OLEH :
KELOMPOK II ( DUA )
3.SAFRIANTI (A1J120025)
4. MULYANI (A1J120059)
5. DARMAWATI (A1J120085)
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Zoologi berasal dari bahasa yunani yaitu “zoion” yang artinya hewan
sedangkan “logos” yang artinnya ilmu. Jadi dapat simpulkan bahwa zoologi
merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang hewan, seperti
perkembangan embrio, evolusi, distribusi ekologi, perilaku, serta klasifikasi
hewan. Zoologi merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari
mengenai struktur, fungsi, perilaku, dan juga evolusi hewan.
Invertebrata merupakan hewan yang yang tidak memiliki tulang
belakang, invertebrata merangkum 95% spesies hewan yang diketahui.
Invertebrata menempati hampir setiap habitat bumi, mulai dari air mendidih
yang dilepaskan oleh lubang sembur hirotermal laut dalam hingga ke tanah
antartika yang berbatu dan beku. Invertebrata beradaptasi dengan sangat
bervariasi, sehingga menghasilkan keanekaragaman bentuk yang luar biasa,
dari spesies yang hanya terdiri dari sel-sel lapisan ganda yang pipih hingga
spesies-spesies lain dengan kelenjar pemintal sutra, duri-duri yang berputar,
lusinan kaki yang berbuku atau tentakel yang ditutupi dengan mangkok
penghisap.
Zoologi invertebrata mempelajari mengenai hewan-hewan
invertebrata, yaitu hewan-hewan yang tidak memiliki tulang belakang.
Invertebrata terbagi menjadi tiga golongan yaitu aselomata, pseudoselomata
dan selomata yang dibagi menjadi sembilan filum, yaitu filum protozoa,
porifera, coelenterata, platyhelenminthes, nemathelminthes, annelida,
mollusca, arthopoda, dan echinodermata. Pada zoologi invertebrata
membahas tentang ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, perilaku, habitat,
dan peranan dari hewan yang digolongkan dalam invertebrata. Ciri-ciri
tersebut digunakan sebagai pengklasifikasian kedalam tingka takson yaitu
filum, kelas, ordo, famili, genus, dan spesies.
Berdasarkan latar belakang ini maka dilakukan praktikum lapangan
dengan tujuan mengidentifikasi berbagai jenis hewan invertebrata yang ada
di pantai Toronipa.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penulisan laporan praktikum lapangan ini adalah :
1. Apa saja jenis filum porifera yang di temukan di pantai Toronipa yang di
jadikan sebagai awetan basah?
2. Apa saja jenis filum mollusca yang di temukan di pantai Toronipa yang
di jadikan sebagai awetan basah?
3. Apa saja jenis filum echinodermata yang di temukan di pantai Toronipa
yang di jadikan sebagai awetan basah?
4. Apa saja jenis filum arthopoda yang ditemukan dipantai Toronipa yang
di jadikan sebagai awetan kering?
C. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui jenis filum porifera yang di temukan di pantai
Toronipa yang di jadikan sebagai awetan basah
2. Untuk mengetahui jenis filum mollusca yang di temukan di pantai
Toronipa yang di jadikan sebagai awetan basah
3. Untuk mengetahui jenis filum echinodermata yang di temukan di pantai
Toronipa yang di jadikan sebagai awetan basah
4. Untuk mengetahui jenis filum arthopoda yang ditemukan dipantai
Toronipa yang di jadikan sebagai awetan kering
D. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum lapangan ini adalah :
1. Bagi penulis dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai jenis-
jenis spesimen hewan invertebrata pada filum porifera, mollusca,
echinodermata dan arthtropoda di Pantai Torornipa, Kecamatan Soropia,
Kabupaten Konawe.
