Review Jurnal-Nurul Afifah
Review Jurnal-Nurul Afifah
virus den- gue yang termasuk ke dalam Demam berdarah dengue (DBD) ada-
famili Flaviri- dae dan genus Flavivirus, lah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2, virus dengue dan mengakibatkan spektrum
Den3 dan Den -41, ditularkan ke manusia manifestasi klinis yang bervariasi antara
melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, yang paling ringan, demam dengue (DD),
khususnya nya- muk Aedes aegypti dan DBD dan demam dengue yang disertai ren-
2
Ae. albopictus yang terdapat hampir di jatan atau dengue shock syndrome (DSS)9;
seluruh pelosok Indonesia.3 ditularkan nyamuk Aedes aegypti dan Ae.
Masa inkubasi virus dengue dalam albopictus yang terinfeksi.10 Host alami
manusia (inkubasi intrinsik) berkisar DBD adalah manusia, agentnya adalah vi-
antara 3 sampai 14 hari sebelum gejala rus dengue yang termasuk ke dalam famili
muncul, gejala klinis rata-rata muncul Flaviridae dan genus Flavivirus.
pada hari keempat sampai hari ketujuh,
110
Aspirator Vol. 2 No. 2 Tahun 2010 : 110 –119
110
Demam Berdarah.......(Aryu Candra)
Gambar 2.
Respon Primer dan Sekunder Infeksi Virus Dengue (7)
infeksi sekunder dapat ditegakkan lebih peran sebagai super antigen setelah difag-
dini dengan adanya peningkatan antibodi osit oleh monosit atau makrofag.
IgG dan IgM yang cepat.8
Makrofag ini menampilkan antigen
Patofisiologi DBD dan DSS sampai presenting cell (APC) yang membawa
sekarang belum jelas, oleh karena itu mun- muatan polipeptida spesifik yang berasal
cul banyak teori tentang respon imun. Pada dari mayor histocom- patibility complex
infeksi pertama terjadi antibodi yang mem- (MHC).7
iliki aktivitas netralisasi yang mengenali
protein E dan monoklonal antibodi ter-
hadap NS1, Pre M dan NS3 dari virus Epidemiologi DBD
penyebab infeksi akibatnya terjadi lisis sel Demam berdarah dengue (DBD) ada-
yang telah terinfeksi virus tersebut melalui lah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
aktivitas netralisasi atau aktifasi komple- virus dengue dan mengakibatkan spektrum
men. Akhirnya banyak virus dilenyapkan manifestasi klinis yang bervariasi antara
dan penderita mengalami penyembuhan, yang paling ringan, demam dengue (DD),
selanjutnya terjadilah kekebalan seumur DBD dan demam dengue yang disertai ren-
hidup terhadap serotipe virus yang sama, jatan atau dengue shock syndrome (DSS)9;
tetapi apabila terjadi antibodi non- ditularkan nyamuk Aedes aegypti dan Ae.
netralisasi yang memiliki sifat memacu albopictus yang terinfeksi.10 Host alami
replikasi virus, keadaan penderita akan DBD adalah manusia, agentnya adalah vi-
menjadi parah apabila epitop virus yang rus dengue yang termasuk ke dalam famili
masuk tidak sesuai dengan antibodi yang Flaviridae dan genus Flavivirus, terdiri dari
tersedia di hospest. Pada infeksi kedua 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den3 dan
yang dipicu oleh virus dengue dengan Den-4.1 Dalam 50 tahun terakhir, kasus
serotipe yang berbeda, virus dengue ber- DBD meningkat 30 kali lipat dengan pen-
ingkatan ekspansi geografis ke negara-
112
Demam Berdarah.......(Aryu Candra)
negara baru dan, dalam dekade ini, dari transovarial dari induk nyamuk ke ke-
kota ke lokasi pedesaan.9 Penderitanya turunannya.16-17 Ada juga penularan virus
banyak ditemukan di sebagian besar wila- dengue melalui transfusi darah seperti ter-
yah tropis dan subtropis, terutama Asia jadi di Singapura pada tahun 2007 yang
Tenggara, Amerika Tengah, Amerika dan berasal dari penderita asimptomatik(18).
Karibia.1 Dari beberapa cara penularan virus dengue,
Virus dengue dilaporkan telah men- yang paling tinggi adalah penularan me-
jangkiti lebih dari 100 negara, terutama di lalui gigitan nyamuk Ae. aegypti.19 Masa
daerah perkotaan yang berpenduduk padat inkubasi ekstrinsik (di dalam tubuh nya-
dan pemukiman di Brazil dan bagian lain muk) berlangsung sekitar 8-10 hari, se-
Amerika Selatan, Karibia, Asia Tenggara, dangkan inkubasi intrinsik (dalam tubuh
dan India. Jumlah orang yang terinfeksi manusia) berkisar antara 4-6 hari dan dii-
diperkirakan sekitar 50 sampai 100 juta kuti dengan respon imun.20
orang, setengahnya dirawat di rumah sakit
Penelitian di Jepara dan Ujungpandang
dan mengakibatkan 22.000 kematian setiap
menunjukkan bahwa nyamuk Aedes spp.
tahun; diperkirakan 2,5 miliar orang atau
berhubungan dengan tinggi rendahnya in-
hampir 40 persen populasi dunia, tinggal di
feksi virus dengue di masyarakat; tetapi
daerah endemis DBD yang memungkinkan
infeksi tersebut tidak selalu menyebabkan
terinfeksi virus dengue melalui gigitan nya-
DBD pada manusia karena masih tergan-
muk setempat.11
tung pada faktor lain seperti vector capaci-
Jumlah kasus DBD tidak pernah ty, virulensi virus dengue, status kekebalan
menurun di beberapa daerah tropik dan host dan lain-lain.21 Vector capacity di-
subtropik bahkan cenderung terus mening- pengaruhi oleh kepadatan nyamuk yang
kat12 dan banyak menimbulkan kematian terpengaruh iklim mikro dan makro, frek-
pada anak8 90% di antaranya menyerang uensi gigitan per nyamuk per hari, lamanya
anak di bawah 15 tahun.13 Di Indonesia, siklus gonotropik, umur nyamuk dan
setiap tahunnya selalu terjadi KLB di be- lamanya inkubasi ekstrinsik virus dengue
berapa provinsi, yang terbesar terjadi tahun serta pemilihan Hospes.22 Frekuensi nya-
1998 dan 2004 dengan jumlah penderita muk menggigit manusia, di antaranya di-
79.480 orang dengan kematian sebanyak pengaruhi oleh aktivitas manusia; orang
800 orang lebih.14 Pada tahun-tahun beri- yang diam (tidak bergerak), 3,3 kali akan
kutnya jumlah kasus terus naik tapi jumlah lebih banyak digigit nyamuk Ae. aegypti
kematian turun secara bermakna dibandingkan dengan orang yang lebih ak-
dibandingkan tahun 2004. Misalnya jumlah tif, dengan demikian orang yang kurang
kasus tahun 2008 sebanyak 137.469 orang aktif akan lebih besar risikonya untuk tertu-
dengan kematian 1.187 orang atau case lar virus dengue. Selain itu, frekuensi nya-
fatality rate (CFR) 0,86% serta kasus tahun muk menggigit manusia juga dipengaruhi
2009 sebanyak 154.855 orang dengan ke- keberadaan atau kepadatan manusia; se-
matian 1.384 orang atau CFR 0,89%.15 hingga diperkirakan nyamuk Ae. aegypti di
rumah yang padat penghuninya, akan lebih
Penularan virus dengue terjadi melalui tinggi frekuensi menggigitnya terhadap
gigitan nyamuk yang termasuk subgenus manusia dibanding yang kurang padat.22
Stegomya yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Kekebalan host terhadap infeksi di-
Ae. albopictus sebagai vektor primer dan pengaruhi oleh beberapa faktor, salah
Ae. polynesiensis, Ae.scutellaris serta Ae satunya adalah usia dan status gizi, usia
(Finlaya) niveus sebagai vektor sekunder,9 lanjut akan menurunkan respon imun dan
selain itu juga terjadi penularan penyerapan gizi.23 Status status gizi yang
transexsual dari nyamuk jantan ke nyamuk salah satunya dipengaruhi oleh keseim-
betina me- lalui perkawinan9 serta bangan asupan dan penyerapan gizi, khu-
penularan
113
Demam Berdarah.......(Aryu Candra)
susnya zat gizi makro yang berpengaruh Munculnya kejadian DBD, dikare-
pada sistem kekebalan tubuh.24 Selain zat nakan penyebab majemuk, artinya muncul-
gizi makro, disebutkan pula bahwa zat gizi nya kesakitan karena berbagai faktor yang
mikro seperti besi dan seng mempengaruhi saling berinteraksi, diantaranya agent (virus
respon kekebalan tubuh, apabila terjadi dengue), host yang rentan serta lingkungan
defisiensi salah satu zat gizi mikro, maka yang memungkinan tumbuh dan berkem-
akan merusak sistem imun.25 bang biaknya nyamuk Aedes spp.30 Selain
Status gizi adalah keadaan kesehatan itu, juga dipengaruhi faktor predisposisi
akibat interaksi makanan, tubuh manusia diantaranya kepadatan dan mobilitas
dan lingkungan yang merupakan hasil penduduk, kualitas perumahan, jarak antar
interaksi antara zat-zat gizi yang masuk da- rumah, pendidikan, pekerjaan, sikap hidup,
lam tubuh manusia dan penggunaannya. golongan umur, suku bangsa, kerentanan
Tanda-tanda atau penampilan status gizi terhadap penyakit, dan lainnya.31
dapat dilihat melalui variabel tertentu
[indikator status gizi] seperti berat badan, Patogenesis DBD
tinggi badan, dan lain lain.26 Sumber lain Nyamuk Aedes spp yang sudah terin-
mengatakan bahwa status gizi adalah fesi virus dengue, akan tetap infektif sepan-
keadaan yang diakibatkan oleh status jang hidupnya dan terus menularkan kepa-
keseimbangan antara jumlah asupan zat da individu yang rentan pada saat meng-
gizi dan jumlah yang dibutuhkan gigit dan menghisap darah.9 Setelah masuk
[requirement] oleh tubuh untuk berbagai ke dalam tubuh manusia, virus de-ngue
fungsi biologis: [pertumbuhan fisik, akan menuju organ sasaran yaitu sel kuffer
perkembangan, aktivitas, pemeliharaan hepar, endotel pembuluh darah, nodus lim-
kesehatan, dan lain lain].27 paticus, sumsum tulang serta paru-paru.
Beberapa penelitian menunjukkan, sel
Status gizi sangat berpengaruh
monosit dan makrofag mempunyai peran
terhadap status kesehatan manusia karena
pada infeksi ini, dimulai dengan menempel
zat gizi mempengaruhi fungsi kinerja
dan masuknya genom virus ke dalam sel
berbagai sistem dalam tubuh. Secara umum
dengan bantuan organel sel dan membentuk
berpengaruh pada fungsi vital yaitu kerja
komponen perantara dan komponen
otak, jantung, paru, ginjal, usus; fungsi
struktur virus. Setelah komponen struktur
aktivitas yaitu kerja otot bergaris; fungsi
dirakit, virus dilepaskan dari dalam sel.7
pertumbuhan yaitu membentuk tulang, otot
Infeksi ini menimbulkan reaksi immunitas
& organ lain, pada tahap tumbuh kembang;
protektif terhadap serotipe virus tersebut
fungsi immunitas yaitu melindungi tubuh
tetapi tidak ada cross protective terhadap
agar tak mudah sakit; fungsi perawatan
serotipe virus lainnya.32
jaringan yaitu mengganti sel yang rusak;
serta fungsi cadangan gizi yaitu persediaan Secara invitro, antobodi terhadap
zat gizi menghadapi keadaan darurat.28 virus dengue mempunyai 4 fungsi biologis
Penderita DBD yang tercatat selama yaitu netralisasi virus, sitolisis komplemen,
ini, tertinggi adalah pada kelompok umur anti- body dependent cell-mediated
<15 tahun (95%) dan mengalami cytotoxity (ADCC) dan ADE.33 Berdasarkan
pergerseran dengan adanya peningkatan perannya, terdiri dari antobodi netralisasi
proporsi penderita pada kelompok umur 15 atau neutralizing antibody yang memiliki
-44 tahun, sedangkan proporsi penderita serotipe spesifik yang dapat mencegah in-
DBD pada kelompok umur >45 tahun san- feksi virus, dan antibody non netralising
gat rendah seperti yang terjadi di Jawa Ti- serotype yang mempunyai peran reaktif
mur berkisar 3,64%.29 silang dan dapat meningkatkan infeksi
yang berperan dalam pathogenesis DBD
dan DSS(7).
114
Gambar 3.
