Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BIOLOGI

“FILUM ANNELIDA”

OLEH :
1. M. YOGI FEBRIAN
2. ULTRI HANDAYANI
3. NELSA ANUGRAH AINI
4. PUTRI HULAN SARI
5. HILDA FADILATULNISA
6. AINI NURFADILA

KELAS : X MIPA 2

GURU PEMBIMBING : SILATURRAHMI, S.Pd

SEKOLAH MENENGAH ATAS


SMA N 1 PANGKALAN KEC. PANGKALAN KOTO BARU
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
TP. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
"filum Annelida", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh kami dengan berbagai rintangan.Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.Terima kasih.
Wassalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pangkalan, 13 Februari 2023

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ciri-ciri Umum Annelida....................................................................... 4
2.2 Anatomi dan Fisiologi Annelida............................................................ 5
2.3 Habitat Annelida.................................................................................... 8
2.4 Klasifikasi Annelida............................................................................... 8
2.5 Peranan Annelida................................................................................... 10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan............................................................................................ 11
3.2 Saran ...................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Cacing-cacing yang termasuk dalam Filum ini, hidup di dalam tanah yang
lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada yang
hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan-hewan aquatis, dan ada juga
yang bersifat parasit pada Vertebrata.
Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran
darah yang tertutup dan sistem saraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah
yang utam membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada
bagian ventral.
Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas. Beberapa organ
(misalnya pencernaan) membentang sepanjang tubuh. Organ yang lain seperti saluran
pembuangan, ada di setiap ruas. Annelida mempunyai rongga tubuh atau coelem.
Rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari mesoderm tetapi juga
dilapisi oleh lapisan mesoderm.
Contoh Annelida adalah cacing tanah (Pheretima) cacing ini hidup di tanah,
makananya berupa sisa tumbuhan dan hewan. Charles Darwin ahli biologi yang
termahsur adalah orang yang pertama kali menyatakan bahwa cacing tanah mempunyai
peranan yang penting dalam menggemburkan/menyuburkan tanah. Karena hidup di
dalam tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga tanah menjadi berpori dan mudah
diolah. Cacing tanah juga mencampur dedaunan dengan tanah, jadi menaikan
kandungan humus tanah.
Sebagian besar anelida hidup dilaut, yaitu diliang-liang atau dibawah karang
yang dekat dengan pantai, misalnya neries. Golongan lain dari annelida yang banyak
dikenal adalah lintah pengisap darah. Lintah mempunyai balik penghisap dikedua ujung
badannya. Batil penghisap posterior dipergunakan untuk melekatkan diri pada inang,
sedangkan batil penghisap anterior dipergunakan untuk menghisap darah.

1.2     Rumusan Masalah
1.        Bagaimana ciri-ciri umum Annelida ?
2.        Bagaimana anatomi dan fisiologi Annelida ?

1
3.        Bagaimana habitat Annelida ?
4.        Bagaimana klasifikasi Annelida ?
5.        Apa peranan Annelida ?

1.3     Tujuan Penulisan
Secara khusus makalah “Annelida “ ini disusun  agar :
1.        Siswa mengetahui dan memahami ciri-ciri umum Annelida.
2.        Siswa mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi Annelida.
3.        Siswa mengetahui dan memahami habitat Annelida.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin-cincin kecil, gelang-