2. Sebagai bahan pembuatan sampel awetan basah dan awetan kering
3. Sebagai bahan pustaka.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Secara garis besar, kingdom animali dibagi menjadi dua yaitu vertebrata
dan invertebrata. Vetebrata adalah istilah untuk hewan yang mempunyai tulang
belakang, sedangkan invertebrata adalah istilah untuk hewan yang tidak
mempunyai tulang belakang. Hewan atau animalia yang kita kenal selama ini
dapat dibagi menjadi sepuluh macam filum yaitu protozoa, porifera, coelenterata,
platyhelminthes, nemathelminthes, annelida, mollusca, arthopoda, echinodermata
dan chordata (Rusyana, 2017:113)
Porifera berasal dari bahasa latin “porus” berarti pori dan “fer” berarti
membawa, tubuhnya berpori, diploblastik, simetri radial, tersusun atas sel-sel
yang bekerja secara mandiri (belum ada koordinasi antara sel yang satu dengan
sel-sel lainnya). Habitat umumnya diair laut dan ada yang diair tawar (famili
spongilidae). Bentuk tubuh kipas, jambangan bunga, batang, globular, genta,
terompet dan lain-lain. Porifera merupakan hewan multiseluler yang paling
sederhana, porifera sudah terdapat pembagian tugas kehidupannya (diferensiasi,
hal ini mencirikan organisme tersebut mempunyai tingkat lebih tinggi
dibandingkan filum protozoa. Porifera hidup secara heterotrof dan makanannya
adalah bakteri dan plankton (Rusyana, 2016 : 17)
Coelenterata yang dikenal juga dengan nama cnidaria berasal dari bahasa
latin yaitu “koilos” yang berarti selom atau rongga tubuh dan “enteron” yang
berarti usus. Coelenterata dapat diartikan sebagai rongga tubuh yang memiliki
fungsi sebagai usus. Sedangkan cnidaria berasal dari bahasa yunani yaitu cnidae
yang berarti sengat. Coelenterata merupakan hewan invertebrata yang sebagian
besar hidupnya berada dilaut. Ukuran tubuhnya paling besar dibandingkan dengan
hewan invertebrata lainnya, baik yang soliter maupun yang berbentuk koloni
(Wahono, 2019 : 3)
Platyhelminthes berasal dari bahasa yunani yaitu “platy” dan “helminthes”.
Platy berarti pipih dan helminthes berarti cacing, bila dibandingkan dengan
porifera dan coelenterata, maka kedudukan filum platyhelminthes adalah lebih
tinggi setingkat. Hal ini dapat dilihat dengan tanda-tanda seperti tubuh bilateral
simetris, arah tubuh sudah jelas yaitu mempunyai arah enterior-pesterior dan arah
dorsal ventral, bersifat tripoblastik, sebab dinding tubuhnya sudah tersusun atas
tiga lapisan. yaitu lapisan ektodermis, mesodermis, dan endodermis. Filum
platyhelminthes dibagi menjadi tiga kelas yaitu tubellaria, trematoda dan cestoda
(Yanuhar, 2018 : 50)
Annelida yang sering disebut juga anculata adalah cacing yang bersegmen,
hidup di dalam air tawar, air laut dan di darat. Beberapa diantaranya hidup sebagai
parasit. Selain itu, annelida memiliki berbagai sistem organ tubuh yang baik
dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua
kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hemafrodit. Contohnya cacing tanah,
cacing pasir, cacing kipas, lintah. Dalam filum annelida terdapat tiga kelas yaitu
kelas polychaeta, oligochata, dan hirudinae (Supartini, 2020 :92)
Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu “molluscus” yang artinya lunak.
Mollusca merupakan hean invertebrata yang memiliki tubuh lunak. Tubuhnya
yang lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang.
