Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM AVERTEBRATA

MODUL I

ANNELIDA (Polypheretima sp.)

DISUSUN OLEH :

NAMA : SYAHRU RAMADHAN


NIM : G 401 20 036
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : TRY STAR GABRIEL

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA HEWAN DAN EVOLUSI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

NOVEMBER, 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cacing tanah merupakan salah satu ragam yang istimewa di antara


Annelida. Apendiks-apendiksnya hanya berwujud rambut-rambut kaku yang
kecil. Cacing tanah tidak mempunyai insang, tetapi mengisap oksigen
melalui kulitnya yang basah dari celah-celah di dalam tanah. Cacing tanah
tidak mempunyai rahang. Cacing tanah mengeluarkan lendir yang
melicinkan jalannya menembus tanah. Beberapa hewan annelida akuatik
berenang untuk mencari makan, tetapi sebagian besar tinggal di dasar dan
bersarang di dalam pasir dan endapan lumpur: cacing tanah, tentunya,
merupakan pembentuk sarang dalam lubang. Kelas cacing bersegmen ini
meliputi cacing tanah dan berbagai spesies akuatik. Cacing tanah memakan
tanah untuk membuat lubang jalan melalui tanah, dan mengekstraksi
nutrient sementara tanah dilewatkan melalui saluran pencernaan. Bahan-
bahan yang tidak tercerna, tercampur dengan mucus yang disekresikan ke
dalam saluran pencernaan, dikeluarkan sebagai kotoran melalui anus. Petani
menghargai cacing tanah karena hewan tersebut mengolah tanah, dan
kotorannya memperbaiki kotoran tanah (Campbell, 2003).

Annelida biasanya disebut cacing yang bersegmen-segmen atau beruas-ruas,


tubuhnya terdiri dari sederetan segmen sama (metameri), artinya tiap
segmen tersebut mempunyai organ tubuh seperti alat reproduksi, otot
pembuluh darah, dan sebagainya yang tersendiri tetapi segmen tersebut tetap
berhubungan satu sama lain dan terkoordinasi. Terdapat selom yang besar
dan jelas, beberapa sistem organ seperti peredaran darah, sistem saraf telah
berkembang dangan baik (Rusyana, 2014).

Beberapa hewan Annelida akuatik berenang untuk mencari makan, tetapi


sebagian besar tinggal di dasar dan bersarang di dalam pasir dan endapan
lumpur, cacing tanah tentunya, merupakan pembentuk sarang dalam lubang.
Selom cacing tanah terpartisipasi oleh septa, tetapi saluran pencernaan,
pembuluh darah, longitudinal, dan tali syaraf menembus septa itu dan
memanjang di sekujur tubuh hewan itu (pembuluh utama memiliki cabang
bersegmen). Sistem pencernaan memiliki beberapa daerah khusus: faring,
esofagus, tembolok, rempela , dan usus halus (Rohmimohtarto, 2007).
Sistem sirkulasi tertutup terdiri atas suatu jaringan pembuluh yang
mengandung darah dengan hemoglobin pembawa oksigen. Pembuluh dorsal
dan ventral di hubungkan oleh beberapa pasang pembuluh segmental
(Rohmimohtarto, 2007).

Berdasarkan uraian di atas yang melatarbelakangi praktikum ini adalah


mengenal karakteristik anggota filum Annelida kelas Oligochaeta yang
penting dalam proses identifikasi serta belajar mengidentifikasi
menggunakan kunci determinasi.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah mengenal karakteristik anggota filum


Annelida kelas Oligochaeta yang penting dalam proses identifikasi serta
belajar mengidentifikasi menggunakan kunci determinasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ciri-ciri Annelida filum cacing yang lain adalah Annelida (annulus berarti cincin
kecil), artinya bentuk cacing ini seperti cincin atau gelang. Anggota filum ini
adalah cacing tanah. Habitat cacing ini pada tanah yang lembap dan air. Ada yang
hidup bebas dan ada juga yang hidup sebagai parasit. Annelida, anggota filum
Annelida, adalah kelompok cacing dengan sekitar 18.000 spesies, termasuk cacing
tanah yang biasa kita kenal. Annelida memiliki catatan fosil yang membentang
dari zaman kambrium, dan dibedakan dari organisme lain yang disebut “cacing”
dengan adanya rongga tubuh (coelom) dan segmentasi sejati, yang keduanya
memberikan keuntungan evolusi (Kastawi, 2001).

Annelida adalah organisme yang paling kompleks yang mampu meregenerasi


secara penuh jika mereka dipotong setengah, dan memang mampu bereproduksi
secara vegetatif dengan merilis ujung ekor mereka, yang kemudian tumbuh
menjadi organisme lengkap. Annelida juga dapat bereproduksi secara generative
(Starr dan Cecie, 2012).

Menurut Kastawi (2001) ciri-ciri umum Annelida yaitu tubuh tersusun atas
segmen-segmen menyerupai gelang atau cincin, segmen terdapat di bagian luar
dan dalam tubuhnya. Diantara satu segmen dengan segmen lainya terdapat
sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di
antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa,
panjang tubuh bervariasi dari sekitar 1 mm hingga 3 m, bentuk tubuhnya simetris
bilateral, tubuh dilapisi kutikula. Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan
ada sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia,
habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada
yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap, annelida hidup
diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri. Organ sudah lengkap mulai dari
mulut → faring → esofagus → usus → anus, sudah memiliki pembuluh darah
sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup, pembuluh darah memanjang
sepanjang tubuhnya serta bercabang-cabang di setiap segmen, darah mengandung
hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari
esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh, terdapat tiga pembuluh
utama, satu terletak di dorsal (punggung) dan dua di ventral (bagian perut).
Pembuluh dorsal berperan sebagai jantung utama yang memompa darah melalui
gerak peristaltic, pada bagian anterior (depan) tubuh cacing terdapat lima pasang
pembuluh melengkung yang mengitari saluran pencernaan sehingga
menghubungkan pembuluh dorsal dengan pembuluh ventral, kelima pasang
pembuluh ini berperan sebagai jantung tambahan yang membantu memompa
darah menuju ke ventral tubuh cacing. Disebut juga jantung aorta, belum memiliki
organ pernafasan khusus.

Pada cacing tanah, seluruh permukaan kulit luarnya dipergunakan sebagai organ
respirasi, kulit cacing tanah selalu lembab yang memudahkan terjadi nya
pengikatan oksigen dan difusi oksigen masuk kedalam tubuh. Di bawah kulitnya
terdapat anyaman kapiler yang sangat padat. Kapiler inilah yang mengangkut
oksigen ke seluruh tubuh cacing dan mengangkut sisa hasil metabolisme menuju
ke permukaan kulit untuk berdifusi keluar. sistem eksresi Menggunakan nefridia,
terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya. Cairan tubuh memasuki
nefridium melalui membran nefrostome yang berbentuk seperti gelembung/
corong, nefridium berhubungan dengan kapiler darah. Nefridium berhubungan
dengan lingkungan luar oleh suatu lubang yang disebut nefridiopori, tempat
kotoran keluar (Rohmimohtarto, 2007).

Cara hidup Annelida pada umumnya Annelida hidup bebas di air tawar, air laut,
air payau, dan darat. Annelida mudah ditemukan di sawah, rawa, dan tanah yang
mengandung sisa-sisa bahan organik (detritus). Annelida karnivor memakan
udang kecil atau invertebrata kecil lainnya, namun ada pula yang bersifat
ektoparasit dengan cara menempel sementara di tubuh hewan vertebrata dan
manusia, misalnya Hirudo medicinalis (lintah) dan Haemadipsa (pacet) (Rikyy,
2011)
Ukuran dan bentuk tubuh Annelida tubuh Annelida berukuran kurang dari 1 mm
hingga 3 m. Cacing tanah raksasa megascolides australis dari Australia memiliki
panjang hingga 3 m. Bentuk tubuh Annelida simetri bilateral, terbagi menjadi
ruas-ruas (segmen) yang sama dan anterior hingga posterior. Ruas-ruas tubuh
yang sama disebut metameri atau somit (Kastawi, 2001).

Ada empat kelas annelida yaitu cacing polychaete, annelida laut yang membentuk
mayoritas dari semua spesies (lebih dari 10.000), clitellates, kelompok besar
yang meliputi lintah dan cacing tanah, haplodrils, cacing laut yang sederhana, dan
myzostomids, parasit kecil laut lili. Polychaetes ditandai dengan pertumbuhan
lateral yang keluar disebut parapodia, yang tercakup dalam bulu chitinous disebut
chaetae, memberi mereka nama mereka. Ini parapodia digunakan untuk respirasi,
gerak, menggali, dan untuk menciptakan arus makan (Fried et al., 2005).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini telah dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 10 November


2021 pukul 09.00 WITA sampai dengan selesai. Bertempat di
Laboratorium Biosistimetika Hewan dan Evolusi Jurusan Biologi fakultas
matematika dan ilmu pengetahuan alam Universitas tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang di gunakan pada praktikum ini yaitu, mikroskop yang


berfungsi mengamati cacing tanah yang ukurannya sangat kecil,
contohnya pada seta. Cawan petri yang berfungsi untuk meletakkan
spesimen cacing tanah, pingset yang berfungsi mengambil
spesimen cacing pada dalam botol, botol sampel yang berfungsi
sebagai tempat spesimen cacing tanah, dan papan bedah yang
berfungsi sebagai tempat meletakkan spesimen cacing tanah.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu cacing tanah


(Polypheretima sp.) untuk di amati, dan alkohol 96% sebagai
pembius pada cacing tanah.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah disiapkan alat
dan bahan seperti mikroskop, cawan petri, papan bedah, pingset, alat tulis,
cacing tanah dan alkohol 96%. Setelah itu, diambil cacing tanah diletakkan
didalam cawan petri atau papan bedah. Kemudian amati morfologi dari
cacing tanah dan gambarkan bagian-bagiannya serta membuat
klasifikasinnya.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah


No Gambar Keterangan

1 Morfologi (Polypheretima sp) 1 prostomium


2 peristomium
3 clitellum
4 tumbelculauberstatis
5 famale pore
6 male pore
7 segmen
8 seta
9 pygidium
10 anus

2 Anatomi (Polypheretima sp) 1 crop


2 esophagus
3 pharynx
4 moth
3 Spermatechae (Polypheretima sp) 1 double diverticulata
2 clavate (club shoped)
3 multiloculata

4.2 Pembahasan

Hewan filum annelida berasal dari kata “annul” yaitu cincin dalam bahasa
yunani yaitu “eidos” yaitu bentuk yang dikenal sebagai cacing gelang.
tubuh anggota filum ini bersegmen tertutup kutikula yang merupakan hasil
sekresi dari epidermis, terdapat rongga tubuh (coelom), dengan
metamerisme sebagai ciri utamanya pembagian rongga tubuh, dan sistem
eksresinya metameric (Rikky, 2011).

Pada pengamatan morfologi Polypheretima sp. Terlihat bagian-bagian


yaitu prostomium (mulut atau bagian anterior cacing tanah), peristomium
(segmen pertama cacing), clitellum (segmen penebalan pada cacing tanah
dan melindungi sel telur, female pores (lubang kelamin betina), male
pores (lubang kelamin jantan), pygidium (segmen terakhir cacing), chaetae
(bulu-bulu halus), anus (bagian akhir proses pencernaan atau tempat
pengeluaran dan segmen). Menurut Hasmah et al. (2017), pada morfologi
cacing tanah male pore berada pada segmen 18, clitellum berada pada
segmen 14-16, female pore berada pada segmen 14. Penelitian tersebut
sesuai dengan hasil yang didapatkan pada pengamatan di laboratorium.
Pada pengamatan anatomi Polypheretima sp. terlihat pada bagian-bangian
anatomi yaitu, otak sebagai kendali tubuhnya, prostomium (mulut) untuk
menemukan makanan sebagai makananya, pharynx (faring) sebagai
penyalur udara yang masuk ketubuh cacing, epidermis untuk menjaga
tubuh cacing dari zat yang berbahaya, esophagus (kerongkongan) untuk
menyalurkan makanan dan minuman dari mulut ke lambung, gizzard
(lambung) untuk mengelola makanan, intestinum (usus) berfungsi
menyerap nutrisi dari makanan, sel darah ventral dan sel darah dorsal
fungsinya untuk proses penyerapan oksigen pada cacing dimana oksigen
tersebut masuk ke pembuluh darah kapiler.