Bagan Kejadian Infeksi Virus Dengue
Terdapat dua teori atau hipotesis im- dan platelet activating factor (PAF); aki-
munopatogenesis DBD dan DSS yang batnya akan terjadi peningkatan
masih kontroversial yaitu infeksi sekunder (enhancement) infeksi virus dengue.7 TNF
(secondary heterologus infection) dan anti- alpha akan menyebabkan kebocoran dind-
body dependent enhancement (ADE).7 Da- ing pembuluh darah, merembesnya cairan
lam teori atau hipotesis infeksi sekunder plasma ke jaringan tubuh yang disebabkan
disebutkan, bila seseorang mendapatkan kerusakan endothel pembuluh darah yang
infeksi sekunder oleh satu serotipe virus mekanismenya sampai saat ini belum
dengue, akan terjadi proses kekebalan ter- diketahui dengan jelas.34 Pendapat lain
hadap infeksi serotipe virus dengue tersebut menjelaskan, kompleks imun yang ter-
untuk jangka waktu yang lama. Tetapi jika bentuk akan merangsang komplemen yang
orang tersebut mendapatkan infeksi farmakologisnya cepat dan pendek dan ber-
sekunder oleh serotipe virus dengue sifat vasoaktif dan prokoagulan sehingga
lainnya, maka akan terjadi infeksi yang be- menimbulkan kebocoran plasma (syock
rat. Ini terjadi karena antibody heterologus hipolemik) dan perdarahan.35 Anak di
yang terbentuk pada infeksi primer, akan bawah usia 2 tahun yang lahir dari ibu yang
membentuk kompleks dengan infeksi virus terinfeksi virus dengue dan terjadi infeksi
dengue serotipe baru yang berbeda yang dari ibu ke anak, dalam tubuh anak tersebut
tidak dapat dinetralisasi bahkan cenderung terjadi non neutralizing antibodies akaibat
membentuk kompleks yang infeksius dan adanya infeksi yang persisten. Akibatnya,
bersifat oponisasi internalisasi, selanjutnya bila terjadi infeksi virus dengue pada anak
akan teraktifasi dan memproduksi IL-1, IL- tersebut, maka akan langsung terjadi proses
6, tumor necrosis factor-alpha (TNF-A) enhancing yang akan memacu makrofag
mudah terinfeksi dan teraktifasi dan mengeluarkan IL-1, IL-6 dan TNF alpha
juga PAF.36-37
Faktor Risiko Penularan Demam
Pada teori ADE disebutkan, jika ter- Berdarah Dengue
dapat antibodi spesifik terhadap jenis virus
tertentu, maka dapat mencegah penyakit Salah satu faktor risiko penularan
yang diakibatkan oleh virus tersebut, tetapi DBD adalah pertumbuhan penduduk
sebaliknya apabila antibodinya tidak dapat perkotaan yang cepat, mobilisasi penduduk
menetralisasi virus, justru akan men- karena membaiknya sarana dan prasarana
imbulkan penyakit yang berat.7 Kinetik im- transportasi dan terganggu atau
munoglobulin spesifik virus dengue di da- melemahnya pengendalian populasi sehing-
lam serum penderita DD, DBD dan DSS, ga memungkin terjadinya KLB.40 Faktor
didominasi oleh IgM, IgG1 dan IgG3.38 risiko lainnya adalah kemiskinan yang
mengakibatkan orang tidak mempunyai ke-
Selain kedua teori tersebut, masih ada mampuan untuk menyediakan rumah yang
teori-teori lain tentang pathogenesis DBD, layak dan sehat, pasokan air minum dan
di antaranya adalah teori virulensi virus pembuangan sampah yang benar.11 Tetapi di
yang mendasarkan pada perbedaan serotipe lain pihak, DBD juga bisa menyerang
virus dengue yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3 penduduk yang lebih makmur terutama
dan DEN 4 yang kesemuanya dapat yang biasa bepergian.41 Dari penelitian di
ditemukan pada kasus-kasus fatal tetapi Pekanbaru Provinsi Riau, diketahui faktor
berbeda antara daerah satu dengan lainnya. yang berpengaruh terhadap kejadian DBD
Selanjutnya ada teori antigen-antibodi yang adalah pendidikan dan pekerjaan masyara-
berdasarkan pada penderita atau kejadian kat, jarak antar rumah, keberadaan tempat
DBD terjadi penurunan aktivitas sistem penampungan air, keberadaan tanaman hias
komplemen yang ditandai penurunan kadar dan pekarangan serta mobilisai penduduk;
C3, C4 dan C5. Disamping itu, pada 48- sedangkan tata letak rumah dan keberadaan
72% penderita DBD, terbentuk kompleks jentik tidak menjadi faktor risiko.42
imun antara IgG dengan virus dengue yang
dapat menempel pada trombosit, sel B dan Faktor risiko yang menyebabkan mun-
sel organ tubuh lainnya dan akan culnya antibodi IgM anti dengue yang
mempengaruhi aktivitas komponen sistem merupakan reaksi infesksi primer, berdasar-
imun yang lain. Selain itu ada teori modera- kan hasil penelitian di wilayah Amazon
tor yang menyatakan bahwa makrofag yang Brasil adalah jenis kelamin laki-laki, kem-
terinfeksi virus dengue akan melepas iskinan, dan migrasi. Sedangkan faktor risi-
berbagai mediator seperti interferon, IL-1, ko terjadinya infeksi sekunder yang me-
IL-6, IL-12, TNF dan lain-lain, yang bersa- nyebabkan DBD adalah jenis kelamin laki-
ma endotoksin bertanggungjawab pada ter- laki, riwayat pernah terkena DBD pada
jadinya sok septik, demam dan peningkatan periode sebelumnya serta migrasi ke daerah
permeabilitas kapiler.39 perkotaan.43