“REPTILIA”
Disusun dalam rangka memenuhi salasatu tugas kelompok pada mata
kuliah
“KEANEKARAGAMAN HEWAN”
Disusun oleh :
Kelompok 5
Nur Fadillah
Suhasriani
Nur Hikma
Nur Fadilah
Nurul Afifah
2020
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR.............................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan......................................................................... 2
D. Manfaat Pembahasan...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Karakteristik.................................................................................... 3
B. Kelas.............................................................................................. 13
C. Manfaat bagi manusia.................................................................... 21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 22
B. Saran............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................. 24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vertebrata merupakan subfilum dari Chordata yang memiliki anggota
yang cukup besar dan paling dikenal. Tubuh dibagi menjadi tiga bagian yang
cukup jelas: kepala, badan, dan ekor. Kepala dengan rangka dalam, cranium, di
dalamnya terdapat otak, karena mempunyai cranium. Vertebrata terbagi menjadi
enam kelas, yaitu kelas Cyclostomata, kelas Pisces, Kelas Amfibi, kelas Reptilia,
kelas Aves, dan kelas Mamalia.
Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia
merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas
dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan Kelas yang lain
adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi
seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo
tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik secara total
maupun sebagain. Pengelupasan secara total misalnya pada anggota sub-ordo
ophidia dan pengelupasan sebagian pada anggota sub-ordo lacertilia. Sedangkan
pada ordo chelonia dan crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami
pergantian atau pengelupasan. Kulit pada Reptil memiliki sedikit sekali kelenjar
kulit
Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan
tetapi pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama
sekali seperti pada serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak
mengalami reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau Pentadactylus dan
setiap jarinya bercakar. Rangkanya pada Reptilia mengalami osifikasi sempurna
dan bernafas dengan paru-paru.
Kelas Reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia (contohnya:
Tuatara), Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus), Squamata
(Contohnya: Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia (contohnya:
Buaya, Aligator, Senyulong, dan Caiman).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan penulis bahas antara lain sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah karakteristik reptilia?
2. Ada berapa kelas reptilia yang anda ketahui?
3. Apa saja manfaat reptilia bagi manusia?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dari reptilia
2. Mahasiswa dapat menyebutkan kelas pada reptilia
3. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat reptilia dengan manusia
D. Manfaat Pembahasan
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami reptilia, baik karakteristik,
morfologi, jenis dan peranannya.
2. Sebagai tugas akhir mahasiswa.
BAB II
REPTILIA
A. Karakteristik Reptilia
Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang
terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan. Ciri lain
yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah anggota tubuh berjari lima,
bernapas dengan paru-paru, jantung beruang tiga atau empat, menggunakan energi
lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm,
fertilisasi secara internal, menghasilkan telur sehingga tergolong ovipar dengan
telur amniotik bercangkang.
Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi untuk hidup di
darat yang lingkungannya kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk
mencegah hilangnya kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk hidup di
permukaan yang kasar. Nama kelas Reptilia menunjukkan cara berjalan (latin:
retum=melata). Reptilia tersebar baik di daerah teropis maupun daerah subtropics.
Pada daerah-daerah yang mendekati kutub dan tempat-tempat yang lebih tinggi
jumlah dan jenisnya makin sedikit. Reptile menempati macam-macam habitat.
Phyton misalnya terdapat di daerah-daerah tropis, hanya terdapat di rawa-rawa,
sungai atau sepanjang pantai. Penyu terbesar teradapat dilaut dan kura-kura darat
raksasa terdapat di kepulauan. Kadal dan ular umumnya terrestrial, tetapii ada
yang menempati karang-karang atau pohon.
Secara umum reptilia memiliki karakteristik sebagai berikut :
ü Tubuh ditutupi kulit kering bertanduk (tidak licin), biasanya dilengkapi sisik
atau kuku, dan kelenjar dipermuakaan hanya sedikit.
