinyatakan sebagai:

untuk n = 0, 1, 2, …. ,n
Dengan P sebagai parameter dan
P = Peluang sukses
n = Banyak percobaan
x = Muncul sukses
n-x = Muncul gagalRumus Peluang

Silahkan anda baca dan perhatikan dengan baik langkah-langkah dalam mengerjakan soal
perbandingan dengan cepat agar tidak bingung. Jika pada akhirnya Anda mengalami
kebingungan juga, silahkan berkomentar. Berikut langkah-langkahnya:

1. carilah bilangan pengali yang diperoleh dari angka real yang sudah diketahui
dibagi dengan angka perbandingan (bilangan pengali=angka real : angka
perbandingan)
2. Buatlah tabel dengan empat kolom yang terdiri dari: yang dicari, angka
perbandingan, bilangan pengali, dan angka real
3. masukan angka perbandingan yang akan dicari angka realnya di kolom angka
perbandingan
4. kalikan bilangan pengali dengan angka perbandingan sehingga didapat angka
real (angka real = angka perbandingan x bilangan pengali)

Contoh Soal 1

Perbandingan umur Edi dengan umur Ayah adalah 2 : 6. Jika umur Ayah 42 tahun maka:

a. Berapa umur Andi ?

b. Berapa jumlah umur mereka ?

c. Berapa selisih umur mereka ?

Jawab:

Dalam soal tersebut angka real yang sudah diketahui adalah umur ayah yaitu 49 tahun,

sedangkan angka perbandingannya adalah 7, maka bilangan pengalinya adalah angka real

: angka perbandingan = 49 : 7 = 7. Jika dibuatkan ke dalam tabel akan seperti ini:

Jadi:

a. Umur Edi = 14 tahun

b. Jumlah umur mereka = 56 tahun

c. Selisih umur mereka = 28 tahun

Contoh Soal 2

Pak Andi menjual buah mangga, jeruk, dan apel dengan perbandingan 3 : 5 : 9. Jika selisih

buah apel dengan jeruk adalah 24 buah, maka


a. Berapa jumlah buah mangga ?

b. Berapa jumlah buah jeruk ?

c. Berapa jumlah buah apel ?

d. Berapa jumlah semua buah yang dijual ?

e. Berapa selisih buah apel dengan mangga ?

f. Berapa selisih buah jeruk dengan mangga ?

Jawab:

Bilangan pengali = 24 : 4 = 6

Jadi :

a. Jumlah buah mangga = 18 buah

b. Jumlah buah jeruk = 30 buah

c. Jumlah buah apel = 54 buah

d. Total semua buah = 102 buah

e. Selisih apel dengan mangga = 36 buah

f. Selisih jeruk dengan mangga = 12 buah

Contoh Soal 3

Pak Mono menanam berbagai macam sayuran di ladangnya. Ladang pak Tani luasnya 1.800

m2. Jika lahan tersebut ditanami terong, sawi, kol, tomat dan cabe dengan perbandingan 2 :

4 : 5 : 6 : 7 , maka
a. Berapa m2 lahan yang ditanami terong ?

b. Berapa m2 lahan yang ditanami sawi ?

c. Berapa m2 lahan yang ditanami kol ?

d. Berapa m2 lahan yang ditanami tomat ?

e. Berapa m2 lahan yang ditanami cabe ?

f. Berapa m2 selisih lahan yang ditanami cabe dengan kol ?

g. Berapa m2 selisih lahan yang ditanami tomat dengan terong ?

Jawab:

Angka real yang diketahui = 1.800 m2

Angka perbandingan yang diketahui =  2 + 4 + 5 + 6 + 7 = 24

Bilangan pengali = 1.800 : 24 = 75

Jadi:

a. lahan yang ditanami terong adalah 150 m2

b. lahan yang ditanami sawi adalah 300 m2

c. lahan yang ditanami kol adalah 375 m2

d. lahan yang ditanami tomat adalah 450 m2

e. lahan yang ditanami cabe adalah 525 m2

f. selisih lahan yang ditanami cabe dengan kol adalah 150 m2

g. selisih lahan yang ditanami tomat dengan terong adalah 300 m 2


Demikianlah tips menghitung soal perbandingan dengan cepat. Semoga artikel ini

memudahkan anda untuk mengerjakan soal-soal tentang perbandingan khususnya

perbandingan senilai atau seharga.

