Anda di halaman 1dari 14

LKM

ANNELIDA

\
oleh :

TIM DOSEN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2021
A. Tujuan
1. Mengenal keanekaragaman hewan filum Annelida;
2. Observasi morfologi dan struktur tubuh hewan Annelida;
3. Mengelompokkan hewan-hewan ke dalam kelas yang berbeda berdasarkan
persamaan dan perbedaan ciri;
4. Observasi dan identifikasi ciri-ciri khas setiap kelas.

B. Dasar Teori
Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin-cincin kecil, hal ini
mengacu pada kemiripan tubuh Annelida dengan serangkaian cincin-cincin
yang menyatu (Campbell, et.al, 2012, hlm. 253). Filum ini beranggotakan
hewan-hewan yang multiseluler, bentuk tubuh bulat memanjang, simetris
bilateral, dan triploblastik. Tubuhnya ditutupi kutikula yang lembab, dengan
ruas-ruas tubuh yang jelas. Sistem peredaran darahnya tertutup, sistem
pencernaan makanan sudah lengkap, dan pada umumnya bersifat hermafrodit.
Pusat saraf berbentuk ganglion pada daerah kepala yang dihubungkan oleh tali
saraf longitudinal dan lateral. Alat gerak berupa rambut-rambut kaku (setae)
pada tiap segmen atau ruas. Sudah mempunyai rongga tubuh (coelom) dan
umumnya terbagi oleh septa. Respirasi dengan kulit atau dengan branchia.
Perkembangan Annelida secara langsung atau bersifat gonochoristis dan
perkembangan melalui stadium larva (Kastawi, et.al, 2003, hlm. 167).
Panjang cacing anggota filum Annelida berkisar dari 1 milimeter hingga lebih
dari 3meter. Warna tubuh permukaan atas (facies dorsalis) berwarna merah
sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis terlihat jelas, tetapi pada
permukaan bawah (facies ventralis) warnanya lebih pucat, umumnya berwarna
merah jambu dan kadang-kadang putih. Mulut terdapat di ujung anterior pada
bagian yang disebut prostomium yang bukan merupakan segmen sebenarnya.
Bagian ventral mulut dibatasi oleh peristomium, yang merupakan segmen
pertama. Pada segmen-segmen ke 32-37, terdapat penebalan kulit ialah
klitellum. Setae digerakkan oleh musculus protractor yang mendorong setae
keluar dan musculus retractor yang menarik kembali setae masuk ke dalam
rongganya (Kastawi, et.al, 2003, hlm. 169).
Dinding tubuh cacing mempunyai 2 lapis otot, yaitu :
a. Stratum circulare, yaitu lapisan otot sebelah luar jika berkontaksi akan
menimbulkan gerakan menggelombang sehingga ia bergerak;
b. Stratum longitudinale, yaitu lapisan otot sebelah dalam jika berkontraksi
akan menimbulkan gerakan peristaltik yang mendorong makanan dalam
saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan.
Cacing bernapas dengan kulitnya, sebab kulitnya bersifat lembab, tipis,
banyak mengandung kapiler-kapiler darah. Udara akan masuk dan keluar
melewati permukaan kulit cacing yang lembab. Pertukaran gas oksigen dan gas
karbondioksida terjadi di dalam kapiler darah.
Saluran pencernaan Annelida sudah lengkap dan sudah terpisah dari sistem
kardiovaskuler (Kastawi, et.al, 2003, hlm. 170). Sistem pencernaannya terdiri
atas:
a. Mulut, terletak di dalam rongga oris atau rongga buccal;
b. Faring, terdapat di dalam segmen ke-4 dan ke-5, bersifat muskular, dan
berguna untuk mengisap partikel-pertikel makanan;
c. Esofagus, terdapat di ujung faring memanjang dari segmen ke-6 sampai
segmen ke-14;
d. Proventikulus, merupakan bagian ujung esofagus yang membesar dan
berdinding tipis. Pada bagian ini makanan disimpan.
e. Ventrikulus, merupakan lanjutan kearah ke belakang dari proventikulus,
terletak di dalam segmen ke-17 dan ke-18, bersifat muskular dan berguna
untuk mencernakan makanan;
f. Intestin, merupakan lanjutan ke ujung dari ventrikulus. Terdapat bangunan
sebagai kantong yang disebut typhlosole yang berguna untuk memperluas
permukaan intestin, sehingga dapat mengabsorbsi sari-sari makanan lebih
banyak;
g. Anus
Sistem sirkulasi pada cacing tanah adalah sistem peredaran darah tertutup.
Di daerah esofagus terdapat 5 pasang cabang-cabang aorta dorsalis membesar
dan berfungsi sama dengan jantung pada hewan-hewan tinggi. Kulit sebagai
alat respirasi dari cacing tanah, maka CO2 dikeluarkan dan O2 diambil oleh
darah yang mengalir dalam kapiler-kapiler dalam kulit (Kastawi et.al, 2003,
hlm. 172).
Sistem ekskresi cacing tanah berupa nefridia (nephridios = ginjal). Pada
setiap segmen tubuh terdapat sepasang nephridia, kecuali 3 segmen pertama dan
segmen yang terakhir tidak ada. Tiap nefridium terdiri atas :
1. Suatu bangunan berbentuk corong dan bersilia yang disebut nephrostoma
serta diantara nefrostoma dan saluran ekskresi terdapat sekat yang disebut
septum intersegmentale;
2. Saluran atau pipa yang berkelok-kelok.
Sistem saraf Annelida terdiri atas:
i. Ganglion cerebral, yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan
comissura dan terletak disebelah dorsal faring di dalam segmen ke-3;
ii. Berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya.
Annelida umumnya bersifat hermafrodit kecuali kelas Polychaeta. Sepasang
ovarium menghasilkan sel telur, dan terletak di dalam segmen ke-13. Testis dan
ductus spermaticus masing-masing ada 2 pasang, tetapi vesikula seminalisnya
ada 3 pasang. Testis terletak di dalam suatu rongga yang dibentuk oleh dinding-
dinding vesikula seminalis.
Beberapa jenis cacing dapat bereproduksi secara vegetatif dengan regenerasi
bagian yang terputus atau fragmentasi. Kemampuan regenerasi ini tergantung
pada bagian tubuh cacing yang dipotong. Bila seekor cacing tanah dipotong
menjadi 2 bagian, maka pada potongan bagian anterior akan segera terbentuk
ekor baru, sedangkan pada potongan bagian posterior akan terbentuk kepala
baru tapi prosesnya lebih lama (Kastawi, et.al, 2003, hlm. 175).
Annelida hidup di dalam liang dalam tanah yang lembap, subur, dan
suhunya rendah. Pada siang hari, mereka tidak pernah keluar ke permukaan
tanah, kecuali pada saat itu hujan, yang cukup menggenangi liang itu. Mereka
akan keluar terutama pada pagi hari sesudah hujan. Dalam keadaan normal
mereka akan pergi ke permukaan tanah pada malam hari (Kastawi, et.al, 2003,
hlm. 176).
Annelida terbagi menjadi tiga kelas berdasarkan jumlah seta pada tubuhnya:
1. Polychaeta (Poly = banyak + chaeta = rambut)
Setiap segmen polychaeta memiliki sepasang struktur yang mirip
dayung atau mirip bumbungan, disebut parapodia (dekat kaki) yang
berfungsi untuk bergerak. Parapodia dialiri oleh banyak pembuluh darah
dan juga berfungsi sebagai insang (Campbell, et.al, 2012, hlm. 255).
Kepalanya jelas terlihat dan prostomium tidak dapat ditarik masuk. Baik
bagian dalam dan luar tubuhnya bersegmen jelas, coelom umumnya terbagi
oleh septa intersegmental, dan hidupnya sebagian besar di laut (Yusuf dkk,
2003 : 176).
2. Oligochaeta (Oligos = sedikit + chaeta = rambut)
Setiap segmen polychaeta memiliki sepasang struktur yang mirip
dayung atau mirip bumbungan, disebut parapodia (dekat kaki) yang
berfungsi untuk bergerak. Parapodia dialiri oleh banyak pembuluh darah
dan juga berfungsi sebagai insang (Campbell, et.al, 2012, hlm. 255).
Kepalanya jelas terlihat dan prostomium tidak dapat ditarik masuk. Baik
bagian dalam dan luar tubuhnya bersegmen jelas, coelom umumnya terbagi
oleh septa intersegmental, dan hidupnya sebagian besar di laut (Yusuf dkk,
2003 : 176).
3. Hirudinea (Hirudo = lintah)
Tubuh berpigmen, umumnya pipih, mempunyai 2 alat penghisap
(pada bagian posterior lebih besar dari anterior), tidak mempunyai tentakel,
dan parapodia. Bersifat hermafrodit dan hidup di air tawar, laut, dan atau di
darat (Syulasmi, 2015, hlm. 30). Merupakan predator yang menghisap darah
pada hewan lain dengan menyekresikan obat bius (hirudin) untuk mencegah
darah inang agar tidak berkoagulasi di dekat robekan dengan cara mengiris
kulit inangnya dengan rahang yang mirip belati. Lintah dapat menampung
darah lebih dari sepuluh kali beratnya sendiri (Campbell et.al, 2012, hlm.
255). Kelas Hirudinea dapat dibagi atas beberapa familia, diantaranya yaitu:
a. Achantobdellidae: bentuk peralihan diantara Oligochaeta dan Hirudinea,
dan hanya ada 1 genus yaitu Achanthobdella.
b. Rhynchobdellidae: hidup di air laut dan air tawar; darah tidak berwarna,
proboscis dapat ditonjolkan, dan tidak mempunyai rahang.
c. Gnathobdellidae: bersifat akuatik yaitu dalam air tawar, dan ada juga
yang bersifat terrestrial, darah berwarna merah, tanpa proboscis, dan
umumnya mempunyai rahang. Contohnya : Hirudo medicinalis.
Annelida memiliki berbagai peranan dalam kehidupan sehari-hari. Cacing
tanah biasanya digunakan sebagai pengurai, penyubur tanah, dan sumber
makanan bagi beberapa jenis hewan. Annelida yang hidup di laut pada
umumnya beperan sebagai predator. Lintah sering digunakan untuk bekam
atau mengeluarkan darah (bloodletting). Lintah digunakan juga
mengalirkan darah yang terakumulasi di dalam jaringan setelah cedera
atau operasi tertentu.
4. Gephyra
Gephyra adalah kelas baru pada filum Annelida. Spesies pada filum
in tidak memiliki klitelum, rambut/setae maupun sucker, namun ciri khas
dari filum ini adalah memiliki bentuk segmen persegi panjang kecil-kecil,
sehingga terlihat seperti menumpuk-numpuk pada bagian tubuh.
C. Metode
1. Alat dan Bahan
a. Alat
Tabel C.1 Alat yang Digunakan Pada Praktikum Morfologi Hewan
Filum Annelida
No. Nama Alat Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

