FILUM ANNELIDA
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Trisulaswati Syamsudin Ali (2101040052)
Maria Rudolfan Unggas (2101040077)
Wismi Jublina Salean (2101040016)
Nosintha Huru (2101040078)
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Anellida " dengan tepat
waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Zoologi Invetbrata. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
kami. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
COVER………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………….....
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang ………………………………………………………………….
Rumusan masalah ………………………………………………………………
Tujuan ………………………………………………………………….……….
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ciri-ciri Umum Annelida……………………………………………………..
2.2 Anatomi dan Fisiologi Annelida………………………………………...……
2.3 Habitat Annelida……………………………………………………………...
2.4 Klasifikasi Annelida………………………………………………….............
2.5 Peranan Annelida………………………………………………..…………....
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Secara khusus makalah “Annelida “ ini disusun agar :
1. Siswa mengetahui dan memahami ciri-ciri umum Annelida.
2. Siswa mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi Annelida.
3. Siswa mengetahui dan memahami habitat Annelida.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin-cincin kecil, gelang-
gelang atau ruas-ruas, dan oidus yang berarti bentuk. Oleh sebab itu, Annelida juga
dikenal sebagai cacing gelang. Cacing tanah sebagai anggota Annelida dapat
digunakan untuk memberi gambaran struktur umum dari filum ini. Tubuh cacing
tanah memiliki selom bersepta (bersekat), tetapi saluran pencernaan, pembuluh
saraf dan tali saraf memanjang menembus septa itu.
Cacing tanah merupakan hewan hermafrodit, mereka melakukan
pembuahan secara silang. Sel sperma yang dipertukarkan disimpan dalam klitelum
untuk kemudian diselubungi mukus (lendir) membentuk kokon. Kokon dilepas
dalam tanah dan berkembang menjadi embrio yang siap menjadi individu baru.
Perkembangbiakan vegetatifnya dengan cara fragmentasi tubuh yang diikuti
dengan regenerasi.
Cacing-cacing yang termasuk dalam Filum ini, hidup di dalam tanah yang
lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada yang
hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan-hewan aquatis, dan ada
juga yang bersifat parasit pada Vertebrata. Di samping tubuhnya bersegmen, juga
tertutup oleh kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis dan sudah ada
rongga tubuh.
Annelida yang hidup di tanah, berperan penting dalam memperbaiki
struktur tanah untuk pertanian dan mengembalikan mineral yang penting untuk
menjaga kesuburan tanah. Beberapa contoh kelas Oligochaeta yang penting adalah
Pheretima (cacing tanah) yang mampu menghancurkan sampah dan membantu
proses sirkulasi bahan organik di tanah serta sebagai makanan sumber protein bagi
ternak. Contoh lainnya adalah Perichaeta (cacing hutan), Tubifex (cacing air),
Lumbricus rubellus yang banyak diternakkan orang karena berkhasiat untuk
mengobati penyakit tifus, ekstraknya sebagai minuman kesehatan dan bahan
kosmetik.
Kelas Polychaeta, misalnya Nereis vireus (kelabang laut), Eunice viridis
(cacing wawo), Lysidice oele (cacing palolo) merupakan cacing yang menghuni
lautan. Hirudinea merupakan kelas dari Annelida yang mampu menghasilkan zat
hirudin, semacam bahan kimia yang mencegah koagulasi atau pembekuan darah,
contohnya Hirudo medicinalis, Haemodipsa javanica.
2
2.1 Ciri-ciri Umum Annelida
Ciri-ciri umum yang dimiliki anggota filum Annelida adalah :
1. Tempat hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit
(merugikan karena menempel pada inangnya).
2. Simetri tubuhnya bilateral simetris karena sudah ada punggung di dorsal dan Sisi
Perut (ventral)
3. Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang
memanjang sehingga berupa tangga tali.
4. Alat eksresi disebut nephridium.
5. Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh dan
berlangsung secara difusi. Sistem peredaran darah tertutup.
6. Hewan ini bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat kopulasi.
7. Alat pencernaan makanan sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan dan
anus.
8. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di
ujung belakang.
9. Ruas tubuhnya (segmen) disebut Metameri
10. Metameri merupakan bentuk segmen-segmen yang antara segmen itu memiliki
organ-organ yang sama.
11. Organ-organ yang dimiliki pada setiap segmennya sama itu antara lain alat ekskresi
(nefridium) lubang reproduksi, otot dan pembuluh darah , Sistem pencernaan
lengkap/sempurna.
12. Sistem peredaran darah tertutup.
13. Klasifikasi Annelida ini didasarkan atas tidaknya seta / rambut / parapodium yang
ada di permukaan tubuhnya.
14. Tubuh tertutup oleh kutikula yang licin yang terletak di atas epithelium yang
bersifat glanduler
3
2.2 Anatomi dan Fisiologi Annelida
a. Anatomi Annelida
Banyak tipe cacing tanah, tetapi Lumbricus terrestris adalah merupakan
salah satu contoh spesies yang baik atau representative bagi Filum
Annelida. Lumbricus terrestris ini akan digunakan sebagai contoh dalam
pembahasan selanjutnya.