gelang atau ruas-ruas, dan oidus yang berarti bentuk. Oleh sebab itu, Annelida juga
dikenal sebagai cacing gelang. Cacing tanah sebagai anggota Annelida dapat digunakan
untuk memberi gambaran struktur umum dari filum ini. Tubuh cacing tanah memiliki
selom bersepta (bersekat), tetapi saluran pencernaan, pembuluh saraf dan tali saraf
memanjang menembus septa itu.
Cacing tanah merupakan hewan hermafrodit, mereka melakukan pembuahan
secara silang. Sel sperma yang dipertukarkan disimpan dalam klitelum untuk kemudian
diselubungi mukus (lendir) membentuk kokon. Kokon dilepas dalam tanah dan
berkembang menjadi embrio yang siap menjadi individu baru. Perkembangbiakan
vegetatifnya dengan cara fragmentasi tubuh yang diikuti dengan regenerasi.
Cacing-cacing yang termasuk dalam Filum ini, hidup di dalam tanah yang
lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada yang
hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan-hewan aquatis, dan ada juga
yang bersifat parasit pada Vertebrata. Di samping tubuhnya bersegmen, juga tertutup
oleh kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis dan sudah ada rongga tubuh.
Annelida yang hidup di tanah, berperan penting dalam memperbaiki struktur
tanah untuk pertanian dan mengembalikan mineral yang penting untuk menjaga
kesuburan tanah. Beberapa contoh kelas Oligochaeta yang penting adalah Pheretima
(cacing tanah) yang mampu menghancurkan sampah dan membantu proses sirkulasi
bahan organik di tanah serta sebagai makanan sumber protein bagi ternak. Contoh
lainnya adalah Perichaeta (cacing hutan), Tubifex (cacing air), Lumbricus rubellus yang
banyak diternakkan orang karena berkhasiat untuk mengobati penyakit tifus, ekstraknya
sebagai minuman kesehatan dan bahan kosmetik.
Kelas Polychaeta, misalnya Nereis vireus (kelabang laut), Eunice viridis (cacing
wawo), Lysidice oele (cacing palolo) merupakan cacing yang menghuni lautan.
Hirudinea merupakan kelas dari Annelida yang mampu menghasilkan zat hirudin,
semacam bahan kimia yang mencegah koagulasi atau pembekuan darah, contohnya
Hirudo medicinalis, Haemodipsa javanica.

3
2.1  Ciri-ciri Umum Annelida
Ciri-ciri umum yang dimiliki anggota filum Annelida adalah :
1.      Tempat hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit
(merugikan karena menempel pada inangnya).
2.       Simetri tubuhnya bilateral simetris karena sudah ada punggung di dorsal dan
Sisi Perut (ventral)
3.      Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang
memanjang sehingga berupa tangga tali.
4.      Alat eksresi disebut nephridium.
5.      Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh dan
berlangsung secara difusi. Sistem peredaran darah tertutup.
6.      Hewan ini bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat kopulasi.
7.      Alat pencernaan makanan sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan dan
anus.
8.      Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada
di ujung belakang.
9.      Ruas tubuhnya (segmen) disebut Metameri
10.  Metameri merupakan bentuk segmen-segmen yang antara segmen itu memiliki
organ-organ yang sama.
11.  Organ-organ yang dimiliki pada setiap segmennya sama itu antara lain alat
ekskresi (nefridium) lubang reproduksi, otot dan pembuluh darah , Sistem
pencernaan lengkap/sempurna.
12.  Sistem peredaran darah tertutup.
13.  Klasifikasi Annelida ini didasarkan atas tidaknya seta / rambut / parapodium
yang ada di permukaan tubuhnya.
14.  Tubuh tertutup oleh kutikula yang licin yang terletak di atas epithelium yang
bersifat glanduler 

