Anda di halaman 1dari 11

ANATOMI MERPATI (Columba domestica)

Oleh :
Nama : Anisyah Adhi Nuraini
NIM : B1A018093
Rombongan : B2
Kelompok :5
Asisten : Sharon Hillary

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Aves termasuk dalam Class Aves, sub Phylum Vertebrata dan masuk ke
dalam Phylum Chordata, yang diturunkan dari hewan berkaki dua. Aves dibagi
dalam 29 ordo yang terdiri dari 158 famili, merupakan salah satu di antara kelas
hewan bertulang belakang. Aves berdarah panas dan berkembangbiak melalui
telur. Tubuhnya tertutup bulu dan memiliki bermacam-macam adaptasi untuk
terbang. Aves memiliki pertukaran zat yang cepat karena terbang memerlukan
banyak energi. Suhu tubuhnya tinggi dan tetap sehingga kebutuhan makanannya
banyak (Darmawan, 2006).
Burung merpati (Columba domestica) merupakan salah satu Aves yang
dekat dengan manusia. Selain dipelihara untuk kesenangan, burung merpati juga
dikonsumsi (Sahara et al., 2015). Burung merpati adalah anggota kelompok
hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap yang
mayoritas aktivitasnya adalah terbang di udara. Burung merpati mempunyai
beberapa kelebihan dibandingkan dengan jenis burung lainnya, yaitu mampu
mengingat lokasi dengan baik serta mampu terbang hingga sekitar 65 – 80
km/jam, dan dalam satu hari mampu terbang sejauh sekitar 965 km (Sutedjo,
1998).
Burung merpati digunakan sebagai preparat dalam praktikum untuk
mewakili Class aves. Selain itu, burung merpati mudah ditemukan dan banyak
berada di alam. Morfologi luar burung juga mudah diamati. Organ bagian
dalamnya juga mudah dilihat dan dibedakan
B. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah mengetahui anatomi dan morfologi
Merpati (Columba domestica).
II. MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah burung merpati
(Columba domestica)
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah gunting bedah, baki
preparat, dan pinset.
B. Cara kerja
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Burung merpati dibius dengan menggunakan kloroform sampai mati lemas.
2. Sebelum pembedahan dilakukan, pertama-tama bulu-bulu pada daerah dada,
perut, dan leher dibasahi dan dibersihkan dengan menggunakan air.
3. Pembedahan dimulai dengan melepaskan kulit yang membalut daerah dada,
tembolok, dan leher terlebih dahulu. Di daerah tersebut terdapat otot yaitu
carina sterni dan basii sterni. Pembedahan dilakukan pada bagian sepanjang
carina sterni.
4. Pembedahan dilanjutkan pada daerah perut, pengguntingan dimulai dari
depan kloaka menuju ke depan ke sebelah kiri dan kanan basi sternum,
dengan memotong rusuk-rusuk sampai ke tulang furcula.
5. Untuk mengamati sistem pencernaan, dilakukan dengan melepaskan organ-
organ dari rongga perut yaitu dengan menggunting ujung dari lambung
bagian anterior dan pangkal dari rectum.
6. Semua organ-organnya diamati dan digambar kemudian diberi keterangan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
B. Pembahasan
Klasifikasi dari merpati menurut Jasin (1989) yaitu :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Aves
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Columba
Species : Columba domestica
Burung merpati termasuk hewan bertulang belakang dan berdarah panas.
Suhu tubuhnya sekitar 41oC, bentuk tubuhnya sesuai untuk kehidupan udara
maupun darat karena memiliki sayap yang panjang untuk terbang dan kaku yang
sesuai untuk berjalan dan bertengger tanpa kesulitan. Lehernya panjang dan
fleksibel, kepala besar sehingga memberikan kapasitas bagi otak yang besar,
tubuhnya kompak, kaku dan bagian vitalnya terlindung dengan baik dari serangan
musuh. Salah satu ciri yang membedakan burung merpati dengan unggas lainnya
adalah merpati dapat menghasilkan crop milk atau susu tembolok yaitu suatu
cairan yang berwarna krem menyerupai air susu yang dikeluarkan dari tembolok
induk jantan maupun betina (Levi, 1945). Karakter khusus merpati lainnya adalah
merpati mampu melihat dan mengenali dengan baik setiap bentang alam yang
mereka lewati. Hal ini yang menyebabkan merpati dapat mengingat jalan pulang
(Zeboa et al., 2016).
Tubuh burung merpati (Columba domestica) di bedakan atas caput, cervix,
truncus dan cauda. Sepasang extrimitas exterior merupakan sayap yang terlipat
sepertihuruf Z saat tidak terbang. Extrimitas posterior berupa kaki, otot, daging,
dan paha yang kuat, sedangkan bagian bawahnya bersisik dan bercakar (Jasin,
1989). Perbedaan morfologi antara jantan dan betina adalah apabila
bentuk leher merpati agak menyempit ditengah maka itu adalah merpati betina.
Warna bulu leher merpati jantan lebih berkilau dibanding merpati betina.
Perbedaan lainnya adalah jantan dapat mengeluarkan suara (bekur) sedangkan
betina tidak bersuara (Kadri et al., 2016).
Urophygium bagian dorsal burung merpati terdapat kelenjar minyak yang
disebut glandulaurophygialis yang berfungsi meminyaki bulu-bulu burung
merpati. Bulu burung merpati menurut susunan anatominya dibagi atas pertama
