Annelida
Disusun oleh:
Nama : Ovita Sari
Nim : 1908106030
Kelas : Biologi A/3
A. Latar Belakang
Secara garis besar, kingdom Animalia dibagi menjadi dua yaitu Vertebrata dan
Invertebrata. Vertebrata merupakan istilah untuk hewan yang mempunyai tulang
belakang (vertebrae) dan Invertebrata merupakan istilah untuk hewan yang tak
memiliki tulang belakang (vertebrae). Vertebrata dibagi menjadi lima kelas yaitu;
Pisces, Amphibi, Reptil, Aves, dan Mammalia. Sedangakn Invertebrata dibagi menjadi
9 kelas yaitu; Protista, Coelenterata, Nemathelmintes, Plathyhelmintes, Annelida,
Artropoda, Insekta, Mollusca, dan Echinodermata.Dalam kehidupan kita sehari hari,
kita hidup berdampingan dengan hewan Vertebrata dan Invertebrata. Jumlah mereka
bahkan jauh lebih banyak dibandingkan seluruh jiwa di dunia. Dalam halnya mereka
dapat bersifat parasit namun adapula yang menguntungkan. Contohnya pada cacing
tanah. Cacing tanah yang bersifat menguntungkan di mana cacing tanah bercampur
dengan dedaunan, jadi menaikkan kandungan humus tanah. Contoh yang merugikan
seperti kecoa yang dapat menimbulakn penyakit karena hidupnya ditempat yang kotor.
Kedua contoh hewan tersebut merupakan salah satu contoh dari Invertebrata. Di mana
mereka tak memiliki tulang belakang (vertebrata). Cacing masuk ke dalam kelas
Annelida dan kecoa ke dalam Insekta.Pada praktikum kali ini kami membahas
mengenai filum Annelida. Di mana filum ini kebanyakna hidupnya bersifat parasite
dalam tubuh. Annelida (dalam bahas alatin annelus = cincin) merupakan kelompok
cacing dengan tubuh bersegmen. Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah
memiliki selomata atau rongga tubuh. Golongan lain dari annelida yang banyak
dikenal adalah lintah penghidap darah. Lintah mempunyai titik penghisap dikedua
ujung badannya. Batil penghisap prosterior dipergunakan untuk melekatkan diri pada
tubuh inang, sedangkan batil penghisap anterior dipergunakan untuk menghisap darah.
Dengan diadakannya praktikum ini diharapkan praktikan dapat mengetahui struktur
morfologi, anatomi, fisiologi, dan lain lain dari Filum Annelida kelas Oligochaeta
yaitu Cacing Tanah (Lumbricus terrestis). (kastawi2005)
B. Tujuan Praktikum
Bagian pendahuluan ini juga berisi tujuan praktikum. Tujuan praktikum acara
praktikum filum annelida adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami karakteristik phylum Platyhelminthes,
Nemathelminthes dan Annelida
2. Menempatkan spesies Platyhelminthes, Nemathelminthes dan Annelida
sesuai dengan kedudukan taksonominya
3. Memahami dan menganalisis habitat Platyhelminthes, Nemathelminthes
dan Annelida serta peranannya dalam kehidupan
TINJAUAN PUSTAKA
Annelida berarti “cacing kecil” dan tubuh bersegmen yang mirip dengan
serangkaian cinicn yang menyatu merupakan ciri khas dari filum Annelida. Terdapat
sekita 15.000 spesies filum Annelida, yang panjangnya berkisaran antara 1mm sampai
3 m pada cacing tanah Australia. Anggota filum Annelida hidup di laut, sebagian besar
habitat hidup di air tawar, dan tanah lembab. Kita dapat menjelaskan anatomi filum
annelida menggunakan anggota filum yang terkenal, yaitu cacing tanah. Selom cacing
tanah terpartisi oleh septa, tetapi saluran pencernaan, pembuluh darah longitudinal,
dan tali saraf menembus septa itu dan memanjang disekujur tubuh hewan itu
(pembuluh utama memliki cabang bersegmen) (Campbell 2003: 227).
Annelida berarti “cincin-cincin kecil”. Hal ini mengacu pada kemiripan tubuh
Annelida dengan serangkaian cincin yang menyatu. Annelida adalah cacing beruas
yang hidup di lautan, di sebagian besar habitat air tawar dan di tanah yang lembap.
Annelida merupakan selomata dan panjangnya berkisar dari 1 mm hingga lebih dari 3
m (Campbell, Reece, 2008).
Tubuh Annelida bilateral simetris, panjang dan jelas bersegmen-segmen.
Disamping bersegmen, tubuhnya juga tertutup oleh kutikula yang merupakan hasil
sekresi dari epidermis. Tubuh annelida sudah memiliki sistem saraf, sistem
kardiovaskuler tertutup dan sudah ada rongga tubuh atau selom (Kastawi, 2005).
Berikut beberapa sistem pada cacing tanah: Sistem gerak, Dinding tubuh cacing tanah
mempunyai dua lapis otot, yaitu stratum cilculare (lapisan otot sebelah luar) dan
stratum longitudinal (lapisan otot sebelah dalam). Jika otot ini berkontraksi maka akan
menimbulkan gerakan menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak.