Hewan ini tergolong tripoblastik, ukuran dan bentuk tubuhnya sangat bervariasi,
Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan
ataupun sisa-sisa oganisme (Nurhidayah, 2020 : 87)
Arthopoda berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yaitu
“artho” yang berarti ruas dan “podos” yang berarti kaki. Arthopoda merupakan
hean yang memiliki tubuh beruas-ruas,berbuku-buku serta bersegmen, tripoblastik
selomata dan bilateral simetris. Tubuh arthopoda terdiri dari kepala (cephal), dada
(thorax), dan abdomen yang keseluruhan dibungkus oleh zat kitin dan kerangka
luar (eksoskeleton). Umumnya diantara ruas-ruas tedapat bagian yang tidak
memiliki zat kitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah degerakkan (Setiawan, 2019
: 39)
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum lapangan ini
adalah sebagai berikut :
No. Nama Bahan Kegunaan
1. Alkohol Untuk merendam spesimen yang
ditemukan
2. Kertas label Untuk menandai spesimen yang
ditemukan
3
b) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Class : Demospongiae
Ordo : Dyctyoceratida
Famili : Spongidae
Genus : Spongia
Species : Spongia, sp.
c) Deskripsi
Spongia sp. termasuk ke dalam filum Porifera karena
memiliki bentuk tubuh yang asimetris, tubuhnya berlubang-
lubang (berpori), dan memiliki saluran air yang terdiri dari
ostium (tempat masuknya air), osculul (tempat keluar air).
Spongia sp. memiliki warna tubuh cokelat gelap. Memiliki tipe
kanal leucon yaitu tipe kanal yang paling rumit. Ostium
membentuk kanal-kanal incurrent yang tidak semuanya
memiliki choanocytes sehingga tidak semua kanal dilengkapi
oleh flagella (Budiantoro, 2016 : 39).
2. Pengamatan Pada Filum Mollusca
a. Pengamatan Pada Nerita sp.
a) Gambar
Keterangan :
1
1. Duri
2. Cangkang
2
b) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Neritoidea
Famili : Neritidae
Genus : Nerita
Species : Nerita sp.
c) Deskripsi
Nerita merupakan siput dengan bentuk primitive. Secara
morfologi Nerita sp terdiri dari cangkang sebagai pelindung,
bentuk cangkang yang berbentuk asimetri dan silinder akibat
mengalami torsi yaitu peristiwa memutarnya cangkang beserta
mantel, rongga mantel dan massa visceral sampai 180o
berlawanan arah jarum jam terhadap kaki dan kepala.
Tubuhnya pada umumnya dibagi menjadi dua bagian utama
yaitu: (1) kepala berfungsi kaki, (2) mantel terdiri termasuk
cangkang, rongga mantel (mantle cavity), dan massa visceral
(Liline, dkk. 2020 : 110)
b. Pengamatan Pada Hexaplex trunculus (Siput Laut)
a) Gambar
Keterangan :
1
1. Cangkang
2 2. Operculum
b) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Muricoidea
Famili : Muricidae
Genus : Hexaplex
Species : Hexaplex trunculus
c) Deskripsi
Hexaplex trunculus adalah semacam spesies laut siput
berukuran ini, makhluk laut moluska gastropoda di familia
Muricidae iaitukerang atau siput karang murex. Spesies laut
siput dalam sejarah bernilai adalah penting karena kelenjar
hypobranchial dia mengeluarkan lendir digunakan sebagai soal
pewarna biru atau indigo pada hari-hari dahulu kala oleh orang
Kanaan / Fenisia. Salah satu bahan kimia utama dalam bahan
pewarna yang dihasilkan adalah dibromo-indigotin, dan jika
dibiarkan di bawah matahari beberapa minit sebelum ia
menjadi sukar, kemudian warna akan menjadi biru nila suka
warna biru jeans (Marzouki, dkk. 2016 : 564)
c. Pengamatan Pada Mactra chinensis (Kerang Laut)
a) Gambar
1 Keterangan :
1. Umbo
2 2. Kaki
3. Mantel
3
b) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Bivalvia
Ordo : Muctroidea
Famili : Mactridae
Genus : Mactra
Species : Mactra chinensis
c) Deskripsi
Mactra chinensis memiliki bentuk morfologi yang pipih
secara lateral dan seluruh tubuh tertutup dua keping cangkang
yang berhubungan dibagian dorsal dengan adanya pita elastik
yang terdiri dari bahan organik seperti zat tanduk sama dengan
periostrakum, bersambungan dengan cangkang. Umbo agak
cembung dan warna cangkang hijau kekuningan hingga
kecoklatan. Ukuran panjang cangkang 7,21 – 5,33 cm dan 7,73
– 5,96 cm. Kaki menonjol keluar dari anterior kerangkanya,
dimana posterior dari kerangkanya adalah tonjolan siphon.
3 Pengamatan Pada Fillum Echinodermata
a. Pengamatan Pada Archaster typicus (Bintang Laut Pasir)
a) Gambar
Keterangan :
1 1. Tentakel
2. Mulut
2
3. Duri
b) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Asteroidea
Ordo : Valvatida
Famili : Archasteridae
Genus : Archaster
Species : Archaster typicus
c) Deskripsi
Archaster typicus adalah bintang berkaki lima dengan
lengan panjang sedikit meruncing dengan ujung runcing.
Kadang-kadang tiga, empat, atau bahkan enam individu
bersenjata terjadi. Orang dewasa tumbuh berdiameter 12 hingga
15 cm (4,7 hingga 5,9 inci), dengan jantan sering kali lebih
kecil daripada betina. Bintang laut ini beradaptasi dengan
kehidupan di dasar laut berpasir, di mana ia bersembunyi di
sedimen saat air pasang dan bergerak di atas permukaan
sedimen saat surut. Warna umumnya abu-abu atau kecoklatan,
ditandai dengan berbagai bercak yang lebih gelap dan lebih
terang, terkadang membentuk pola chevron (Kasim, dkk. 2017 :
234).
4. Pengamatan Pada Filum Arhtropoda
a. Pengamatan Pada Apiomerus cassipes (Kepik Predator)
a) Gambar
1
Keterangan :
2 1. Kaki
2. Kepala, dada, perut
3 3. Antena
b) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthtropoda
Class : Incsecta
Ordo :Hemiptera
Famili : Reduviidae
Genus : Apiomerus
Species : Apiomerus crassipes
c) Deskripsi
A. crassipes memiliki caput berwarna hitam, dorsal
berwarna orange, anterior mengecil dengan mata majemuk,
memiliki sepasang antena yang berbentuk filiform yang
panjangnya melebihi panjang tubuh. Tungkai berwarna hitam,
bentuk abdomennya lebar memipih. Sayap depan menebal dan
ujungnya menipis. Alat mulut seperti beak yang sangat mudah
untuk dilihat, mulut menusuk menghisap berbentuk paruh yang
panjangnya bisa setengah badan dan berbentuk jarum. Pada sisi
lateral imago jantan biasanya berwarna merah sedangkan pada
imago betina berwarna kuning. Pada tungkai depan imago
betina dan jantan terdapat resin yang bersifat seperti getah untuk
memudahkan menangkap mangsa.
b. Pengamatan Pada Porcellio scaber (Kutu Kayu)
a) Gambar
3 Keterangan :
1. Kepala
2
2. Perut
1 3. Kaki
b) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthtropoda
Class : Insecta
Ordo : Isopoda
Famili : Porcellionidae
Genus : Porcellio
Species : Porcellio scaber
c) Deskripsi
Kutu kayu atau woodlouse adalah spesies krustasea yang
memiliki cangkang yang panjang, keras dan memiliki segmen
dan umunya memiliki 14 sendi di badannya. Ketika kita sedang
membongkar tumpukan kayu yang sudah lama, atau ditempat
sampah, kita pasti akan menemui hewan yang mirip dengan
kutu yang umumnya warnanya abu-abu agak hitam dan
memiliki antena dibagian depannya dan larinya sangat lincah.