4
2.2  Anatomi dan Fisiologi Annelida
a. Anatomi Annelida
Banyak tipe cacing tanah, tetapi Lumbricus terrestris adalah merupakan salah
satu contoh spesies yang baik atau representative bagi Filum Annelida. Lumbricus
terrestris ini akan digunakan sebagai contoh dalam pembahasan selanjutnya. 
Struktur tubuh annelida ini mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan yang lain. Cacing tersebut sudah mempunyai rongga sejati disebut triplobastik
selomata. Bentuk tubuhnya bersegmen-segmen dilapisi oleh kutikula, tersusun oleh
gelang kecil yang dibatasi dengan sekat berbentuk seperti cincin atau gelang. Jika
cacing ini dipotong menjadi dua bagian yang sama, maka bentuk tubuhnya simetri
bilateral.
Bentuk tubuh Lumbricus terrestris panjang silindris, kurang lebih 2/3 baian
posteriornya sedikit memipih ke arah dorsoventral. Warna tubuh permukaan atas
berwarna merah sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis kelihatan jelas.
Permukaan bawah lebih pucat, umumnya merah jambu dan kadang-kadang putih. Mulut
terdapat di ujung anterior pada bagian yang disebut prostomium.
Pada segmen-segmen ke 32-37, terdapat penebalan kulit yang disebut clitellum.
Clitellum ini jelas pada bagian dorsal dan ventral, dimana disini tidak terdapat annuli.
Pada tiap-tiap segmen terdapat 4 pasang setae, kecuali segmen pertama dan terakhir, 2
pasang di lateral dan 2 pasang lainnya di ventro-lateral. Setae berguna sebagai alat gerak
bagi cacing tanah, yang digerakkan oleh musculus retractor.
Pada permukaan tubuh cacing tanah terdapat beberapa lubang muara keluar dari
berbagai alat atau organ di dalam tubuh. Lubang-lubang tersebut ialah:
a.       mulut, berbentuk bulan sabit terletak di medio ventral segmen pertama
b.      anus, terletak pada segmen terakhir
c.       lubang muara keluar ductus spermaticus atau vas deferens, terletak pada segmen ke-
15
d.      ubang muara keluar oviduct, terletak pada segmen ke-14
e.       lubang muara keluar receptaculum seminalis berupa 2 pasang pori. Receptaculum
seminalis adalah tempat penyimpanan sperma
f.       pori dorsales merupakan lubang muara keluar coelom

5
g.      sepasang nephridiofor, merupakan lubang muara keluar dari saluran ekskresi dan
terletak pada tiap segmen, keculi segmen terakhir dan 3 segmen pertama.  

b.      Fisiologi
1.      Sistem Gerak
Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu : stratum circulare
(lapisan otot sebelah luar) dan stratum longitudinal (lapisan otot sebelah dalam). Jika
musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan menggelombang dari cacing tanah
itu sehingga ia bergerak.
Dinding intestine juga mempunyai otot, yaitu stratum longitudinal. Jika otot ini
berkontraksi, akan menimbulkan gerak peristaltic yang dapat mendorong makanan
dalam saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan.
Setae digerakkan oleh 2 berkas otot, yaitu : musculus protactor, yang mendorong
setae keluar, dan musculus retractor yang menarik kembali setae masuk ke dalam
rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung dalam dari setae. Jadi
cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot dinding tubuh.
2.      Sistem Respirasi
Cacing tanah bernapas dengan kulitnya, karena kulitnya bersifat lembab, tipis,
banyak mengandung kapiler-kapiler darah.
3.      Sistem Pencernaan Makanan
Saluran pencernaan cacing tanah sudah lengkap, terdiri atas mulut, pharynx,
esophagus, proventriculus, ventriculus, intestine dan anus. Makanan cacing tanah terdiri
atas sisa-sisa hewan dan tanaman. Cacing tanah mencari makanannya di luar liang pada
saat malam hari. Makanan diambil melalui mulutnya. Makanan di dalam esophagus
tercampur dengan cairan hasil sekresi kelenjar kapur (calciferous glands) yang terdapat
pada dinding esophagus itu. Dari esophagus, makanan terus masuk ke dalam
proventriculus yang merupakan tempat penyimpan makanan yang bersifat sementara.
Selanjutnya, makanan masuk ke dalam ventriculus. Disini makanan dicerna
menjadi partikel-partikel halus. Dari ventriculus, partikel makanan ini masuk ke dalam
intestin. Di dalam intestine, makanan akan dicerna lebih lanjut sehingga menjadi
substansi-substansi yang lebih kecil, yang dapat diabsorbsi oleh dinding intestine
tersebut. Dinding intestin mengandung kelenjar-kelenjar yang menghasilkan enzim-

6
enzim. Karena pengaruh enzim-enzim ini, partikel-partikel makanan tadi dicernakan
menjadi monosakarida, asam lemak dan gliserol, dan asam amino yang siap untuk
diabsorbsi. Senyawa-senyawa tersebut diabsorbsi oleh dinding intestin dan selanjutnya
bersama-sama dengan sirkulasi darah diangkut ke seluruh bagian-bagian tubuh.