plumae yaitu bulu yang sempurna, kedua plumulae yaitu berbentuk berbentuk
hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail, dan ketiga filoplumae
yaitu bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh.Ujungnya bercabang-
cabang pendek dan halus. Menurut letaknya bulu-bulu burung merpati dapat
digolongkan atas pertama remiges yaitu bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi
remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal
pada metacarpalia dan remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada
radial ulna, kedua rectrices yaitu bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya
simetris dan berfungsi sebagai kemudi dan ketiga tectrices yaitu bulu yang
menutupi badan (Radiopoetro, 1977).
Otot daging extrimitas berkembang menjadi besar, berhubung aktivitas
gerak yang cepat. Gerak sayap pada waktu terbang dilakukan oleh musculus
pectoralis yang terdapat pada dada, berupa otot daging putih. Dibedakan atas:
musculus pectoralis mayor yang terletak di sebelah luar, dan muscullus pectoralis
minor yang terletak sebelah dalam. Kedua ujung otot dada terikat di carina atau
sterni, sedang ujung lain terikat pada kepala humerus dari sayap di sebelah ventro
lateral (Jasin, 1992).
Adaptasi burung yang paling jelas untuk terbang adalah sayap dan
bulunya. Bulu terbuat dari protein β-keratin, yang juga ditemukan pada sisik
reptil-reptil lain. Bentuk dan susunan bulu membentuk sayap menjadi airfoil yaitu
permukaan yang menghasilkan gaya angkat di udara, hal tersebut
mengilustrasikan beberapa prinsip yang sama dengan aerodinamika sayap
pesawat terbang. Daya untuk mengepakkan sayap berasal dari kontraksi otot-otot
pectoral (dada) yang besardan tertambat pada sebuah taju di sternum (tulang lunas
dada). Beberapa jenis burung, misalnya elang dan rajawali, memiliki sayap yang
teradaptasi untukmelayang seiring aliran udara dan hanya perlu mengepakkan
sayap sesekali.Burung yang lain, termasuk kolobri, haris terus menerus
mengepakkan sayapnyaagar mengambang di udara. Salah satu burung tercepat
adalah wallet, yang dapatterbang hingga kecepatam 170 km/jam (Campbell et al.,
2012).
Otot daging dari femur (extrimitas posterior) pada prinsipnya untuk lari
dan menangkap. Otot pada kaki bawah pada telapak kaki adalah sedikit, sebagai
penyesuaian menghindari banyaknya panas yang hilang pada bagian yang tidak
berbulu. Gerak dari jari kaki dilakukan oleh tendon otot daging yang
bersambungdengan otot sebelah atasnya (Jasin, 1992).
Sistem sirkulasi pada merpati terdiri atas jantung (cor), dan pembuluh
darah. Menurut Jasin (1992), sistem sirkulasi pada merpati yang menjadi sentral
adalah cor, yang terletak ditengah-tengah, berbentuk kerucut, dilapisi oleh lapisan
pericardium. Terbagi atas 4 ruang yaitu atrium sinistrum dan atrium dextrum,
yang dipisahkan oleh septum atrium, ventriculum sinistrum, danventriculum
dextrum yang terpisah oleh septum ventriculum. Aves tidak terdapat lagi sinus
venosus.
.Sistem ekskresi pada merpati terdiri atas ginjal (ren), ureter, dan uretra.
Menurut Jasin (1992), sistem ekskresi pada aves berupa ren yang relatif besar,
berwarna merah coklat, tertutup oleh peritoneum. Tiap-tiap ren terbagi atas empat
lobi. Dari datataran ren sebelah ventral keluar ureter yang sempit menuju ke
caudal dan berakhir pada kloaka. Darah yang berasal dari arteri renalis akan
disaring secara filtrasi. Zat-zat yang tidak berguna dalam darah terutama berupa
ureum akan dibuang dalam proses filtrasi ini.
Sistem pencernaan Menurut Parchami & Dehkordi (2015), saluran
pencernaan pada burungterdiri dari paruh dan merupakan modifikasi dari gigi,
rongga mulut, pharynxyang berupa saluran pendek, oesophagus yang dibagian
tengahnya pada pangkalleher melebar menjadi tembolok yang merupakan tempat
penyimpanan sementaralalu menuju. Menurut Hildebrand (1983), truncus digesus
dari burung merpati (Columba domestica) terdiri dari cavum oris, dilanjutkan ke
faring yang pendek, kemudian oesophagus yang panjang dan terjadi perluasan
disebut crop, yaitu tempat sementara dari lambung yang akan dilanjutkan oleh
intestinum yang terbagi atas bagian yang halus. Usus halus terbagi menjadi tiga
bagian yaitu duodenum, jejenum, dan ileum (Zainuddin et al., 2016). Terakhir
adalah menuju rectum dan cloaca (Fingarman, 1969).
Sistem genitalia dari burung merpati jantan terdiri dari sepasang testis
yang berbentuk oval dan terletak di sebelah ventral dari lobus renis yang paling
cranial.Sepasang epididimis yang kecil dan terletak pada sisi dorsal testis, berupa
suatu saluranyang dilalui oleh spermatozoa dalam perjalanannya menuju ductus
defferens. Sepasangductus defferen yang berjalan ke cauda menyilangi ureter,
kemudian bermuara di kloaka sebelah lateral. Mesorchium, berjumlah sepasang
yang merupakan lipatan dari peritonium dan istem genitalia betina pada burung
hanya ada satu ovarium yaitu ovarium sebelah kiri saja (Radiopoetro, 1977).
IV. KESIMPULAN

