Anda di halaman 1dari 16

Acara Praktikum Ke-3

Annelida

Disusun oleh:
Nama : Ovita Sari
Nim : 1908106030
Kelas : Biologi A/3

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI AVERTEBRATA

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara garis besar, kingdom Animalia dibagi menjadi  dua yaitu Vertebrata dan
Invertebrata. Vertebrata merupakan istilah untuk hewan yang mempunyai tulang
belakang (vertebrae) dan Invertebrata merupakan istilah untuk hewan yang tak
memiliki tulang belakang (vertebrae). Vertebrata dibagi menjadi lima kelas yaitu;
Pisces, Amphibi, Reptil, Aves, dan Mammalia. Sedangakn Invertebrata dibagi menjadi
9 kelas yaitu; Protista, Coelenterata, Nemathelmintes, Plathyhelmintes, Annelida,
Artropoda, Insekta, Mollusca, dan Echinodermata.Dalam kehidupan kita sehari hari,
kita hidup berdampingan dengan hewan Vertebrata dan Invertebrata. Jumlah mereka
bahkan jauh lebih banyak dibandingkan seluruh jiwa di dunia. Dalam halnya mereka
dapat bersifat parasit namun adapula yang menguntungkan. Contohnya pada cacing
tanah. Cacing tanah yang bersifat menguntungkan di mana cacing tanah bercampur
dengan dedaunan, jadi menaikkan kandungan humus tanah. Contoh yang merugikan
seperti kecoa yang dapat menimbulakn penyakit karena hidupnya ditempat yang kotor.
Kedua contoh hewan tersebut merupakan salah satu contoh dari Invertebrata. Di mana
mereka tak memiliki tulang belakang (vertebrata). Cacing masuk ke dalam kelas
Annelida dan kecoa ke dalam Insekta.Pada praktikum kali ini kami membahas
mengenai filum Annelida. Di mana filum ini kebanyakna hidupnya bersifat parasite
dalam tubuh. Annelida (dalam bahas alatin annelus =  cincin) merupakan kelompok
cacing dengan tubuh bersegmen. Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah
memiliki selomata atau rongga tubuh. Golongan lain dari annelida yang banyak
dikenal adalah lintah penghidap darah. Lintah mempunyai titik penghisap dikedua
ujung badannya. Batil penghisap prosterior dipergunakan untuk melekatkan diri pada
tubuh inang, sedangkan batil penghisap anterior dipergunakan untuk menghisap darah.
Dengan diadakannya praktikum ini diharapkan praktikan dapat mengetahui struktur
morfologi, anatomi, fisiologi, dan lain lain dari Filum Annelida kelas Oligochaeta
yaitu Cacing Tanah (Lumbricus terrestis). (kastawi2005)
B. Tujuan Praktikum