Struktur tubuh annelida ini mempunyai tingkatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan yang lain. Cacing tersebut sudah mempunyai rongga sejati
disebut triplobastik selomata. Bentuk tubuhnya bersegmen-segmen dilapisi oleh
kutikula, tersusun oleh gelang kecil yang dibatasi dengan sekat berbentuk seperti
cincin atau gelang. Jika cacing ini dipotong menjadi dua bagian yang sama, maka
bentuk tubuhnya simetri bilateral.
Bentuk tubuh Lumbricus terrestris panjang silindris, kurang lebih 2/3 baian
posteriornya sedikit memipih ke arah dorsoventral. Warna tubuh permukaan atas
berwarna merah sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis kelihatan
jelas. Permukaan bawah lebih pucat, umumnya merah jambu dan kadang-kadang
putih. Mulut terdapat di ujung anterior pada bagian yang disebut prostomium.
Pada segmen-segmen ke 32-37, terdapat penebalan kulit yang disebut
clitellum. Clitellum ini jelas pada bagian dorsal dan ventral, dimana disini tidak
terdapat annuli. Pada tiap-tiap segmen terdapat 4 pasang setae, kecuali segmen
pertama dan terakhir, 2 pasang di lateral dan 2 pasang lainnya di ventro-lateral.
Setae berguna sebagai alat gerak bagi cacing tanah, yang digerakkan oleh musculus
retractor.
Pada permukaan tubuh cacing tanah terdapat beberapa lubang muara keluar
dari berbagai alat atau organ di dalam tubuh. Lubang-lubang tersebut ialah:
a. mulut, berbentuk bulan sabit terletak di medio ventral segmen pertama
b. anus, terletak pada segmen terakhir
c. lubang muara keluar ductus spermaticus atau vas deferens, terletak pada segmen
ke-15
d. ubang muara keluar oviduct, terletak pada segmen ke-14
e. lubang muara keluar receptaculum seminalis berupa 2 pasang pori. Receptaculum
seminalis adalah tempat penyimpanan sperma
f. pori dorsales merupakan lubang muara keluar coelom
g. sepasang nephridiofor, merupakan lubang muara keluar dari saluran ekskresi dan
terletak pada tiap segmen, keculi segmen terakhir dan 3 segmen pertama.
4
b. Fisiologi
1. Sistem Gerak
Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu : stratum
circulare (lapisan otot sebelah luar) dan stratum longitudinal (lapisan otot sebelah
dalam). Jika musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan menggelombang
dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak.
Dinding intestine juga mempunyai otot, yaitu stratum longitudinal. Jika otot
ini berkontraksi, akan menimbulkan gerak peristaltic yang dapat mendorong
makanan dalam saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan.
Setae digerakkan oleh 2 berkas otot, yaitu : musculus protactor, yang
mendorong setae keluar, dan musculus retractor yang menarik kembali setae masuk
ke dalam rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung dalam
dari setae. Jadi cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot dinding
tubuh.
2. Sistem Respirasi
Cacing tanah bernapas dengan kulitnya, karena kulitnya bersifat lembab, tipis,
banyak mengandung kapiler-kapiler darah.
3. Sistem Pencernaan Makanan
Saluran pencernaan cacing tanah sudah lengkap, terdiri atas mulut, pharynx,
esophagus, proventriculus, ventriculus, intestine dan anus. Makanan cacing tanah
terdiri atas sisa-sisa hewan dan tanaman. Cacing tanah mencari makanannya di luar
liang pada saat malam hari. Makanan diambil melalui mulutnya. Makanan di dalam
esophagus tercampur dengan cairan hasil sekresi kelenjar kapur (calciferous glands)
yang terdapat pada dinding esophagus itu. Dari esophagus, makanan terus masuk ke
dalam proventriculus yang merupakan tempat penyimpan makanan yang bersifat
sementara.
Selanjutnya, makanan masuk ke dalam ventriculus. Disini makanan dicerna
menjadi partikel-partikel halus. Dari ventriculus, partikel makanan ini masuk ke
dalam intestin. Di dalam intestine, makanan akan dicerna lebih lanjut sehingga
menjadi substansi-substansi yang lebih kecil, yang dapat diabsorbsi oleh dinding
intestine tersebut. Dinding intestin mengandung kelenjar-kelenjar yang
menghasilkan enzim-enzim. Karena pengaruh enzim-enzim ini, partikel-partikel
makanan tadi dicernakan menjadi monosakarida, asam lemak dan gliserol, dan
asam amino yang siap untuk diabsorbsi. Senyawa-senyawa tersebut diabsorbsi oleh
dinding intestin dan selanjutnya bersama-sama dengan sirkulasi darah diangkut ke
seluruh bagian-bagian tubuh.
5
4. Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran darah cacing tanah adalah sistem peredaran darah tertutup.
Darah terdiri atas bagian cair yang disebut plasma, dan sel-sel darah atau
korpuskula. Korpuskula terdapat di dalam plasma darah. Eritrosit mengandung
hemoglobin yang mempunyai kemampuan mengikt oksigen. Pembuluh-pembuluh
darah terdiri atas aorta dorsalis, aorta ventralis.
