PELUANG
Disusun Oleh:
Kelompok 11
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Peluang ini bisa memberikan
manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hitung peluang mula-mula dikenal pada abad ke-17 yang bermula dari permainan sebuah
dadu yang dilempar. Peluang (kemungkinan, probability) dari permukaan dadu yang tampak
ketika dilempar, diamati dan dihitung, perhitungan sejenis ini berkembang cukup pesat menjadi
teori peluang yang banyak pemakaiannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berpergian kita
sering mempertanyakan apakah terjadi hujan hari ini. Dalam berdagang kita selalu berfikir
tentang kemungkinan untuk mengambil keuntungan. Masih banyak contoh lagi yang berkaitan
dengan peluang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan peluang?
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Peluang
Peluang atau kebolehjadian atau dikenal juga sebagai probabilitas adalah cara untuk
mengungkapkan pengetahuan atau kepercayaan bahwa suatu kejadian akan berlaku atau telah
terjadi. Probabilitas juga dapat diartikan sebagai angka yang menunjukkan kemungkinan
terjadinya suatu kejadian.
4
Ruang Sample dan Peristiwa atau Kejadian
Misalkan kita melemparkan dua dadu bersama sama. Kemudian dadu pertama mata
dadu yang keluar yakni mata dadu satu dan enam. Ruang sampel adalah seluruh jumlah
kemungkinan yang dapat muncul dalam pelemparan dadu tersebut. Yaitu sebanyak 36
kemungkinan. Sedangkan yang dinamakan kejadian adalah keluarnya mata dadu saat
pelemparan tersebut. Dalam kasus ini, yang disebut kejadian addalah mata dadu satu dan enam.
Misalkan kita memiliki ruang sampel berupa S = {buku, pensil, handphone, laptop,
penggaris, penghapus}. Kemudian kita memiliki himpunan A yang merupakan himpunan
barang-barang elektronik yaitu A = {handphone, laptop}. Maka yang dinamakan komplemen
himpunan A (AC) adalah {buku, pensil, penggaris, penghapus}.
Dapat disimpulkan bahwa komplemen A (AC) adalah himpunan atau barang barang
yang tidak termasuk dalam himpunan A.
A ∪ B=1,2,3,4,6,7
A ∩ B=1,3
A ∩ B∩ C=1
A ∪ B ∪C=1,2,3,4,5,6,7
( A ∪ B ) ∩C=1,3,4
K ( A ∪ B ) ∩C ' =2,6,7
S= ( A ) + ( B )+ (C )− ( A ∩ B ) −( A ∩ C )− ( B ∩C )+ ( A ∩ B ∩C )+( K )
Berlaku:
- A ∩∅=∅ ∅ ' =S
'
- A ∪ ∅= A ( A' ) = A
- A ∩ A' =∅ ( A ∩ B )' = A' ∩ B'
- A ∪ A ' =S ( A ∪ B )' =A ' ∪B '
- S' =∅
5
6
A ∩∅=∅
A ∪ ∅= A
A ∩ A' =∅
A ∪ A ' =S
S' =∅
∅ ' =S
'
( A' ) = A
Jika ruang sampel S mempunyai anggota yang berhingga banyaknya dan setiap titik
sampel mempunyai kesempatan untuk muncul yang sama, dan A suatu kejadian
munculnya percobaan tersebut, maka peluang kejadian A dinyatakan dengan :
n(A)
P ( A )=
n( S )
P(AC) = 1 – P(A)
Frekuensi Harapan
Fh(A) = n.P(A)
Dua kejadian disebut saling lepas jika irisan dari dua kejadian itu merupakan
himpunan kosong. Himpunan A dan B dikatakan dua kejadian yang saling lepas,
sebab A ∩ B=∅.
7
Berdasarkan Teori himpunan, P ( A ∪ B ) =P ( A )+ P ( B )−P ( A ∩B ). Karena
P ( A ∩ B )=0 maka P ( A ∪B )=P ( A ) + P ( B ) .
Jika dua keeping mata uang homogeny dilemparkan bersama-sama, maka kejadian
yang mungkin adalah S = {(G1,G2), (G1,A2), (G2,A1), (A1,A2)} n(S) = 4
Pada kejadian yang pertama, muncul G1 dan mata uang kedua muncul G2. Maka
P(G1) =½ dan P(G2) = ½ . kejadian G1 dan G2 adalah dua kejadian yang saling
bebas.
Secara umum jika A dan B merupakan dua kejadian yang saling bebas maka
peluang kejadian A dan B adalah: P ( A ∩ B )=P ( A ) x P (B)
Misalkan ruang contoh berpeluang sama dari percobaan melempar sebuah dadu
bersisi 6, maka S = {1,2,3,4,5,6}. Dan terdapat dua kejadian, yaitu B adalah
kejadian muncul sisi kurang dari 6, maka B = {1,2,3,4,5} dan A adalah kejadian
munculnya sisi genap, maka A = {2,4,6}. Berdasarkan hal ini, maka P(B) = 5/6,
dan p(A) = 3/6 = 1/2.
Jika dua kejadian A dan B dilakukan berurutan, yaitu B terjadi terlebih dahulu,
kemudian menyusul A, maka A = {2,4}. Peluang kejadian A setelah kejadian B (A
given B), atau dituliskan sebagai p(A | B) = 2/5. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
P( A ∩ B)
P ( A|B )=
P (B)