Inilah yang disebut dengan kutu kayu. Jadi bisa dibilang kutu
kayu ini memiliki habitat di bawah kayu yang sudah lapuk atau
tertimbun lama di tanah ataupun didaerah dekat sampah. Karena
makanan dari kutu ini adalah bahan organik yang telah
membusuk (Rahmi. 2018 : 23)
c. Pengamatan Pada Ariadne ariadne (Kupu – Kupu)
a) Gambar
1 Keterangan:
1. Sayap
2
2. Kepala
3 3. Kaki
b) Klasfikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthtropoda
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nyamphalidae
Genus : Ariadne
Species : Ariadne ariadne
c) Deskripsi
Kupu-kupu Kupu-kupu mempunyai badan yang
dilengkapi dengan dua pasang sayap. Badan itu terdiri dari tiga
bagian yaitu kepala, toraks (bagian tengah) dan abdomen.
Tubuhnya dilapisi bulu-bulu kecil sebagai sensor, dan sayapnya
memiliki sisik, yang dapat berperan sebagai hormon selama
proses perkawinan. Kepala memiliki sepasang antena yang
panjang dan di ujung ada benjolan yang berfungsi sebagai
peraba dan perasa. Sepasang mata memberikan pengelihatan
yang luas dan bagus ( Yusuf, dkk. 2018 : 56).
d. Pengamatan Pada Laba – Laba Tanah (Areanus diadematus)
a) Gambar
2 Keterangan :
1. Kepala
1
2. Perut
3 3. Kaki
b) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthtropoda
Class : Archnida
Ordo : Arenae
Famili : Araneidae
Genus : Areanus
Species : Areanus diadematus
c) Deskripsi
Laba-laba (Ordo Araneae) merupakan anggota Filum
Artropoda yang memiliki adaptasi tinggi terhadap berbagai
kondisi lingkungan. Laba-laba merupakan hewan kosmopolitan
yang dapat ditemukan di habitat terestrial, arboreal, dan
beberapa di akuatik seperti mangrove. Laba-laba merupakan
hewan predator bagi serangga-serangga yang ada di sekitarnya,
sehingga laba-laba mempunyai peranan penting dalam rantai
makanan. Laba-laba tergolong hewan karnivora dan kebanyakan
dari mereka merupakan pemakan serangga sehingga laba-laba
juga berperan penting dalam pengendalian hama (Ghavani,
2016).
e. Pengamatan Pada Rayap Dinding (Coptotermes curvignathus)
a) Gambar
1
Keterangan :
1. Kepala
2
2. Dada
3 3. Perut
4. Kaki
b) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthtropoda
Class : Insecta
Ordo : Isoptera
Famili : Rhinotermitidae
Genus : Coptotermes
Species : Coptotermes curvignathus
c) Deskripsi
Tubuh rayap diselimuti oleh suatu lapisan tipis epitikula
yang tersusun dari parafin. Lapisan ini berguna untuk mencegah
tubuh spesies ini dari kekeringan, menjaga kelembaban tubuh
dan mencegah infeksi oleh organisme lain. Tubuh terbagi atas
tiga bagian yaitu kepala, toraks (dada) dan abdomen (perut).
Batas antara bagian toraks dan abdomen pada spesies ini terlihat
tidak jelas. Tubuhnya terlihat berwarna keputih-putihan bahkan
seperti transparan/bening. Bentuk kepala hewan perusak ini
bulat dan berwarna kuning serta memiliki antena, labrum, dan
pronotum berwarna kuning pucat. Antena yang dimiliki rayap
adalah 15 segmen (Tampubolon, dkk. 2016 : 865).
f. Pengamatan Pada Ulat Kaki Seribu (Harpaphe haydeniana)
a) Gambar
Keterangan :
1
1. Kepala
2. Perut
2
3. Anal
b) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthtropoda
Class : Insecta
Ordo : Polydesmid
Famili : Xystodesmidae
Genus : Harpaphe
Species : Harpaphe haydeniana
c) Deskripsi
Harpaphe haydeniana, umumnya dikenal sebagai kaki
seribu kuning tutul , almond beraroma kaki seribu atau sianida
kaki seribu , adalah spesies polydesmidan kaki seribu . Kaki
seribu memiliki tubuh yang terbagi atas dua bagian, kepala di
sebelah depan dan bagian tubuh yang panjang dibelakangnya.
