Anda di halaman 1dari 11

MAMMALIA

Oleh:

Nama : Rumaisha
NIM : B1A017108
Rombongan : IV
Kelompok :4
Asisten : Maurizka Khairunnisa Ayuning H.

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Mamalia merupakan kelompok tertinggi derajatnya dalam dunia hewan. Hampir


semua tubuh tertutup dengan kulit yang berambut banyak atau sedikit dan berdarah
panas (homoiotherm). Sebutan mamalia berdasarkan adanya kelenjar mamae pada
hewan betina untuk menyusui anaknya yang masih muda. Mamalia hidup diberbagai
habitat mulai dari kutub hingga ekuator, dari dasar laut sampai hutan lebat dan gurun
pasir. Banyak yang hidup secara nocturnal dan banyak juga hidup secara diurnal.
Spesies tertentu sebagai hewan buas yang diburu, spesies lainnya jinak. Beberapa
pemakan daging dan buah-buahan, dan beberapa sebagai sumber penyakit (Mahrus,
2005).
Adapun ciri-ciri khusus dari kelas mamalia adalah tubuhnya biasanya diliputi
bulu atau rambut yang lepas secara periodik, kulitnya banyak mengandung kelenjar,
yaitu kelenjar sebacius, keringat, bau dan susu. Cranium atau tempurung kepala
memiliki occipitale condyle, tulang lehernya biasanya terdiri atas 7 ruas, ekor
biasanya panjang dan dapat digerak-gerakkan. Memiliki empat anggota atau kaki
(kecuali anjing laut dan singa laut tidak memiliki kaki belakang, masing-masing kaki
memiliki kurang lebih 5 jari yang bermacam-macam yang disesuaikan dengan
keperluan berjalan, lari, memanjat, membuat lubang, berenang atau meloncat, jari-jari
berkait tanduk atau berkuku atau berteracak dengan bantalan-bantalan daging.
Jantung sempurna terbagi atas empat ruangan (dua auricular dua ventricular),
pernapasannya hanya dengan paru-paru. Laring mempunyai tali suara, memiliki
vesica urinaria dan hasil ekskresi berupa cairan urine (Radiopoetra, 1996).
Mamalia diduga berasal dari reptil Sinodon yang giginya berdiferensiasi.
Mamalia pada zaman itu kecil tetapi kemudian terbentuk mamalia yang besar.
Marsupialia dan insektivora muncul dalam zaman Kretaseus. Mamalia berplasenta
diduga berasal dari mamalia insektivora. Mamalia yang telah punah adalah dari ordo
Taeniodonta, Creodonta, Condylartha, dan Amblypoda, ketika zaman Paleosen dan
Pleistosen. Alasan mengapa mamalia diduga tidak berasal dari reptilian adalah
sebagai berikut: mempunyai 2 condil oksipetal, bukan satu. Rahang bawah dengan
satu ramus bukan beberapa. Gigi hanya 2 golongan (gigi susu dan gigi permanen),
tidak satu golongan dan berganti-ganti. Proses menulangnya vertebrae dan tulang
panjang berasal dari tiga buah pusat, jadi tidak seperti pada reptilian menulangnya
vertebrae dan tulang panjang berasal dari satu pusat proses penulangan. Sudah cukup
banyak ditemukan fosil-fosil yang menunjuk kepada karnivora, ikan paus, gajah,
kuda dan unta (Mukayat, 1990).