Anatomi dan morfologi dari burung merpati adalah terdiri dari caput, cervix,

truncus dan cauda. Sepasang extrimitas exterior merupakan sayap yang terlipat seperti

huruf Z saat tidak terbang. Extrimitas posterior berupa kaki, otot, daging, dan paha

yang kuat, sedangkan bagian bawahnya bersisik dan bercakar.


DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A,, Jane, B. R., Urry, L. A., Michael, L. C., Steven, A.W., Peter, V.,
Minorsky & Robert, B. J., 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Erlangga:
Jakarta.
Darmawan, M. P., 2006. Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Tipe Habitat
di Hutan Lindung Gunung Lumut Kalimantan Timur. Bogor: Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian.
Fingarman, M., 1969. Animal Biodiversity. USA: Holt Reihart & Winson.
Hildebrand, M., 1995. Analysis of Vertebrate Structure. 4 th edition. New York: John
Wiley & Sons, Inc.
Jasin, M,. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Surabaya: Sinar
Wijaya,
Jasin, M., 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.
Kadri, M. H. M., Septinova, D. & Riyanti, R., 2016. Karakteristik dan Perilaku Merpati
Tinggi Lokal Jantan dan Betina. jurnal ilmiah Peternakan Terpadu, 4(2), pp.
156-160.
Levi, M. W., 1945. The Pigeon 2nded. California: The R. L. Bryan Company.
Parchami, A., & Dehkordi, R. A., 2011. Lingual Structure in the Domestic Pigeon
(Columba domestica): A Light and Scanning Electron MicroscopicStudy. World
Applied Sciences Journal, 12(9), pp. 1517-1522.
Radiopoetro., 1977. Zoology. Jakarta: Erlangga.
Sahara, A., Prastowo, J., Widodo, D., Rohayati, E., & Widyarini, S., 2013. Identifikasi
Cacing Trematoda dan Gambaran Patolog Ginjal Burung Merpati yang
Terinfeksi. Jurnal Veteriner, 14(4), pp. 402-407.
Sutejdo., 1998. Merpati Balap. Jakarta: Penebar Swadaya.
Zainuddin, Z., Masyita, D., Sarayulis, S., Jalaluddin, M., Rahmi, E. & Nasution, I.,
2016. Gambaran Histologi Kelenjar Intestinal Pada Duodenum Ayam Kampung
(Gallus domesticus), Merpati (Columba domesticus) dan Bebek (Anser anser
domesticus). Jurnal Medika Veterinaria, 10(1), pp. 9-11.
Zebua, F. E., Riyanti, R. & Kurtini, T., 2016. Perbedaan Karakteristik Tubuh Merpati
Tinggi Jantan dan Merpati Balap Jantan Lokal. Jurnal Ilmiah Peternakan
Terpadu, 4(3), pp. 244-248.

Anda mungkin juga menyukai