ü Memiliki dua pasang anggota badan, masing-masing dengan lima jari yang pada
bagian ujungnya terdapat cakar dan dapat digunakan untuk berlari, merayap atau
memanjat. Anggota badan menyerupai dayung pada penyu, memendek pada
kadal, dan tidak ada anggota badan pada beberapa jenis kadal dan semua jenis
ular.
ü Kerangka terdiri dari tulang keras, tengkorak dilengkapi rongga oksipital
ü Jantung terdiri dari empat ruang yang belum terpisah sempurna, dua serambi
dan vertikel yang sebagian saling terpisah, satu pasang berkas aorta, sel darah
merah oval bikonkaf dengan inti.
ü Resppirasi dengan paru-paru, pada kura-kura air dilengkapi dengan respirasi
kloaka.
ü Terdapat 12 pasang saraf cranial.
ü Suhu tubuh berubah-ubah bergantung suhu lingkungan (poikilothermis).
ü Fertilisasi internal, menggunakan organ kopulasi, telurnya besar mengandung
kuning telur yang terbungkus cangkang licin atau berkulit, biasanya telur
ditetaskan tetapi pada beberapa jenis ular dan kadal embrio berkembang didalam
tubuh betina.
Hewan Reptilia lebih maju dibanding amphibi karena memiliki diantaranya:
ü Penutup tubuh yang kering dan bersisik sebagai adaptasi terhadap kehidupan di
darat.
ü Anggota tubuh memungkinkan hewan untuk berlari.
ü Pemisahan darah bersih dan kotor di jantung.
ü Skeleton terdiri dari tulang sejati.
ü Telur dilengkapi dengan membrane dan cangkang sebagai pelindung embrio
sehingga memungkinkan untuk berkembang di darat.
1) UKURAN
Fosil Reptilia ditemukan dalam ukuran yang bervariasi, dari kecil sampai
berukuran besar. Dari Reptilia yang ada pada masa sekarang, anaconda di
Amerika Serikat dapat tumbuh sampai 990 cm, komodo (varanus komodoensis)
memiliki panjang tubuh 285 cm. Beberapa jenis kura-kura darat dari pulau
Galapagos mencapai panjang 120 cm. Buaya yang ditemukan tahun 1821 di
Luzzon Philipina mencapai panjang 610 cm. Ular Laptotyphlops dari Siria
berukuran seperti jarum renda, dan ada pula kadal Lepidoblepharis dari Panama
yang panjangnya 5 cm. sebagian besar di Amerika Utara berukuran 20 120 cm,
dan kadal dengan panjang di bawah 30 cm.
2) STRUKTUR EKSTERNAL
Morfologi Reptilia meliputi kepala yang terpisah, leher, tubuh, dan ekor,
angggota tubuh berukuran pendek dengan sejumlah jari yang pada bagian
ujungnya dilengkapi cakar dan begitupun ada juga sebagaian subordo yang lain
yang tidak memiliki jari. Mulutnya yang panjang dilengkapi dengan gigi. Buaya
mialnya di dekat ujung moncong terdapat dua lubang hidung. Mata berukuran
besar dan terletak lateral, dengan kelopak atas dan bawah, serta membrane nictatin
transparan yang dapat bergerak di bawah kelopak mata, telinga berukuran kecil
terletak dibelakang mata. Anus terletak longitudinal dibelakang pangkal kaki
belakang.
3) SISTEM PERNAPASAN
Secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada
beberapa reptilia, pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka.
Pada reptilia umumnya udara luar masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus,
dan akhirnya ke paru-paru. Sistem pernafasan pada reptilia lebih maju dari
Amphibi.