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Mamalia kali ini, antara lain:
1. Praktikan mengenal beberapa anggota Classis Mamalia.
2. Praktikan mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan klasifikasi
anggota Classis Mamalia.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Taksa mamalia adalah kelompok satwa yang memiliki ciri utama menyusui dan
melahirkan anaknya. Berdasarkan berat badan dewasa, mamalia dibagi menjadi dua
ketegori yaitu mamalia kecil < 5 kg dan mamalia besar dengan berat > 5 kg. Mamalia
memiliki peran yang penting dalam ekosistem antara lain sebagai penyubur tanah,
penyerbuk bunga, pemencar biji, serta pengendali hama secara biologi. Peran tersebut
tidak terlepas dari sifat dan karakteristik pakan yaitu kelompok herbivora, insektivora,
karnivora dan omnivora (Sulistyadi, 2017).
Hewan mamalia melakukan fertilisasi internal, perkembangan embrio terjadi di
dalam uterus, dengan lama masa kandungan yang bervariasi tergantung pada jenis
hewannya, seperti pada kelinci masa kehamilannya sekitar 30 hari. Mamalia yang lebih
tinggi tingkatannya, zigot yang berkembang menjadi embrio dan kemudian tumbuh
menjadi fetus tinggal dalam uterus untuk waktu yang lebih lama.Sistem sirkulasi dan
nutrisinya dihubungkan melalui plasenta yang mengangkut nutrisi dari tubuh induknya
(Yanthi, 2010).
Ciri-ciri khusus dari kelas mamalia adalah tubuhnya biasanya diliputi bulu atau
rambut yang lepas secara periodic, kulitnya banyak mengandung kelenjar, yaitu kelenjar
sebacius, keringat, bau dan susu. Cranium atau tempurung kepala memiliki occipitale
condyle, tulang lehernya biasanya terdiri atas 7 ruas, ekor biasanya panjang dan dapat
digerak-gerakkan. Memiliki empat anggota atau kaki (kecuali anjing laut dan singa laut
tidak memiliki kaki belakang, masing-masing kaki memiliki kurang lebih 5 jari yang
bermacam-macam yang disesuaikan dengan keperluan berjalan, lari, memanjat,
membuat lubang, berenang atau meloncat, jari-jari berkait tanduk atau berkuku atau
berteracak dengan bantalan-bantalan daging. Jantung sempurna terbagi atas empat
ruangan (dua auricular, dua ventricular), pernapasannya hanya dengan paru-paru. Laring
mempunyai tali suara, memiliki vesica urinaria dan hasil ekskresi berupa cairan urine
(Jenkins, 2002).
Gigi mamalia umumnya terbagi menjadi empat tipe yaitu gigi seri, taring,
premolar, dan molar. Dibanding dengan kondisi vertebrata lainnya, jumlah tengkorak
mammalia banyak yang tereduksi. Ada 2 kondil oksipital. Vertebrae servikal biasnaya 7
buah. Dalam sabuk pektoral tidak terdapat tulang korakoid, dan klaviku la vestigial atau
tidak ada sama sekali. Ekor jika ada, panjang dan dapat digerakkan. Ada 3 buah osikel
auditori, yaitu malleus, inkus, dan stapes. Akhir organ pendengaran (koklea) berstruktur
sangat kompleks dan sedikit banyak bergelung. Pada telinga terdapat suatu auditori
eksternal dan pinna (teling luar) pada tiap sisi lateral kepala (Brotowidjoyo, 1990).
Mamalia membentuk kelompok kompleks sekitar 5.300 spesies dibagi dalam
Prototheria (monotremes), Metatheria (marsupial) dan Eutheria (biasanya disebut
plasenta mamalia). Eutheria selanjutnya dibagi dalam 4 kelompok, yaitu Xenarthra
(misalnya Armadillo dan sloth), Afrotheria (misalnya gajah dan hyrax batu),
Laurasiatheria (misalnya kuda dan shrew) dan Euarchontoglires (misalnya manusia dan
tikus) (Bianchetti el al., 2015). Tiga kelompok mamalia utama antara lain kemungkinan
Allotheria (Gondwanatheria) yang spesiesnya sebagian besar ditemukan di Contamanak
dan di SantaRosa (Amerika). Kelompok kedua yaitu Metatheria serta yang ketiga adalah
Eutheria (Antoine et al., 2017).
Kelas mamalia dikelompokkan menjadi dua sub kelas yaitu Protheria dengan
ordo Monotremata dan sub kelas Theria yang mempunyai 17 ordo seperti Rodentia,
Chiroptera, Marsupialia, Insectivora dan lain-lain. Anggota gerak mammalia sangat
