Anda di halaman 1dari 7

IDENTIFIKASI KARAKTER TAKSONOMI VERTEBRATA

Oleh :
Nama : Iqbal Auni Rahman
NIM : B1A018105
Rombongan : II
Kelompok :5
Asisten : Pramudia Muhammad Rizki

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN I

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hewan-hewan yang termasuk dalam Chordata adalah semua hewan yang


tubuhnya dilengkapi dengan organ penyokong tubuh dalam, yang umumnya mulai dari
tingkat yang paling primitif atau sederhana bentuk tubuhnya mirip cacing sehingga
dinamakan Tunicata, kemudian sejenis ikan lancelet sampai pada tingkat yang lebih
maju atau sempurna, yaitu Mammalia. Hewan-hewan Chordata kebanyakan hidup
secara bebas atau dapat dikatakan bahwa hewan-hewan Chordata secara nyata tidak ada
yang hidup sebagai parasit. Bentuk dan ukuran dari golongan Vertebrata sangat
bervariasi, yaitu dari ukuran kecil, sedang, sampai yang memiliki ukuran tubuh besar
sekali, seperti ikan paus, gajah dan sebagainya (Chaeri, et al., 2015).
Vertebrata merupakan subfilum dari Chordata yang memiliki anggota yang
cukup besar dan paling dikenal. Tubuh dibagi menjadi tiga bagian yang cukup jelas
yaitu kepala, badan, dan ekor. Kepala dengan rangka dalam, cranium, di dalamnya
terdapat otak, karena mempunyai cranium ini Vertebrata dikenal juga sebagai Craniata.
Notochord sebagai penyokong berakhir pada cranium dan pada tingkat yang telah maju
diganti oleh unsure-unsur tulang rawan atau tulang sejati yang membentuk tulang
belakang. Kelompok ini dikatakan sebagai Vertebrata karena mempunyai tulang
belakang yang beruas-ruas (vertebrae). Tubuh dilapisi oleh jaringan yang berlapis yaitu
dermis dan di atasnya terdapat epidermis. Epidermis ada yang mempunyai lapisan
tanduk, bersisik, berbulu atau berambut. Mempunyai rangka dalam yang bersendi dari
tulang rawan atau tulang. Memiliki tiga tipe jaringan otot yaitu otot polos atau otot
visceral, otot rangka atau otot bergaris melintang dan otot jantung atau otot cardiac
Memiliki saluran pencernaan yang komplit yaitu: mulut, lidah, gigi, faring, esofagus,
lambung, usus, kloaka atau rektum dan anus. Peredaran darah tertutup yang terdiri atas
sebuah jantung, pembuluh arteri, kapiler, dan vena. Vertebrata juga dilengkapi dengan
sistem pembuluh limfa (Saefudin, 2012).

B. Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah :


1. Mengetahui pengertian dan beberapa contoh dari karakter taksonomi hewan
vertebrata.
2. Mengetahui karakter morfologi dari beberapa jenis hewan vertebrata.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi dari hewan vertebrata diantaranya, sudah memiliki tulang penyokong