Tubuhnya terdiri dari segmen-segmen tubuh berbentuk cincin.
Segmen tubuh pertama setelah kepala disebut tengkuk (collum)
dan tidak berkaki.
g. Pengamatan Pada Belalang Hijau (Atractomorpha crenulata)
a) Gambar
1 Keterangan :
1. Mata
2
2. Kepala
3 3. Dada
4. Perut
4
5.Kaki
5
b) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthtropoda
Class : Insecta
Ordo : Orthoptera
Famili : Pyrgomorphidae
Genus : Atractomorpha
Species : Atractomorpha crenulata
c) Deskripsi
Belalang merupakan salah satu anggota dari kelompok
serangga (kelas insekta), yang mempunyai peran penting dalam
menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Belalang memiliki 3
bagian tubuh utama seperti kepala, dada (thorak) dan perut
(abdomen). Selain itu tetdapat juga anggota tubuh lainnya
seperti kaki yang bersendi berjumlah 6, sayap 2 pasang untuk
terbang dan sepasang antena sebagai alat sensor. Belalang
merupakan serangga dengan kerangka luas (exoskeleton)
(Susanti, dkk. 2018 : 230).
h. Pengamatan Pada Semut Hitam (Minimum mononomorium)
a) Gambar
Keterangan :
1
1. Kepala
2 2. Dada
3. Perut
3
4. Kaki
b) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthtropoda
Class : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Formicidae
Genus : Minimum
Species : Minimum mononomorium
c) Deskripsi
Semut merupakan salah satu anggota kelas Insekta /
Hexapoda (serangga) yang memiliki keanekaragaman tinggi.
Keragaman yang dimiliki semut meliputi keragaman jenis serta
keragaman peran ekologi. Ciri serangga tersebut adalah pertama
pinggang antara perut dan dada dapat dilihat dengan jelas.
Kedua, masing-masing antena memiliki 10 segmen. Jenis semut
ini tidak memiliki gigi atau propodeal Keberadaan semut
memiliki peran penting dalam ekosistem di antaranya sebagai
ecosystem engeener atau soil engeener selama proses
pembuatan sarang (Talib, dkk. 2016 : 234).
i. Pengamatan Pada Semut Merah (Solenopsis invicta)
a) Gambar
1 Keterangan :
1.Kepala
2 2. Dada
3. Perut
3
4. Kaki
4
b) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthtropoda
Class : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Formicidae
Genus : Solenopsis
Species : Solenopsis invicta
c) Deskripsi
Semut api adalah salah satu genus semut yaitu genus
Solenopsis.Panjang semut pekerjanya mencapai 3 mm dan
panjang ratu semut mencapai 6 mm. Jenis semut ini berwarna
coklat agak kemerahan. Serangga ini biasanya hidup dalam
koloni dengan jumlah koloni bisa mencapai hingga 100.000
ekor semut..Semut api membuat gundukan tanah yang tingginya
dapat mencapai hingga 2 kaki. Ciri serangga tersebut adalah
pertama pinggang antara perut dan dada dapat dilihat dengan
jelas. Kedua, masing-masing antena memiliki 10 segmen. Jenis
semut ini tidak memiliki gigi atau propodeal (Talib, dkk. 2016 :
234).
j. Pengamatan Pada lalat rumah (Musca domestica).
a) Gambar
1
Keterangan :
2 1. Sayap
3 2. Dada
3. Mata
4
4. Mulut
5 5. Kaki
b) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthtropoda
Class : Insecta
Ordo : Schizopora
Famili : Muscidae
Genus : Musca
Species : Musca domestica
c) Deskripsi
Lalat rumah atau yang disebut dengan Musca domestica
Linnaeus merupakan hama kosmopolit di rumah dan
perkebunan, spesies ini sering ditemukan berkaitan dengan
manusia dan aktifitasnya. Morfologi umum lalat menurut Sigit
dan Hadi (2006) adalah : kepala relatif besar dilengkapi dengan
antena, memiliki mata majemuk, mata jantan lebih besar dari
betina dan sangat berdekatan satu sama lain, sedang yang betina
tampak terpisah oleh suatu celah dan mulut mengalami
modifikasi sesuai dengan fungsinya Tidak hanya sebagai lalat
rumah atau perkebunan tetapi juga dapat menularkan penyakit
akibat kuman (Ahmad, dkk. 2016 : 50).
B. Pembahasan
Semua hewan yang ada dimuka bumi ini berasal dari hewan-hewan
pada zaman Archeozoicum yang terdapat dalam air. Hal ini dapat kita lihat
dari fosil-fosil yang kita jumpai, sebagian dari hewan tersebut dalam
perkembangannya pindah ke darat, tetapi sebagian tetap dalam air, misalnya
beberapa kelompok Coelenterata dan hampir semua phylum Echinodermata
masih di dalam air laut. Bila kita bandingkan antara habitat air dan habitat
darat, maka habitat air lebih seragam, baik dalam kadar oksigen atau
salinitasnya (kadar garamnya). Kadar garam itu antara 34-36 bagian perseribu
atau 3436%, tergantung letak dalam garis lintang bumi. Variasi sinar dan
suhu sangat besar tergantung pada kedalaman air, sehingga kondisi habitat
tidak seragam dalam air, di mana 71% permukaan bumi berupa air (terutama
laut). Batas pulau atau benua dengan laut adalah pesisir yang landai yang
mencapai kedalaman antara 150-200 m, kemudian menjorok ke dalam
mencapai kedalaman 3000-5000 m lebih, sampai di dasar laut. Dengan
perbedaan kedalaman itu terbentuklah habitat yang berbeda, maka Protozoa
yang ada di lingkungan itu berbeda-beda pula. Hal yang serupa itu terjadi
juga pada danau, yang terdapat ditengah daratan yang luasnya tergantung
pada letaknya.
Zoologi berasal dari dua kata Yunani diantaranya zoion, yang artinya
adalah “hewan” sedangkan logos, yang artinya “studi tentang”. Jadi dapat
disimpulkan bahwa defenisi zoologi ini ialah salah satu ilmu yang
mempelajari mengenai hewan, seperti perkembangan embrio, evolusi,
distribusi ekologi, prilaku, serta klasifikasi hewan. Zoologi ini adalah salah
satu cabang biologi yang mempelajari mengenai struktur, fungsi, perilaku,
dan juga evolusi hewan. Ilmu ini antara lain melingkupi biologi molekular,
anatomi perbandingan, etologi, psikologi hewan, biologi evolusioner, ekologi
perilaku, paleontology serta taksonomi. Kajian dari ilmiah zoologi ini juga
dimulai sejak sekitar abad ke16.
Invertebrata adalah “hewan tanpa tulang punggung”. Hewan ini tidak
memiliki kerangka internal yang terbuat dari tulang. Invertebrata memainkan
peran penting dalam ekosistem bumi. Sekitar 99 % dari organisme yang
dikenal adalah invertebrata. Jadi dapat disimpulkan bahwa zoologi
invertebrata adalah ilmu atau kajian yang membahas mengenai hewan –
hewan yang tidak memiliki tulang belakang. (Maya, S. 2020 : 243).
Pantai toronipa adalah salah satu pantai yang terletak diujung timur
Kabupaten Konawe dan memiliki hamparan pasir putih sekitar 4 km yang
tidak terputus memutari teluk. Tinggi air laut masih sekitar 1 meter saja. Hal
ini dikarenakan pantai toronipa tergolong memiliki pinggiran pantai yang
landai. Di pantai ini menyimpan berbagai jenis hewan – hewan invertebrata
baik di bagian darat maupun di perairannya yang dangkal hingga perairan
dalam (Yunsar, E.G.P, dkk 2020.: 98).