beradaptasi dengan bentuk kehidupan dan habitatnya masing-masing, sehingga tipe
gerak hewan mammalia dapat dibedakan menjadi cursorial (pelari cepat seperti rusa),
saltorial (pelompat seperti kangguru), plantigrade (berjalan di atas tanah seperti
beruang), fossorial (hidup pada lubang), swimming (aquatis). Kelompok hewan
mammalia dapat ditemukan pada berbagai tipe habitat, mulai dari hutan primer, hutan
sekunder, laut, sungai, desa hingga perkotaan (Carleton, 1984).
Rodentia termasuk golongan binatang yang terkecil di antara mamalia lain,
sehingga mereka merupakan pemangsa bagi banyak binatang yang lebih besar. Tikus
merupakan hewan yang aktif pada malam hari (nocturnal). Tikus dan mencit merupakan
hewan yang sukar dijumpai pada siang hari dan hanya dapat dijumpai pada malam hari
saja. Hewan ini sangat lincah karena badannya yang kecil. Tikus dan mencit ini
mempunyai ekor yang panjang dan kadang-kadang panjang ekornya melebihi panjang
dari badannya. Mempunyai kaki yang pendek, antara pergelangan dengan telapak. Jari
kaki dan tangannya sukar dibedakan. Tulang ekornya tegang serta tubuhnya ditutupi
oleh bulu atau rambut yang sangat halus. Karena mamalia mempunyai kelenjar bau
makanya menjadi busuk (Jenkins, 2002).
Rodentia dibagi kepada tiga subordo berdasarkan bentuk rahang dan penyatuan
struktur tengkoraknya, yaitu Sciuromorpha dengan famili Muridae, Gliridae,
Selevinidae, Zapodidae, dan Dipodidae, dan Hystricomorpha dengan famili lainnya.
Walaupun ketiga ordo ini sampai sekarang masih sering digunakan beberapa penelitian
mengindikasikan bahwa sistematika dari Rodentia adalah lebih kompleks. Dengan 29
famili yang hidup, 380 genera, dan 1687 species mempunyai anggota yang jauh lebih
banyak dari mamalia lainnya (Nowak, 1983).
Ordo Chiroptera dibagi kedalam dua subordo yaitu Megachiroptera dan
Microchiroptera. Megachiroptera terdiri dari satu family yaitu famili Pretropodidae,
sedangkan Microchiroptera dibagi menjadi 19 famili, 175 genera, dan 942 spesies.
Rodentia dikelompokkan menjadi 29 famili yang hidup, 380 genera, dan 1.687 spesies.
Rodentia mempunyai anggota yang jauh lebih banyak dari mamalia lainnya. Secara
tradisional Rodentia telah dibagi kepada tiga subordo berdasarkan bentuk rahang dan
penyatuan struktur tengkoraknya, yaitu Sciuromorpha dengan famili Muridae, Gliridae,
Selevinidae, Zapodidae, dan Dipodidae, dan Hystricomorpha dengan famili lainnya
(Corbert & Hill, 1992).
Marsupialia (hewan berkantung), mamalia yang memilki kandungan ganda,
melahirkan anak yang perkembangannya masih sangat kurang lengkap dan juga
ukurannya sangat kecil serta masih lama menempel pada puting induknya. Marsupialia,
baik yang sekarang masih hidup maupun yang sudah menjadi fosil, tergolong infrakelas
Metatheria yang bersama dengan Eutheria (mamalia sejati). Infra kelas mamalia yang
masih hidup dan yang masih tersisa adalah Prototheria hanya mencangkup
monotremata (hewan kloaka) atau mamalia (hewan menyusui) yang bertelur (platypus)
(Mahrus, 2005).
Marsupialia merupakan satu-satunya ordo Metatheria dan karena itu disebut
juga Didelphia. Pada semua marsupialia saluran urine (ureter) yang berjalan dari ginjal
ke kantung urine, membagi alat-alat kelamin yang sedang berkembang sehingga pada
betina dewasa baik kandungan maupun vagina (penyalur pengangkatan spermatozoa
yang akan membuahi), merupakan struktur ganda. Pada marsupialia jantan, kedua
penyalur sperma yang akan menghantarkan spermatozoa dari testis ke alat kopulasi
(penis), terletak di luar saluran urine sedangkan pada mamalia sejati (theria) terletak
diantara saluran-saluran urine. Ciri-ciri organ untuk berkembang biak merupakan satu-
satunya cara pasti untuk membedakan antara marsupialia dan mamalia sejati. Sebelum
perbedaan ini diketahui beberapa diantara marsupialia yang dewasa ini masih hidup
digolongkan mamalia sejati. Kantung yang telah memberi nama kepada hewan