4.      Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran darah cacing tanah adalah sistem peredaran darah tertutup.
Darah terdiri atas bagian cair yang disebut plasma, dan sel-sel darah atau korpuskula.
Korpuskula terdapat di dalam plasma darah. Eritrosit mengandung hemoglobin yang
mempunyai kemampuan mengikt oksigen. Pembuluh-pembuluh darah terdiri atas aorta
dorsalis, aorta ventralis.
Aorta dorsalis terletak di sebelah dorsal saluran pencernaan dan mudah terlihat
dari luar pada cacing yang hidup sebab kulit tubuh cacing sedikit transparent. Aorta
ventralis terletak di sebelah ventral saluran pencernaan dan di sebelahdorsal truncus
nervosus.
Pada saat darah mengalir menuju ke kulit, hemoglobin mengikat CO 2 ,
CO2keluar melalui kulit sedangkan O2 dari udara masuk ke dalam tubuh cacing tanah
melalui kulit dan bersenyawa dengan hemoglobin, membentuk oxyhemoglobin.
5.      Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi cacing tanah berupa nephridia (nephridios=ginjal). Pada tiap
segmen tubuh terdapat sepasang nephridia, kecuali 3 segmen yang pertama dan segmen
yang terakhir tidak ada.
6.      Sistem Saraf
Sistem saraf cacing tanah, terletak di sebelah dorsal pharynx di dalam segmen
yang ke 3 dan terditi atas :
a.       ganglion cerebrale, yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan comissura,
terletak di sebelah dorsal pharynx, di dalam segmen ke 3
b.      berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya.
Dari tiap kelompok sel-sel tersebut terdapat saraf-saraf yang terinnervasi daerah
mulut dan berpangkal pada ujung anterior tiap kelompok sel tersebut dan cabang saraf
yang menuju ke ventral dan  melingkari pharynx. 

7
7.      Organ Sensoris
Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya terdapat sel-sel
saraf tertentu yang peka terhadap sinar.

8.      Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifat hermaphrodit. Kedua oviductnya terletak di dalam segmen ke-13
dan infundibulumnya bersilia. Testes terletak di dalam suatu rongga yang dibentuk oleh
dinding-dinding vesicular seminalis.

2.3  Habitat Annelida
Cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan suhunya
tidak rendah. Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hanya pada saat tertentu saja. Pada
siang hari tidak pernah keluar ke permukaan tanah, kecuali pada saat hujan. Dalam
keadaan yang sangat dingin atau sangat kering mereka masuk ke dalam liang, seringkali
sampai sedalam 8 kaki dan dalam keadaan ini beberapa cacing seringkali terdapat
melingkar bersama-sama, dengan di atasnya terdapat lapisan tanah yang bercampur
dengan lendirnya.

2.4  Klasifikasi Annelida
Seta berguna untuk bergerak. Dengan dasar ada tidaknya seta, maka filum ini
dibagi menjadi kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
         Kelas Polychaeta
Polychaeta tubuhnya jelas bersegmen-segmen, baik bagian luar maupun bagian
dalamnya, coelom umumnya terbagi oleh septa intersegmental, segmen tubuhnya
banyak, mempunyai banyak setae. Umumnya mempunyai kepala yang dilengkapi
sejumlah alat tambahan atau extremitas hampir bersifat gonochoristis, dengan gonade
memanjang di seluruh tubuh dan fertilisasi eksternal, perkembangannya melalui stadium
larva, larva disebut trochophora.
Ciri khas kelas polychaeta memiliki banyak rambut pada permukaan tubuhnya.
Seta terdapat pada parapodia di setiap segmen tubuh. Parapodia merupakan tonjolan
kaki yang berfungsi sebagai alat gerak. Pada parapodia juga terdapat insang. Seluruh
anggotanya hidup di air laut (sehingga sering disebut kelabang laut). Contohnya, cacing
palolo (Eunice viridis) dan cacing wawo (Lysidice oele).

8
    Gambar 1. Struktur tubuh cacing wawo, palolo, dan kelabang laut.

         Kelas Oligochaeta
Cacing oligochaeta hanya memiliki sedikit seta. Cacing tersebut hidup di tanah
yang lembab atau di air tawar. Tubuhnya tidak memiliki parapodia. Pergerakannya
dilakukan oleh kontraksi otot yang dibantu oleh seta. Contohnya, cacing tanah
(lumbricus terestris).
Tubuh cacing tanah disusun oleh 100-180 segmen. Bagian mulut (prostomium)
terdapat pada ujung anterior segmen pertama dan anus pada segmen terakhir. Pada
segmen ke-32 sampai ke-37 terdapat penebalan kulit yang disebut
klitelum. Klitelum berfungsi membentuk kokon, yaitu kantong untuk meletakkan sel
telur dan melangsungkan pembuahan. Tubuh cacing tanah memiliki testis dan ovarium.
Walaupun hermafrodit, hewan tersebut melangsungkan pembuahan silang.

Gambar 2. Cacing Tanah

         Kelas Hirudinea
Kelas hirudinea beradaptasi sebagai hewan pengisap darah. Pada sekeliling
mulut dan anusnya dilengkapi alat penghisap. Tubuhnya mengandung se-sel kelenjar
yang menghasilkan zat antikoagulan (anti-pembekuan darah) bernama hirudin.

9
Kelas herudinea tergolong hermafrodit. Meskipun begitu, hewan tersebut
elangsungkan perkawinan secara silang dan pembuahannya terjadi di kokon. Anggota
kelas hirudinea antara lain lintah (hirudo sp.) dan pacet (haemadipsa sp.). Lintah
kebanyakan hidup di air tawar, sedangkan pacet di darat.

Gambar 3. Anatomi Lintah.


2.5   Peranan Annelida
Beberapa jenis Annelida berguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo dan
palolo dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia. Cacing tanah
memiliki kandungan protein lebih tinggi dari daging sapi sehingga sangat baik untuk
bahan pakan ternak.
Cacing tanah bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Cacing tersebut
dapat menggemburkan lahan dan sisa metabolismenya dapat menambah unsur hara
tanah.
Lintah dapat digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang telah
terinfeksi. Selain itu, hirudin bermanfaat dalam penyimpanan darah, yaitu untuk
keperluan transfusi darah.

10
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
1.      Annelida hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat
parasit. Simetri tubuhnyabilateral simetris. Sistem saraf terdiri dari ganglion otak
dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Alat
eksresi disebut nephridium. Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh
permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi. Sistem peredaran darah tertutup.
2.      Habitat cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan
suhunya tidak rendah.
3.      Klasifikasi Annelida berdasarkan ada tidaknya seta dibagi menjadi kelas yaitu
Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
4.      Beberapa jenis Annelida berguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo dan palolo
dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia, cacing tanah
bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Lintah dapat digunakan untuk
membersihkan nanah pada luka yang telah terinfeksi. Selain itu, hirudin bermanfaat
dalam penyimpanan darah, yaitu untuk keperluan transfusi darah.

3.2  Saran
Dengan memiliki pengetahuan tentang Annelida, siswa disarankan untuk
1.      Lebih meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar agar cacing tanah tetap
lestari.
2.      Memanfaatkan cacing tanah sebaik mungkin sehingga dapat berguna bagi
masyarakat luas.
  

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2008. Annelida, (online), (http://cacingtanahqu.blogspot.com/p/


            lumbricus-rubellus.html), diakses 25 ferbruari 2016
Anonim2. 2010. Filum Annelida, (online), (http://biologi-kintan.blogspot.com/
            2010/05/annelida.html), diakses 25 ferbruari 2016
Ardianz. 2010. Filum Annelida, (online), ( http://:annelida\filum-annelida.
             htmlhtyjyk.htm), 25 ferbruari 2016
Priadi Arif dan Herlanti Yanti. 2014. Biologi untuk SMA/MA kelas X K13. Jakarta:
Yudistira.

12

Anda mungkin juga menyukai