Paru-paru Reptil berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang
rusuk. Perhatikan Gambar 7.20 Paru paru Reptil hanya terdiri dari beberapa
lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Paru paru
kadal, kura-kura, dan buaya lebih kompleks, dengan beberapa belahan-belahan
yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa
jenis kadal, misalnya bunglon Afrika, mempunyai pundi-pundi hawa atau kantung
udara cadangan sehingga memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
Reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Gas O2 dalam udara masuk
melalui lubang hidung => rongga mulut => anak tekak => trakea yang
panjang => bronkiolus dalam paru-paru. Dari paru-paru, O2 diangkut darah
menuju seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah
menuju jantung untuk dikeluarkan melalui paru-paru => bronkiolus => trakea
yang panjang => anak tekak => rongga mulut => lubang hidung. Pada
Reptilia yang hidup di air, lubang hidung dapat ditutup ketika menyelam.
4) SISTEM PENCERNAAN
System pencernaan pada reptile terdiri atas saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan
kelnejar pencernaan. Pada umumnya reptile adalah karnivora (pemakan daging).
Saluran pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan
kloaka. Dan kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah, pancreas dan hati.
1. Rongga Mulut. Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada masing-
masing rahang terdapat gigi-gigi yang berbentuk kerucut. Gigi menempel pada
gusi dan sedikit melengkung kea rah rongga mulut. Dan khusus pada ular berbisa
akan tumbuh gigi yang dapat menghasilkan racun yang terdapat pada rongga
mulut. Pada buaya giginya bisa mnegalami 50 kali pergantian. Pada umumnya
retil tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai penangkap
mangsa.
Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan
ujung bercabang dua. Pada reptilian pemakan insekta memiliki lidah yang dapat
dijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-kura lidahnya relative kecil dan tidak
dapat dijulurkan. Lidah ular berbentuk pembuluh yang terbungkus oleh selaput
dan terletak di bagian rahang bawah. Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya
berfungsi agar rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah menelan
mangsanya.Pada ular Kelenjar labia bermodifikasi menjadi kelenjar poison yang
bermuara di kantung yang terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui
gigi tersebut.
2. Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di belakang rongga mulut yang
menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak
terjadi proses pencernaan.
3. Lambung (ventrikulus) merupakan tempat penampungan makanan dan
pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang membesar dibelakang
esophagus. Disini makanan baru mengalami proses pencernaan. Pada bagian
fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia.
4. Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
Dalam usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum,
kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan
bentuk tubuhnya.
5. Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan
oleh hati ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari
dua lobus yaitu sinister dan dexter yang berwarna coklat kemerahan. Kantong
empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile terletak
diantara lambung dan duodenum. Pancreas berbentuk pipih dan berwarna
kekuning-kuningan.
5) SISTEM EKSKRESI
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka.
Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil
metabolisme.Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam
urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.
6) SISTEM PEREDARAN DARAH
Sistem sirkulasi reptil lebih maju dibandingkan dengan katak. Perhatikan
Gambar 5.20. Jantung terdiri dari empat ruangan yaitu ventrikel kanan, ventrikel
kiri, atrium kanan, dan atrium kiri serta sebuah sinus venosus. Antara ventrikel
kanan dan kiri terdapat sekat yang belum sempurna sehingga terjadi percampuran
darah yang kaya O2 dalam ventrikel kiri dengan darah yang kaya CO2 dalam
ventrikelkanan.
Khusus pada jantung buaya, pada sekat antar ventrikel terdapat lubang kecil
yang disebut foramen panizzae yang berfungsi sebagai berikut.
7) SISTEM REPRODUKSI
Jantan
· Memiliki alat kelamin khusus : hemipenis
· Sepasang testis
· Memiliki epididimis
· Memiliki vas deferens
Betina
· Memiliki sepasang ovarium
· Memiliki saluran telur (oviduk)
· Berakhir pada saluran kloaka
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-
hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya
reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular
garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk
betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam
telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian
bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma
di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan
dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas
deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang
dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung
tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu
hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan
pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang
yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam
lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang
hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning
telur yang berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta
berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun
mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
8) SISTEM INDERA
Reptil memiliki alat indera dengan kepekaan yang berbeda- beda,
bergantung pada spesiesnya. Beberapa reptil juga memiliki indera khas yang tidak
dimiliki oleh reptil lainnya. Namun, secara umum indera yang dimiliki oleh reptil
adalah indera penglihatan, pendengaran dan kemoreseptor khusus.
a. indera penglihatan
secara umum, reptil memiliki struktur mata yang sama dengan vertebrata lainnya.