berkantung, sebenarnya bukan merupakan ciri mutlak, bahkan bukan suatu ciri umum
kelompok ini. Kantung ini misalnya sama sekali tidak ada pada marsupialia primitif.
Beberapa fosil yang kini dianggap mamalia yang dinaggap suatu infra kelas yang
diragukan, mungkin juga merupakan marsupialia tetapi oleh karena fosil yang tersimpan
dan masih utuh organ-organnya untuk berkembang baik mungkin tidak dapat ditemukan
hingga harus menggunakan ciri-ciri anatomis lain (Veevers & Carter, 1978).
Ordo Monotremata merupakan satu-satunya Mamalia yang berkembang biak
dengan cara bertelur (ovipar). Contoh Ordo Monotremata yang terkenal adalah nokdiak
atau landak irian (Zaglossus bruijni) dari indonesia dan Platypus sp. dari Australia
(Maniam, 2012). Ordo primata adalah kelompok yang di dalamnya beranggotakan
hewan yang cerdas termasuk manusia. Kata Primata berasal dari kata latin Primates,
berarti salah satu yang pertama. Linnaeus menempatkan manusia ke dalam Ordo
Primata bersama hewan lain yang memiliki banyak kesamaan misalnya kera (Artaria,
2016).
Primata berarti “yang utama” dalam bahasa latin, adalah hewan yang hidup di
daerah tropis. Primata umumnya adalah hewan arboreal, akan tetapi beberapa
beradaptasi hidup terrestrial seperti lemur dan babun. Satu-satunya primata yang bipedal
sempurna adalah manusia. Kebanyakan primata omnivora, umumnya memakan buah,
kuncup dan serangga lunak. Akan tetapi ada yang herbivora seperti gorilla dan
insectivora seperti tarsius. Kebanyakan perimata pentadactyl, dengan digiti yang
prehensil dan pollex dan(atau) hallux opposable. Akibatnya primata memiliki jari yang
cekatan untuk menggenggam dan memanipulasi benda. Terdapat pula kuku di seluruh
jari. Umumnya penciuman pada primata kurang berkembang, akan tetapi memiliki
pengelihatan yang tajam dengan bidang pandang yang tumpang tindih antara kedua
mata mengakibatkan adanya persepsi kedalaman (stereoskopik) (Martin et al, 2011).
Ordo artiodactyla adalah hewan berteracak genap, terbagi menjadi tiga subordo:
Suiformes yang memiliki lambung sederhana dan tidak memamah biak. Tylopoda
dengan lambung ber-ruang tiga. Ruminantia dengan lambung ber-ruang 4 dan
kebanyakan diantaranya cursorial. Keanekaragamannya saat ini jauh melebihi
Perissodactyla yang semakin langka. Karena sistem pencernaanya yang kompleks, maka
mampu mencerna makanan dengan nutrisi rendah.Memiliki kaki paraxonic, memiliki
simetri diantara jari ketiga dan keempat. Memiliki tanduk dengan inti tulang atau
ranggah. Memiliki gigi molar bunodont atau selenodont. Artiodactyla terdapat di setiap
benua kecuali Australi dan Antarctica. (Vaughan et al, 2011).
Ordo perissodactyla adalah hewan berteracak berjari ganjil, merupakan hewan
peramban dan perumput. Memiliki tengkorak yang tebal dan badan yang besar.
Herbivora dengan gigi molar besar dan sisi occlusal yang tajam untuk merobek
dedaunan. Hidup di daerah tropis dansubtropis Africa, Asia dan Amerika. Memiliki kaki
yang bersimetri di jari tengah yang besar. Memiliki tipe gigi hypsodont dan lophodont
pada kuda dan brachyodont pada tapir. Karena tumbuhan memiliki sedikit protein dan
lemak, maka Perissodactyla memiliki lambung sederhana dan cecum yang besar untuk
memfermentasikan selulosa agar dapat dicerna. Selain itu proses fermentasi terjadi pula
di usus besar. Berbeda dengan artiodactyla, perissodactyla memenuhi kebutuhannya
dengan strategi untuk menjelajah area luas untuk menemukan vegetasi yang lebat
dimana artiodactyla berstrategi untuk bertahan hidup di lahan bernutrisi rendah. Pada
badak, cula terdiri dari kulit yang mengalami keratinisasi dengan adanya tonjolan bony
core (Vaughan et al, 2011).
Ordo carnivora adalah hewan predator terrestrial atau akuatik yang sebagian
besar makanannya adalah hewan lain. Karakteristik dari kelompok ini adalah, adaptasi
untuk menemukan, menangkap, membunuh dan memakan mangsangya tanpa terluka.