tubuh yang disebut columna vertebralis, pembagian tubuhnya sudah lengkap, yaitu
terbagi atas kepala, leher, badan dan ekor. Semua organ tubuh terutama organ-organ
reproduksinya mengalami kemajuan baik dalam pertumbuhan, struktur dan fungsinya,
kecuali bentuk dari notochord, nervecord dan celah-celah insang. Sub filum Vertebrata
dibagi dalam dua kelompok super kelas yang masing-masing terdiri dari 4 kelas. Super
kelas Pisces berdasarkan strukturnya, super kelas Pisces dikelompokkan ke dalam 4
kelas, yaitu kelas Agnatha kelas Placodermata, kelas Chondrichthyes, dan kelas
Osteichthyes. Super kelas Tetrapoda, hewan-hewan yang termasuk dalam super kelas
ini adalah hewan-hewan yang berkaki empat (tetra = empat dan poda = kaki). Super
kelas Tetrapoda dibagi dalam empat kelas, yaitu kelas Amphibia, kelas Reptilia, kelas
Aves, dan kelas Mammalia (Chaeri, et al., 2015).
Vertebrata kelas Chondrichthyes disebut ikan bertulang rawan karena mereka
memiliki endoskeleton yang relatif lentur yang terbuat dari tulang rawan dan bukan dari
tulang keras. Sebagian besar spesies pada beberapa bagian kerangkanya diperkuat oleh
butiran berkalsium. Rahang dan sirip-siripberkembang dengan baik pada ikan bertulang
rawan. Sub kelas paling besar yang paling beraneka ragam tersiri dari hiu dan ikan pari
(Campbell, et al., 2003). Chondrichthyes adalah satu-satunya kelas vertebrata yang
kekurangan neuron penciuman bersilia, yang merupakan neuron reseptor khas sistem
penciuman utama di semua kelas lain, dan tidak ada penjelasan fungsional yang telah
ditemukan untuk itu (Ferrando, et al., 2017).
Sub kelas Actinopterygii adalah kelompok ikan paling berhasil dalam sejarah
perkembangannya, di mana sebagian besar jenisnya menghuni laut, danau dan sungai.
Mengalami berbagai modifikasi tubuh, sesuai dengan ragam habitat yang dihuninya
Actinopterygii mempunyai tiga kelompok besar yang masih hidup sampai sekarang
Chondrostei, Holostei, dan Teleostei ketiganya mempunyai sejumlah karakter yang
sama, tetapi dengan pengkhususan pada Teleostei adalah bentuk tubuh yang relatif pipih
lateral, aspek dorso-ventral yang lebih tinggi, ekor yang simetris dan gelang pelvic yang
terletak lebih ke arah anterior. Reproduksi dengan bertelur dalam jumlah yang banyak
(sampai jutaan), telur berukuran kecil dan fertilisasi berlangsung eksternal.
Actinopterygii (ikan bersirip sinar) dan Elasmobranchii (hiu, skate dan pari) mewakili
lebih dari setengah keanekaragaman pajak vertebrata saat ini (sekitar 33.000 spesies)
dan membentuk komponen terbesar keanekaragaman vertebrata dalam ekosistem
perairan yang masih ada (Guinot & Cavin, 2016).
Amphibiaa terdiri dari tiga ordo, yaitu Caecilia, Caudata, dan Anura. Sebagian
besar amphibiaa mempunyai anggota gerak seperti tungkai dan jari-jari. Telurnya tidak
bercangkag, dan diletakkan dalam air atau tempat yang lembab untuk menghindari
kekeringan. Habitat utama adalah hutan primer, hutan sekunder, hutan rawa, sungai
besar, sungai sedang, anak sungai, kolam dan danau. Umumnya amphibiaa dijumpai
pada malam hari atau pada musim penghujan. Amphibia selalu hidup berasosiasi
dengan air sesuai namanya yaitu hidup pada dua alam (di air dan di darat) (Lindo, et al.,
2019). Amphibia adalah vertebrata pertama yang beralih dari kehidupan di air ke
kehidupan di darat karena tidak dapat beradaptasi secara penuh dengan lingkungan
daratan maka hewan ini hidup di antara lingkungan berair dan daratan, mempunyai kulit
basah, berkelenjar, lembut, tanpa rambut, bulu dan sisik. Ampihibia tergolong hewan
berdarah dingin dengan suhu yang bervariasi tergantung pada keadaan lingkungan
(Hendri, 2015).
Reptilia adalah kelompok hewan yang hidupnya bergerak dengan cara merayap,
oleh karena itu disebut juga sebagai hewan melata. Reptilia juga merupakan
sekelompok hewan dari vertebrata yang tempat hidupnya menyesuaikan tempatnya
(Chaeri, et al., 2015). Reptilia merupakan salah satu satwa yang memiliki peranan
penting dalam ekologi, yaitu sebagai aktor dalam rantai makanan yang menempati
piramida konsumen tingkat dua. Karakteristik habitat yang mempengaruhi keberadaan
jenis Reptilia antara lain tutupan dan jenis vegetasi dan kondisi lingkungan fisik habitat.
Karakteristik biofisik merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberadaan
dan kegiatan Reptilia. Faktor lingkungan fisik seperti suhu, kelembaban, kemiringan
lahan, ketebalan serasah dan jarak dari sumber air merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap perilaku dan daya tahan Reptilia. Habitat dan kehadiran Reptilia
juga bergantung pada faktor biotik seperti tutupan vegetasi, baik secara vertikal dan
horisontal yang berpengaruh terhadap intensitas cahaya yang sampai ke lantai hutan
(Silalahi, et al., 2015).
Aves berasal dari bahasa latin yaitu avis yang berarti burung, nama Aves lebih
dikenali oleh orang karena dapat dilihat dimana-mana. Burung aktif pada siang hari dan
termasuk kedalam hewan yang berada pada kategori unik karena memiliki bulu yang
bermacam corak warna sebagai penutup tubuh. Bulu pada Aves berfungsi sebagai
mengatur suhu dan manjaga keseimbangan tubuh pada saat terbang. Nama lain dari aves
adalah muncul dari kelas aves itu sendiri, selain itu dinamakan ornis berasal dari bahasa
Yunani yaitu “Ornithology” yang berarti ilmu yang mempelajari tentang burung.
Burung digolongkan ke dalam hewan vertebrata (bertulang belakang) yang termasuk ke
dalam kelas Aves, yang terdiri dari 2 subkelas, yaitu Archeornithes (fosil) dan
Neornithes (sejati), dan memiliki 30 ordo yang sudah diketahui (Salsabila, 1985).
Mammalia adalah merupakan kelompok hewan yang paling tinggi derajatnya
dalam golongan hewan. Hewan pada kelompok Mammalia mempunyai glandula
mammae yang menghasilkan air susu, untuk diberikan kepada anaknya. Hewan-hewan
yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah tikus, kelelawar, kucing, kera,
ikan paus, kuda, kijang, sapi, kerbau dan lain-lain. Manusia atau Homo sapiens juga
termasuk dalam Mammalia. Pada manusia menarik untuk dipelajari terutama karena
susunan, bentuk dan fungsi struktur tubuhnya. bagian-bagian tubuh dari mammalia pada
umumnya dapat dibedakan dengan nyata, seperti caput atau kepala, truncus atau badan
dan cauda atau bagian ekor. Bagian antara caput dengan truncus atau badan
dihubungkan dengan jelas oleh leher (Chaeri, et al., 2015).
III. METODOLOGI