Dinding intestin juga mempunyai lapisan otot, yaitu stratum longitudinale. Jika otot
ini berkontraksi maka akan timbul gerakan peristaltik yang mendorong makanan
dalam saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan. Ada juga otot
di dalam dinding-dinding pembuluh darah, di dalam pipa-pipa muscular pada
nephridia dan di bagian luar berkas saraf. Pada faring juga ada otot yaitu otot yang
melekatkan faring pada dinding tubuh. Sementara itu, setae (bulu-bulu halus)
digerakkan oleh dua berkas otot, yaitu musculus protactor yang mendorong setae
keluar dan musculus recractor yang menarik kembali setae masuk ke dalam
rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung dalam dari setae. Jadi
cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot dinding tubuh (Kastawi,
2005).
Sistem respirasi Cacing tanah bernapas dengan kulitnya, sebab kulitnya bersifat
lembab, tipis dan banyak mengandung kapiler-kapiler darah (Kastawi, 2005). 3.
Sistem pencernaan makanan Saluran pencernaan cacing tanah sudah lengkap dan
sudah terpisah dari sistem kardiovaskuler. Saluran pencernaan ini terdiri atas mulut,
faring, esophagus, proventiculus, ventriculus, intestin dan anus (Kastawi, 2005).
Sementara menurut Ammi, dkk (2011:31)
sistem pencernaan makanan pada cacing tanah (lumbricus terestis .) terdiri dari
mulut, faring, esophagus, crop (tembolok), gizzard (lambung yang menebal untuk
menggiling makanan), intestin dan anus. Sistem sirkulasi cacing tanah Sistem sirkulasi
(peredaran darah/kardiovaskular) cacing tanah adalah sistem peredaran darah tertutup.
Sistem kardiovaskular meliputi darah, pembuluh- pembuluh darah dan limfa. Darah
teardiri atas bagian cair yang disebut plasma dan sel-sel darah atau korpuskula.
Korpuskula terdapat di dalam plasma darah. Pembuluh darah terdiri atas aorta dorsalis
dan aorta ventralis. Aorta dorsalis terletak di sebelah dorsal saluran pencernaan dan
mudah terlihat dari luar. Di daerahesophagus terdapat lima pasang cabang-cabang
aorta dorsalis yang membesar danberfungsi sama dengan cor (jantung) pada hewan
tingkat tinggi. Jantung ini mengelilingi esophagus dan berhubungan dengan aorta
ventralis yang terletak disebelah ventral saluran pencernaan dan di sebelah dorsal
truncus nervosus. Plasma darah dan beberapa corpuscula membentuk limfa yang
keluar dari aliran darah melalui kapiler-kepiler menuju ke jaringan-jaringan. Limfa
mengangkut oksigen darah ke jaringan-jaringan dan mengangkut karbondioksida dan
sisa-sisa metabolisme masuk ke dalam peredaran darah melalui kapiler-kapiler darah
(Kastawi, 2005).
MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini cutter, jarum pentul papan. Dan bahan
yang digunakan adalah cacing tanah ( lumbricus terestis )
B. Metode
Metodologi
1. Alat
b) Alat bedah
d) Alat tulis
2. Bahan
3. Prosedur kerja
A. Hasil
Sajikan hasil pengamatan praktikum ini dalam bentuk tabel, grafik, diagram dan/atau
gambar, diikuti dengan penjelasannya dan hasil inferensinya. Gambar hasil pengamatan
ditulis tangan dengan jelas dan komunikatif.
Hasil Pengamatan Filum Annelida
1. Tabel Morfologi
Ordo : haplotaxida
Famili : lumbricidae
Genus : lumbrucus
Species : lumbrucus
terestis
No Gambar Keterangan
1 a. mulut
b. faring
c. otak
d. esophagus
e. jantung
f. kantong sperma
g. pembuluh darah
dorsal
h. selom
i. saluran pencernaan
j. nefridium
k. pembuluh darah
ventral
l. simpul saraf
m. klitellium
n. anus
Cacing tanah
No Aspek yang diamati
(Lumbricus terrestis)
1 Parapodia (Kaki sirip) Tidak ada
Prostomium (Segmen
2 121 berwarna hitam
tubuh pertama)
Penstomium (Segmen
3 32 lebihkecil
tubuh sejati)
4 Segmen 90 rapat halus
5 Alat Gerak Otot perut
Clitellum (Segmen
yang mengalami Penis ( terletak pada segmen
6
pembuahan 27 – 32)
(bengkak))
7 Tentakel Tidak ada
8 Bintik Mata Tidak ada
9 Lapisan Kutikula Bening lembab basah
10 Antena Mirip rabut beludru
11 Cetap (Rambut)
B. Pembahasan
Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2002). Biologi. Jilid 1. Edisi Kelima. Alih
Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2003). Biologi. Jilid 2. Edisi Kelima. Alih
Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga
LAMPIRAN