Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

PERKEMBANGAN HEWAN

Nama : Iqbal Auni Rahman Romb/Kel : VI/3


NIM : B1A018105 Hari/tgl :Jumat/19 Juni 2020
Kelas : C Pendamping : Balqist Nadia Rahmah

KEGIATAN PRAKTIKUM 5
MEMBRAN EKSTRA EMBRIONAL

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH


CPMK-12: mendiskusikan proses perkembangan dalam bentuk metamorfosis pada insekta dan
amphibia [P1,P2, KU1, KU6, KK1, KK3]
a. mengenali struktur tubuh larva/berudu pada saat berhabitat akuatik,
b. mengenali perubahan-perubahan yang terjadi selama metamorfosis pada larva amfibi, untuk
menjadi katak dewasa berhabitat terestrial.

1. Tuliskan ukuran berudu pada umur 1-49 hari dalam table berikut
Umur berudu Panjang total Panjang Tubuh Panjang ekor Rasio PT:PE
(hari) (mm) (PT) (mm) (PE) (mm)
2 5 5 0 5:3
5 8 5 3 5:3
10 14 6 8 3:4
12 17 6 11 6:11
16 20 8 12 2:3
24 25 11 14 11:14
32 30 12 18 2:3
39 35 13 22 13:22
45 40 15 25 3:5

2. Berdaarkan ukuran tubuh berudu pada butir 1, buatlah grafik pertumbuhan berudu dan
grafik rasio PT:PE

Pertumbuhan Berudu
50
Panjang Tubuh (mm)

40
30
Panjang total (mm)
20
10
0
2 5 10 12 16 24 32 39 45
Umur Berudu (hari)

Grafik 2.1 Pertumbuhan Berudu


30
25
20
15
Panjang Tubuh (PT)
10 (mm)
Panjang ekor (PE) (mm)
5
0
2 5 10 12 16 24 32 39 45
Umur Berudu (hari)

Grafik 2.3 Rasio PT:PE

3. Catatlah Perkembangan morfologi pada sistem berikut ini:


Sistem / Organ Bentuk Perkembangan (perubahan)
Integumen Berudu memiliki kulit yang tipis, berlapis-lapis, epidermis tanpa keratin,
tidak memiliki kelanjar mukosa dan granuler, serta pada beberapa area
tubuh terdapat korium yang tebal dengan jaringan ikat [ CITATION Ren17 \l
1033 ]. Saat berkembang menjadi katak, sistem integumennya memiliki
jaringan ikat yang tebal dan tipis, epidermis dengan keratin, mengandung
kelenjar mukosa dan granuler, serta kulit pada katak ini juga berfungsi
sebagai organ respirasi[ CITATION Ton13 \l 1033 ].
Digesti Sistem digesti dari berudu terdiri dari mulut dan usus panjang yang
melingkar. Usus yang panjang tersebut karena berudu merupakan
herbivora, karena tumbuhan lebih sulit dicerna daripada daging[ CITATION
Ren17 \l 1033 ]. Ketika berkembang menjadi katak dewasa sistem digesti
berubah menjadi karnivora dengan usus yang lebih pendek dan mulut
yang lebih besar[ CITATION Sto07 \l 1033 ].
Lokomotori Sistem lokomosi berudu yang merupakan hewan akuatik, menggunakan
sirip ekor. Seiring perkembangannya menjadi katak,sirip ekor memendek
yang pada akhirnya menghilang dan mulai muncul ekstremitas bawah
dan atas serta berubah menjadi hewan terestrial[ CITATION Sur20 \l 1033 ]
Respirasi Sistem pernapasan dari berudu terdiri dari insang dan kulit, posisinya
berada di luar pada kepala bagian belakang, sisi kanan dan kiri [ CITATION
Ren17 \l 1033 ]. Saat berkembang menjadi katak organ respirasinya
berubah menggunakan paru-paru dan juga menggunakan kulit untuk
pernapasan melalui proses difusi[ CITATION Mer16 \l 1033 ]
Kepala Kepala pada berudu berbentuk oval dengan mulut yang kecil, tedapat
wilayah yang menonjol di kedua sisi kepala, dan mata yang terletak pada
bagian dorsal, dibandingkan dengan katak kepalanya lebih pipih, mulut
yang lebih lebar dengan bentuk triangular, serta tekstur kulit kepala
halus[ CITATION Win15 \l 1033 ].