Ada yang memiliki kelopak mata, ada pula yang tidak. Akomodasi pada semua
reptil kecuali ular diatur oleh lensa yang dikelilingi dengan cincin otot sehingga
lensa dapat memipih dan membesar. Sementara pada ular, untuk akomodasi lensa
mata dapat diarahkan maju- mundur.
Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi dilindungi oleh selaput
transparan. Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia. Sensor yang
ditangkap adalah bayangan dan sensitif terhadap cahaya dan panas.
Sebagian besar ular juga memiliki mata median yang berada di atas kepalanya.
Mata median merupakan hasil envaginasi dari dienchephalon. Mata median ini
tidak membentuk gambaran retina. Fungsinya adalah untuk mengamati durasi dari
fotoperiodisme lingkungan dan memasukkan pengaruhnya terhadap ritme
biologis. Mata median ini diduga juga berguna untuk menakar kadar radiasi sinar
matahari yang memapar tubuh ular.
Pada bunglon, mata lateralnya dapat berputar 360o. Selain itu, kedua mata
lateralnya dapat bergerak ke arah yang berbeda. Sehingga, hewan ini dapat
melihat ke dua arah sekaligus.
b. Indera Pendengaran
Reptil tidak memiliki daun telinga. Pada kadal, gendang telinganya nampak jelas
terlihat dari luar, berada tepat di belakang rahang. Buaya memiliki gendang
telinga yang berada di dalam lubang telinga, tepatnya berada di ujung saluran
telinga. Gendang telinga ini berfungsi untuk menggetarkan tulang- tulang
pendengaran. Akan tetapi, hampir semua jenis ular tidak memiliki gendang
telinga. Sehingga, sinyal- sinyal getaran diterima dari lingkungan melalui rahang
bawah.
c. kemoreseptor khusus
1) Organ Vomeronasal
Organ ini fungsinya ekuiivalen dengan indera pembau pada manusia. Karena
hidung ular hanya memiliki epitel respirasi, maka fungsi penciumannya
digantikan oleh organ ini. Organ vomeronasal atau organ Jacobson berhubungan
dengan bulbus olfaktorius dan berfungsi sebagai pendeteksi kimia adanya mangsa
maupun pemangsa. Lidah berfungsi sebagai poembawa sinyal kimia berupa gas
dari lingkungan ke dalam organ ini.
2) Organ perasa
Lidah pada reptil memiliki sedikit kuncup kecap. Sehingga, ia bisa merasakan
mangsanya.
3) Pit Organ
Pit organ merupakan detektor panas pada ular. pit organ ini berupa lubang- lubang
di depan wajah ular yang di dalamnya terdapat membran thermoreseptor. Pada
gambar berikut, organ pit ditunjukkan dengan panah warna merah. Sementara,
panah berwarna hitam menunjukkan lubang hidungnya.
B. Kelas
1. Ordo Testudinata (Chelonia)
Species pada ordo ini memiliki tubuh bulat pipih dan umumnya relative besar,
terbungkus oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung yang disebut carapace,
dan perisai sebelah ventral datar yang disebut plastron. Kedua bagian perisai itu
digabungkan pada bagian lateral bawah, dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat
tanduk tebal. Tidak mempunyai gigi, tetapi rahang berkulit tanduk sebagai
gantinya. Tulang kuadrat pada cranium mempunyai hubungan bebas dengan
rahang bawah, sehingga rahang bawah mudah digerakkan. Tulang belakng toraks
dan tulang costae (rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai. Termasuk hewan
ovipar. Telurnya diletakkan dalam lubang pasir atau tanah. Ekstremitas sebagai
alat gerak baik di darat maupun di air.
Ordo Testudinata terbagi atas dua family yaitu:
a. Familia : Chelonidae
Species : penyu hijau (Chelonia mydas) tubuhnya besar bahkan ada yang
berdiameter 1 meter
2. Ordo Squamata
Ordo ini memiliki tubuh yang ditutupi sisik epidermis bertanduk yang secara
periodic mengelupas sebagiansebagian atau keseluruhan. Osteoderm biasanya
tidak ada tapi pada beberapa jenis Squamata terdapat pada kepala dan tempat lain.
Kepala pada dasarnya tipe diapsid, arcade bawah tidak sempurna atau tidak ada
dan arkade atas juga sering demikian. Tidak memiliki tulang kuadratojugal
(penghubung tulang kuadrat dan jugal) sehingga memungkinkan terjadinya
gerakan kinesis (pergerakkan tengkorak akibat posisi tulang kuadrat). Lubang
hidung berpasangan. Sering memiliki mata pineal pada kelompok kadal tapi pada
kelompok ular tidak ditemukan. Memiliki lubang kloaka transversal dan pada
yang jantan terdapat dua hemipenis. Organ Jacobson berkembang baik dan
terpisah sempurna dari rongga hidung. Ordo ini terbagi atas dua sub ordo yaitu
Sauri/Lacertalia dan Serpentes/Ophidia.
3. Ordo Crocodilia/Loricata
Tubuh panjang, kepala besar dan runcing, rahang kuat dan gigi tumpul. Kaki
pendek dengan jari-jari berselaput tebal, ekor panjang, kulit tebal, jantung terbagi
atas 4 ruangan terpisah. Ovipar, telinga berlubang kecil. Contoh : Crocodylus
americanus
Alligator
Klasifikasi Crocodylus porosus :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Crocoduylia
Famili : Crocodylidae
Genus : Crocodylus
Species : Crocodylus porosus
Ciri Morfologi Crocodylus porosus :
Merupakan reptil yang paling besar (Schneider, 1801). Beratnya mencapai 1.000-
1.200 kg. Pada buaya jantan dewasa dapat mencapai 6-7 m. Buaya betina lebih
kecil dan pada umumnya berkisar 3 m.
Kepalanya cukup besar dan mempunyai sepasang tepi di sepanjang dari mata ke
tengah hidung. Sisiknya berbentuk oval dan biasanya lebih kecil daripada spesies
lain. Pada Buaya Muara berwarna kuning pucat dengan garis-garis hitam dengan
bintik-bintik yang ditemukan di tubuh dan ekor. Pada buaya dewasa berwarna
lebih gelap dengan warna abu-abu kehitaman. Pada permukaan bawah (ventral)
berwarna kuning atau putih, dan garis-garis dihadirkan pada sisi lebih bawah pada
tubuh tetapi tidak memperluas sampai bagian perut. Ekor berwarna abu-abu.
Mempunyai sepasang rahang yang berat dan kuat dengan jumlah gigi antara 64-
68.
Pada permukaan atas (dorsal) tubuh terdapat seperti duri.
Pada setiap sela jari pada kakinya terdapat selaput
4. Ordo Rhynchocepholia
Yang masih hidup sampai sekarang mempunyai bentuk serupa kadal, berkulit
tanduk dan bersisik, bergranula, punggungnya berduri pendek. Tulang rahang
mudah digerakkan. Contoh yang masih hidup di Australia : Sphenodon punctatum
(Tuatara).
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari
makalah ini jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dan pengembangan sangat kami harapkan. Dan semoga ini dapat
menambah pengetahuan kita dan bermanfaat. Amin.
DAFTAR PUSTAKA