A. Materi

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah bak preparat, pinset, kaca
pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, kamera, sarung tangan karet (gloves),
masker, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah beberapa spesimen hewan
vertebrata dan alkohol 70%.

B. Metode

Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah


1. Karakter pada beberapa spesimen hewan Vertebrata yang telah disiapkan tiap
kelompok diamati
2. Proses identifikasi beberapa hewan Vertebrata yang telah disiapkan berdasarkan
karakter morfologi yang diamati, dilakukan. Deskripsi dibuat dari hasil identifikasi
hewan tersebut.
3. Tabel hasil pengamatan karakter dan identifikasi pada beberapa hewan Vertebrata
dilengkapi
4. Laporan sementara dari hasil praktikum dibuat
DAFTAR REFERENSI

Campbell, N. A., Reece, J. B. & Mitchell, L. G., 2003. Biologi jilid 5. Jakarta: Erlangga.

Chaeri, A., Kusbiyanto, Susatyo, P. & Sugiharto, 2015. Modul 1. Dalam: Ciri-ciri dan
Pola Perkembangan Tubuh Hewan Invertebrata. Jakarta: Universitas Terbuka,
pp. 1-58.

Ferrando, S. et al., 2017. Clarification of the Terminology of the Olfactory Lamellae in


Chondrichthyes. The Anatomical Record, Volume 300, pp. 2039-2045.

Guinot, G. & Cavin, L., 2016. ‘Fish’ (Actinopterygii and Elasmobranchii)


Diversification Patterns Through Deep Time. Biological Reviews, 91(4), pp.
950-981.

Hendri, W., 2015. Inventarisasi Jenis Katak (Ranidae) sebagai Komoditi. Bioconcetta,
1(2), pp. 74-86.

Lindo, G. K., Katili, D. Y. & Wahyudi, L., 2019. Keanekaragaman Amphibiaa di


Kampus Universitas Sam Ratulangi. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi –
UNSRAT , 8(3), pp. 186-192.

Saefudin, 2012. Sistematika Hewan Vertebrata. Bandung: FMIPA Universitas


Pendidikan Indonesia.

Salsabila, 1985. Vertebtara Proyek Peningkatan Pengembangan Perguruan Tinggi.


Padang: Universitas Andalas.

Silalahi, A., Kusrini, M. D. & Kartono, A. P., 2015. Karakteristik Mikrohabitat Python
reticulatus Schneider, 1801 pada Kebun Sagu di Kabupaten Sambas. Indonesian
Forest Rehabilitation Journal, 3(1), pp. 1-11.

Anda mungkin juga menyukai