Carnivora memiliki gigi caninus yang besar, terdapat gigi premolar keempat dan molar
pertama yang mengalami modifikasi untuk memotong dan merobek(carnassial).
Memiliki otot wajah yang kuat dan rahang yang bersengsel. Cranium berat dengan arcus
zygomaticu yang besar. Memiliki bagian sagittal crest yang besar. Karena makanannya
berupa daging yang mudah dicerna, maka carnivora memiliki sistem pencernaan yang
relatif sederhana (Feldhamer, 2007).
Ordo pholidota yang dalam bahasa lain “berisisik” merupakan hewan darat yang
memakan semut dan rayap, melalui adaptasi dengan cranium yang memanjang dan
mengkerucut serta lidah vermiform yang lengket. Lidah ini melekat pada xiphoid
process pada sternum. Hidup terrestrial dan beberapa lainnya arboreal dengan ekor yang
semiprehensil. Sama sekali tidak memiliki gigi, dengan cakar yang besar dan
melengkung untuk merusak sarang semut. Memiliki sisik dari epidermis yang
terkeratisinisasi mentupi seluruh tubuh kecuali bagian ventral, wajah dan bagian dalam
tungkai (Vaughan et al, 2011).
Ordo chiroptera dalam bahasa latin berarti “sayap-tangan”, adalah satu-satunya
kelompok hewan mammal yang dapat terbang dengan sempurna. Umumnya kelelawar
adalah hewan insectivora, akan tetapi ada pula yang memakan buah, nektar, pollen, ikan
dan darah. Kebanyakan kelelawar adalah hewan nokturnal, bernavigasi di daerah gelap
enggunakan echolokasi menggunakan suara ultrasonik melalui hidung atau mulut
kemudian ditangkap lagidengan kuping. Tungkai depan termodifikasi menjadi sayap,
terdapat selaput kulit yang membantu dalam terbang bernama Patagium mulai dari
pundak ke pergelangan tangan, antara jari, dari jari ke tungkai belakang dan antara
tungkai belakang ke ekor bila ada. Pada microchiroptera pada pinggir dalam terdapat
pemanjangan lobus daging di pinna bernama tragus. Sedangkan pada isi luar terdapat
antitragus bagi microchiroptera yang tidak memiliki tragus. Pada microchiroptera daun
hidung cenderung berornamentasi membentuk struktur kompleks (Martin et al, 2011).
Ordo cetacea sangat khas dibandingkan dengan kelompok lain karena hidupnya
yang full akuatik. Tersebar di seluruh lautan di dunia dan beberapa danau dan sungai.
Cetacea terbagi menjadi: Odontoceti, berigi dan tengkorak asimetri, memiliki satu
blowhole(lubang hidung). Mysticeti, tidak bergigi, memiliki baleen, tengkorak simetris
dan memiliki dua blowhole. Bentuk tubuh seperti torpedo, tungkai depan termodifikasi
menjadi flipper, tidak ada tungkai belakang dan umumnya terdapat sirip dorsal. Cetacea
tidak memiliki rambut kecuali saat pada fase embrionik, beberapa anggota mysticeti
memiliki rambut sensoris disekitar mulut. Cetacea tidak memiliki kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea. Memiliki lapisan lemak dibawah kulit untuk regulasi panas, bahkan
tulangnya pun diisi oleh lemak. Memiliki mata untuk melihat dibawah air, memiliki
indra penciuman yang buruk akan tetapi memiliki pendengaran yang baik berguna
dalam komunikasinya (Nowak, 1999).
Ordo sirenia termasuk di dalamnya dugong, manatee dan sapi laut adalah
kelompok hewan mammal akuatik yang hidup di perairan pesisir, terkadang masuk ke
perarian air tawar. Tubuhnya masif, berbentuk fusiform dengan tungkai depan seperti
dayung tanpa adanya tungkai belakang ataupun sirip dorsal. Tengkoraknya berat dan
padat. Hanya memiliki gigi molar dan terkadang incisivus, tidak ada caninus kecuali
pada jenis fossil. Kulitnya tebal, kuatdan hanya memiliki rambut sensoris di dekat bibir.
Kepalanya membulat, mulut kecil dan moncong datar. Glandula mammae berada di
bagian pectoral, testes abdominal. Nostril berkatup, mata dapat melihat di bawah air.
Sirenian hidup soliter, berpasangan ataupun berkelompok kecil. Mereka memakan
vegetasi air yang bermacam-macam yang hidup di pinggir perairan dangkal (Nowak,
1999).
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara Mammalia adalah bak


preparat, pinset, kaca pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, sarung
tangan (gloves), masker dan alat tulis.
Bahan-bahan yang digunakan adalah beberapa spesimen hewan Mammalia.

B. Metode

Metode yang dilakukan dalam praktikum antara lain:


1. Mengamati, menggambar, dan mendeskripsikan karakter pada spesimen yang
diamati.
2. Mengidentifikasi spesimen dengan kunci identifikasi.
3. Membuat kunci identifikasi sederhana berdasarkan karakter spesimen yang
diamati.
4. Membuat laporan sementara dari hasil praktikum.

DAFTAR REFERENSI

Antoine, P. O., Salas-Gismondi, R., Pujos, F., Ganerød, M., & Marivaux, L., 2017.
Western Amazonia as a hotspot of mammalian biodiversity throughout the
Cenozoic. Journal of Mammalian Evolution, 24(1), pp. 5-17.
Artaria, M.D., 2016. Metode, Teknik & Aplikasi dalam Antropologi Dental. Proceeding
Kongres Nasional Tahunan Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia, Surabaya.

Bianchetti, L., Tarabay, Y., Lecompte, O., Stote, R., Poch, O., Dejaegere, A., & Viville,
S., 2015. Tex19 and Sectm1 concordant molecular phylogenies support co-
evolution of both eutherian-specific genes. BMC evolutionary biology, 15(1), pp.
222.

Brotowidjoyo, D.M., 1990. Biologi Dasar. Erlangga. Jakarta.

Carleton, M. D., 1984. Introduction to rodents. Pp. 255-265 in Anderson, S. and J. K.


Jones, Jr. (eds). Orders and Families of Recent Mammals of the World. John
Wiley and Sons, New York.

Corbert, G.B. & Hill, J.E., 1992. The Mamals of the indomalayan region a sistematic
review. Nat, Mist, Mus, Publa and oxfor unive press.

Feldhamer, G. A., Lee, C. D., Stephen, H. V., Joseph, F. M., Carey, K., 2007.
Mammalogy: Adaptation, Diversity, Ecology 3rd Ed.. Baltimore : Jhons Hopkins
University Press.

Jenkins, B., 2002. Learning Mamals Frought Latest Portfolio Theory and Practice. New
Delhi : Dominant Publishers and Distributors.

Mahrus, A.F. & Supriatna, J., 2005. Konservasi Islam dalam Islam. Yayasa Obor
Indonesia. Jakarta.

Maniam, M.B.S., Yusa., 2012. Anvanced Learning Biology 2B for Grade XI Senior
High School. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Martin, R. E., Ronald, H. P., Anthony F. D., 2011. A Manual of Mammalogy: With Keys
to Families of the World 3rd Ed. Illinois: Waveland Press.

Mukayat, D., 1990. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Erlangga.

Nowak, R.M. & Pardiso, J. L., 1983. Walkers Mamals of the World. The jhons hopkins
university press Baltimore. London.

Nowak, R. M., 1999. Walker's Mammals of the World: Volume II 6th Ed.. Baltimore :
Jhons Hopkins University Press.

Radiopoetro.,1996. Zoologi. Jakarta : Erlangga

Vaughan, T., James, R., Nicholas C., 2011. Mammalogy 5th Ed.. Sudbury: Jones and
Bartlett Publisher.

Veevers & Carter., 1978. Mamalia Darat Indonesia Eisi Bahasa Indonesia. PT
Intermas. Jakarta

Sulistyadi, E., 2017. Karakteristik Komunitas Mamalia Besar di Taman Nasional Bali
Barat (TNBB). ZOO INDONESIA, 25(2).

Yanthi., 2010. Mamalia. Bandung : Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai