Anda di halaman 1dari 15

AVES

A. Pengertian Aves
Aves (burung) adalah kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang unik,

karena sebagian besar aves merupakan binatang yang beradaptasi dengan kehidupan secara

sempurna. Walaupun semua aves ditutupi bulu, akan tetapi jenis tertentu seperti burung unta,

burung emu atau kiwi tidak dapat terbang. Bahkan ada jenis burung tertentu yang tidak

memiliki sayap. Aves adalah hewan berdarah panas sama seperti mamalia, aves berkembang

biak dengan ovipar (bertelur). Sebagian mereka hidup menetap, dan ada juga yang hidup

berpindah tempat (migrasi) (Kuswahyuning, 2006).

B. Ciri Umum Aves


Tubuh utama dari aves terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor. Ciri-ciri utama

dari aves adalah tubuhnya berbulu, memiliki paruh yang sesuai dengan makanannya. Pemakan

daging seperti elang dan burung hantu memiliki paruh yang bengkok dan sangat tajam untuk

merobek. Paruh yang kuat membantu burung yang memakan biji-bijian. Bebek dan angsa

memiliki paruh yang luas, untuk membantu beradaptasi di air dan karena bebek dan angsa

hanya memakan makanan yang lunak. Hampir semua aves mempunyai sayap, dan kebanyakan

dari mereka juga dapat terbang. Alat gerak seperti kaki pada aves terdiri dari 4 jari, yang

digunakan untuk berjalan, bertengger, mencengkram mangsa.

Aves termasuk hewan berdarah panas, suhu tubuhnya mencapai 40 derajat celsius. Hewan

ini berkembang biak dengan cara bertelur. Telurnya ada yang berwarna dan juga berbintik-

bintik. Mereka melindungi telurnya dengan cara membuat sarang.

Sebagian besar burung memiliki kerangka ringan dan tulang keropos, hal ini membuat

mereka dengan cukup ringan untuk terbang. Pinguin tidak bisa terbang dikarenakan

mempunyai tulang yang berat yang berisi sumsum tulang yang cukup memadai untuk
membantu mereka menjaga suhu tubuuhnya untuk bertahan disuhu yang sangat dingin. Burung

unta memiliki tulang yang berat dan juga kuat pada kakinya, ini membantu mereka untuk

berjalan dan berlari dalam melakukan kehidupan sehari-harinya.

Aves juga tidak memiliki gigi, setelah mereka memakan sesuatu, makanan tersebut akan

digiling hingga dapat ditelan. Dan setelah itu dengan mudah di cerna dilambung dan makanan

tersebut keluar sebagai feses melalui kloaka (Kuswahyuning, 2006).

C. Struktur Tubuh Aves


Struktur tubuh aves meliputi :

1. Hampir seluruhnya ditutupi bulu dan kakinya bersisik yang merupakan ciri mirip reptil.
2. Leher fleksibel dan tengkoraknya berhubungan dengan condylus occipital tunggal.
3. Otak relatif besar dengan corpora striata yang padat (bagian otak yang berfungsi sebagai
pengatur perilaku dan insting). Lobus opticus (bagian otak yang berfungsi sebagai
penglihatan) besar.
4. Rahang bawah terdiri atas tulang-tulang yang kompleks. Terdapat auditory ossicle
(tulang pendengaran).
5. Suara yang dihasilkan oleh syrinx yang terdapat pada dasar trakea. Larynx pada aves
tidak berkembang (rudimenter) dan tidak ada pita suara.
6. Tidak mempunyai gigi, kecuali gigi telur yang diperlukan untuk membantu penetasan.
Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan
mandibula pada ruang bawah dan terbuat dari zat tanduk. Pada atap paruh atas terdapat
lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares externa sebelah luar).
7. Tungkai muka bermodifikasi menjadi sayap, sehingga burung dapat terbang. Bagian
lengan bermodifikasi menjadi panjang, jari tengah memanjang untuk menyokong bulu
terbang. Sebuah jari depan terpisah untuk menyokong bulu alula yaitu bulu kecil yang
merupakan bulu penting untuk gerakan aerodinamika. Jari belakang menyokong jari
tengah. Tungkai belakang bermodifikasi secara beragam untuk berjalan dengan dua kaki
di tanah,atau burung berenang atau kedua-duanya. Umumnya mempunyai mempunyai
jari-jari,satu ke arah belakang (hallux), dan tiga ke arah depan.
8. Tulang panjang maupun tulang vertebrae (tulang belakang) tidak mempunyai epiphisis.
Vertebrae cervical (tulang leher) berbentuk sadel di bagian tengah sehingga leher dapat
bergerak leluasa.
9. Jantung beruang empat. Lengkung aorta kiri tidak ada, eritrosit berbentuk bulat dan
berinti.
10. Tidak mempunyai diafragma. Sistem kantung udara yang berkembang dengan baik
sangat membantu paru-paru untuk mengedarkan udara ke seluruh tubuh.
11. Telur besar dengan kuning telur yang banyak dan dilindungi oleh cangkang kapur.
Pengeraman dilakukan oleh salah satu atau kedua induknya di dalam sarang.
12. Suhu badan tetap, umumnya lebih tinggi dari pada mamalia yaitu diatas 40 derajat
Celcius.

Gambar 1. Struktur Tubuh Aves (Lee, 2014)


D. Beberapa Sistem pada Aves
1. Sistem Kerangka
Sistem rangka aves (burung) merupakan alat gerak pasif. Sistem rangka burung
tersusun atas berbagai jenis tulang yang tertera dalam gambar berikut:
Gambar 2. Sistem Kerangka Aves (Lee, 2014)

(1) Tengkorak; (2) Cervical vertebrae/Tulang leher; (3) Furcula; (4) Korakoid; (5)
Bengkokan tulang rusuk; (6) Keel; (7) Patela/lutut; (8) Tarsometatarsus; (9) Jari; (10)
Tibia/Tibiotarsus; (11) Fibia/Tibiotarsus; (12) Femur/Tulang paha: (13) Iskium; (14) Pubis:
(15) Illium: (16) Tulang ekor: (17) Pygostyle; (18) Synsacrum; (19) Scapula; (20) Lumbar
vertebrae; (21) Humerus; (22) Ulna; (23) Radius: (24) Karpal; (25) Metakarpal; (26) Jari;
(27) Alula.
2. Sistem Otot
Sistem otot aves (burung) yakni otot aksial dan hipobrankhial yang mereduksi,
karena beberapa vertebrae mengalami fusi, yang merupakan salah satu penyesuaian untuk
terbang. Adanya persatuan yang kokoh antara vertebrae torakalis dan lumbalis
menyebabkan otot aksial kurang berfungsi, kecuali di leher, yang berkembang baik otot
pektoralis, berfungi penting pada saat terbang. Otot apendikular terbagi dua, yaitu bagian
depan dan bagian belakang. Tungkai depan teradaptasi untuk terbang, sehingga ototnya
sesuai untuk terbang, sedangkan yang belakang teradaptasi untuk berjalan atau berenang
hingga sesuai fungsinya.
Sistem gerak aves tersusun atas otot-otot antara lain: otot lidah, otot multifidis
cervicis, otot pectoralis, otot supracoracoideus, otot semitendinosus flexor, otot peroneus
longus, otot gastrocnemius, otot obliquus abdominus externus, otot levator caudae,
otot depressor caudae, otot iliotibialis, otot extensor jari, otot pelvic girdle, otot dada
(thoraks), otot flexor jari, otot tricep brachii, otot bicep brachii, dan otot patagial tendon
(Kuswahyuning, 2006).

Gambar 3. Sistem Otot Aves (Lee, 2014)


3. Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan aves terdiri atas rongga mulut yang terdapat lidah, esophagus
panjang dimana pada burung pemakan biji-bijian esophagus membentuk pelebaran ke
ventral biasa disebut tembolok yang berfungsi untuk menyimpan makanan sementara.
Ventrikulus pada burung terbagi atas 2 bagian yaitu :
a. Proventrikulus bersifat kelenjar
b. Ventrikulus bersifat muskuler
Intestinum tenue dan intestinum krasum dibatasi oleh seka koli yang panjang
kecuali pada merpati seka koli pendek terlihat di kanan kiri intestinum hampir menuju
kloaka. Pada burung tonjolan dorsal kloaka membentuk bursa kloakalis atau bursa Fabricii
yang berfungsi membentuk antibodi.
Kelenjar pencernaan aves terdiri atas hepar dengan dua lobus atau lebih ada vesika
felea kecuali merpati. Pankreas terletak antara pars desendens dan pars asendens dengan
duktus dan bermuara pada pars asendens duodenum (Kuswahyuning, 2006).
Gambar 4. Bagian Organ Pencernaan Aves (Lee, 2014)

4. Sistem Peredaran Darah


Pada aves sistem ini sama dengan pada mamalia, dengan jantung yang terdiri atas
empat ruang, yaitu atrium dekstra dan sinistra serta ventrikel dektra dan sinistra. Sinus
venosus menghilang, pembuluh darah yang masuk ke atrium adalah dua vena kava dan satu
vena kava posterior, sedangkan pembuluh darah yang keluar dari anterior ventrikel dekstra
adalah aorta pulmonalis dan dari ventrikel si arkus aorta, Peredaran darahnya ganda, tidak
ada pencampuran darah.
Sistem organ transportasi pada aves terdiri dari: Jantung, Aorta, Arteri Pulmonari, Arteri
Carotid , Vena Jugular, Arteri Femoral, Vena Femoral, Arteri Brachial, Vena Brachial,
Vena Cava Cranial, Vena Cava Caudal , Arteri Caudal & Internal Iliac, Vena Caudal &
Internal Iliac (Kuswahyuning, 2006).
Gambar 5. Sistem Transportasi Aves (Lee, 2014)

5. Sistem Ekskresi
Sistem ini terdiri dari atas:

1. Ginjal (ren). Jumlahnya sepesang, terletak retroperitonial, di daerah punggung, warna


merah coklat. Terdiri atas 3 lobus, saling berhubungan, pada kranial terdapat kelenjar
adrenalis
2. Ureter. Jumlah sepasang, ke arah kaudal bermuara dalam kloaka bagian uradaeum
3. Kloaka adalah ruangan tunggal pada dinding sebelah dorsal didapatkan buta fabricii.
Terdapat tiga bagian yakni (1) Urodaeum adalah bagian bermuaranya ureter dan saluran
gonad (2) Koprodaeum adalah tempat bermuara saluran makanan Tidak ada vesika
urinaria (3) Proktodaeum adalah lubang keluar.

6. Sistem Pernapasan
Aves memiliki kantung kantung udara selain paru-paru yakni ada 5 kantung udara
yaitu (1) servikalis, (2) interklavikularis, (3) anterior thorakhalis, (4) posterior thorakalis
dan (5) abdominalis. Udara masuk dari rongga hidung menuju ke trachea lalu ke bronchus
primer kemudian ke mesobronkhus dan menuju bronkhus sekunder baru ke kantung udara.
Jika akan digunakan maka udara yang ada di kantung udara akan dikeluarkan kembali
melalui bronkhus sekunder dan parabronkhi ke paru-paru.
Ukuran paru-paru aves kecil dan penuh vaskularisasi dengan kemampuan
mengembang sedikit karena melekat pada koastae dan vertebrae thoraks trachea. Suara
burung dihasilkan oleh syring yang terletak di ujung trakhea dekat dengan bronchi
(Masjhudi, 2016).

Gambar 6. Sistem Respirasi Aves (Lee, 2014)


7. Sistem Saraf
Sistem saraf pada aves ini dibedakan atas Sistem Saraf Pusat dan Sistem Saraf Tepi.
Encephalon:

a. Terdapat dalam rongga tengkorak, diliputi selaput duramater dan piamater


b. Hemispher serebri meluas sampai serebelum, di ujung depan terdapat bulbu
olfaktorius kecil sepasang
c. Mesencephalon sebagai lobus optikus, bundar, nampak epifisis
d. Serebelum relatif besar termasuk rhombencephalon, menuju kearah kaudal medula
oblongata dan sebagai medula spinalis

Nervus kranialis keluar dari dasar otak ada 12 pasang, sedangkan nervi spinalis keluar dari
segmen medula spinalis (Kuswahyuning, 2006).
Gambar 7. Sistem Saraf Aves (Lee, 2014)
8. Sistem Reproduksi
Jantan
Burung jantan memiliki sepasang testis yang menyerupai bentuk kacang dan
masing-masing terletak di depan lobus atas ginjal. Selama bukan musim kawin, testis sulit
untuk ditemukan karena ukurannya yang kecil, tapi selama musim kawin testis dapat
tumbuh beberapa ratus kali dari ukuran sebelumnya.
Seperti pada mamalia, sel sperma burung tidak bisa berkembang sepenuhnya pada
suhu tinggi dalam rongga tubuh. Beberapa burung pada malam hari mengalami penurunan
suhu tubuh yang memungkinkan sel sperma untuk berkembang, sementara burung lainnya
memiliki pembengkakan di ujung tabung (vas deferens).
Tabung ini menghubungkan testis ke kloaka, dan berfungsi seperti pada mamalia
skrotum menahan sperma yang terletak jauh dari suhu tubuh yang lebih tinggi yang berada
dalam perut. Kebanyakan jenis burung menggosok daerah kloaka mereka bersama-sama
untuk mentransfer sperma laki-laki, tetapi burung unta, Rhea, stroke, flamingo, bebek dan
beberapa sepesies burung lain benar-benar memiliki ereksi penis beralur di dinding
belakang kloaka untuk mentransfer sperma.
Betina
Organ kewanitaan pada burung terdiri dari ovarium dan saluran telur yang
mengarah ke kloaka. Pada sebagian besar spesies burung, ovarium yang terletak di sisi kiri
dan sisi kanan menjadi kurang berkembang dan tidak berfungsi. Diperkirakan bahwa
menjadi hanya satu sisi untuk mengurangi berat badan dan menghilangkan kemungkinan
membawa dua telur besar rapuh dalam rongga perut pada saat yang sama.
Ovarium ketika matang tampak seperti sekelompok anggur. Mungkin berisi hingga
4.000 telur kecil yang dapat berkembang menjadi kuning. protein kuning (yolk), lipid dan
lemak yang diproduksi di hati melakukan perjalanan melalui aliran darah ke sel telur yang
belum matang, selama tahap pematangan. Setiap yolk melekat pada ovarium oleh membran
kantung atau folikel tipis yang memiliki jaringan pembuluh darah. Germinal dari kuning
telur yang berkembang berisi sel ovum tunggal, setelah terjadi pembuahan pada betina.
Ovarium membesar selama musim kawin sebanyak lima puluh kali dari berat
sebelum masa kawin. Saluran telur adalah tabung melingkar yang besar di mana seluruh
bagian telur terbentuk kecuali kuning telur. Ini terdiri dari beberapa bagian. Mulai dari atas:
ostium, saluran infundibular, daerah magnum, isthmus, uterus dan vagina. Mereka masing-
masing memainkan peran dalam perkembangan telur. Ketika kelenjar hipofisis otak
melepaskan hormone luteinizing (LH), ovulasi dimulai. Kantung sekitar yolk pecah dan
melepaskan yolk dari folikel, kuning telur disimpan utuh oleh membran halus yang disebut
vitelline. Kuning telur kemudian masuk ke infundibulum. Jika infundibulum tidak dapat
mengambil kuning telur, biasanya diserap oleh rongga perut atau dapat menyebabkan
peritonitis, peradangan pada selaput rongga perut.
Setelah di dalam infundibulum, pembuahan dapat dimulai. Sperma telah disimpan
dalam kelenjar atau sarang, yang terletak di infundibulum dan dirilis ketika kuning telur
lewat. Sel sperma harus menembus membran vitelline tipis dan mencapai sel telur untuk
menyelesaikan pembuahan. Kuning telur kemudian masuk ke bagian magnum untuk
tinggal sekitar tiga jam. Saat ini putih telur ditambahkan ke sel telur. Ini adalah zat protein
yang mengandung musin, globulin dan albumen termasuk natrium, magnesium dan
kalsium. Ini berfungsi sebagai pelindung dan nutrisi embrio.
Di isthmus telur tinggal sekitar 75 menit dan penambahan 10% dari albumen,
dimana chalaza (tali pusat telur) dan membran shell (cangkang) ditambahkan ke sel telur.
Chalaza adalah tali kecil yang menempel pada kuning telur agar tetap di pusat dan
memungkinkan kuning telur memutar untuk menjaga germinal (zigot dibuahi) tetap di atas.
Setelah itu, membran shell bergabung kecuali di daerah di mana sel udara akan dipisahkan.
Rahim adalah membran yang dinding tebal di mana sel telur akan menghabiskan 20 jam.
Melalui membran shell, air dan garam ditambahkan. Shell ditambahkan di sini dan
memiliki tiga lapisan. Lapisan dalam yang pertama kali diproduksi dan disebut lapisan
mammillary. Lapisan tengah disebut testar dan merupakan lapisan yang tebal dan lapisan
luar terbuat dari lendir kering. Shell terdiri dari kalsium karbonat.

Dalam vagina, Sebuah lapisan yang disebut bloom ditambahkan untuk menjaga
bakteri dan atau debu memasuki sel telur. Telur lembut berbentuk dalam vagina tergantung
pada bentuk tulang panggul. Telur melakukan perjalanan ke kloaka dan diletakkan. Ketika
telur diletakkan, suhu telur sama seperti suhu induk ayam. ketika mendingin, telur
kehilangan volume dan kepadatannya sedikit berubah, menciptakan tekanan, yang menarik
udara ke dalam telur dan membentuk sel udara. Shell mengeras karena mendingin dan
mengering. Seluruh proses ini dari awal sampai akhir telah ditempuh sekitar 24 jam.

E. Habitat Aves
Aves hidup di darat. Sebagian spesies mendiami pohon-pohon. Jenis tertentu,
seperti penguin, hidup di daratan kutub utara namun mencari makanan dengan berenang di
laut. Jenis lainnya juga mencari makanan di danau dan perairan tawar lain, contohnya
bebek.

F. Klasifikasi Aves
a. Subkelas Archaeornithes
Terdiri atas burung yang seperti dinosaurus, memiliki gigi sesungguhnya, jarinya
bercakar, ekor yang panjang tersusun atas banyak vertebarae. Tulang jari tidak berfusi, dan
memiliki sternum. Contohnya: Archaeopteryx lithographica.
b. Sub kelas Neornithes
Tidak memiliki gigi sesungguhnya, tidak memiliki ekor yang panjang, tulang jari
berfusi, dan memiliki sternum.
1. Superordo Odontognathae
Pada rahang terdapat gigi. Contohnya Hesperornis, Ichtyornis, Sinornis.
2. Superordo Neognathae
Terdiri atas burung modern
Kelompok Ratite
Terdiri atas burung berukuran besar, tidak terbang, memiliki sternum yang rata tanpa karina
sterni
Ordo Casuariformes, contohnya burung kasuari, burung emu (di Australia)
Ordo Struthioniformes, contohnya burung onta
Ordo Rheiformes, contohnya burung Rhea
Kelompok Carinate
Terdiri atas burung yang terbang dann sternum memiliki karina sterni untuk tempat
menempelnya otot terbang.
Ordo Apterygiformes, contohnya burung kiwi
Ordo Tinamiformes, contohnya burung tinamous
Ordo Sphenisciformes, Contohnya burung penguin
Ordo Galviiformes, contohnya burung loons
Ordo Podicipediformes, contohnya burung grebes
Ordo Procellariiformes, contohnya burung petrel
Ordo Pelecaniformes, contohnya burung pelican
Ordo Ciconiiformes, contohnya burung bangau
Ordo Phoenicopteriformes, contohnya burung flamingo
Ordo Anseriformes, contohnya itik, angsa
Ordo Falconiformes, contohnya burung elang
Ordo Galiiformes, contohnya burung ptarmigans
Ordo Gruiformes, contohnya burung kareo padi
Ordo Charadiiformes, contohnya burung sandpiper, puffins
Ordo Columbiformes, contohnya burung merpati, tekukur
Ordo Pscittaciformes, contohnya burung parkit, kakak tua
Ordo Strigiformes, contohnya burung hantu
Ordo Caprimulgiformes, contohnya burung nighthawk
Ordo Apodiformes, contohnya burung laying-layang, kolibri
Ordo Calliformes, contohnya mousebird
Ordo Trogoniformes, contohnya burung Trogon
Ordo Coraciiformes, contohnya burung raja udang
Ordo Piciformes, contohnya burung pelatuk
Ordo Passeriformes, contohnya burung gereja, burung bondol (Masjhudi, 2016)

G. Peranan Aves
Aves memiliki peranan dengan banyak keuntungan dalam manfaat bagi kehidupan
manusia. Peranan Aves adalah sebagai berikut:
a. Sebagai bahan industri, misalnya bulu entok yang digunakan untuk membuat kok
(Shuttlecock) dan pengisi bantal. Bulu ayam untuk membuat kemoceng.
b. Sebagai bahan membuat obat, misalnya sarang burung walet dan telur itik.
c. Predator alamiah, memangsa ulat dan serangga.
d. Sebagai hiburan, misalnya pada burung suaranya yang merdu dan burung yang dapat
dilatih dalam permainan sirkus.
e. Telur dan dagingnya dapat dikonsumsi dan kaya akan protein. Sarang walet dapat
dibuat sop sarang burung.

Daftar Rujukan:

Kuswahyuning. 2006. Struktur dan Anatomi Tubuh Hewan. Bandung.

Lee, Michael SY; Cau, Andrea; Darren, Naish; Gareth J., Dyke (May 2014). "Morphological
Clocks in Paleontology, and a Mid-Cretaceous Origin of Crown Aves". Systematic
Biology. Oxford Journals. 63 (1): 442449.

Masjhudi, Indriawati, S, E, Ibrohim, Rahayu, S, E. 2016. Handout Keanekaragaman Hewan.


Malang: Universitas Negeri Malang.
RESUME AVES

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Keanekaragaman Hewan

Yang di bina oleh ibu Dr. Sri Endah Indriwati, M. Pd.

Oleh:

Novela Memiasih

160341606093

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

NOVEMBER 2017

Anda mungkin juga menyukai