Oleh :
A. Latar Belakang
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan
waktu tertentu. Contoh populasi dari komunitas sungai dapat berupa populasi rumput,
populasi ikan, populasi kepiting, popuasi kerang, populasi sumpil, dan lain-lain. Selain
itu populasi dapat diartikan bahwa populasi merupakan kumpulan individu sejenis yang
berinteraksi pada tempat dan waktu yang sama. Berbagai populasi dari spesies yang
berbeda dan hidup bersama disebut komunitas. Satu kelompok yang memiliki ciri khas
tertentu dan terdiri dari beberapa komunitas yang berbeda dikenal dengan ekosistem
(Nurhamiyawan et al., 2013). Menurut Soetjipta (1992), populasi adalah kumpulan
kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu
bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki
berbagai karakteristik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan
bukan karakteristik individu dalam kelompok itu. Antara populasi yang satu dengan
populasi lain selalu terjadi interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
komunitasnya (Sativani, 2010). Bertambahnya anggota populasi menyebabkan kepadatan
populasi bertambah sehingga antar individu harus bersaing untuk mencukupi kebutuhan
hidup masing-masing (Nurhamiyawan et al., 2013).
Variasi intra populasi adalah keragaman suatu individu didalam suatu populasi.
Secara garis besar, ada dua penyebab terjadinya variasi, yaitu faktor non genetik dan
genetik. Variasi non genetik dapat terjadi karena adanya variasi umur, variasi musiman
pada suatu individu, variasi musiman pada beberapa keturunan, variasi sosial, variasi
habitat, variasi karena induksi kondisi iklim temporer, variasi yang ditentukan oleh inang,
variasi tergantung kepadatan, variasi allometrik, variasi neurogenik, variasi traumatik dan
variasi induksi parasit serta perubahan pasca kematian. Variasi genetik terjadi karena
adanya seksual dimorfisme seperti perbedaan seks primer dan seks sekunder,
gynadromorfi dan interseks, strain seksual dan uniparental serta variasi kontinyu dan
variasi diskontinyu (Tenzer, 2003).
Populasi tersusun dari kebanyakan hewan terdiri atas beberapa phena yang
berbeda, sebagai hasil beberapa proses seperti variasi umur, variasi seksual, variasi
musiman, polimorfisme dan sebagainya. Spesies sibling adalah spesies yang secara
morfologi sama tetapi pada genetic, fisisologi, ekologi, reproduksi dan tingkah laku
sangat berbeda contohnya Bactrocera dorsalis dan B. carambolae. Phena merupakan
individu yang memiliki persamaan genotip tetapi morfologi fenotipnya berbeda.
Contohnya itik berbulu jantan (Anas boschas) dan itik berbulu betina (A. platyrhynchos).
Kegagalan mengenali variasi ini akan berakibat pada kesalahan dalam penentuan suatu
spesies dan kategori tertentu. Oleh karena itu, pemahaman mengenai variasi yang terjadi
pada populasi hewan sangat penting dalam taksonomi. Mekanisme isolasi yang mencegah
spesies berkerabatan dekat dan menghuni daerah geografi yang sama untuk kawin antara
satu dengan yang lain, dinamakan spesies simpatrik (Darbohoesodo, 1976).
Tujuan
A. Materi
Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, gloves, kaca pembesar,
mikroskop, kamera, alat tulis, software arlequin 3.5, dan komputer.
Bahan-bahan yang digunakan adalah berudu, berudu berkaki, katak berekor, katak
dewasa (Fejervarya cancrivora), jangkrik jantan dan betina (Gryllus sp.), koloni lebah
(Apis sp.), kadal jantan dan betina (Eutropis multifasciata), sequens nukleotida beberapa
spesies hewan, dan chloroform.
B. Metode
Metode yang dilakukan pada praktikum acara Variasi Intra Populasi anatra lain :
1. Tahapan hidup katak digambar atau diambil gambarnya dan didefinisikan jenis variasi
yang terjadi.
2. Kadal atau jangkrik jantan dan betina serta organ reproduksinya digambar atau diambil
gambarnya, serta didefinisikan jenis variasi yang terjadi.
3. Awetan koloni lebah diamati dan didefinisikan jenis variasi yang terjadi.
4. Polimorfisme dari ikan mas koki diamati dan didefinisikan jenis variasi yang terjadi.
DAFTAR REFERENSI
Evi, K.D., Soma, I G., & Wandia, I N. 2013. Diversitas genetik populasi monyet ekor
panjang di Mekori menggunakan marka molekul mikrosatelit. Indonesia
Medicus Veterinus 2(1), 43-57.
Inger, R.F. dan Iskandar, J. T. 2005. A Collection of Amphibians From West Sumatra
With Description of A New Species of Megrophys (Amphibia:Anura). The
Raffles Bulletin Zoology, 53: 133-142.
Mahardono, A. 1980. Anatomi Katak. Jakarta: PT Intermasa.
Nurhamiyawan, E. N. L., Prihandono, B., & Helmi. 2013. Analisis Dinamika
Model Kompetisi Dua Populasi yang Hidup Bersama di Titik
Kesetimbangan Tidak Terdefinisi. Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan
Terapannya (Bimaster), 2: 197-204.
Rahayu, S. E. & S. Handayani. 2010. Keragaman Genetik Pandan Asal Jawa Barat
Berdasarkan Penanda. Inter Simple Sequence Repeat. Makara, Sains, 1: 158-
162.
Sawitri, Reny & Mariana Takandjandji. 2014. Keragaman Genetik dan Situs Polimormik
Trenggiling (Manis javanica Desmarest, 1822) Di Penangkaran (Genetic
Diversity and Situs Polymorphic of Javan Pangolin in Captive Breeding).
Jurnal Penelitian Hutan dan Konserfasi Alam, V 11(10) pp. 1-11.
Soejipta. 1993. Ekologi Binatang. Jakarta: PPTLPT.
Tarroux, A., l Be, J., Gauthier2, G., dan Berteaux, D. 2012. The Marine Side of a
Terrestrial Carnivore: Intra-Population Variation in Use of Allochthonous
Resources by Arctic Foxes. PlosOne, 7: 1-11.
Tenzer, A. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang: Jurusan Biologi UM.