Anda di halaman 1dari 31

KONSEP SAINS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Konsep Sains
Dosen Pengampu: F. Shoufika Hilyana, S.Si.,M.Pd.

KELOMPOK 4
Disusun Oleh:
1. Arneta Putri Dwi A. (202033319)
2. Erma Novita Sari (202033320)
3. Eria Natifa Rahmadani (202033321)
4. Rega Dewangga (202033322)
5. Kamila Arodatus S. (202033323)
6. Kurnia Ully Wardani (202033324)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2021
ANIMALIA

A. Pengertian
Kingdom Animalia atau biasa disebut hewan organisme eukariotik (organisme dengan sel
kompleks) yang multiseluler. Berbeda dengan tumbuhan, hewan tidak memiliki klorofil sehingga
tidak dapat melakukan fotosintesis untuk membuat makanannya sendiri. Oleh karena itu, hewan
harus mencari makanannya sendiri untuk mendapatkan energi kemudian makanan tersebut dicerna
di dalam tubuhnya. Proses ini membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida sebagai
zat sisa.
Kingdom animalia adalah salah satu kingdom yang memiliki anggota yang paling banyak
dan bervariasi. Secara garis besar kingdom animalia dapat dikelompokkan menjadi dua golongan,
yaitu golongan vertebrata (hewan bertulang belakang) dan golongan invertebrata (hewan tak
bertulang belakang. Dan berikut akan dijelaskan mengenai ciri-ciri, struktur lapisan tubuh, dan
klasifikasi dari kingdom animalia. Ciri khas pada hewan yaitu sel hewan tidak memiliki dinding
sel. Hewan banyak mengandung sel otot untuk pergerakannya dan sel saraf yang berfungsi untuk
merespon setiap rangsang.

B. Ciri-Ciri
 Makhluk Hidup Multiseluler (Memiliki banyak sel)
 Bersifat Heterotrof (tidak dapat membuat makanan sendiri)
 Memerlukan Oksigen
 Memiliki sel otot untuk penggerak dan sel saraf untuk rangsangan
 Reproduksi Umumnya Seksual, namun beberapa filum juga menggunakan
reproduksi aseksual
 Bentuk Dewasanya selalu diploid (2n)
C. Struktur Kingdom Animalia
Berikut ini terdapat beberapa struktur kingdom animalia, antara lain sebagai berikut:

1. Simetri tubuh

Berdasarkan simetri tubuhnya, hewan dapat dibedakan menjadi hewan yang memiliki simetri,
antara lain:

 Simetri Bilateral, adalah hewan yang bagian tubuhnya tersusun bersebelahan dengan
bagian lainnya. Jika diambil garis memotong dari depan ke belakang, maka akan terlihat
bagian tubuh tubuh yang sama antara kiri dan kanan. Hewan yang bersimetri bilateral
selain memiliki sisi puncak (oral) dan sisi dasar (aboral), juga memiliki sisi atas (dorsal)
dan sisi bawah (ventral), sisi kepala (anterior) dan sisi ekor (posterior), serta sisi samping
(lateral).

 Simetri Radial, adalah hewan yang memiliki lapisan tubuh melingkar (bulat). Hewan
dengan simetri radial hanya memiliki dua bagian, yaitu bagian puncak (oral) dan bagian
dasar (aboral). Hewan yang bersimetri radial disebut sebagai radiata, hewan yang termasuk
dalam kelompok ini antara lain porifera, cnidaria, dan echinodermata.

2. Lapisan Tubuh

Dalam perkembangannya menjadi individu dewasa, hewan akan membentuk lapisan tubuh.
Berdasarkan jumlah lapisan tubuhnya, hawan dikelompokkan menjadi:

 Hewan Diploblastik, adalah hewan yang memiliki dua lapis sel tubuh. Lapisan terluar
disebut dengan ektoderma, sedangkan lapisan dalam disebut dengan endoderma. Contoh
dari hewan diploblastik adalah cnidaria.

 Hewan Triploblastik, adalah hewan yang memiliki tiga lapis sel tubuh. Lapisan terluar
disebut eksoderma, lapisan tengah disebut mesoderma, dan lapisan dalam disebut
endoderma. Ektoderma akan berkembang menjadi epidermis dan sistem saraf, mesoderma
akan berkembang menjadi kelenjar pencernaan dan usus, sedangkan endoderma akan
berkembang menjadi jaringan otot.

3. Rongga Tubuh (selom)

Hewan triploblastik masih dapat diklasifikasikan lagi berdasarkan rongga tubuh (selom) yang
dimilikinya. Rongga tubuh pada hewan sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

 Aselomata, adalah hewan bertubuh padat yang tidak memiliki rongga antara usus dengan
tubuh terluar. Hewan yang termasuk aselomata adalah cacing pipih (Platyhelmintes).

 Pseudoselomata, adalah hewan yang memiliki rongga dalam saluran tubuh


(pseudoselom). Rongga tersebut berisi cairan yang memisahkan alat pencernaan dan
dinding tubuh terluar. Rongga tersebut tidak dibatasi jaringan yang berasal dari
mesoderma. Hewan yang termasuk pseudoselomata adalah Rotifera dan Nematoda.

 Selomata, adalah hewan berongga tubuh yang berisi cairan dan mempunyai batas yang
berasal dari jaringan mesoderma. Lapisan dalam dan luar dari jaringan hewan ini
mengelilingi rongga dan menghubungkan dorsal dengan ventral membentuk mesenteron.
Mesenteron berfungsi sebagai penggantung organ dalam. Selomata sendiri dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu protoselomata dan deutroselomata. Contoh hewan yang termasuk
protoselomata antara lain Mollusca, Annelida, dan Arthropoda. Sedangkan hewan yang
termasuk dalam deutroselomata antara lain Echinodermata dan Chordata.

D. Klasifikasi
1. Invertebrata
Invertebrata merupakan hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Berikut ini
merupakan filum-filum dari Animalia yang termasuk dalam invertebrata.
 Porifera
Porifera (Latin, porus = pori, fer = membawa) adalah hewan multiseluler
yang paling sederhana.
Porifera juga sering disebut sebagai hewan berpori atau spons. Hal ini
karena sebagian besar spesiesnya memiliki kerangka dari serabut spongin,
sehingga bagian tubuhnya seperti spons.
Ciri-Ciri Porifera

Antara lain sebagai berikut:

 Ukuran dan bentuk tubuh


1. Ukuran tubuh bervariasi, antara 1 cm sampai dengan 2 m
2. Umumnya asimetri, sebagian ada yang simetri
3. Tubuh memiliki lubang-lubang kecil atau berpori yang disebut

 Struktur dan fungsi tubuh


1. Belum membentuk jaringan dan organ sehingga dikelompokkan dalam
2. Permukaan luar tubuhnya tersusun dari sel-sel berbentuk pipih dan berdinding tebal
disebut pinakosit yang berfungsi sebagai
3. Pori-pori terdapat di antara pinakosit yang membentuk saluran air yang bermuara
di spongosol (rongga tubuh). Spongosol dilapisi oleh sel leher berflagel atau bulu
cambuk yang disebut koanosit.
4. Flagelum pada koanosit berfungsi membentuk aliran air satu arah sehingga air yang
membentuk makanan dan oksigen masuk melalui pori ke spongosol yang ditelan
secara fagosit.
5. Sisa makanan dibuang melalui lubang pengeluaran yang disebut oskulum.
6. Amoebosit merupakan sel yang berfungsi mengedarkan makanan dan oksigen ke
seluruh sel-sel tubuh lainnya.

 Cara hidup

Porifera hidup secara heterotrof. Makanan berupa bakteri dan plankton yang dicerna secara
intraselular dalam koanosit dan amoebosit.

 Habitat

Sebagian besar hidup di laut, beberapa hidup di air tawar misalnya; haliciona dari kelas
demospongia.

 Reproduksi

Melakukan reproduksi secara:

1. Reproduksi aseksual
Terjadi dengan pembentukan tunas, gemmule (tunas internal), dan regenerasi
(membentuk individu baru).
2. Reproduksi seksual
Dilakukan dengan pembentukan gamet (sperma dan ovum) yang dihasilkan oleh
koanosit. Porifera merupakan tumbuhan hermaprodit.
Struktur tubuh Porifera

Klasifikasi Porifera

Berdasarkan susunan kerangkanya, Porifera dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

1. Calcarea
Mempunyai kerangka yang tersusun dari kalsium karbonat, memiliki koanosit
besar. Hidup di air laut yang dangkal. Contoh:
a. Leucosolenia
b. Grantia
c. Scypha
2. Hexactinellida
Mempunyai kerangka yang tersusun dari silica atau zat kersik, mempunyai system
saluran air yang sederhana. Hidup di air laut yang dalam. Contoh Euplectella dan
Pheronema
3. Demospongiae

Mempunyai kerangka yang tersusun dari silikat bersama-sama spongin,atau hanya spongin
saja.Sistem saluran air umumnya rumit. Contoh: Euspongia Spongilla

Sistem Saluran air Porifera

Ciri-ciri umum:

1. Ukuran dan bentuk tubuh

 Ukuran tubuh beranekaragam, ada yang mencapai 2


 Bentuk tubuh simetri radial yang menyerupai kantung dengan beberapa tentakel di sekitar
mulut.

 Mempunyai 2 (dua) bentuk tubuh, yaitu :

1. Polip, tubuh berbentuk tabung. Salah satu ujungnya tertutup, berfungsi untuk melekatkan
tubuhnya pada benda lain dan pada salah satu ujungnya terdapat
2. Medusa, tubuh berbenttuk payung, di tepinya terdapat tentakel. Dengan bentuk sepeti ini
Coelenterata dapat berenang bebas dan biasanya disebut ubur-ubur.

2. Struktur dan fungsi tubuh

 Golongan hewan diploblastic

Dengan jaringan ektoderm (epidermis) dan endoderm (gastrodermis). Ektoderm berfungsi


sebagai pelindung, sedangkan endoderm berfungsi sebagai alat pencernaan.

 Sel-sel gastrodermis berbatasan

Dengan gastrosoel atau gastrovaskuler (rongga pencernaan yang berbentuk kantung).


Pencernaan berlangsung secara ekstraseluler (dalam gastrovaskuler) dan intraseluler (di
dalam sel-sel gastrodermis)

 Mempunyai sel-sel penyengat (nematokist/knidoblas).


 Pada nematokist terdapat penusuk yang disebut knidosit

3. Cara hidup

Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton atau hewan kecil di air.

4. Habitat

Hidupnya akuatik di air tawar laut. Umumnya hidup dilaut maupun air tawar.

5. Reproduksi
Reproduksi pada Coelenterata terjadi secara seksual dan aseksual.

 Reproduksi aseksual

Dengan pembentukan tunas yang terjadi pada Coelenterata bentuk polip dan akan tetap
melekat dekat polip, sehingga membentuk koloni.

 Reproduksi seksual

Dilakukan dengan pembentukan gamet (sperma dan ovum) yang terjadi pada bentuk
medusa, tetapi ada beberapa pada bntuk polip misalnya pada Hydra.

Klasifikasi Coelenterat

Jenis Coelenterata yang telah teridentifikasi sekitar 10.000 spesies.

Pembagian spesies Coelenterata berdasarkan bentuk kehidupan yang dominan dalam siklus
hidupnya, terdiri dari 3 kelas yaitu:

1. Hydrozoa

Siklus hidup memiliki fase polip dan medusa, salah satu contoh organismenya
adalah Hydra viridis yang hidup di air tawar, bentuk tubuhnya selalu polip dan
bertunas. Contoh lainnya adalah Obelia geniculata yang hidup di air laut, bentuk
tubuhnya polip & medusa, Obelia memiliki Polip Hydrant yang berfungsi sebagai
pemangsa dan Polip Gonagium sebagai alat reproduksi, selain itu Obelia juga
bertunas

2. Scyphozoa

Scypozoa mempunyai ciri-ciri tubuh medusa berukuran besar, berbentuk seperti


paying atau lonceng, dan memiliki tentakel yang mengandung sel penyengat.
Reproduksinya mengalami metagenesis. Contoh: Aurelia aurita

3. Anthozoa

Anthozoa memilki tubuh yang mirip bunga, hanya bersifat polip dan tubunhya
mengandung kerangka dan zat kapur yang keras dan dapat membentuk terumbu
karang atau atol. Anthozoa terbagi menjadi dua yaitu:

a. Hexacoralia

Contoh: Fungia patella, Acrophora, Oculina, Meandrina, Astrea pallida.


b. Octacoralia
Contoh: Euplexaura anthipathes, Corralium rubrum, Tubifora musica.

C. PLATYHELMINTHES

Platyhelminthes (Yunani, Platy = pipih; Helminthes = cacing) atau cacing pipih adalah
kelompok hewan yang lebih sempurna dibanding Porifera maupun Coelenterata. Termasuk
hewan triplobastik karena memiliki tiga lapisan sel yaitu, ectoderm, mesoderm, dan endoderm.

1. Ciri-Ciri umum

Antara lain sebagai berikut:

 Tubuh simetris bilateral


 Bentuk tubuhnya pipih dan lunak
 Tubuh tidak bersegmen kecuali Cestoda
 Lapisan tubuh Triploblastik Aselomata
 Alat eksresinya menggunakan flame cell
 Mempunyai mata
 Bersifat Hermafrodit
 Tidak mempunyai alat respirasi
 Sistem pencernaannya Gastrovaskuler
 Sistem saraf Ganglion
 Hidup bebas di air tawar dan tempat lembab

2. Struktur Tubuh Platyhelminthes

Antara lain sebagai berikut:

 Tidak memiliki rongga tubuh (aselomata)


 Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, dan usus yang bercabang ke seluruh tubuhnya.
 Tidak memiliki sistem sirkulasi, respirasi, dan
 Pernapasan dilakukan secara difusi oleh seluruh sel
 Sistem ekskresi pada kelompok platyhelminthes tertentu berfungsi menjaga kadar air
dalam
 Sistem saraf tangga tali yang terdiri dari; sepasang simpul saraf (ganglia) dengan sepasang
tali saraf yang memanjang dan bercabang-cabang melintang seperti tangga. Beberapa
kelompok yang hidup parasit, sistem sarafnya tidak berkembang
 Organ reproduksi jantan (testis) dan reproduksi pada betina (ovarium) terdapat dalam satu
individu sehingga disebut hewan hermaprodit. Organ reproduksi terdapat pada bagian
ventral tubuhnya

3. Cara Hidup

Hidup bebas maupun parasit. Platyhelminthes yang hidup bebas memakan hewan atau
tumbuhan kecil maupun sisa organisme. Sedangkan yang hidup parasit kebutuhan
hidupnya tergantung sepenuhnya pada inangnya (host).

4. Reproduksi

Reproduksi pada Platyhelminthes terjadi secara seksual dan aseksual.

1. Reproduksi aseksual, secara fragmentasi misalnya pada Planaria


2. Reproduksi seksual yaitu terjadinya fertilisasi silang antara dua individu maupun satu
individu (hermaprodit) melalui peleburan antara sperma dan ovum.

5. Klasifikasi Platyhelminthes
Berdasarkan segmentasi tubuhnya, ada tidaknya silia,alat pencernaan dan cara hidupnya,
Platyhelminthes dibagi menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu:

 Turbelaria (cacing getar)

Contoh: Planaria (Dugesia tigrina)

 Trematoda (cacing hati)

Contoh: Fasciola hepatica, Clonorchis sinensis, Schistosoma japonicum, Fasciolapsis


busci, Paragonimus westermani

 Cestoda (cacing pita)

Contoh: Taenia saginata, Taenia solium, Diphylobotrium latum

D. NEMATHELMINTHES

Nemathelminthes (Yunani, nema = benang, helminthes = cacing). Disebut juga sebagai


cacing gilig karena tubuhnya berbentuk bulat panjang atau seperti benang. Berbeda dengan
platyhelminthes yang belum memiliki rongga tubuh, Nemathelminthes sudah memiliki rongga
tubuh meskipun bukan rongga tubuh sejati. Oleh karena memiliki rongga tubuh semu, maka
Nemathelminthes disebut sebagai hewan pseudoselomata.

1. Ciri-Ciri Nemathelminthes

Antara lain sebagai berikut:

 Tubuh simetris bilateral


 Bentuk tubuh bulat dan panjang
 Tidak mempunyai segmen tubuh
 Lapisan tubuh Triploblastik pseudocelomata
 Alat ekskresi sel glanduler
 Reproduksi dengan Gonokoris
 Respirasi dengan cara difusi melalui seluruh permukaan tubuh
 Alat pencernaan lengkap
 Sistem saraf Ganglion cerebral

2. Struktur Tubuh Nemathelminthes


Antara lain sebagai berikut:

 Permukaan tubuh dilapisi kutikula untuk melindungi diri. Kutikula ini lebih kuat pada
cacing parasit yang hidup di usus inang daripada yang hidup bebas. Kutikula ini berfungsi
untuk melindungi diri dari enzim pencernaan
 Sistem pencernaan yang lengkap, karena telah memiliki mulut, faring, usus, dan
anus.Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus pada ujung
 Tidak memiliki pembuluh darah. Makanan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada
pseudoselom.
 Pernapasan dilakukan secara difusi melalui seluruh permukaan
 Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu

3. Cara hidup

Ada yang hidup sebgai parasit pada manusia, hewan, dan tumnbuhan, ada pula yang hidup
bebas. Nemathelminthes yang hidup bebas berperan dalam penguraian sampah organik.
Sedangkan cacing parasit memperoleh makanan berupa sari makanan atau darah dari tubuh
inangnya.

4. Reproduksi

Antara lain sebagai berikut:

 Umumnya melakukan reproduksi secara


 System reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada
individu yang
 Individu betina berukuran lebih panjang dari pada individu jantan.
 Fertilisasi secara internal. Hasil fertilisasi lebih dari seratus ribu telur per hari. Telur dapat
membentuk kista. Kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.

5. Klasifikasi Nemathelminthes

Nemathelminthes yang sudah teridentifikasi sekitar 80.000 spesies. Namun jumlah spesies
sesungguhnya diperkirakan mencapai 10 kali lipat dari spesies yang telah diidentifikasi.

Beberapa contoh spesies Nemathelminthes:

 Ascaris lumbricoides (cacing perut)

Hidup parasit pada usus halus manusia dan menyebabkan penyakit Ascariasis atau
cacingan. Hewan ini bersifat kosmopolit (dapat hidup di segala tempat), terutama di daerah
tropis.
Bentuk tubuhnya bulat panjang dengan bagian ujung meruncing. Mulut terletak
pada bagian anterior yang dilengkapi 3 buah bibir, sedangkan lubang ekskresi terdapat di
permukaan ventral di belakang mulut. Dibawah epidermis terdapat otot memanjang, tetapi
tidak ditemukan otot melingkar.

Daur hidup :

 Telur yang telah dibuahi keluar bersama fases


 Jika telur tersebut tertelan bersama makanan/minuman, maka di dalam usus telur akan
menetas menjaddi larva kecil, kemudian menembus dinding usus, bersama aliran darah
menuju ke jantung dan paru-paru. Dari paru-paru larva ini dapat mencapai trachea
kemudian tertelan lagi dan sampai di usus halus kemudian tumh menjadi cacing dewasa.

Ancylostoma duodenale (cacing tambang)

Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan daerah tropis.
Cacing tambang dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus
halus manusia. Cacing ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari cacing perut. Cacing
tambang Ancylostoma memiliki ujung anterior melengkung membentuk kapsul mulut dengan 1-4
pasang kait kitin atau gigi pada sisi ventralnya.Kait kitin berfungsi untuk menempel pada usus
inangnnya. Pada ujung posterior cacing tambang jantan terdapat bursa kopulasi. Alat ini digunakan
untuk menangkap dan memegang cacing betina saat kawin. Cacing betina memiliki vulva (organ
kelamin luar) yang terdapat didekat bagian tengah tubuhnya.

Oxyuris vermicularis (cacing kremi)

Cacing ini disebut cacing kremi karena ukurannya yang sangat kecil. sekitar 10 -15 mm.
Cacing kremi hidup di dalam usus besar manusia. Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit yang
berbahaya namun cukup mengganggu. Infeksi cacing kremi tidak memerlukan perantara.Telur
cacing dapat tertelan bila kita memakan makanan yang terkontaminasi telur cacing ini.
Pengulangan daur infeksi cacing kremi secara autoinfeksi, yaitu dilakukan ole penderita sendiri.
Cacing ini bertelur pada anus penderita dan menyebabkan rasa gatal. Jika penderita sering
menggaruk pada bagian anus dan tidak menjaga kebersihan tangan, maka infeksi cacing kremi
akan terjadi kembali.

Wuchereria bancrofti (cacing rambut)

Cacing rambut dinamakan pula cacing filaria. Tempat hidupnya di dalam pembuluh limfa.
Cacing ini menyebabkan penyakit kaki gajah (elefantiasis), yaitu pembengkakan tubuh.
Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan dalam pembuluh limfa yang tersumbat oleh cacing
filaria dalam jumlah banyak. Cacing filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Culex
yang banyak terdapat di daerah tropis.

Trichinella spiralis

Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan penyakit trikhinosis atau kerusakan
otot. Manusia yang terinfeksi cacing ini karena memakan daging yang tidak dimasak dengan baik.

E. ANNELIDA

Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah kelompok
cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan Platyhelmintes dan Nemathelminthes,
Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan
selomata). Namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.

1. Ciri-Ciri Annelida

Antara lain sebagai berikut:


 Triploblastik Selomata
 Simetris Bilateral
 Panjang, bersegmen, berambut
 Sekresi dengan nephridia
 Hemafrodit dan gonokoris
 Reproduksi dengan seksual
 Pernafasan difusi & insang
 System syaraf tangga tali
 Pencernaan lengkap
 Peredarn darah dengan 5 lengkung aorta

2. Struktur Tubuh Annelida

Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan
segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf
di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Rongga tubuh
Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan
kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan),
usus, dan anus. Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran
darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah
yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.

Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring
pada anterior. Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan
nefrotor.

Nefridia (tunggal-nefridium) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom
merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupaka npori permukaan tubuh tempat
kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya.

3. Cara hidup dan habitat.


Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan
menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat annelida umumnya berada di dasar
laut dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian hidup di tanah atau tempat-tempat
lembap. Annelida hidup diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
4. Reproduksi

Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet. Namun ada
juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi. Organ seksual
annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada
individu lain (gonokoris).

5. Klasifikasi Annelida

Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:

a) Polychaeta

Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan
annelida berambut banyak. Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium)
dengan mata, antena, dan sensor palpus.

Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut


parapodia (tunggal=parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.
Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung
pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang
untuk bernapas. Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang
disebut seta yang tersusun dari kitin.

Contoh Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah.
Sedangkan yang bergerak bebas adalah Nereis virens, Marphysa sanguinea, Eunice viridis (cacing
palolo), dan Lysidice oele (cacing wawo).

b) Oligochaeta

Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang
merupakan annelida berambut sedikit. Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta
pada tubuhnya yang bersegmen.

Contoh Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah. Jenis cacing tanah antara
lain adalah cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing
merah (Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani).

Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali
tanah. Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah.
Manfaat lain dari cacing ini adalah digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran
makan berprotein tinggi bagi hewan ternak.

c) Hirudinea

Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit. Hewan ini tidak memiliki
arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Panjang Hirudinea bervariasi dari 1-30 cm.
Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing. Pada anterior dan posterior
terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Sebagian besar Hirudinea
adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.

Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup denga
mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil
seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo (lintah).

Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit),
sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan
mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap
darah sebanyak mungkin.

F. Mollusca

Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak.
Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Hewan ini
tergolong triploblastik selomata.

1. Ciri-Ciri Mollusca

Antara lain sebagai berikut:

 Tubuhnya bilateral simetris


 Dinding tubuhnya bersifat tripoblastik
 Tubuh pendek terlindung cangkokyang tersusun atas zat kapur yang dihasilkan oleh zat
mantel. Struktur kepala Mollusca semakin berkembang
 Alat pencernaan telah berkembang sempurna
 Kecuali Cephalopoda, peredaran darahnya terbuka jantungnya terdiri atas bagian dorsal
yang dikelilingi pericardium
 Pernapasannya dilakukan oleh pulmonum, epidermis, insang atau mantel
 Alat ekskresinya berupa ginjal
 Reproduksi secara seksual
 Sistem syarafnya berupa tiga pasang simpul syaraf (ganglion) yaitu ganglion serebral,
ganglion visceral, dan ganglion pedal, ketiganya dihubungkan oleh serabut-serabut syaraf
 Alat kelamin umumnya terpisah (dioesus), tetapi ada pula yang hermaphrodit. Yang
berkelamin terpisah, pembuahannya eksternal

2. Struktur Tubuh Mollusca


Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama: Kaki merupakan penjulur bagian ventral
tubuhnya yang berotot. Kaki berfungsi untuk bergerak merayap atau menggali. Pada beberapa
molluska kakinya ada yang termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap
mangsa.

Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak. Massa viseral merupakan
kumpulan sebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.

Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan.Cairan tersebut merupakan lubang
insang, lubang ekskresi, dan anus. Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun
cangkang pada mollusca bercangkang.

Sistem saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus dengan serabut
saraf yang melebar. Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung,
usus, dan anus.Ada pula yang memiliki rahang dan lidah pada mollusca tertentu. Lidah bergigi
yang melengkung kebelakang disebut radula. Radula berfungsi untuk melumat makanan.

Mollusca yang hidup di air bernapas dengan insang. Sedangkan yang hidup di darat tidak
memiliki insang. Pertukaran udara mollusca dilakukan di rongga mantel berpembuluh darah yang
berfungsi sebagai paru-paru. Organ ekskresinya berupa seoasang nefridia yang berperan sebagai
ginjal.

3. Cara hidup dan habitat

Mollusca hidup secar heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa
organisme. Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat. Beberapa juga ada yang hidup sebagai
parasit.

4. Reproduksi

Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah
pada individu lain. Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur.
Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.

5. Klasifikasi

Mollusca merupakan filum terbesar dari kingdom animalia. Molluska dibedakan menurut
tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu:

a) Gastropoda
Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah kelompok hewan
yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya. Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis
(Corbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica). Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan
pipih pada bagian ventrel tubuhnya. Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya.

Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada
ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang.
Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Gastropoda akuatik
bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel.

b) Pelecypoda

Pelecypoda diidentefikasikan sebagai kerang (Anadara sp.), tiram mutiara (Pinctada


margaritifera dan Pinctada mertinsis), kerang raksasa (Tridacna sp.), dan kerang hijau (Mytilus
viridis).

Pelecypoda memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak. Kaki Pelecypoda
dapat dijulurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan lumpur. Pelecypoda ada
yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar perairan. Pelecypoda mampu melekat pada
bebatuan, cangkang hewan lain, atau perahu karena mensekresikan zat perekat.

Pelecypoda memiliki dua buah cangkang pipih yang setangkup sehingga disebut juga
Bivalvia. Kedua cangkang pada bagian tengah dorsal dihubungkan oleh jaringan ikat (ligamen)
yang berfungsi seperti engsel untuk membuka dan menutup cangkang dengan cara
mengencangkan dan mengendurkan otot.

Cangkang tersusun dari lapisan periostrakum, prismatik, dan nakreas. Pada tiram mutiara,
jika di antara mantel dan cangkangnya masuk benda asing seperti pasir, lama-kelamaan akan
terbentuk mutiara.

Mutiara terbentuk karena benda asing tersebut terbungkus oleh hasil sekresi palisan
cangkang nakreas.Pelecypoda tidak memiliki kepala. Mulutnya terdapat pada rongga mantel,
dilengkapi dengan labial palpus.

Pelecypoda tidak memiliki rahang atau radula. Maka makanannya berupa hewan kecil
seperti protozoa, diatom, dan sejenis lainnya.Insang Pelecypoda berbentuk lembaran sehingga
hewan ini disebut juga Lamellibranchiata (dalam bahasa latin, lamella = lembaran, branchia =
insang).

Lembaran insang dalam rongga mantel menyaring makanan dari air yang masuk kedalam
rongga mantel melalui sifon (corong). Sistem saraf Pelecypoda terdiri dari tiga pasang ganglion
yang saling berhubungan. Tiga ganglion tersebut adalah ganglion anterior, ganglion pedal, dan
ganglion posterior. Reproduksi Pelecypoda terjadi secara seksual. Organ seksual terpisah pada
masing-masing individu. Fertilisasi terjadi secara internal maupun eksternal.Pembuahan
menghasilkan zigot yang kemudian akan menjadi larva.
c) Cephalopoda

Cephalopoda (dalam bahasa latin, chepalo = kepala, podos = kaki) merupakan Mollusca
yang memiliki kaki di kepala. Anggota Cephalopoda misalnya sotong (Sepia officinalis), cumi-
cumi (loligo sp.), dan gurita (Octopus sp.) Hidup Cephalopoda seluruhnya di laut dengan merayap
atau berenang di dasar laut.

Makananya berupa kepiting atau invertebrata lainnya. Sebagai hewan pemangsa, hampir
semua Cephalopoda bergerak cepat dengan berenang.Kebanyakan Cephalopoda memiliki organ
pertahanan berupa kantong tinta.

Kantong tinta berisikan cairan seperti tinta berwarna coklat atau hitam yang terletak di
ventral tubuhnya.Tinta ini akan di keluarkan jika hewan ini merasa terancam dengan cara
menyemburkannya.

Cephalopoda memiliki kaki berupa tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsanya.
Cephalopoda memiliki sistem saraf yang berpusat di kepalanya menyerupai otak. Untuk
reproduksi hewan ini berlangsung secara seksual. Cephalopoda memiliki organ reproduksi
berumah dua (dioseus). Pembuahan berlangsung secra internal dan menghasilkan telur.

G. ECHINODERMATA
Echinodermata (dalam bahasa yunani, echino = landak, derma = kulit) adalah kelompok
hewan triopoblastik selomata yang memilki ciri khas adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri
yang menembus kulit.

1. Ciri-Ciri Echinodermata

Antara lain sebagai berikut:

 Memiliki tiga lapisan embrional (triploblastik)


 Simetri tubuh bilateral pada fase larva dan radial pada fase dewasa
 Terdapat pembagian tubuh anterior dan posterior
 Euselomata / selomata
 Tidak memiliki segmen tubuh
 Sistem pencernaan sempurna, ada beberapa jenis yang tidak memiliki anus
 Tidak memiliki sistem peredaran darah
 Sistem pernapasan berupa insang kecil atau papulaedan ada juga yang menggunakan kaki
ambulakral (kaki tabung), atau teripang laut
 Tidak memiliki sistem ekskresi
 Sistem saraf dibentuk oleh saraf cincin, saraf radial dan saraf jala
 Reproduksi secara aseksual (regenerasi) dan seksual. Pada umumnya memiliki kelamin
yang terpisah namu beberapa jenis bersifat hermaprodit
 Penyokong tubuh berupa kerangka dalam (endoskleton), berupa pelat dan berada dibawah
kulit.

2. Struktur Tubuh Echinodermata

Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik itu pendek tumpul atau runcing
panjang. Duri berpangkal pada suatu lempeng kalsium karbonat yang disebut testa.

Sistem saluran air dalam rongga tubuhnya disebut ambulakral. Ambulakral berfungsi untuk
mengatur pergerakan bagian yang menjulur keluar tubuh, yaitu kaki ambulakral atau kaki tabung
ambulakral.

Kaki ambulakral memiliki alat isap. sistem pencernaan terdiri dari mulut, esofagus,
lambung, usus, dan anus.Sistem ekskresi tidak ada. Pertukaran gas terjadi melalui insang kecil
yang merupakan pemanjangan kulit.

Sistem sirkulasi belum berkembang baik. Echinodermata melakukan respirasi dan makan
pada selom. Sistem saraf Echinodermata terdiri dari cincin pusat saraf dan cabang saraf.
Echinodermata tidak memiliki otak. Untuk reproduksi Echinodermata ada yang bersifat
hermafrodit dan dioseus.

3. Cara hidup dan habitat

Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas. Makanannya adalah kerang, plankton, dan
organisme yang mati. Habitatnya di dasar air laut, di daerah pantai hingga laut dalam.
4. Reproduksi

Echinodermata bersifat dioseus bersaluran reproduksi sederhana. Fertilisasi berlangsung secara


eksternal. Zigot berkembang menjadi larva yang simetris bilateral bersilia. Hewan ini juga dapat
beregenerasi.

5. Klasifikasi Echinodermata

Echinodermata dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu:

a) Asteroidea

Asteroidea merupakan spesies Echinodermata yang paling banyak jumlahnya, yaitu sekitar 1.600
spesies. Asteroidea juga sering disebut bintang laut.Contoh spesies ini adalah Acanthaster sp.,
Linckia sp., dan Pentaceros sp.

Tubuh Asteroidea memiliki duri tumpul dan pendek.Duri tersebut ada yang termodifikasi menjadi
bentuk seperti catut yang disebut Pediselaria.

Fungsi pediselaria adalah untuk menangkap makanan serta melindungi permukaan tubuh dari
kotoran. Pada bagian tubuh dengan mulut disebut bagian oral, sedangkan bagian tubuh dengan
lubang anus disebut aboral.

Pada hewan ini, kaki ambulakral selain untuk bergerak juga merupakan alat pengisap sehingga
dapat melekat kuat pada suatu dasar.

Sistem ambulakral Asteroidea terdiri dari :

 Medreporit adalah lempengan berpori pada permukaan cakram pusat dibagian dorsal
tubuh.
 Saluran cincin terdapat di rongga tubuh cakram pusat
 Saluran radial merupakan cabang saluran cincin ke setiap lengan
 Kaki ambulakral merupakan juluran saluran radial yang keluar.

Anggota Asteroidea memiliki kemampuan regenerasi yang sangat besar. Setiap bagian lengannya
dapat beregenerasi dan bagian cakram pusat yang rusak dapat diganti.

Asteroidea merupakan hewan dioseus, organ kelamin berpasangan pada setiap lengan, dan
fertilisasi terjadi di luar tubuh.

b) Ophiuroidea

Ophiuroidea terdiri dari 2.000 spesies, contohnya adalah bintang ular (Ophiothrix). Ophiuroidea
(dalam bahasa yunani, ophio = ular) berbentuk seperti asteroidea, namun lengannya lebih langsing
dan fleksibel.

Cakram pusatnya kecil dan pipih dengan permukaan aboral (dorsal) yang halus atau berduri
tumpul. Ophiuroidea tidak memiliki pediselaria. Cakram pusat berbatasan dengan lengan-
lengannya.
Hewan ini pun juga dapat beregenerasi.

c) Echinoidea

Echinoidea berbentuk bola atau pipih, tanpa lengan.Echinoidea yang berbentuk bola misalnya bulu
babi (diadema saxatile) dan landak laut (Arabcia punctulata). Permukaan tubuh hewan ini berduri
panjang.
Echinoidea memilki alat pencernaan khas, yaitu tembolok kompleks yang disebut lentera
aristoteles. Fungsi dari tembolok tersebut adalah untuk menggiling makanannya yang berupa
ganggang atau sisa-sisa organisme.

Echinoidea yang bertubuh pipih misalnya dolar pasir (Echinarachnius parma). Permukaan sisi oral
tubuhnya pipih, sedangkan sisi aboralnya agak cembung.Tubuhnya tertutupi oleh duri yang halus
dan rapat.

Durinya berfungsi untuk bergerak, menggali, dan melindungi permukaan tubuhnya dari
kotoran.Kaki ambulakral hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi utuk mengangkut makanan.

d) Holothuroidea

Holothuroidea dikenal dengan nama timun laut atau teripang. Contoh hewan ini adalah Cucumaria
sp., Holothuria sp., dan Bohadschia argus.

Hewan ini tidak berlengan dan anus terdapat pada kutub yang berlawanan dari tubuhnya. Daerah
ambulakral dan inter-ambulakral tersusun berselang-seling di sepanjang tubuhnya. Alur
ambulakral tertutup, madreporit terdapat di rongga tubuhnya.

Sebagian kaki ambulakral termodifikasi menjadi tentakel oral. Sistem respirasinya disebut pohon
respirasi, karena sistem tersebut terdiri dari dua saluran utama yang bercabang pada rongga
tubuhnya.Keluar dan masuknya air melalui anus.

e) Crinoidea

Hewan ini berbentuk seperti tumbuhan.Crinoidea terdiri dari kelompok yang tubuhnya bertangkai
dan tidak bertangkai. Kelompok yang bertangkai dikenal sebagai lili laut, sedangkan yang tidak
bertangkai dikenal sebagai bintang laut berbulu.

Contoh lili laut adalah Metacrinus rotundus dan untuk bintang laut berbulu adalah Oxycomanthus
benneffit dan Ptilometra australis. Lili laut menetap di kedalaman 100 m atau lebih.

Sedangkan yang berbulu hidup di daerah pasang surut sampai laut dalam. Kedua kelompok
tersebut memiliki oral yang menghadap ke atas. Lengannya yang berjumlah banyak mkengelilingi
bagian kaliks (dasar tubuh).

Pada kaliks terdapat mulut dan anus. Jumlah lengan kelipatan lima dan mengandung cabang-
cabang kecil yang disebut pinula.Sistem ambulakral tidak memiliki madreporit dan ampula.
Crinoidea adalah pemakan cairan, misalnya zooplankton atau partikel makanan.

I. ARTHROPODA

Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan
yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.

Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan
tergolong tripoblastik selomata.

1. Ciri tubuh

Ciri tubuh Arthropoda meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.

2. Ukuran dan bentuk tubuh

Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60
cm., namun kebanyakan berukuran kecil. Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam.
3. Struktur tubuh

Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi. Pada tiap segmen tubuh
tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas.

Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen
(perut).

Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar
(eksoskeleton). Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit. Eksoskeleton
melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat.

Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel
dan lunak. Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikuti pertumbuhan tubuh.

Oleh karena itu, tahap pertumbuhan Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan eksoskeleton
lama dan pembentukan eksoskeleton baru.

Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis. Hewan yang biasanya
melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba.

Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di
sepanjang sisi ventral tubuhnya.

Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia.

Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan. Ganglia bagian
anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak.

Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Mulutnya
dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam, misalnya mandibula dan maksila pada
belalang.

Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku.

Sisa metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut saluran/tubula
Malpighi, kelenjar ekskresi, atau keduanya.

Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka. Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah
pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol. Darah Arthropoda
disebut juga hemolimfa.

4. Cara hidup dan habitat

Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik.
Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-
kupu, capung, belalang, dan lebah.

Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan
padang rumput.

5. Reproduksi

Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Namun ada juga yang secara
aseksual, yaitu dengan partenogenesis.

Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu
yang dihasilkan bersifat steril.
Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan
gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua). Hasil fertilisasi
berupa telur.

6. Klasifikasi

Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki. Berikut ini
akan diuraikan empat kelas diantaranya yang paling umum, yaitu”:

a) Arachnoidea

Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba,
meskipun anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking adalah salah satu contoh kelas
Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang
panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm. Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat)
yang hidup secara bebas maupun parasit. Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora.

Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina.
Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan ini
adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng (Buthus after).

Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada
kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba
kemlandingan (Nephila maculata). Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah
caplak atau tungau (Acarina sp.).

Berikut adalah ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea yang sering kita jumpai, yaitu
laba-laba. Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior
dan abdomen pada bagian posterior.

Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks
(dada). Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan
enam pasang kaki untuk berjalan. Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut.

Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada
bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat
berputar bebas.

Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar
benang halus atau kelenjar benang abdomen. Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang
mengandung protein elastik. Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk benang
halus yang digunakan untuk menjebak mangsa.

Laba-laba bernapas dengan paru-paru buku atau trakea.Paru-paru buku adalah organ
respirasi berlapis banyak seperti buku dan terletak pada bagian abdomen.
Ekskresi laba-laba dilakukan dengan tubula ( tunggal = tubulus ) Malpighi. Tubula
Malpighi merupakan tabung kecil panjang dan buntu dan organ ini terletak di dalam hemosol yang
bermuara ke dalam usus. Selain Tubula Malpighi, ekskresi lainnya dilakukan dengan kelenjar
koksal.

Kelenjar koksal merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa
(segmen pada kaki insecta).

b) Myriapoda

Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan
berkaki banyak. Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di lingkungan
sekitar kita.

Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu.
Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan abdomen.Tubuhnya memanjang seperti
cacing.

Pada kaput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang maksila
(rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata tunggal).

Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya. Setiap
segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke trakea.

Ekskresinya dengan tubula malpighi. Myriapoda bersifat dioseus dan melakukan repsroduksi
seksual secara internal. Myriapoda dibedakan menjadi dua ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda.

c) Chilopoda

Kelompok hewan ini dikenal sebagai kelabang.Tubuhnya memanjang dan agak pipih. Pada
kepalanya terdapat antena dan mulut dengan sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada
tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan sepasang spirakel. Pasangan pertama kaki termodifikasi
menjadi alt beracun. Alat penyengat digunakan unutk menyengat musuh atau pengganggunya.
Sengatannya menimbulkan bengkak dan rasa sakit. Contoh hewan ini adalah kelabang (scutigera
sp.).

d) Diplopoda

Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah kakinya bukan
berjumlah seribu. Ada yang menyebutkan nama lain seperti keluwing. Tubuhnya bulat Panjang.
Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan bibir bawah. Pada tiap segmen tubuhnya terdapat
dua pasang kaki dan dua pasang spirakel. Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya
hewan ini bersifat hebivora atau pemakan sisa organisme. Gerakkan hewan ini lambat dengan kaki
yang bergerak seperti gelombang. Bila terganggu hewan ini akan menggulungkan tubuhnya dan
pura-pura mati. Contoh hewan ini adalah kaki seribu(lulus sp.).

e) Crustacea

Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras. Udang, lobster,
dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik,
meskipun ada yang hidup di darat. Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran
tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca.

f) Entomostraca

Entomostraca adalah crustacea yang berukuran mikroskopik, hidup sebagai zooplankton


atau bentos di perairan, dan juga ada yang sebagai parasit. Contoh hewan ini adalah Daphnia,
Cypris virens, dan Cyclops sp.

g) Malacostraca

Malacostraca adalah crustacea yang berukuran lebih besar dari pada entomostraca. Hewan
yang termasuk kelompok ini adalah Udang, lobster, dan kepiting. Berikut akan dibahas sedikit
mengenai urain hewan kelompok satu ini. Udang memiliki ekssoskeleton yang keras untuk
melindungi tubuhnya. Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu kaput dan toraks yang menyatu
membentuk sefalotoraks, serta abdomen. Dibagian sefalotoraks dilindungi oleh eksoskeleton yang
keras berupa karapaks.Karapaks memiliki duri di ujung anterior yang disebut rostrum. Di dekat
rostrum terdapar mata faset ( majemuk) yang bertangkai. Pada kaput sefalotoraks merupakan
penyatuan lima segmen. Dibagian kaput terdapat sepasang antenula, sepasang antena, dan tiga
pasang bagian mulut. Antenula berfungsi sebagai alat peraba, sedangkan antena sebagai alat
keseimbangan tubuh.

Tiga pasang mulut terdiri dari sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada bagian
toraks terdiri dari delapan segmen, terdapat tiga pasang maksiliped, sepasang seliped, dan empat
pasang kaki jalan(periopod). Maksiliped tersebut berfungsi sebgai penyaring makanan.Seliped
berfungsi untuk mencari makanan dan melindungi diri dari musuh. Pada bagian abdomen terdapat
lima pasang kaki renang (pleopod). Pada ujung posterior terdapat telson dan sepasang alat kemudi
untuk berenang (urupod). Pada udang jantan, pasangan pleopod 1 dan 2 bersatu menjadi gonopod.
Gonopod berfungsi sebagai penyalur sperma saat kopulasi.

Sedangkan pada wanita berfungsi untuk melekatkan telur dan membawa anaknya. Saluran
pencernaan udang terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulut dan esofagus
terletak di bagian bawah sefalotoraks.

Lambung (terletak di sefalotoraks) dan usus (terletak di abdomen) berada disepanjang


bagian dorsal tubuh. Hati yang merupakan kelanjar pencernaan terletak di bagian toraks dan
abdomen. Makanan udang berupa berudu, larva, serangga, dan ikan-ikan kecil. Sisa metabolisme
dikeluarkan melalui alat kelenjar hijau yang terletak di kepalanya.
Pernapasan dilakukan dengan insang yang terdapat di bagian ventral tubuhnya dekat kaki.
Sistem peredaran darah terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan sinus yang rongganya berdinding
tipis.Organ kelamin bersifat dioseus.

i) Insecta

Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga).Banyak anggota hewan ini sering kita
jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik,
belalang,dan lebah.Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah.Karena itu pula
sering juga disebut hexapoda.

Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat. Hewan ini
merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang. Insecta ada yang hidup bebas
dan ada yang sebagai parasit.Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks,
dan abdomen. Kaput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata
majemuk (mata faset), dan mata tunggal (oseli).Insecta memiliki organ perasa disebut palpus.

Insecta yang memiliki syap pada segmen kedua dan ketiga.Bagian abdomen Insecta tidak
memiliki anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang
menuju tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta. Pada abdomen juga
terdapat tubula malpighi, yaitu alt ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan.Sistem
sirkulasinya terbuka. Organ kelaminnya dioseus.

2. Vertebrata

Vertebrata adalah subfilum dari chordata, mencakup semua hewan yang memiliki tulang
punggung terdiri dari tulang. Vertebrata adalah subfilum terbesar dari chordata. Pada vertebrata
dapat dimasukkan ke dalam semua jenis ikan (kecuali remang, belut Jeung, “lintah laut”, atau
hagfish), amfibi, reptil, burung, dan mamalia. Kecuali untuk jenis ikan, vertebrata diketahui
memiliki dua pasang kaki.
Vertebrata memiliki sistem yang terdiri dari banyak pasangan massa otot, dan juga
sistem saraf pusat yang biasanya terletak di tulang belakang. Sistem pernapasan
menggunakan insang atau paru-paru.

Klasifikasi Vertebrata

Kerajaan hewan (kingdom animalia) kelompok vertebrata terdiri dari lima kelompok, yaitu
ikan (Pisces), katak (amfibi), binatang melata (reptil), burung (Aves) dan mamalia (binatang
menyusui).

1. Kelompok Ikan

Ikan adalah organisme akuatik yang memiliki tubuh ramping. Tubuhnya memiliki bingkai
dalam dan luar bingkai dalam bentuk skala. permukaan licin tubuhnya, dan bernapas dengan
insang.

Di sisinya adalah garis lateral sebagai indera untuk menentukan kedalaman dan tekanan air.
Alat gerak dalam sirip bentuk dan ekor. Ikan termasuk hewan berdarah dingin karena suhu tubuh
mereka bervariasi sesuai dengan suhu lingkungan mereka. Ikan Kelas dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu ikan tanpa rahang, ikan bertulang rawan dan ikan bertulang.

 Ikan Tak Berahang

Tanpa rahang ikan yaitu belut laut memiliki mulut bulat dilapisi dengan gigi tajam untuk
menghisap darah dan merobek tubuh mangsanya.

 Ikan Bertulang Rawan

Ikan bertulang rawan hiu, ikan pari, dan ikan todak. Hiu memiliki kerangka yang terbuat dari
tulang rawan dan kulit yang ditutupi oleh bentukan gigi. Hiu termasuk ikan yang memiliki gerak
kecepatan tinggi dan termasuk ikan predator ganas.
 Ikan Bertulang Keras

Ikan bertulang ikan memiliki kerangka yang terdiri dari tulang keras atau tulang sejati. Selain
itu, ikan bertulang juga memiliki luar kerangka dalam bentuk sisik berbentuk datar yang menutupi
tubuh. Kelompok ikan ini adalah sekelompok ikan terbesar.

2. Amfibi

Hewan termasuk amfibi adalah hewan yang dapat hidup di darat dan di air. Ketika
berkembang biak, amfibi melepaskan telur dan sperma di dalam air sehingga terjadi pembuahan
di luar tubuh.

Hasil pembuahan menjadi amfibi larva (berudu) yang hidup di air dan bernapas dengan
insang. Sebagai orang dewasa, amfibi bernapas dengan paru-paru. Demikian pula, ikan, amfibi
juga termasuk hewan berdarah dingin.
Amfibi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu salamander, katak dan kodok. Perbedaan katak
dengan kodok adalah katak hidup selalu dalam basah atau lembab, sementara kodok hidup di
tempat yang kering.

3. Reptil

Ciri-ciri kelompok reptil yang bernapas dengan paru-paru dan tubuh ditutupi oleh kulit
bersisik. kura-kura tubuh dan kura-kura dilindungi oleh carapace pelindung. Reptil berkembang
biak dengan bertelur. Bersama dengan reptil ikan dan amfibi, termasuk hewan berdarah dingin.

Reptil terdiri dari:

 Keluarga kadal : tokek, bunglon, biawak, Dll.


 Keluarga termasuk ular sanca, ular belang, ular hijau, Dll.
 Keluarga penyu termasuk kura-kura.
 Keluarga mencakup berbagai jenis lidah buaya.

4. Burung

Alat gerak burung adalah sayap depan, sedangkan bagian belakang kaki alat gerak berupa
ditutupi dengan sisik. bulu burung terdiri dari protein yang disebut keratin. Bulu berguna sebagai
tahan panas dan sempurna untuk tubuh burung. Bentuk burung kaki disesuaikan dengan berbagai
adaptasi dan cara mendapatkan makanan. Burung pemangsa telah melengkung cakar yang
menayangkan mencengkeram dan menghancurkan mangsa, seperti elang.
perenang burung telah berselaput kemudi kaki, misalnya bebek. Burung yang memiliki jari
ke arah belakang, sehingga mencengkeram objek inangnya, misalnya kutilang, kakatua.

Burung memiliki paruh. paruh macam burung disesuaikan dengan jenis makanan. Nuri
paruh berguna untuk memecahkan biji, paruh finch berguna untuk mematuk cacing, bangau paruh
berguna untuk ikan mangsa yang berada di air, bebek berguna ketika mencari makanan, dan paruh
elang berguna untuk merobek daging menjadi kecil sayatan.

Karakteristik lain dari burung, yang meliputi hewan homelterm (berdarah panas). Artinya,
suhu tubuh tetap konstan (tetap) setelah suhu lingkungan yang berubah, sedangkan ikan, amfibi,
dan reptil termasuk poikilotherm (berdarah dingin).

5. Mamalia (Primata)

Ciri utama dari mamalia adalah memiliki kelenjar susu, rambut (bukan bulu), bernapas
dengan paru-paru, melahirkan, dan berdarah panas (homeiterm).

Adapun Ciri khas mamalia yang lain adalah sebagai berikut,


1. Jantung memiliki empat ruang yang sempurna
2. Memiliki sistem peredaran darah ganda
3. Termasuk hewan homoioterm
4. Memiliki otot diagfragma
5. Permukaan tubuh biasanya ditumbuhi rambut
6. Memiliki tiga tulang pada telinga tengah
7. Memiliki bagian otak yang besar,terutama korteks
8. Tidak menghasilkan telur, kecuali platypus (hewan cokor bebek)
Secara umum mamalia dapat dikelompokan berdasarkan cara bereproduksi menjadi Mamalia
bertelur, Mamalia berkantong, dan Mamalia berplasenta.
1. Mamalia bertelur (prototheria)
Ciri khas mamalia bertelur adalah memiliki paruh dan bersifat ovipar, hewan tersebut
memiliki kloaka dan kelenjar susu tanpa puting. Tidak seperti mamalia lain, hewan jenis
ini tidak memiliki daun telinga.
2. Mamalia berkantong (Methatheria)
Hewan ini juga dikenal sebagai hewan Marsupial (Yunani). Ciri khas hewan jenis ini
adalah melahirkan dengan kondisi premature. Anak yang sangat kecil dan lemah akan
merangkak masuk ke dalam kantong induknya. Di dalam kantong tersebut anak akan
menyusu dan mengalami perkembangan selanjutnya.
3. 3) Mammalia Berplasenta (Eutheria)
Ciri khas Mammalia Eutheria adalah adanya plasenta, yaitu organ khusus yang menyuplai
nutrisi untuk perkembangan embrio di dalam rahim induk.
Kelompok ini terdiri atas beberapa ordo, yaitu sebagai berikut.
a) Ordo Insectivora, Mammalia pemakan serangga.Contohnya, landak (Hystrix
javanica))
b) Ordo Rodentia, memiliki gigi seri yang tumbuh secara teratur. Contohnya, Mus
musculus (tikus rumah). Cavia cobaya (marmot), Lepus nigricollis (kelinci), Sciurus
notatus (tupai), Epymis sp. (tikus sawah), Petaurista petaurista (tupai terbang merah),
dan Rattus sabanus (tikus ekor panjang).
c) Ordo Pholidota, contohnya Manis javanicus (tenggiling).
d) Ordo Cetacea, anggotanya tidak memiliki rambut. Contohnya, Physeter
macrocephalus (paus), Orsaella brevirostris (pesut), dan Delphinus delphis (lumba-
lumba).
e) Ordo Insectivora, merupakan Mammalia pemakan serangga. Contohnya, Crocidura
murina (cecurut).
f) Ordo Chiroptera, anggotanya memiliki sayap yang tersusun oleh jaringan kulit dan
konektif, serta memiliki kemampuan untuk menentukan suatu lokasi dengan gema suara
(echolocation). Contohnya, Pteropus vampirus (kelelawar vampir), Pteropus edulis
(kalong), dan Myotis sp. (kelelawar pemakan serangga).
g) Ordo Sirenia, contohnya Halicore dugong (ikaŋ duyung).
h) Ordo Artiodactyla, anggota terdiri atas Mammalia berkuku genap. Contohnya,
Pecari angulatus (babi), Sus babirussa (babi rusa), Hippopotamus amphibious (kuda nil),
Camelius dromedarius (unta berpunuk satu), Camelius bactrianus (unta berpunuk dua),
Tragulus javanicus (kancil), Cervulus muncak (kijang), Nemotrhaedus sumatranus
(kambing hutan), Giraffa camelopardalis (zarafah), Bos sondaicus (banteng), dan
Bubalus bubalus (kerbau).
DAFTAR PUSTAKA
https://www.dosenpendidikan.co.id/kingdom-animalia/

Anda mungkin juga menyukai