Pada pengamatan tipe-tipe prostomium (mulut) pada cacing tanah terlihat


bagian-bagian yaitu, zyglobous, prolobous, pro-epilobous, open epilobous,
closed epilobous, epi-tanylobous dan tanylobous. Mulut terbuka pada
segmen pertama disebut peristomium, yang ada permukaan dorsal
prostomium, cuping yang tergantung pada prostomium (mulut) bervariasi
pada ukurannya dan beberapa cacing dapat pula kemudian kecilnya
sehingga tidak dapat dibedakan. Cara peristomium dan prostomium
disatukan berbeda antara spesies yang satu dengan yang lain dan kriteria
ini merupakan karakter yang digunakan dalam sistematik taksonomi.
Hubungan ini dapat berupa zyglobous, prolobous, apilobous atau
tanylobous, tergantung dari batas prostomium.

Pada cacing tanah terdapat spermatecha, fungsi dari spermatheca adalah


sebagai saluran reproduksi betina. Pada spermatheca terdapat tiga bagian
yaitu, double diverticula, clavate (club shaped) dan multioculate. Sistem
reproduksi cacing tanah memang bersifat hermafrodit atau setiap cacing
tanah memiliki alat kelamin jantan dan betina sekaligus. Meskipun begitu
untuk bereproduksi mereka harus melakukan perkawinan silang dengan
cara bertukar spermatozoid melekatkan bagian depannya (anterior) dengan
posisi saling berlawanan. Dari hasil perkawinan ini kemudian akan
dihasilkan kokon atau butir telur yang nantinya akan terlepas dari tubuh
cacing pada hari ktujuh hingga hari kesepuluh setelah proses perkawinan.
Anatar 10-14 hari kemudian kokon akan nenetas dan menghasilkan bibit
cacing tanah.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada praktikum cacing tanah adalah:
1. Pada bagian morfologi cacing tanah terdapat prostomium, peristomium,
clitellum, male pores (alat kelamin jantan), female pores (alat kelamin
betina), segmen setae, pygidium dan anus.
2. Pada anatomi cacing terdapat otak, prostomium (mulut), pharynx (faring),
esophagus (kerongkongan), lambung (gizzard),usus (intestine), sel darah
ventral dan sel darah dorsal.
3. Pada bagian prostomium cacing tanah terdapat beberapa tipe yaitu
zygolobous, prolobous, pro-epilobous, closed epilobous, epi-tanylobous
dan tanylobous.
4. Bagian spermatecha berfumgsi sebagai saluran reproduksi pada jantan
jantan yaitu terdiri dari double diferticula, clavate (club shaped) dan multi
oculate.

5.2 Saran
Pada praktikum ini, kita sebagai manusia harus mensyukuri dan menjaga
kelestarian dari berbagai makhluk hidup khususnya annelida (cacing tanah).

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N, A. (2003). Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Fried, G, H., Hademenos. and George J. (2005). Biologi Edisi Kedua. Erlangga:
PT. Gelora Aksara Pratama Hala, Yusminah. 2007. Biologi Umum 2.
Makassar: UIN Alauddin.

Hasmah, Annawaty, dan Fahri. (2017). Identifikasi Dan Populasi Cacing Tanah.di
sekitar lubang resapan BIOPORI (LRB) yang diisi media limbah kulit buah
kakao, Jurnal Biocelebes.

Kastawi. (2001). Zoologi Avertebrata. Malang: Jurusan Biologi Fakultas


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang press

Rohmimohtarto. (2007). Zoologi Invertebrata. Pustaka: Jakarta.

Rusyana. (2014). Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta.

Rikyy. (2011). Biologi. Jakarta: Erlangga.

Starr dan Cecie. (2012). Biologi Kesatuan dan Kergaman Makhluk Hidup.
Jakarta: Salemba Teknika.
LEMBAR ASISTENSI

NAMA : SYAHRU RAMADHAN


NIM : G40120036
KELOMPOK: III (TIGA)
ASISTEN : TRY STAR GABRIEL

HARI/TANGGAL KOREKSI PARAF ASISTEN

14 November 2021 Perbaiki

Anda mungkin juga menyukai