Bagian pendahuluan ini juga berisi tujuan praktikum. Tujuan praktikum acara
praktikum filum annelida adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami karakteristik phylum Platyhelminthes,
Nemathelminthes dan Annelida
2. Menempatkan spesies Platyhelminthes, Nemathelminthes dan Annelida
sesuai dengan kedudukan taksonominya
3. Memahami dan menganalisis habitat Platyhelminthes, Nemathelminthes
dan Annelida serta peranannya dalam kehidupan
TINJAUAN PUSTAKA
Annelida berarti “cacing kecil” dan tubuh bersegmen yang mirip dengan
serangkaian cinicn yang menyatu merupakan ciri khas dari filum Annelida. Terdapat
sekita 15.000 spesies filum Annelida, yang panjangnya berkisaran antara 1mm sampai
3 m pada cacing tanah Australia. Anggota filum Annelida hidup di laut, sebagian besar
habitat hidup di air tawar, dan tanah lembab. Kita dapat menjelaskan anatomi filum
annelida menggunakan anggota filum yang terkenal, yaitu cacing tanah. Selom cacing
tanah terpartisi oleh septa, tetapi saluran pencernaan, pembuluh darah longitudinal,
dan tali saraf menembus septa itu dan memanjang disekujur tubuh hewan itu
(pembuluh utama memliki cabang bersegmen) (Campbell 2003: 227).
Annelida berarti “cincin-cincin kecil”. Hal ini mengacu pada kemiripan tubuh
Annelida dengan serangkaian cincin yang menyatu. Annelida adalah cacing beruas
yang hidup di lautan, di sebagian besar habitat air tawar dan di tanah yang lembap.
Annelida merupakan selomata dan panjangnya berkisar dari 1 mm hingga lebih dari 3
m (Campbell, Reece, 2008).
Tubuh Annelida bilateral simetris, panjang dan jelas bersegmen-segmen.
Disamping bersegmen, tubuhnya juga tertutup oleh kutikula yang merupakan hasil
sekresi dari epidermis. Tubuh annelida sudah memiliki sistem saraf, sistem
kardiovaskuler tertutup dan sudah ada rongga tubuh atau selom (Kastawi, 2005).
Berikut beberapa sistem pada cacing tanah: Sistem gerak, Dinding tubuh cacing tanah
mempunyai dua lapis otot, yaitu stratum cilculare (lapisan otot sebelah luar) dan
stratum longitudinal (lapisan otot sebelah dalam). Jika otot ini berkontraksi maka akan
menimbulkan gerakan menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak.
Dinding intestin juga mempunyai lapisan otot, yaitu stratum longitudinale. Jika otot
ini berkontraksi maka akan timbul gerakan peristaltik yang mendorong makanan
dalam saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan. Ada juga otot
di dalam dinding-dinding pembuluh darah, di dalam pipa-pipa muscular pada
nephridia dan di bagian luar berkas saraf. Pada faring juga ada otot yaitu otot yang
melekatkan faring pada dinding tubuh. Sementara itu, setae (bulu-bulu halus)
digerakkan oleh dua berkas otot, yaitu musculus protactor yang mendorong setae
keluar dan musculus recractor yang menarik kembali setae masuk ke dalam
rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung dalam dari setae. Jadi
cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot dinding tubuh (Kastawi,
2005).
Sistem respirasi Cacing tanah bernapas dengan kulitnya, sebab kulitnya bersifat
lembab, tipis dan banyak mengandung kapiler-kapiler darah (Kastawi, 2005). 3.
Sistem pencernaan makanan Saluran pencernaan cacing tanah sudah lengkap dan
sudah terpisah dari sistem kardiovaskuler. Saluran pencernaan ini terdiri atas mulut,
faring, esophagus, proventiculus, ventriculus, intestin dan anus (Kastawi, 2005).
Sementara menurut Ammi, dkk (2011:31)
sistem pencernaan makanan pada cacing tanah (lumbricus terestis .) terdiri dari
mulut, faring, esophagus, crop (tembolok), gizzard (lambung yang menebal untuk
menggiling makanan), intestin dan anus. Sistem sirkulasi cacing tanah Sistem sirkulasi
(peredaran darah/kardiovaskular) cacing tanah adalah sistem peredaran darah tertutup.
Sistem kardiovaskular meliputi darah, pembuluh- pembuluh darah dan limfa. Darah
teardiri atas bagian cair yang disebut plasma dan sel-sel darah atau korpuskula.
Korpuskula terdapat di dalam plasma darah. Pembuluh darah terdiri atas aorta dorsalis
dan aorta ventralis. Aorta dorsalis terletak di sebelah dorsal saluran pencernaan dan
mudah terlihat dari luar. Di daerahesophagus terdapat lima pasang cabang-cabang
aorta dorsalis yang membesar danberfungsi sama dengan cor (jantung) pada hewan
tingkat tinggi. Jantung ini mengelilingi esophagus dan berhubungan dengan aorta
ventralis yang terletak disebelah ventral saluran pencernaan dan di sebelah dorsal
truncus nervosus. Plasma darah dan beberapa corpuscula membentuk limfa yang
keluar dari aliran darah melalui kapiler-kepiler menuju ke jaringan-jaringan. Limfa
mengangkut oksigen darah ke jaringan-jaringan dan mengangkut karbondioksida dan
sisa-sisa metabolisme masuk ke dalam peredaran darah melalui kapiler-kapiler darah
(Kastawi, 2005).
MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini cutter, jarum pentul papan. Dan bahan
yang digunakan adalah cacing tanah ( lumbricus terestis )

B. Metode

Metode yang dilakukan dalam praktikum kali ini sebagai berikut:

Metodologi

1. Alat

a) Wadah atau bak parafin

b) Alat bedah

c) Lup atau kaca pembesar

d) Alat tulis

e) Masker, glove, dan jas laboratorium

2. Bahan

- Cacing tanah (Lumbrichus terrestis)

3. Prosedur kerja

1) Pengamatan Morfologi Annelida

1) Ditempatkan hewan Annelida pada bak preparat.

2) Diamati bagian morfologi tubuhnya.

3) Dilakukan pengukuran terhadap bagian tubuh hewan tersebut.

4) Diamati struktur morfologi dari Lumbricus terrestris menggunakan loop.

5) Digambarlah tiap-tiap specimen tersebut dan beri keterangan.

6) DIbuatlah klasifikasi taksonominya.

7) Dicatat hasilnya pada tabel pengamatan.


2. Pengamatan Anatomi Annelida

1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Dilakukan pembedahan melintang dan membujur pada spesimen untuk melihat


anatominya dan rongga tubuhnya.

3) Diamati dan dicatat hasilnya pada hasil pengamatan


II. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Sajikan hasil pengamatan praktikum ini dalam bentuk tabel, grafik, diagram dan/atau
gambar, diikuti dengan penjelasannya dan hasil inferensinya. Gambar hasil pengamatan
ditulis tangan dengan jelas dan komunikatif.
Hasil Pengamatan Filum Annelida
1. Tabel Morfologi

No Gambar Keterangan Klasifikasi


1 Cacing Tanah (Lumbrius terrestis) Terdapat mulut, Kingdom : annimalia
klitellium, segmen,
Filum : annelida
dan anus
Kelas : oligochaeta

Ordo : haplotaxida

Famili : lumbricidae

Genus : lumbrucus

Species : lumbrucus
terestis

Author : edward 1977

2. Tabel Hasil Pengamatan Morfologi

Aspek yang diamati


No Sampel Hewan Jumlah Panjang Lebar Lebar Jumlah
Segmen Tubuh Tubuh clitellum cetae
1 Cacing tanah 84- 121 10 cm 0,3 mm 0,3 mm 484
3. Pengamatan Anatomi

No Gambar Keterangan
1 a. mulut
b. faring
c. otak
d. esophagus
e. jantung
f. kantong sperma
g. pembuluh darah
dorsal
h. selom
i. saluran pencernaan
j. nefridium
k. pembuluh darah
ventral
l. simpul saraf
m. klitellium
n. anus

4. Tabel Hasil Pengamatan Anatomi

No Sampel Hewan Aspek yang diamati


1 Cacing tanah Letak mulut : segmen 1
Letak faring : segmen 2-4
Letak crop : segmen 5
Letak anus : segmen akhir
Jumlah vasicula 3 pasng
Letak vesikel : segmen 10-12
Jumlah sperwataka 3 pasang

5. Tabel Hasil Morfologi

Cacing tanah
No Aspek yang diamati
(Lumbricus terrestis)
1 Parapodia (Kaki sirip) Tidak ada
Prostomium (Segmen
2 121 berwarna hitam
tubuh pertama)
Penstomium (Segmen
3 32 lebihkecil
tubuh sejati)
4 Segmen 90 rapat halus
5 Alat Gerak Otot perut
Clitellum (Segmen
yang mengalami Penis ( terletak pada segmen
6
pembuahan 27 – 32)
(bengkak))
7 Tentakel Tidak ada
8 Bintik Mata Tidak ada
9 Lapisan Kutikula Bening lembab basah
10 Antena Mirip rabut beludru
11 Cetap (Rambut)

B. Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mengenai anelida yang bertujun


untuk matahari dan memahami karakteristik filum platyhelminthes nemathelminthes dan
Annelida 2 menempatkan spesies platyhelminthes nemathelminthes dan Annelida sesuai
dengan kedudukan taksonominya memahami dan menganalisis habitat platyhelminthes
nemathelminthes dan Annelida serta peranannya dalam kehidupan.
Pengamatan morfologi cacing tanah (lumbricus terestis) dilakukan dirumah
masing-masing hasil pengamatan morfologi yang dilakukan di dapatkan hasil, terdapat
mulut, klitelium, segmen, dan anus. Pada bagian luar cacing tanah memiliki tubuh
yang licin dan lembek memiliki susunan tubuh seperti cincin yang beraruran karena
anelida berasal dari kata analus yang berarti cincin. (kastwi 2005)
cacing tanah merupakan hewan yang tidak mempunyai tulang belakang atau
intervertebrata tubuhnya tersusun atas segmen-segmen berbentuk cincin yaitu struktur
berbentuk rambut yang berguna untuk memegang substrat dan bergerak tubuhnya
dibedakan atas bagian anterior dan posterior pada bagian anterior terdapat mulut dan
berbagai segmen yang agak menebal yang berbentuk kriterium. cacing tanah tidak
mempunyai kepala tetapi mempunyai mulut pada ujungnya atau anterior yang disebut
prostomium bagian belakang mulut terdapat bagian badan yang sedikit sekretnya disebut
kriterium yang merupakan pengembangan dari segmen-segmen biasanya mempunyai
warna yang sedikit lebih menonjol atau tidak dibandingkan dengan segmen lain cacing
tidak memiliki alat pendengar tetapi peka terhadap sentuhan dan getaran cacing tidak akal
tidak mempunyai mata tetapi peka sekali dengan sentuhan sehingga dapat mengetahui
kecenderungan untuk menghindari cahaya Selain itu cacing juga tidak mempunyai gigi
mulut terbuka pada segmen pertama disebut dengan peristomium yang merupakan dorsal
prostomium cuping yang tergantung pada mulut prostomium bervariasi pada ukurannya
dan pada cacing pula demikian kecilnya sehingga tidak dapat dibedakan, menurut teori
secara sistematik cacing tanah bertubuh tanpa kerangka yang tersusun oleh segmen-
segmen saksi luar dan fraksi dalam yang saling berhubungan secara integral diselaputi
oleh epidermis atau kulit berupa kutikula atau kulit kaku berpigmen tipis dan setae
lapisan daging semu di bawah kulit kecuali pada dua segmen pertama yaitu pada bagian
mulut (purnamasari 2017 )
setae struktur yang berbentuk bulu muncul di bagian kantong rambut dan bagian
luar dari kulit dapat dibenarkan atau dikerutkan dengan alat otot protaktor dan retractor
yang menempel pada dasar lubang rambutan melewati lapisan otot longitudinal ke
dalam otot sirkuler di bawahnya pada spesies dari oligochaeta mempunyai yang
bervariasi bentuknya baik berbentuk batang jamur atau berbentuk rambut bentuk Seta
tergantung pada posisinya yang paling sering dijumpai adalah seperti pada lumbricus
terrestris yang merupakan objek pengamatan praktikum kali ini. Pada bagian ventral
terdapat pori-pori yang letaknya tersusun atas setiap segmen dan berhubungan dengan
alat ekresi. Berdasarkan aspek yang diamati aspek yang diamati cacing tanah
mempunyai jumlah segmen 84-121 dengan pajang tubuh 10 cm lebar tubuh 0,2 mm
lebar klitelium 0,3 mm dan jumlah setae sebanyak 484 fungsi utama setae adalah untuk
membantunya bergerak.
Klasifikasi Annelida
Kingdom : animalia
Filum : Annelida
Ordo : haplotaxida
Famili : lumbricidae
Kelas : trematoda
Genus : lumbricus
Spesies : lubricus terestis
author Edward 1977
Pengaman pada anatomi cacing pengamatan anatomi yang dilakukan yaitu
terdapat mulut, faring, otak, esophagus, jantung, kantong sperma, pembuluh darah
dorsal, Shalom, saluran pencernaan nefridium, pembuluh darah ventral, simpul saraf
kriterium dan anus epidermis pada Annelida dilindungi oleh aseluler kutikula eksternal