4. Pakan apakah yang diberikan kepada berudu selama metamorphosis berlangsung?


Mengapa jenis pakan tersebut yang diberikan?
Pakan yang diberikan kepada berudu selama metamorphosis berlangsung adalah selada
rebus, pakan ini diberikan karena berudu membutuhkan protein dan kalsium yang tinggi
untuk pertumbuhan [ CITATION Tol90 \l 1033 ] . Perebusan dilakukan agar selada lebih
gampang hancur yang mempermudah berudu makan dengan mulut yang kecil [ CITATION
Muh15 \l 1033 ].

5. Jelaskan mengapa pada saat transisi dari berudu berkaki menjadi katak kecil, di dalam
akuarium pemelihataan berudu perlu diberi benda/objek yang menyembul ke permukaan
air?
Saat transisi dari berudu berkaki menjadi katak kecil, di dalam akuarium perlu diberi
benda/objek yang menyembul ke permukaan air karena digunakan sebagai tempat
bersandar atau sebagai tumpuan saat metamorfosis terakhir, jika tidak diberi objek tersebut
maka katak muda tidak bisa bertahan di air dan mati tenggelam, hal ini disebabkan karena
katak telah berubah menjadi hewan terestrial dan sistem respirasi katak menggunakan kulit
serta menggunakan paru-paru[ CITATION Mer16 \l 1033 ].
DAFTAR REFERENSI

Fitriani, R. R., Wahyuni, D. & Fikri, K., 2017. Toksisitas Granula Ekstrak Buah Jeruk Nipis
(Citrus aurantifolia) terhadap Mortalitas Berudu. Saintifika, 19(2), pp. 24-34.
Hendri, W., 2015. Inventarisasi Jenis Katak (Ranidae) sebagai Komoditi Ekspor di Sumatera
Barat. Biococetta, 1(2), pp. 74-86.
Kurniawan, T. F. & Pratama, D. A., 2013. Mikroanatomi Kelenjar Kulit Duttaphrynus
melanostictus (Schneider, 1799) dan Kaloula baleata (Müller, 1836) (Amphibia,
Anura). Buletin Anatomi dan Fisiologi, 21(3), pp. 1-8.
Merta, I. W., Syachruddin, A. R., Bachtiar, I. & Kusmiyati, 2016. Perbandingan antara
Frekwensi Denyut Jantung Katak (Rana sp.) dengan Frekwensi Denyut Jantung Mencit
(Mus musculus) Berdasarkan Ruang Jantung. Biota, 1(3), pp. 126-131.
Sarwar, M., 2015. Controlling Dengue Spreading Aedes Mosquitoes (Diptera: Culicidae)
Using Ecological Services by Frogs, Toads and Tadpoles (Anura) as Predators.
American Journal of Clinical Neurology and Neurosurgery, 1(1), pp. 18-24.
Storz, B. L. & Travis, J., 2007. Temporally Dissociated, Trait-Spesific Modifications
Underlie Phenotypic Polyphenism in Spea multiplicata Tadpoles, Which Suggests
Modularity. The Scientific World Journal, 7(1), pp. 715-26.
Suryanti, Santoso, H. & Lisminingsih, R. D., 2020. Studi Osifikasi dan Morfokinetik Berudu
Katak Rana catesbeiana Shaw. dengan Alizain Red. e-Jurnal Ilmiah Biosaintropis
(Bioscience-Tropic), 5(2), pp. 2338-2805.
Toloza, E. M. & Diamond, J. M., 1990. Ontogenetic Development of Transporter Regulation
in Bullfrog Intestine. Joel Physiol, 5(1), pp. 770-773.

Anda mungkin juga menyukai