b. Bahan
Tabel C.2 Bahan yang Digunakan Pada Praktikum Morfologi Hewan
Filum Annelida
No. Nama Bahan Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

D. Cara Kerja
1. Pengamatan morfologi beberapa awetan basah hewan-hewan dari Filum Annelida

2. Pengamatan morfologi Pheretima sp. dan Hirudo medicinalis yang masih segar
3. Pengamatan anatomi dari Pheretima sp.
4. Pengamatan anatomi dari preparat sayatan melintang Lumbricus sp.
5. Amati preparat sayatan melintang Lumbricus sp. dengan menggunakan mikroskop,
tentukan kutikula, epidermis, otot circuler, oto longitudinal, coelum, pembuluh darah,
intestine, syaraf, nephridium, dan setae.
E. Hasil Pengamatan
Tabel E.1 Hasil Pengamatan Hewan Annelida
Simetri Bentuk Ruas Setae/
No. Spesies Parapodia Klitelum Sucker Tentakel Kelas
tubuh tubuh tubuh rambut

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Tabel E.2 Taksonomi dan Gambar HewanAnnelida

No. Taksonomi Gambar Pengamatan Gambar Referensi (Internet)

1.

Gambar E2.1
Nereis virens
(Dok. Kelompok 2B, 2019)

Gambar E2.2
Arenicola cristata
(Dok. Kelompok 2B, 2019)
3

Gambar E2.3
Lumbricus terrestris
(Dok. Kelompok 2B, 2019)

Gambar E2.4
Pheretima prostulata
(Dok. Kelompok 2B, 2019)

Gambar E2.5
Megascolex sp.
(Dok. Kelompok 2B, 2019)
No. Taksonomi Gambar Pengamatan Gambar Referensi

6.

Gambar E2.6
Megascolides sp.
(Dok. Kelompok 2B, 2019)

7.

Gambar E2.7
Hirudo medicinalis
(Dok. Kelompok 2B, 2019)

8.

Gambar E2.8
Haemadipsa sp.
(Dok. Kelompok 2B, 2019)
Tabel G.3 Pengamatan Anatomi Pheretima sp.
Gambar Observasi Anatomi

Mulut Ada/Tidak

Faring Ada/Tidak

Esofagus Ada/Tidak

Crop Ada/Tidak

Grizzard Ada/Tidak

Intestin Ada/Tidak

Anus Ada/Tidak

Pembuluh darah dorsal Ada/Tidak


& ventral

Septum Ada/Tidak

Spermateka Ada/Tidak
Gambar 17. Pheretima yang dibedah
(Dok. Kelompok 3, 2018) Vesikula seminalis Ada/Tidak

F. Pembahasan

G. Pertanyaan
1. Tuliskan persamaan-persamaan yang dimiliki oleh setiap spesies yang
ditemukan!
2. Tuliskan perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap spesies yang
ditemukan sehingga dimasukkan pada kelas yang berbeda!
3. Tuliskan ciri khas dari setiap kelas dalam bentuk tabel!
Jawaban :
Kelas Ciri Khas

4. Apa kegunaan dan manfaat dari hewan Annelida yang ditemukan?


5. Tuliskan fisiologi dari Annelida dalam bentuk tabel!
Jawaban:
Sistem Annelida

Pencernaan
Makanan

Ekskresi

Pernapasan

Sistem Syaraf

Reproduksi

H. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai