Kingdom animalia adalah salah satu kingdom yang memiliki anggota yang paling banyak dan
bervariasi. Secara garis besar kingdom animalia dapat dikelompokkan menjadi dua golongan,
yaitu golongan vertebrata (hewan bertulang belakang) dan golongan invertebrata (hewan tak
bertulang belakang. Dan berikut akan dijelaskan mengenai ciri-ciri, struktur lapisan tubuh, dan
klasifikasi dari kingdom animalia.
Anggota kingdom animalia memiliki ciri-ciri yang yang membedakannya dengan kingdom-
kingdom lain, seperti:
Dalam klasifikasi kingdom animalia, paling tidak ada dua ciri yang membedakan struktur tubuh
suatu hewan. Dua ciri tersebut antara lain berdasarkan simetri tubuh dan lapisan tubuh.
1. Simetri tubuh
Berdasarkan simetri tubuhnya, hewan dapat dibedakan menjadi hewan yang memiliki simetri
tubuh bilateral dan hewan yang memiliki simetri tubuh radial.
Simetri Bilateral, adalah hewan yang bagian tubuhnya tersusun bersebelahan dengan
bagian lainnya. Jika diambil garis memotong dari depan ke belakang, maka akan terlihat
bagian tubuh tubuh yang sama antara kiri dan kanan. Hewan yang bersimetri bilateral
selain memiliki sisi puncak (oral) dan sisi dasar (aboral), juga memiliki sisi atas (dorsal)
dan sisi bawah (ventral), sisi kepala (anterior) dan sisi ekor (posterior), serta sisi samping
(lateral).
Simetri Radial, adalah hewan yang memiliki lapisan tubuh melingkar (bulat). Hewan
dengan simetri radial hanya memiliki dua bagian, yaitu bagian puncak (oral) dan bagian
dasar (aboral). Hewan yang bersimetri radial disebut sebagai radiata, hewan yang
termasuk dalam kelompok ini antara lain porifera, cnidaria, dan echinodermata.
2. Lapisan Tubuh
Dalam perkembangannya menjadi individu dewasa, hewan akan membentuk lapisan tubuh.
Berdasarkan jumlah lapisan tubuhnya, hawan dikelompokkan menjadi diploblastik dan
tripoblastik.
Hewan Diploblastik, adalah hewan yang memiliki dua lapis sel tubuh. Lapisan terluar
disebut dengan ektoderma, sedangkan lapisan dalam disebut dengan endoderma. Contoh
dari hewan diploblastik adalah cnidaria.
Hewan Triploblastik, adalah hewan yang memiliki tiga lapis sel tubuh. Lapisan terluar
disebut eksoderma, lapisan tengah disebut mesoderma, dan lapisan dalam disebut
endoderma. Ektoderma akan berkembang menjadi epidermis dan sistem saraf,
mesoderma akan berkembang menjadi kelenjar pencernaan dan usus, sedangkan
endoderma akan berkembang menjadi jaringan otot.
Hewan triploblastik masih dapat diklasifikasikan lagi berdasarkan rongga tubuh (selom) yang
dimilikinya. Rongga tubuh pada hewan sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
aselomata, pseudoselomata, dan selomata.
Aselomata, adalah hewan bertubuh padat yang tidak memiliki rongga antara usus dengan
tubuh terluar. Hewan yang termasuk aselomata adalah cacing pipih (Platyhelmintes).
Selomata, adalah hewan berongga tubuh yang berisi cairan dan mempunyai batas yang
berasal dari jaringan mesoderma. Lapisan dalam dan luar dari jaringan hewan ini
mengelilingi rongga dan menghubungkan dorsal dengan ventral membentuk mesenteron.
Mesenteron berfungsi sebagai penggantung organ dalam. Selomata sendiri dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu protoselomata dan deutroselomata. Contoh hewan yang termasuk
protoselomata antara lain Mollusca, Annelida, dan Arthropoda. Sedangkan hewan yang
termasuk dalam deutroselomata antara lain Echinodermata dan Chordata.
Pada bagian tengah tubuh porifera, terdapat spongosol (paragaster). Spongosol adalah ruangan
yang berfungsi sebagai saluran air. Pada bagian atas spongosol terdapat oskulum, yitu lubang
besar yang berfungsi sebagai tempat keluarnya air.
Dari luar ke dalam, porifera tersusun atas tiga lapisan dinding tubuh, yaitu epidermis (lapisan
terluar), mesoglea (lapisan pembatas), dan endodermis (lapisan dalam).
1. Epidermis, adalah lapisan terluar tubuh porifera. Lapisan ini tersusun oleh sel-sel
epitelium pipih yang disebut dengan pinakosit. Beberapa sel ini membentuk lubang kecil
(ostium) tempat masuknya air . Pada ostium, terdapat porosit yang berfungsi untuk
mengendalikan buka atau tutupnya ostium.
2. Mesoglea, adalah lapisan yang berupa gelatin. Lapisan ini merupakan pembatas antara
lapisan dalam (endodermis) dengan lapisan luar (epidermis). Mesoglea mengandung dua
macam sel, yaitu sel ameboid dan skleroblas. Sel-sel ameboid berfungsi sebagai
pengangkut makanan dan zat-zat sisa metabolisme dari satu sel ke sel yang lainnya.
Sedangkan sel skleroblas berfungsi untuk membentuk spikula. Spikula merupakan duri-
duri berfungsi sebagai penguat dinding yang lunak.
3. Endodermis, adalah lapisan dalam tubuh porifera. Lapisan ini terdiri dari sel-sel leher
(koanosit) yang memiliki flagela dan berfungsi untuk mencerna makanan.
Proses pencernaan pada porifera berlangsung pada bagian endodermis. Pada bagian ini, flagel
yang terdapat pada koanosit akan bergerak-gerak sehingga menyebabkan air yang membawa
oksigen dan makanan berupa plankton akan mengalir dari ostium masuk masuk ke spongosol
lalu masuk ke oskulum. Makanan ini lalu akan dicerna di dalam vakuola makanan. Setelah
dicerna, sari-sari makanan diangkut oleh sel-sel amebosit untuk diedarkan keseluruh tubuh.
Sedangkan sisa-sisa makanan yang sudah tak terpakai lagi akan dikeluarkan oleh sel-sel leher
(koanosit) melalui spongosol sebelum akhirnya keluar dari tubuh melalui oskulum.
Pada hewan porifera, reproduksi dapat berlangsung melalui dua cara, yaitu reproduksi secara
seksual dan aseksual.
1. Reproduksi secara seksual, yaitu reproduksi yang terjadi saat sel sperma bersatu dengan
sel ovum. Pada dasarnya, porifera bersifat hemafrodit karena ovum dan sperma dapat
dihasilkan oleh satu individu yang sama. Namun sperma tidak akan dapat membuahi
sendiri ovum yang terdapat dalam tubuhnya sendiri, sehingga pembuahan hanya akan
dapat terjadi antara sperma dan sel telur antar individu yang berbeda.
2. Reproduksi secara aseksual, yaitu reproduksi yang terjadi tanpa proses pembuahan
sperma pada ovum. Reproduksi aseksual pada hewan porifera dapat terjadi melalui dua
cara, yaitu dengan cara pembentukan kuncup dan gemula (kuncup dalam). Gemula
adalah butir benih yang diproduksi oleh porifera di lingkungan yang tak menguntungkan,
misalnya terlalu dingin atau terlalu panas.
Sistem kanal atau saluran air pada porifera dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu ascon,
sycon, dan leucon.
1. Ascon, adalah tipe sistem saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya langsung
terhubung lurus ke spongosol.
2. Sycon, pada tipe saluran ini air akan masuk ke dalam ostium lalu melewati saluran-
saluran bercabang sebelum masuk ke dalam spongosol. Saluran bercabang ini biasanya
dilapisi oleh koanosit.
3. Leucon, adalah tipe saluran air yang ostiumnya dihubungkan dengan rongga-rongga
bercabang yang tidak terhubung langsung menuju spongosol.
Jenis-jenis saluran air porifera
(arahkan kursor ke gambar untuk memperbesar)
F. Klasifikasi Porifera
Terdapat tiga kelas yang dapat diklasifikasikan ke dalam filum porifera, yaitu kelas Calcarea,
Hexactinellida, dan Demospongiae.
1. Calcarea, merupakan kelas porifera yang memiliki spikula dari zat kapur. Contoh spesies
calcarea antara lain Sycon sp. dan Clathrinasp yang biasa hidup di daerah laut dangkal.
2. Hexactinellida, memiliki spikula yang tersusun atas zat kersik (silikat). Contoh spesies
dari kelas hexactinellida antara lain Pheronema sp. dan Euplectella sp. yang hidup di
laut dalam.
3. Demospongiae, merupakan porifera bertulang lunak dengan spikula yang tersusun dari
zat kersik. Contoh spesies dari kelas demospongiae antara lain Euspongia sp., Spongila
sp., dan Callyspongia sp.
Tubuh porifera biasanya dimanfaatkan manusia sebagai alat penggosok badan atau perabotan.
Selain itu porifera juga banyak digunakan sebagai hisan akuarium. Porifera kadang juga
merugikan bagi manusia karena hidup melekat pada kulit tiram, sehingga kualitas tiram yang
dihasilkan oleh peternakan akan berkurang.
Coelenterata merupakan diploblastik, hewan ini mempunyai dua lapis sel yaitu ektoderm yang
merupakan lapisan sel luar dan endoderm yang merupakan lapisan dalam. Coelenterata memiliki
dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Pada bentuk polip (seperti tabung), coelenterata
memiliki mulut di bagian dorsal yang dikelilingi oleh tentakel. Sedangkan pada bentuk medusa
yang berbentuk seperti cakram, mulut coelenterata terletak di bagian bawah (oral) dan tubuhnya
dikelilingi oleh tentakel.
C. Reproduksi Coelenterata
Coelenterata dapat bereproduksi baik dengan cara generatif (seksual) maupun vegetatif
(aseksual). Reproduksi secara generatif terjadi saat sel sperma jantan membuahi sel telur (ovum)
betina. Sedangkan perkembangbiakan secara aseksual berlangsung dengan cara pembentukan
tunas pada sisi tubuh coelenterata yang akan tumbuh menjadi individu baru setelah lepas dari
tubuh induknya.
Coelenterata terdiri dari tiga kelas utama, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.
1. Hydrozoa
Beberapa jenis hidrozoa mengalami dua siklus hidup yaitu tahap polip yang aseksual dan
tahap medusa yang seksual. Contohnya adalah spesies Obelia sp. Ada pula yang selama
hidupnya hanya berbentuk polip saja, misalnya Hydra.
Sebagian besar hydra hidup di perairan secara soliter (sendiri-sendiri). Pada ujung tubuh
hydra terdapat mulut yang dilengkapi oleh tentakel yang berfungsi untuk menangkap
makanan. Tentakel-tentakel ini dilengkapi dengan sel knidosit yang mengandung
nematosista, yaitu racun berbentuk sengat untuk memburu mangsa. Hydra dapat
bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Perkembangbiakan seksual terjadi saat sel
sperma jantan membuahi sel telur betina. Sedangkan perkembangbiakan aseksual terjadi
dengan tunas (kuncup) yang tumbuh di sisi tubuh hydra yang nantinya akan tumbuh
menjadi individu baru.
2. Scyphozoa
Contoh spesies yang termasuk dalam kelas ini adalah Aurelia aurita (ubur-ubur). Hewan
ini memiliki bentuk seperti mangkuk, kadang mempunyai tubuh berwarna namun ada
beberapa spesies yang tubuhnya transparan. Tubuh Scyphozoa dilengkapi dengan
tentakel yang mempunyai sel penyengat. Seluruh spesies Scyphozoa hidup di perairan,
baik tawar maupun laut.
3. Anthozoa
Memiliki ciri-ciri khusus yaitu tubuh yang menyerupai bunga. Contoh spesies yang
termasuk dalam kelas ini adalah Metridium (anemon laut). Anthozoa hidup sebagai polip,
salah satu ujung tubuhnya mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel lengkap dengan
penyengatnya, sedangkan ujung yang lain merupakan bagian tubuh yang berfungsi untuk
melekatkan diri pada dasar perairan.
Beberapa jenis cerlenterata dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik bahkan bisa diolah
menjadi agar-agar. Sebagian lain membentuk terumbu karang yang bisa menahan gelombang.
Beberapa spesies coelenterata juga memberikan pemandangan indah di dasar lautan dengan
warna dan bentu mereka yang unik.
A. Ciri-Ciri Platyhelminthes
Platyhelminthes mempunyai tubuh berbentuk pipih tanpa ruas-ruas yang dapat dibagi menjadi
bagian anterior (kepala), posterior (ekor), dorsal (punggung), ventral (daerah yang berlawanan
dengan dorsal), dan lateral (bagian samping tubuh). Platyhelmintes memiliki tubuh dengan
simetri bilateral, hewan ini merupakan triploblastik yang tersusun atas tiga lapisan jaringan yaitu
ektoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah), dan endoderm (lapisan dalam).
C. Klasifikasi Platyhelminthes
Platyhelminthes dibagi menjadi empat kelas, yaitu Turbellaria (cacing berambut getar),
Trematoda (cacing isap), Cestoda (cacing pita), dan monogenea.
1. Turbellaria (Cacing Berambut Getar)
Planaria sp. adalah salah satu contoh spesies yang termasuk dalam kelas Turbellaria. Cacing ini
bersifat karnivor dan hidup bebas di perairan seperti di sungai, kolam, atau danau. Planaria
memiliki panjang tubuh antara 5-25 mm. Hewan ini bergerak dengan silia yang terdapat pada
bagian epidermis tubuhnya.
Planaria memiliki sistem pencernaan yang masih sangat sederhana yang terdiri dari mulut,
faring, dan rongga gastrovaskuler (usus). Hewan ini tidak memiliki anus sehingga sisa-sisa
makanan yang tidak dicerna akan dikeluarkan kembali melalui mulut.
Planaria mengeksresikan sisa metabolisme tubuh yang berupa nitrogen melalui permukaan
tubuhnya yang dilangkapi oleh sel api. Cacing ini memiliki sistem saraf yang berpusat di ganglia
pada bagian kepala yang kemudian bercabang-cabang membentuk sistem syaraf tangga taali.
Planaria dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Perkembangbiakan secara seksual
terjadi saat sel sperma membuahi sel telur betina. Planaria bersifat hemafrodit, sehingga tak akan
pernah tejadi pembuahan sendiri. Reproduksi planaria secara aseksual terjadi melalui proses
fragmentasi atau memotong diri. Setiap potongan tubuh akan beregenerasi sehingga akan
membentuk individu baru.
Semua anggota kelas ini bersifat parasit yang hidup di dalam tubuh hewan maupun manusia.
Cacing ini mempunyai alat hisap (sucker) yang terdapat pada bagian mulut atau ventral tubuhnya
yang dilengkapi dengan gigi kitin. Permukaan tubuh trematoda tidak dilengkapi dengan silia
namun mempunyai kutikula untuk mempertahankan diri.
Contoh spesies anggota trematoda adalah Fasciola hepatica (cacing hati). Cacing ini mempunyai
bentuk tubuh yang mirip seperti daun dengan ukuran panjang 2-5 cm dan lebar 1 cm. Fasciola
hepatica hidup sebagai parasit di dalam kantong empedu hati ternak. Saluran pencernaan cacing
ini terdiri atas mulut yang terdapat di bagian ujung anterior dilengkapi dengan alat hisap bergigi
kitin untuk melekatkan diri.
Fasciola hepatica bersifat hemafrodit dan berkembang biak secara generatif. Daur hidup cacing
ini dimulai saat telur Fasciola hepatica dewasa yang berada di saluran empedu hewan ternak
keluar bersama feses. Pada tempat yang tepat, telur yang telah fertil tersebut akan menetas
sebagai larva bersilia yang disebut dengan mirasidium. Mirasidium kemudian masuk ke dalam
tubuh siput karena tidak bisa bertahan di alam bebas lebih dari 8 jam. Di dalam tubuh siput,
mirasidium akan tumbuh menjadi sporosista, lalu berkembang menjadi redia (larva kedua),
kemudian menjadi serkaria (larva ketiga).
Serkaria mempunyai bentuk tubuh seperti berudu yang dapat berenang bebas. Serkaria kemudian
keluar tubuh siput lalu hidup menempel di rumput kemudian membentuk metaserkaria. Jika
rumput yang terdapat metaserkaria tersebut dimakan oleh hewan ternak, maka metaserkaria akan
tumbuh besar di organ hati. ulang kembali. Siklus pun kemudian akan terUntuk lebih jelasnya
silahkan perhatikan gambar di bawah ini.
Selain cacing hati, ada juga anggota kelas trematoda lain yang hidup sebagai parasit di
organisme lain yaitu Clonorchis sinensis dan Opisthorchis sinensis yang hidup sebagai parasit di
dalam tubuh manusia. Kedua cacing ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui inang perantara
(sebagai tempat hidup larva) ikan air tawar dan keong yang dimakan manusia.
Cacing pita memiliki ciri khusus berupa bentuk tubuhnya yang pipih dan memanjang seperti pita.
Cacing jenis ini tidak mempunyai saluran pencernaan karena sari-sari makanan akan langsung
bisa diserap melalui permukaan tubuhnya. Tubuh Cestoda terdiri dari ruas-ruas yang disebut
dengan proglotid. Setiap proglotid pada cacing pita mempunyai sistem reproduksi dan
ekskresinya sendiri, oleh karena itulah cacing pita dianggap sebagai koloni individu.
Contoh cacing pita antara lain adalah Taenia solium dan Taenia saginata. Cacing ini adalah
parasit pada tubuh manusia dengan inang perantara hewan babi dan sapi. Cacing ini masuk
kedalam tubuh sapi atau babi melalui larva Taenia .sp yang termakan kedua hewan tersebut.
Larva yang tertelan kemudian akan berada di usus halus dan tumbuh menjadi heksakan. Larva
ini kemudian akan menembus usus halus lalu terbawa oleh aliran darah dan masuk ke dalam
daging. Jika daging babi atau sapi ini dimakan oleh manusia, maka cacing ini akan masuk dan
berkembang menjadi cacing dewasa di dalam tubuh manusia. Cacing pita dewasa dapat
mencapai ukuran panjang tubuh hingga 20 cm. Dan berikut adalah gambar ilustrasi daur hidup
Taenia .sp.
4. Monogenea
Hewan monogenea umumnya adalah parasit yang hidup pada tubuh ikan. Hewan ini tidak
memiliki rongga tubuh dan mempunyai sistem pencernaan yang sangat sederhana berupa mulut,
usus, dan lubang anus. Monogenea adalah hewan hemafrodit, hewan ini tidak mengalami fase
aseksual. Telur Monogenea yang menetas akan mengalami fase larva yang disebut dengan
onkomirasidium. Contoh spesies yang termasuk ke dalam kelas monogenea adalah Schistosoma
mansoni.
Cacing Nematoda disebut juga cacing gilig. Tubuh dari cacing ini gilig, tidak bersegmen,
kulitnya halus, licin, dan dilapisi oleh kutikula. Apabila dipotong tubuhnya, akan terlihat
tubuhnya bersifat bilateral simetris dan termasuk golongan hewan yang triplobastik
pseudoselomata. Memiliki sistem pencernaan sempurna dan cairan tubuh pada coelom yang
berfungsi sebagai sistem peredaran darah. Phylum Nematoda ini ditemukan di habitat air, tanah
lembap, jaringan tumbuhan serta pada cairan dan jaringan hewan lainnya. Menurut Campbell
(1998: 602), sekitar 80.000 spesies Nematoda telah diketahui. Nematoda yang ada, jumlahnya 10
kali lipat dari nematoda yang telah diketahui. Ukuran nematoda berkisar dari yang berukuran
kurang dari 1 mm hingga lebih dari 1 m. Nematoda ada yang hidup bebas dan juga parasit pada
hewan lainnya. Nematoda umumnya bereproduksi secara seksual. Kelamin jantan dan betinanya
terpisah pada individu yang berbeda. Ukuran tubuh betina biasanya lebih besar dari jantan.
Fertilisasi terjadi secara internal dan betina mampu menghasilkan telur sebanyak 100.000 butir
atau lebih setiap harinya. Cacing jantan umumnya lebih kecil daripada cacing betina. Terlihat
juga mulut dan anus di dalamnya juga terdapat usus, jadi sistem pencernaannya sudah lengkap.
Tahukah Anda cacing ini tidak memiliki sistem pembuluh darah dan sistem pernapasan?
Bagaimana dia melakukan pernapasan?
2) Perkembangbiakan Nemathelminthes
Pernahkah Anda melihat cacing tanah? Cacing tanah ada yang besar dan ada pula yang kecil?
Bila cacing tanah itu besar, berarti cacing ini adalah betina, sebaliknya bila cacing tanah itu kecil,
berarti merupakan cacing jantan. Jika Anda amati, cacing jantan ini mempunyai bagian ekor
(posterior) di dekat lubang anus yang terdapat tonjolan disebut penial setae. Alat ini berguna
untuk alat kopulasi, sedangkan cacing betina tidak memilikinya. Dengan demikian reproduksinya
hanya dilakukan secara seksual.
3) Jenis-Jenis Nemathelminthes
Selain cacing tanah yang hidup bebas dalam air dan tanah, sebagian besar cacing ini hidup
sebagai parasit pada makhluk hidup. Beberapa contohnya sebagai berikut.
Cacing ini hidup sebagai parasit dalam usus manusia dan sering disebut sebagai cacing usus atau
cacing gelang, mempunyai panjang sekitar 20 cm, dengan kedua ujungnya meruncing dan
berwarna merah muda. Karena hidupnya di dalam usus manusia, maka cacing ini mengisap sari
makanan yang ada di dalam usus.
Mengapa cacing ini disebut cacing tambang? Pada waktu itu, cacing tersebut banyak menyerang
orang-orang yang bekerja di daerah pertambangan yang menginfeksi melalui kulit kaki. Cacing
ini hidup di dalam usus manusia yang mempunyai alat kait untuk mencengkeram dan mengisap
darah. Daur hidupnya hampir sama dengan cacing perut, hanya telurnya menetas di tempat yang
becek. Apabila ada seseorang yang menginjak tanah tersebut, maka larva akan menempel dan
menembus kaki kemudian masuk ke peredaran darah, selanjutnya akan mengalami daur hidup
seperti cacing perut. Seseorang yang menderita penyakit cacing ini bisa terserang anemia.
Mengapa dapat menyebabkan penyakit anemia? Coba pikirkan! Perlu Anda ketahui Ancylostoma
duodenale hidup di Afrika dan Necator americanus hidup di Amerika.
Pernahkah Anda menderita sakit cacing kremi? Penyakit ini sering diderita anak-anak kecil.
Penyakit ini menyebabkan rasa gatal terus-menerus di sekitar dubur. Apa yang menyebabkan
rasa gatal tersebut? Cacing tersebut bertelur di sekitar dubur. Saat bertelur cacing itu akan
mengeluarkan zat yang menyebabkan rasa gatal. Apabila digaruk, maka telur tersebut akan
menempel pada jari. Bagaimana jika penderitanya lupa mencuci jarinya kemudian makan? Bila
itu terjadi, maka telur akan masuk ke dalam perut kemudian masuk ke dalam usus. Di sinilah
telur itu akan menetas menjadi dewasa. Mudah sekali cara penularannya, bukan?
Bentuk cacing ini gilig memanjang, seperti benang maka disebut filaria. Pernahkah Anda
mendengar penyakit kaki gajah (elephantiasis)? Cobalah Anda perhatikan Gambar 8.27!
Berdasarkan jumlah setae dan tempat hidupnya, Annelida dikelompokkan ke dalam 3 kelas yaitu
Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea. Untuk lebih memahaminya simaklah uraian berikut.
a. Kelas Polychaeta
Cacing ini merupakan Annelida laut. Tubuhnya bersegmen, tiap segmen dilengkapi parapodium
(kaki). Kaki ditumbuhi rambut sehingga disebut cacing berambut banyak, (poly: banyak, chaeta:
rambut). Contoh anggota kelas ini adalah cacing wawo (Lysidicea oele), cacing palolo (Palolo
viridis). Perhatikan Gambar 1.
b. Kelas Olygochaeta
Kelompok ini beranggotakan jenis-jenis cacing yang hidup di air tawar atau di darat. Ukuran
bervariasi, berbentuk silindris, bersegmen jelas dan memiliki sedikit rambut (oligos: sedikit,
chaeta: rambut). Kepalanya disebut prostomium, namun tidak dilengkapi mata, tentakel dan
parapodia. Hewan ini tetap peka terhadap cahaya karena di sepanjang tubuh terdapat seta yang
berfungsi sebagai organ perasa. Contoh jenis cacing anggota kelas ini adalah Lumbricus
terrestris, cacing tanah (Pheretima sp.).
c. Kelas Hirudinea
Anggota kelas ini banyak hidup di air laut, air tawar, dan tempat lembab. Hirudinea umumnya
disebut sebagai lintah. Tubuhnya pipih (dorsiventral), mempunyai 1 prostomium dan 32 segmen
tubuh, dan mempunyai dua alat pengisap pada kedua ujung tubuhnya. Alat pengisap atas
berdekatan dengan mulut, dan alat pengisap bawah berdekatan de ngan anus. Cacing ini
menghasilkan zat hirudin sebagai zat anti koagulan, yaitu zat untuk mencegah darah inang agar
tidak cepat membeku di dalam rongga tubuhnya. Contoh anggota kelas ini adalah Hirudo
medicinalis dan Hirudinaria javanica.
Kingdom animalia (Hewan) merupakan makhluk hidup eukariota multiseluler. Sebagian besar
hewan menunjukkan diferensiasi jaringan yang kompleks dan mempunyai sistem saraf untuk
mengkoordinasikan gerak tubuh dan respon terhadap lingkungan.
Beberapa hewan mempunyai organ tubuh yang telah berspesialisasi. Hewan mendapatkan
makanannya secara heterotrof. Hewan tidak mempunyai dinding sel.
Gambar: Contoh Kingdom Animalia
Spongia adalah hewan-hewan dengan struktur yang sangat sederhana. Spongia merupakan satu-
satunya hewan yang kehilangan sistem saraf. Contoh: Leucosolenia sp.
Semua hewan Coelenterata adalah hewan air, kebanyakan air laut. Tubuhnya simetri radial,
dilihat secara penampang melintang.
Nama Coelenterata berarti berongga usus. Coelenterata mempunyai kantong, seperti rongga
tubuh, saluran pencernaan atau usus (enteron), dengan sebuah lubang terbuka untuk keluar
masuknya makanan.
Dinding tubuh terdiri atas dua lapisan (diploblastik), yaitu ektoderm (lapisan luar) dan endoderm
(lapisan dalam). Kedua lapisan itu dipisahkan oleh lapisan gel nonseluler disebut mesoglea.
Beberapa Coelenterata memperlihatkan polimorfisme, yaitu dua bentuk tubuh yang berbeda.
Bentuk tubuh yang berbeda ini tampak berganti-ganti selama siklus hidupnya, yaitu bentuk polip
dan medusa.
Lapisan ektoderm dilengkapi dengan tentakel yang mengandung sel penyengat (knidoblast)
untuk menyengat (menyerang) mangsanya. Sel penyengat menusuk dan memasukkan racun ke
tubuh mangsa.
Filum Coelenterata terbagi menjadi kelas Hydrozoa, kelas Scyphozoa, dan kelas Anthozoa.
Kelas Hydrozoa mempunyai bentuk tubuh yang dominan berupa polip (melekat dasar perairan)
dan mempunyai bentuk tubuh medusa (bebas berenang).
Kelas Scyphozoa mempunyai siklus hidup yang didominasi bentuk medusa dan mempunyai
bentuk polip. Kelas Anthozoa hanya tampak dalam bentuk polip. Enteron/rongga tubuh terbagi
dalam ruang radial besar yang disebut mesenteron.
Contoh:
– Kelas Hydrozoa -- Hydra sp.
– Kelas Scyphoza -- Aurelia sp.
– Kelas Anthozoa -- Actinia sp.
Sesuai namanya, cacing pipih berbentuk pipih, tidak bersegmen (beruas-ruas). Sebagian besar
anggotanya mempunyai mulut dan saluran pencernaan yang buntu, tak beranus.
Cacing pipih mempunyai sel api di bagian mesoderm yang berfungsi untuk ekskresi dan
osmoregulasi.
Sebagian besar cacing pipih hermafrodit dengan sistem reproduksi yang kompleks sehingga
meminimalkan kemungkinan fertilisasi sendiri.
Filum ini sebagian besar beranggotakan hewan-hewan parasit yang penting. Beberapa kelas
anggota filum Platyhelminthes ialah kelas Turbellaria, kelas Trematoda, dan kelas Cestoda.
Contoh:
Kelas Turbellaria -- Planaria sp.
Kelas Trematoda -- Fasciola sp. (cacing hati)
Kelas Cestoda -- Taenia sp. (cacing pita)
Nematoda mempunyai tubuh yang kecil, penampang melintangnya berbentuk bulat, dan
meruncing di kedua ujungnya.
Nematoda merupakan cacing yang tidak bersegmen (beruas). Tubuhnya diliputi oleh lapisan
kutikula yang tipis dan elastis dari bahan kutikula.
Tubuhnya mengandung saluran pencernaan tak bercabang dengan mulut dan anus. Nematoda
berkembangbiak secara seksual, dengan alat kelamin yang terpisah pada individu yang berbeda.
Sebagian besar nematoda hidup bebas di laut, air tawar, dan di darat tetapi beberapa yang lain
hidup sebagai parasit pada hewan dan tumbuhan. Contoh: Ascaris sp.
Anelida adalah cacing-cacing, seperti hewan dengan segmen metameri yang bersekat. Segmen
terlihat jelas dari luar, seperti cincin. Adapun di bagian dalam tubuh, segmen dipisahkan oleh
septa (sekat).
Permukaan tubuh bagian luar dilindungi oleh kutikula dari protein yang tipis dan elastis.
Ekskresi dan osmoregulasi dilakukan oleh tiap segmen yang diatur oleh tubula (saluran) bersilia
yang disebut nefridia.
Sistem saraf pusat berupa ganglia oesofagus anterior yang berhubungan dengan serabut saraf
ventral dan saraf segmen. Beberapa kelas dari filum Anelida, antara lain kelas Polychaeta, kelas
Oligochaeta, dan kelas Hirudinae.
Contoh:
Kelas Polychaeta -- Nereis sp.
Kelas Oligochaeta -- Lumbricus teresris (cacing tanah)
Kelas Hirudinae -- Hirudo medicinalis (lintah)
Kelompok Moluska adalah hewan-hewan yang sangat beragam dan sukses bertahan hidup di
berbagai habitat. Moluska merupakan hewan terbesar kedua dalam jumlah spesies. Moluska juga
beranggotakan fosil yang sangat tua.
Moluska merupakan hewan lunak dengan sedikit atau tanpa segmentasi. Tubuhnya terbagi
menjadi kepala, kaki otot, dan kumpulan organ dalam (viscera) atau bonggol. Beberapa hewan
mempunyai mantel yang melingkupi organ dalam (viscera) atau bonggol.
Beberapa hewan mempunyai mantel yang melingkupi organ viscera dan bercangkang. Antara
mantel dan dinding tubuh terdapat ruang mantel. Beberapa moluska mempunyai insang
(ctenidia) di rongga mantel, sedangkan beberapa hewan lain menggunakannya untuk pertukaran
gas.
Sebagian besar moluska mempunyai lidah parut, seperti radula untuk makan. Tahap larvanya
berupa larva trochophora. Moluska beranggotakan tujuh kelas. Beberapa di antaranya, yaitu
kelas Gastropoda, kelas Pelecypoda (lamellibranchiata atau bivalvia), kelas Cephalopoda.
Contoh:
Kelas Gastropoda -- Helix sp. (bekicot)
Kelas Pelecypoda -- Mytilus sp. (kerang laut)
Kelas Cephalopoda -- Octopus sp. (gurita).
Arthropoda merupakan kelompok hewan-hewan dengan jumlah yang sangat besar. Tubuh
serangga bersegmen dan permukaannya dilindungi oleh eksoskeleton atau rangka luar dari zat
kitin.
Arthropoda mempunyai sistem sirkulasi terbuka. Kelompok makhluk hidup yang besar ini
terbagi menjadi beberapa kelas. Contohnya udang, lipan, laba-laba, kutu, dan belalang.
h. Filum Echinodermata
Echinodermata adalah organisme yang hidup di dasar laut. Filum ini meliputi bintang laut,
landak laut, dan teripang. Hewan yang sudah dewasa mempunyai simetri radial, tetapi larvanya
bersimetri bilateral.
Mulut berada di permukaan bawah dan anus di permukaan atas. Hewan ini mempunyai sistem
pembuluh air dan kaki untuk bergerak dan mengumpulkan makanan. Contohnya Asterias sp.
(bintang laut).
i. Filum Chordata
Chordata adalah hewan yang menunjukkan ciri khusus dalam perkembangannya. Ciri-ciri khusus
itu sebagai berikut.
2) Berekor.
3) Satu set insang di kerongkongan, dikenal sebagai celah viscera atau faringeal.
4) Sistem sirkulasi darah yang membawa darah mengalir ke tubuh bagian dorsal dan ventral.
Beberapa kelas dari filum chordata, yaitu kelas Aves, Amfibi, Pisces, Reptilia, dan Mamalia.
elamat datang di softilmu, blog ilmu pengetahuan yang berbagi dengan penuh keikhlasan. Kali
ini kami akan berbagi tentang Kindom Animalia, beberapa poin utama yang akan kami bahas
adalah Pengertian Kingdom Animalia, Ciri – Ciri Kingdom Animalia, Klasifikasi dan Sistem
Kingdom Animalia atau biasa disebut hewan merupakan organisme eukariotik (organisme
dengan sel kompleks) yang multiseluler. Berbeda dengan tumbuhan, hewan tidak memiliki
klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis untuk membuat makanannya sendiri. Oleh
karena itu, hewan harus mencari makanannya sendiri untuk mendapatkan energi kemudian
makanan tersebut dicerna di dalam tubuhnya. Proses ini membutuhkan oksigen dan
Ciri khas pada hewan yaitu sel hewan tidak memiliki dinding sel. Hewan banyak mengandung
sel otot untuk pergerakannya dan sel saraf yang berfungsi untuk merespon setiap rangsang.
Memerlukan Oksigen
Memiliki sel otot untuk penggerak dan sel saraf untuk rangsangan
aseksual
bawah ini:
1. Bentuk Tubuh
BENTUK TUBUH
a. Simetri Radial
Hewan yang bentuk tubuhnya simetri radial dapat dibagi menjadi bagian yang sama jika ditarik
bidang melewati garis tengah tubuh, contohnya pada anemone laut. Pada gambar dibawah, jika
garis tengah di bagian oral ditarik ke bagian aboral, maka terbentuklah bidang simetri radial.
b. Simetri Bilateral
Hewan yang bentuk tubuhnya simetri bilateral hanya memiliki satu bidang pembelahan yang
dapat membagi tubuhnya menjadi dua belahan yang sama persis, contohnya pada ikan. Jika
bagian tubuh ikan dibelah pada bagian tengahnya, maka belahan tersebut akan menghasilkan 2
belahan yang sama persis yaitu bagian kiri dan kanan. Bagian tersebut itulah yang dinamakan
simetri bilateral.
2. Jaringan Dasar
Hewan diploblastik yaitu kelompok hewan yang terdiri atas 2 lapisan jaringan dasar diantaranya
yaitu lapisan dalam (endoderm) dan lapisan luar (ectoderm), contohnya pada porifera.
b. Triploblastik
Hewan triploblastik yaitu kelompok hewan yang terdiri atas 3 lapisan tubuh diantaranya yaitu
ecdoderm, nesoderm (lapisan tengah) dan endoderm, contohnya Acelomata, pseudocelomata dan
celomata.
Kelompok hewan bilateria berdasarkan selomnya terdiri atas aselomata dan selomata.
RONGGA TUBUH
Hewan aselomata adalah hewan yang tidak memiliki rongga tubuh, contohnya Plathyhelminthes
(cacing pipih). Selomata terbagi lagi berdasarkan tipe selomnya yaitu Pseudoselomata dan
selomata.
Hewan pseudoselomata adalah hewan yang memiliki rongga tubuh semu (rongga tubuh yang
tidak terbungkus mesoderm). Hewan yang termasuk dalam kelompok ini yaitu Porifera dan
3. Cara Reproduksi
Hewan dapat bereproduksi secara seksual, aseksual maupun keduanya. Reproduksi secara
seksual terjadi dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina yang akan menghasilkan zigot,
Reproduksi aseksual terjadi dengan cara pembelahan, regenerasi dan pembentukan tunas,
contohnya pada hydra, amoeba dan hampir seluruh hewan invertebrate. Selain itu, ada pula
organisme yang bereproduksi secara parthenogenesis (sel telur yang berkembang menjadi
individu baru tanpa dibuahi oleh sel sperma), contohnya pada lebah dan semut.
Kingdom Animalia terdiri dari kelompok invertebrate yaitu kelompok hewan yang tidak
mempunyai tulang belakang dan kelompok vertebrata yang memiliki tulang belakang.
1. Invertebrate
a. Porifera
PORIFERA
Hewan multiseluler dengan tubuh berpori, jaringan yang belum terbentuk, memiliki
rangka serta saluran air.
Bersifat heterotrof dengan memperoleh makanan di air yang masuk ke dalam tubuh
melalui pori.
Hidup di laut, melekat pada batu atau benda lainnya.
Reproduksi secara aseksual dengan pembentukan tunas, gemmule (tunas internal) dan
regenerasi. Reproduksi secara seksual dengan pembentukan gamet.
Porifera digolongkan menjadi tiga kelas berdasarkan penyusun rangka, yaitu
Hexactinellida, Demospongiae dan Calcaera.
b. Coelenterata
COELENTERATA
Hewan multiseluler diploblastik yang tubuhnya telah terbentuk jaringan, berbentuk polip
atau medusa dengan tentakel berpenyengat, memiliki rongga pencernaan, system saraf
sederhana dan tidak memiliki system ekskresi.
Bersifat heterotrof dan menggunakan tentakel untuk menangkap mangsa.
Habitat terdapat di laut
Reproduksi secara aseksual dengan pembentukan tunas oleh polip dan reproduksi secara
seksual dengan pembentukan gamet oleh medusa atau polip.
Berdasarkan bentuk dominan dalam siklus hidup dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu
Hydrozoa, Scyphozoa dan Anthozoa.
c. Platyhelminthes
PLATYHELMINTHES
Hewan triploblastik aselomata dengan tubuh simetri bilateral berbentuk pipih, memiliki
system saraf, system pencernaan dengan satu lubang, tidak memiliki system sirkulasi,
respirasi dan ekskresi.
Hidup bebas di laut, air tawar, tempat lembab atau parasit pada hewan serta manusia.
Bersifat hemafrodit, reproduksi seksual secara sendiri atau silang, reproduksi aseksual
dengan fragmentasi yang diikuti regenerasi.
Klasifikasi dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu Turbellaria, Trematoda dan Cestoda.
d. Nemathelminthes
NEMATHELINTHES
e. Annelida
ANNELIDA
Hewan triploblastik selomata, tubuh simetri bilateral bersegmen, memiliki otot, system
pencernaan lengkap, system sirkulasi, system saraf tangga tali yaitu sistem saraf yang
terdiri dari ganglia otak di depan tubuh dekat dengan faring dan tali saraf yang menembus
segmen tubuh serta memiliki system ekskresi. Tidak memiliki system respirasi, bersifat
hemafrodit atau gonokoris (alat kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang
berbeda).
Hidup bebas di dasar laut, perairan tawar, tanah dan tempat yang lembab atau parasit
pada vertebrata.
Reproduksi secara seksual atau aseksual.
Dibedakan atas 3 kelas yaitu, Polychaeta, Oligochaeta dan Hirudinea.
f. Mollusca
MOLLUSCA
Hewan triploblastik selomata dengan simetri bilateral, bertubuh lunak, hidup bebas di
laut, air tawar maupun darat.
Tubuh terdiri dari kaki, massa visceral dan mantel. Bercangkang, system pencernaan
yang lengkap, system sirkulasi terbuka dan tertutup. System saraf terdiri atas ganglion
dan serabut saraf. Respirasi dengan insang atau rongga mantel. Ekskresi dengan nefridia,
bereproduksi seksual secara internal atau eksternal dan bersifat dioseus (alat kelamin
jantan dan betina terdapat pada individu yang berbeda) atau monoseus (alat kelamin
jantan dan betina pada satu individu).
Dibedakan menjadi 3 kelas yaitu, Gastropoda, Pelecypoda dan Cephalopoda.
g. Arthropoda
ARTHROPODA
Hewan triploblastik selomata dengan simetri bilateral, memiliki kaki dan tubuh beruas,
hidup di berbagai habitat secara bebas, parasit, komensal atau simbiotik.
Tubuh terdiri dari kaput (kepala), toraks (dada) dan abdomen (perut). Eksoskeleton
(rangka luar), jumlah anggota tubuh beragam, system indra berkembang baik, system
saraf tangga tali (sistem saraf yang terdiri dari ganglia otak di depan tubuh dekat dengan
faring, dan tali saraf yang menembus segmen tubuh), system pencernaan lengkap,
ekskresi melalui tubula malphigi (suatu saluran sebagai system ekskresi pada arthropoda)
atau dibantu dengan kelenjar ekskresi tertentu.
Respirasi menggunakan insang, trakea atau paru-paru yang berbuku. System sirkulasi
terbuka. Bersifat dioseus (alat kelamin jantan dan betina terdapat pada individu yang
berbeda) dan reproduksi seksual secara internal dan mengalami ekdisis (peristiwa
terlepasnya kutikula) sebagian bermetamorfosis.
Dibedakan menjadi 4 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki yaitu Arachnoidea,
Myriapoda, Crustacea dan Insecta.
h. Echinodermata
ECHINODERMATA
Hewan triploblastik selomata dengan simetri bilateral, permukaan tubuh berduri, hidup
bebas di dasar laut.
Duri tumpul atau runcing, memiliki system ambulakral, system saraf berupa cincin pusat
saraf yang bercabang, system pencernaan yang lengkap dan tidak memiliki system
ekskresi.
Respirasi menggunakan insang, system sirkulasi dengan cairan rongga tubuh. Bersifat
dioseus dan reproduksi seksual secara eksternal dan dapat beregenerasi.
Dibedakan menjadi 5 kelas yaitu, Asteroidea, Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea
dan Crinoidea.
2. Vertebrata
Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki vertebrae (tulang belakang) memanjang
pada bagian dorsal (punggung) kepala hingga ekor. Vertebrata terbagi atas beberapa kelas,
diantaranya yaitu:
a. Pisces
PISCES
Kelas pisces merupakan kelompok hewan yang hidup di air. Bagian luar tubuh ikan dilindungi
oleh eksoskeleton berupa sisik. Pisces dapat bernapas di dalam air berkat insang yang ada pada
tubuhnya. Pisces adalah hewan poikiloterm (hewan berdarah dingin) yang dapat menyesuaikan
suhu tubuhnya dengan suhu air tempat hidupnya. Ordo dari pisces yaitu, Agnatha, Chondricthyes
dan Ostheichthyes.
PencernaanPisces (Ikan)
b. Amfibi
AMFIBI
Amfibi merupakan kelompok hewan yang dapat hidup di air maupun di darat. Contoh hewan
amfibi yaitu, katak, kodok, salamander. Amfibi bernapas dengan paru-paru dan kulitnya. Jenis
amfibi yang hidup di darat harus menemukan air untuk dapat bertelur. Larva amfibi disebut
kecebong. Kecebong mirip dengan ikan kecil dan hidup di air. Pada masa ini kecebong bernapas
dengan insang. Amfibi merupakan hewan poikiloterm (berdarah dingin). Ordo dari Amfibi yaitu:
c. Reptilia
REPTILIA
Reptil merupakan vertebrata pertama yang dapat beradaptasi di daerah kering. Reptil bersifat
autotomi yaitu dapat memutuskan bagian tubuh tertentu jika dalam keadaan bahaya. Contoh,
ular, buaya, alligator, kadal, kura-kura. Ordo dari reptile yaitu: Squamata, Crocodilia, Chelonia
dan Rynchochepalia.
d. Aves
AVES
Nama lain dari Aves yaitu Burung. Memiliki bulu yang menutupi seluruh permukaan tubuh.
Bulu burung terbagi atas filoplumae (sebagai sensoris), plumulae (sebagai isolator) dan plumae
(untuk terbang). Burung merupakan hewan Homoiterm (berdarah panas). Burung memiliki
Saccus pneumaticus (kantung hawa) yang berfungsi sebagai respirasi saat terbang, mengatur
berat badan saat terbang, memperkeras suara dan membungkus organ dalam agar tidak dingin
ketika terbang.
Passeriformes.
e. Mammalia
MAMALIA
Kelas Mammalia merupakan kelas yang memiliki mammae gland (kelenjar susu) dan rambut
yang menutupi permukaan tubuh. Mammalia terbagi atas Mammalia bertelur (ex: platypus),
Mammalia berkantung (ex:Kanguru, Koala) dan Mammalia berplasenta yang bersifat vivipar
(melahirkan) (ex:kucing, anjing, harimau, hyena dll). Ordo dari Kelas Mammalia yaitu,
Primata.
1. Sistem Rangka
Sistem Rangka pada Kingdom Animalia terbagi atas 2 yaitu Eksoskeleton dan Endoskeleton.
Eksoskeleton adalah rangka yang berada di luar tubuh hewan dan fungsinya untuk membungkus
dan melindungi organ dalam yang lunak. Contoh pada hewan Invertebrata yaitu dari filum
Athropoda.
Sedangkan Endoskeleton adalah rangka yang terdapat dalam tubuh hewan. Endoskeleton
Pernapasan Serangga disebut system penapasan Trakea. Sedangkan Ikan dan Hewan Laut
lainnya seperti udang, kepiting, cacing laut dan bintang laut bernapas menggunakan system
Insang.
Katak dewasa menggunakan paru-paru dan kulit untuk bernapas. Adapun larva katak (berudu)
menggunakan insang luar. Pada salamander, insang luar tetap ada hingga dewasa. Burung
Sistem peredaran darah pada makhluk hidup multiseluler dapat dibedakan atas peredaran darah
terbuka dan peredaran darah tertutup. Pada peredaran darah terbuka, darah yang mengalir tidak
selalu berada dalam pembuluh darah. Adapun peredaran darah tertutup, darah mengalir dalam
tiga ruang, yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel. Jantung Reptilia memiliki empat ruang,
namun sekat antara ventrikel kanan dan kiri belum sempurna. Pada Aves dan Mammalia,
jantungnya memiliki empat ruang sehingga tidak akan terjadi pencampuran antara darah kaya O2
4. Sistem Reproduksi.
Sistem Reproduksi pada Kingdom Animalia sangat bervariasi. Ada yang bereproduksi secara
Aseksual, Seksual, maupun keduanya. Reproduksi secara aseksual yaitu reproduksi yang terjadi
secara pembelahan, pertunasan dan regenerasi. Contoh hewan yang memiliki system reproduksi
Reproduksi secara seksual yaitu reproduksi yang terjadi dengan peleburan antara gamet jantan
dan gamet betina sehingga terjadi fertilisasi dan menghasilkan individu baru. Fertilisasi terbagi
menjadi dua, fertilisasi internal dan eksternal. Fertilisasi internal yaitu pembuahan yang terjadi di
dalam tubuh, contoh hewannya yaitu kucing, anjing, tikus, kelinci dsb. Sedangkan fertilisasi
eksternal yaitu pembuahan yang terjadi di luar tubuh. Contoh hewannya yaitu Katak, kodok, dan
Selain itu ada organisme yang bereproduksi secara parthenogenesis (sel telur yang berkembang
menjadi individu baru tanpa dibuahi oleh sel sperma), contoh lebah dan semut.