Aorta dorsalis terletak di sebelah dorsal saluran pencernaan dan mudah
terlihat dari luar pada cacing yang hidup sebab kulit tubuh cacing sedikit
transparent. Aorta ventralis terletak di sebelah ventral saluran pencernaan dan di
sebelahdorsal truncus nervosus.
Pada saat darah mengalir menuju ke kulit, hemoglobin mengikat CO 2 ,
CO2keluar melalui kulit sedangkan O2 dari udara masuk ke dalam tubuh cacing
tanah melalui kulit dan bersenyawa dengan hemoglobin, membentuk
oxyhemoglobin.
5. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi cacing tanah berupa nephridia (nephridios=ginjal). Pada
tiap segmen tubuh terdapat sepasang nephridia, kecuali 3 segmen yang pertama dan
segmen yang terakhir tidak ada.
6. Sistem Saraf
Sistem saraf cacing tanah, terletak di sebelah dorsal pharynx di dalam
segmen yang ke 3 dan terditi atas :
a. ganglion cerebrale, yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan comissura,
terletak di sebelah dorsal pharynx, di dalam segmen ke 3
b. berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya.
Dari tiap kelompok sel-sel tersebut terdapat saraf-saraf yang terinnervasi
daerah mulut dan berpangkal pada ujung anterior tiap kelompok sel tersebut dan
cabang saraf yang menuju ke ventral dan melingkari pharynx.
7. Organ Sensoris
Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya terdapat
sel-sel saraf tertentu yang peka terhadap sinar.
8. Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifat hermaphrodit. Kedua oviductnya terletak di dalam segmen
ke-13 dan infundibulumnya bersilia. Testes terletak di dalam suatu rongga yang
dibentuk oleh dinding-dinding vesicular seminalis.
6
2.3 Habitat Annelida
Cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan
suhunya tidak rendah. Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hanya pada saat
tertentu saja. Pada siang hari tidak pernah keluar ke permukaan tanah, kecuali pada
saat hujan. Dalam keadaan yang sangat dingin atau sangat kering mereka masuk ke
dalam liang, seringkali sampai sedalam 8 kaki dan dalam keadaan ini beberapa
cacing seringkali terdapat melingkar bersama-sama, dengan di atasnya terdapat
lapisan tanah yang bercampur dengan lendirnya.
• Kelas Oligochaeta
Cacing oligochaeta hanya memiliki sedikit seta. Cacing tersebut hidup di
tanah yang lembab atau di air tawar. Tubuhnya tidak memiliki parapodia.
Pergerakannya dilakukan oleh kontraksi otot yang dibantu oleh seta. Contohnya,
cacing tanah (lumbricus terestris).
Tubuh cacing tanah disusun oleh 100-180 segmen. Bagian mulut
(prostomium) terdapat pada ujung anterior segmen pertama dan anus pada segmen
terakhir. Pada segmen ke-32 sampai ke-37 terdapat penebalan kulit yang disebut
klitelum. Klitelum berfungsi membentuk kokon, yaitu kantong untuk meletakkan
sel telur dan melangsungkan pembuahan. Tubuh cacing tanah memiliki testis dan
ovarium. Walaupun hermafrodit, hewan tersebut melangsungkan pembuahan
silang.
• Kelas Hirudinea
Kelas hirudinea beradaptasi sebagai hewan pengisap darah. Pada sekeliling
mulut dan anusnya dilengkapi alat penghisap. Tubuhnya mengandung se-sel
kelenjar yang menghasilkan zat antikoagulan (anti-pembekuan darah)
bernama hirudin.
Kelas herudinea tergolong hermafrodit. Meskipun begitu, hewan tersebut
elangsungkan perkawinan secara silang dan pembuahannya terjadi di kokon.
Anggota kelas hirudinea antara lain lintah (hirudo sp.) dan pacet (haemadipsa sp.).
Lintah kebanyakan hidup di air tawar, sedangkan pacet di darat.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
1. Annelida hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat
parasit. Simetri tubuhnyabilateral simetris. Sistem saraf terdiri dari ganglion otak
dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Alat
eksresi disebut nephridium. Respirasi dengan menggunakan epidermis pada
seluruh permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi. Sistem peredaran darah
tertutup.
2. Habitat cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan
suhunya tidak rendah.
3. Klasifikasi Annelida berdasarkan ada tidaknya seta dibagi menjadi kelas yaitu
Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
4. Beberapa jenis Annelida berguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo dan palolo
dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia, cacing tanah
bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Lintah dapat digunakan untuk
membersihkan nanah pada luka yang telah terinfeksi. Selain itu, hirudin bermanfaat
dalam penyimpanan darah, yaitu untuk keperluan transfusi darah.
3.2 Saran
Dengan memiliki pengetahuan tentang Annelida, siswa disarankan untuk
1. Lebih meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar agar cacing tanah
tetap lestari.
2. Memanfaatkan cacing tanah sebaik mungkin sehingga dapat berguna bagi
masyarakat luas.
10
DAFTAR PUSTAKA
11