Cara Cepat Perbandingan Berbalik Nilai


Soal dan Cara Cepat Perbandingan

Banyak orang bertanya di forum yang ada di facebook, bagaimana cara mengerjakan soal-soal

perbandingan berbalik nilai. Nah pada kesempatan ini Mafia Online akan membahas cara

cepat menghitung perbandingan berbalik nilai. Ingat cara ini hanya berlaku untuk

perbandingan berbalik nilai, dan tidak berlaku untuk perbandingan senilai. Cara ini sangat

cocok digunakan pada saat menghadapi “perang akhir” di sekolah, karena membutuhkan

kecepatan dalam menjawabnya.

Sekarang coba perhatikan contoh soal di bawah ini, yang Mafia Online ambil dari soal-soal

“perang akhir”. Perhatikan baik-baik ya!

Contoh Soal 1

Proyek perbaikan jalan selesai selama 30 hari dengan pekerja sebanyak 15 orang. Setelah 6

hari pelaksanaan, proyek tersebut dihentikan selama 4 hari karena suatu hal. Jika
kemampuan bekerja setiap orang sama dan agar proyek dapat selesai tepat waktu, pekerja

tambahan yang diperlukan adalah ….

A. 1 orang

B. 3 orang

C. 6 orang

D. 9 orang

(UN 2009/2010 paket 10)

Penyelesaian:

Waktu Pekerja
30 15
24 15
20 x

Untuk mencari nilai x, baris atas jika dikalikan akan sama dengan baris di bawahnya, maka:

24 . 15 = 20 . x

360 = 20x

x = 360/20

x = 18 orang

tambahan pekerja = 18 – 15 = 3 orang (Jawaban C)

Contoh Soal 2

Suatu pekerjaan akan selesai dikerjakan oleh 24 orang selama 20 hari. Agar pekerjaan

tersebut dapat diselesaikan selama 15 hari, banyak tambahan pekerja yang diperlukan adalah

….

A. 6 orang

B. 8 orang

C. 18 orang

D. 32 orang
(UN 2010/2011 paket 15)

Penyelesaian:

24 orang => 20 hari

x orang => 15 hari

24 . 20 = x . 15

24 . 4 = x . 3

8.4=x

x = 32 orang

tambahan pekerja = 32 – 24 = 8 orang (Jawaban B)

Contoh Soal 3

Suatu hari Tono, memperkirakan persediaan makanan untuk 60 ekor ayam akan habis dalam

12 hari. Bila hari itu ia membeli lagi 20 ekor ayam, maka persediaan makanan tersebut akan

habis dalam waktu ….

A. 4 hari

B. 9 hari

C. 16 hari

D. 36 hari

(UN 2007/2008)

Penyelesaian:

60 ayam => 12 hari

80 ayam => x hari

60 . 12 = 80 . x
3 . 12 = 4 . x

3.3=x

x = 9 hari (Jawaban B)

Contoh Soal 4

Sebuah proyek dikerjakan oleh 8 orang selesai dalam waktu 15 hari. Supaya selesai dalam

waktu 12 hari, pekerja yang perlu ditambah adalah ….

A. 2 orang

B. 3 orang

C. 4 orang

D. 10 orang

(UN 2008/2009)

Penyelesaian:

8 orang => 15 hari

x orang => 12 hari

8 . 15 = x . 12

2 . 15 = x . 3

2.5=x

x = 10 orang

tambahan pekerja = 10 – 8 = 2 orang (Jawaban A)

Contoh Soal 5

Suatu pekerjaan dikerjakan oleh 12 orang dan direncanakan selesai dalam waktu 25 hari. oleh

karena kehabisan bahan baku, pekerjaan terhenti saat memasuki hari ke 16 selama 2 hari.

agar pekerjaan selesai pada waktunya maka jumlah pekerja yang harus di tambah adalah
a. 5 orang

b. 4 orang

c. 3 orang

d. 2 orang

Penyelesian:

Perhatikan soal tersebut (kena jebak kalau kurang jeli), dalam 25 hari dikerjakan oleh 12

orang. Karena terhenti pada saat memasuki hari ke-16, berati tepat berhenti pada hari ke-15

maka sisa waktunya masih 10 hari. Dalam 10 hari ini maunya dikerjakan oleh 12 orang. Tetapi

terhenti selama 2 hari maka sisa waktu yang harus dikerjakan 8 hari dan harus ada tambahan

pekerja. Jika dibuatkan tabel akan tampak seperti di bawah ini.

waktu pekerja
25 12
10 12
8 x

Untuk mencari nilai x gunakan cara cepat, yakni:

10 . 12 = 8 . x

120 = 8x

x = 120/8

x = 15 orang

tambahan pekerja = 15 – 12 = 3 orang (Jawaban C)

Contoh Soal 6

Sebuah proyek dikerjakan oleh 6 pekerja dan direncanakan selesai selama 15 hari. Namun

pada hari ke-9 sampai 13, proyek diliburkan. Agar proyek selesai tepat pada waktunya, maka

tambahan pekerja yang harus ditambah adalah


a. 8 orang

b. 10 orang

c. 12 orang

d. 15 orang

Penyelesian:

(Baca soalnya dengan baik dan pahami maksudnya). Dalam 15 hari dikerjakan oleh 6 orang.

Karena libur pada saat memasuki hari ke-9, berati proyek tersebut sudah dikerjakan selama 8

hari dan dikerjakan oleh 6 orang juga, maka sisa waktunya masih 7 hari. Dalam 7 hari ini

maunya dikerjakan oleh 6 orang. Tetapi karena ada hari libur selama 5 hari (hari ke-9 sampai

hari ke-13) maka sisa waktu yang harus dikerjakan 2 hari dan harus ada tambahan pekerja.

Jika dibuatkan tabel akan tampak seperti di bawah ini.

Waktu Pekerja
15 6
7 6
2 x
Untuk mencari nilai x gunakan cara cepat, yakni:

7.6=2.x

42 = 2x

x = 42/2

x = 21 orang

tambahan pekerja = 21 – 6 = 15 orang (Jawaban D)

Oke, agar lebih jelasnya silahkan anda perhatikan contoh soal berikut ini. Soal-soal berikut
berisi cara penyelesaian dengan menggunakan persamaan umum dan persamaan khusus.

Contoh Soal 1 
Sepasang sepatu dijual seharga Rp. 216.000,00, dengan keuntungan 8%. Tentukanlah harga
belinya?

Jawab: 
Diketahui: 
Harga Penjualan             = Rp. 216.000,00 
Persentase keuntungan = 8% 

Ditanyakan: Harga beli = . . . ?

Penyelesaian:
Untuk menyelesaiakan soal ini ada dua alternatif yang bisa Anda gunakan yaitu dengan
persamaan umum dan persamaan khusus. Sekarang kita coba dengan persamaan umum,
yakni:

2 Harga beli= Rp. 5.400.000 – 25 Harga beli 


2 Harga beli + 25 Harga beli = Rp. 5.400.000 
27 Harga beli = Rp. 5.400.000 
Harga beli = Rp. 5.400.000/ 27 
Harga beli = Rp. 200.000

Sekarang kita coba dengan persamaan khusus. Dalam hal ini gunakan persamaan khusus
nomor 1. Dimana harga penjualan dan persantase keuntungan sudah diketahui.

 
 Maka: 
Harga pembelian  = Rp. 200.000 x 100 / (100+8) 
Harga pembelian  =Rp. 216.000 x 100/108 
Harga pembelian  =Rp. 21.600.000/108 
Harga pembelian  =Rp. 200.000  

Jadi, harga beli sepatu tersebut adalah Rp. 200.000,00.

Contoh Soal 2
Suatu barang dibeli dengan harga Rp. 450.000,00 kemudian barang itu dijual kembali
dengan kerugian sebesar 10%. Berapakah harga jual barang itu?

Jawab: 
Diketahui: 
Harga beli = Rp. 450.000,00 
Persentase kerugian = 10% 

Ditanyakan: harga jual = . . .?


Penyelesaian:
Untuk menyelesaiakan soal ini ada dua alternatif yang bisa Anda gunakan yaitu dengan
persamaan umum dan persamaan khusus. Sekarang kita coba dengan persamaan umum,
yakni:

Rp. 450.000 = Rp. 4.500.000 – 10 Harga jual 


10 harga jual = Rp. 4.500.000 - Rp. 450.000 
10 harga jual = Rp. 4.050.000 
Harga jual = Rp. 4.050.000/10 
Harga jual = Rp. 405.000

Sekarang kita coba dengan persamaan khusus. Dalam hal ini gunakan persamaan khusus
nomor 4. Dimana harga pembelian dan persantase kerugian sudah diketahui.

   
Harga pembelian  = {(100-10) /100} x Rp. 450.000
Harga pembelian  =(90/100) x Rp. 450.000 
Harga pembelian  =Rp. 405.000  

Jadi, harga penjualan barang itu adalah Rp. 405.000,00. 

Berdasarkan dua contoh soal di atas, dengan menggunakan rumus umum maupun rumus
khusus akan didapatkan jawaban yang sama. Persamaan umum melibatkan aljabar sedangkan
persamaan khusus tidak melibatkan aljabar. Akan tetapi rumus khusus melibatkan
kemampuan otak yang cukup untuk menghafalkan rumus-rumus tersebut. 

Anda mungkin juga menyukai