tapi ini jauh lebih tipis daripada aktif kutikula yang ditemukan pada dan tidak
memerlukan pelepasan periodik untuk pertumbuhan otot melingkar serta membujur
terletak interior epidermis eksistensi mirip rambut tertancap di epidermis dan tonjolan
dari kutikula yang disebut dengan setae .
cacing tanah memiliki sistem peredaran darah tertutup dari dorsal ke Pembuluh
darah ventral yang berjalan sejajar dengan saluran pencernaan serta kapiler dengan
layanan jaringan individual Selain itu jaringan ini dihubungkan dengan tubuh melintang
setiap segmen hewan ini tidak memiliki sistem pernapasan yang berkembang dengan
baik pertukaran gas terjadi seluruhnya di permukaan tubuh lembab ekspresi difasilitasi
oleh sepasang minta Rida sejenis ginjal primitif yang terdiri dari tubulus berbelit-belit
dan terbuka corong bersilia yang hadir di setiap segmen ke sisi ventral Annelida
menunjukkan perkembangan dengan baik sistem saraf dengan dengan cincin saraf
ganglia menyatu hadir di sekitar faring. (purnamasari 2017)
Berdasarkan hasil pengamatan anatomi pada cacing tanah terdapat otak sistem saraf
Annelida adalah sistem saraf tangga tali sistem saraf berupa sebuah rantai Ganglion
ventral dengan rantai mulai dari segmen ke-4 samping itu ada Ganglion Supra kaya
interior juga disebut otak yang terletak dalam segmen 3 saraf di sekitar hal yang
menghubungkan otak dengan gangguan. pengamatan anatomi selanjutnya ditemukan
jantung jantung pada Annelida atau sistem sirkulasi pada Annelida terdiri dari dua
pembuluh longitudinal utama dan tiga pembuluh longitudinal lainnya yang lebih kecil
darah mengalir ke depan dalam pembuluh darah dorsal melalui pasangan jantung yang
berotot masing-masing dalam segmen ke 7-11 menuju pembuluh darah ventral setelah
itu darah mengalir ke dinding tubuh lalu kembali ke dorsal melalui tiga pembuluh darah
longitudinal yang kecil-kecil darah Cacing tanah berwarna merah darah terdiri dari
cairan plasma yang mengandung amoebosit yaitu butiran-butiran yang tidak berwarna.
menurut (Kasali 2005) terdiri dari kutikula epidermis alat pemerintah dan otot
memanjang rongga tubuh atau Syalom sudah berkembang dari filum nemathelminthes
pada rongga kini tubuhnya sudah di kolom bagian sel yang memisahkan ingin tubuh
dengan instansi antara satu dengan yang lain dipisahkan oleh sekat pemisah ventral
selaput yang membatasi dinding tubuh sebelah dalam disebut dengan peritonium di
sebelah dorsal saluran pencernaan terdapat ortogonal is sedangkan pada bagian ventral
terdapat alur Kuntuk saluran pencernaan yaitu Intens merupakan lanjutan ke ujung dari
ventrikulus dinding intestine bagian dorsal melaku ke dalam ruangan instansi dan
bagian ujung tumbuhan ini membesar sehingga terjadilah bangunan seperti kantong .
anellida, moluska, artropoda, echinodermata, dan cordata-memiliki pipa atau tabung
pencernaan yang memanjang antara dua pembukaan, mulut dan anus. Pipa atau tabung
ini disebut saluran pencernaan lengkap (complete digestive tract) atau saluran
pencernaan (alimentary canal). Karena makanan bergerak sepanjang saluran itu dalan
satu arah, pipa itu dapat diorganisasikan menjadi daerah terspesialisasi yang
melaksanakan pencernaan dan penyerapan nutrien secara bertahap.
sistem saraf pada cacing tanah terletak di sebelah dorsal kali di dalam segmen
yang ketiga dan terdiri atas Ganglion cerebral yang terdiri atas dua kelompok sel saraf
dengan komisura bekas area ventral yg sangat cabang-cabangnya. dalam tubuh cacing
juga terdapat selom Cacing tanah menghasilkan cairan mukus yang dihasilkan oleh
kelenjar mucus epidermal. Cairan mucus memiliki banyak fungsi, fungsi yang utama
yaitu untuk menjaga kelembaban tubuh. Pertukaran gas O2 dan CO2 pada cacing tanah
terjadi melalui difusi pada permukaan tubuhnya, kondisi permukaan tubuh yang lembab
membantu cacing tanah untuk lebih mudah mengikat oksigen dari lingkungan dan
berdifusi masuk ke dalam tubuh, sedangkan karbondioksida diikat untuk dikeluarkan
dari tubuh. Selain itu, cairan mucus juga berfungsi untuk membantu pergerakan cacing
tanah. Karena kondisi tanah yang lembab dan licin menyebabkan cacing tanah lebih .
mudah untuk bergerak dan mendeteksi keadaan sekitar, misalnya kondisi pH
lingkungan. Cairan mucus pada cacing tanah juga berfungsi sebagai sarana komunikasi
cacing tanah, misalnya digunakan untuk menunjukkan suatu tempat dan berperan ketika
cacing tanah mencari pasangan untuk melakukan proses reproduksi (Campbell 2004)).
Alat komunikasi lain dari cacing tanah adalah cairan selom yang dihasilkan oleh
korpuskula selom. Cairan selom bersifat alkaline, tidak berwarna, mengandung air,
garam, dan beberapa protein. Diduga cairan selom ini dihasilkan oleh sel kloragogen
yang berfungsi mengekskresikan produk dari cairan selom. Senyawa kimia ini berfungsi
sebagai alat komunikasi dan dapat bertahan aktif pada suatu tempat dalam waktu yang
lama. Selain itu, sifat dari senyawa tersebut sangat spesifik dan karena setiap cacing
memiliki kemoreseptor yang sangat sensitif, maka senyawa tersebut dapat dideteksi
oleh cacing tanah jenis lain dengan mudah.
Tabel hasil morfologi pada cacing tanah, yaitu cacing tanah tidak mempunyai
parapodia, Prostomium (Segmen tubuh pertama) 121 dan berwarna hitam, Penstomium
(Segmen tubuh sejati) 32 dan lebih kecil, Segmen 90 rapat tipis, alat gerak
menggunakan otot perut.
filum Annelida dibagi ke dalam tiga kelompok utama berdasarkan jumlah relatif
“rambut” yang terbuat dari kitin (seta) pada tubuh mereka, yaitu:Polychaeta: Cacing
yang memiliki jumlah seta banyak per segmen. Setiap segmen tubuh memiliki sepasang
tonjolan berdaging disebut parapodia yang menopang banyak seta. Contoh: cacing yang
hidup di laut, seperti cacing palolo.
Oligochaeta: Cacing yang memiliki jumlah seta sedikit per segmen. Contoh: cacing
tanah.Hirudinea: Cacing yang tidak memiliki seta dan memiliki alat penghisap. Cacing
ini menghasilkan zat anti koagulan (anti pembekuan darah) dan anti pembengkakan.
Contoh: lintah.
Akan tetapi penelitian filogenomik pada tahun 2011 dan analisis-analisis molekuler
yang lain mengindikasikan Oligocheta adalah bagian dari Polychaeta. Begitu juga
Hirudinea, yang ternyata merupakan bagian dari Oligochaeta. Hal ini membuat
klasifikasi Annelida tradisional menjadi tidak sesuai untuk menggambarkan sejarah
evolusi mereka.
peranan cacing tanah secara umum peranan cacing tanah mempunyai amelioran jasad
hayati penyubur penyehat tanah terutama melalui kemampuannya dalam memperbaiki
sifat-sifat tanah seperti sediaan Hara dekomposisi bahan organik pelapukan mineral
hingga mampu meningkatkan sensitivitas tanah menurut Hegel menyatakan bahwa
pembentukan pori-pori tanah dilakukan oleh cacing tanah sehingga bahan organik dan
bahan anorganik bentuk bahan-bahan lain yang tersedia bagi tanah cacing tanah juga
dapat meningkatkan daya serap tanah dapat menyerap air pada saat hujan Oleh sebab
itu persediaan air dalam tanah akan lebih teratur sehingga menjamin pertumbuhan lebih
baik apabila daun-daun yang telah jatuh dan tulang menjadi humus sehingga secara
langsung cacing tanah mengurangi banjir pada saat hujan dan menjaga persediaan air
pada musim kering beberapa spesies asing tanah ditemukan mengakumulasi logam-
logam berat tertentu baik pada tanah yang berkadar logam rendah maupun yang tinggi
misalnya CD oleh cacing kompos eisenia foetida, Ni, Cu, oleh berbagai apresias
apabila diberikan sumber organik bercampur garam logam terseb
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan mengenai phyllum annelida dapat di smpulkan


sebagai berikut
1) Karakteritik annelia Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik),
tubuhnya bulat dan memanjang biasanya dengan segmen yang jelas baik
eksternal maupun internal..Appendages kecil berupa setae (rambut) 3.Tubuh
ditutupi kutikula tipis dan lembab terletak di sebelah atas epithel columnar
yang banyak mengandung sel-sel kelenjar dan sel sensoris. 4.Dinding tubuh
disusun oleh lapisan otot circular dan longitudinal, coelom berkembang dengan
baik (kecuali Hirudinea) yangdisebut schizocoelom. .Alat pencernaan komplit,
yang memanjang disepanjang tubuhnya. Sistem peredaran darah tertutup,
dengan pembuluh darah yang memanjang (sinus coelom dengan cabang-
cabang lateral pada setiap ruas. Plasma darah umumnya berisi haemoglobin
dan amoebocyte yang bergerak bebas. Respirasi melalui epidermis atau
permukaan tubuh8.Sistem ekskresi dengan sepasang nephridia pada setiap
ruas. Sistem saraf dengan sepasang ganglia cerebral (otak) yang dihubungkan
ke tali saraf (nerve cord)yang meluas di sepanjang tubuhnya. 10.Umunya
berumah satu tetapi tidak dapat melakukan pembuahan sendiri. Pada
Polichaeta berumah dua memilikibentuk larva yang disebut trocophora.
2) Taksonomi annelida Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta
(cacing berambut banyak), Oligochaeta (cacing berambut sedikit), dan
Hirudinea.Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut
kaku) merupakan annelida berambut banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan
menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor palpus.
Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia
(tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhny
Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku)
yang merupakan annelida berambut sedikit.Oligochaeta tidak memiliki
parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen.Contoh
Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah. Hirudinea merupakan
kelas annelida yang jenisnya sedikit.Hewan ini tidak memiliki arapodium
maupun seta pada segmen tubuhnya.Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 – 30
cm.Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing.Pada
anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel
dan bergerak.Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada
permukaan tubuh inangnya.Inangnya adalah vertebrata dan termasuk
manusia.Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan
Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti
siput.Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo (lintah)
3). Cara hidup dan habitat. Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan
ada sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk
manusia.Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar,
dan juga ada yang segaian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap.Annelida
hidup diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
DAFTAR REFERENSI
Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Mitchell, L.G. 2004. Biologi: Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.

Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2002). Biologi. Jilid 1. Edisi Kelima. Alih
Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2003). Biologi. Jilid 2. Edisi Kelima. Alih
Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga

Dharmayanti, N.L.P.I. 2011. Filogenetika Molekuler: Metode Taksonomi Organisme


Berdasarkan Sejarah Evolusi. WARTAZOA. 21(1): 1-10.

Kastawi Y (2005) zoologi avertebrata. Malang : Universitas negeri malang Press

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai