Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
: Hanifah Agani
: B1J013192
: IV
:1
: Ria Cahya Lani
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Morfometri adalah suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan
perubahan dalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi pengukuran
panjang dan analisis kerangka suatu organisme (Turan, 1998). Morfometri tradisional
atau morfometri sederhana adalah perbandingan antara univariate karakter meristik
dan morfometrik seperti panjang tubuh, lebar tubuh, dan tinggi tubuh yang mampu
mengidentifikasi perbedaan antar species. Kekurangannya dari morfometri sederhana
yaitu
seringkali
gagal
mengidentifikasi
perbedaan
antara
galur
populasi
(Darbohoesodo, 1976).
Teknik truss morphometrics merupakan salah satu upaya menggambarkan
bentuk udang dengan cara mengukur bagian-bagian dari tubuhnya atas dasar titiktitik patokan. Pengukuran karakter morfometrik dengan pola truss network
memberikan gambaran yang lebih menyeluruh. Metode ini menghasilkan
karakterisasi geometri bentuk tubuh udang secara lebih sistematik dan menunjukan
peningkatan kemampuan untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan bentuk tubuh
(Saanin, 1968).
Morfometri sederhana sejak lama telah digunakan untuk mendiferensiasi
beberapa populasi udang secara umum saja berdasarkan ukuran tubuh. Truss
morphometrics kemudian muncul sebagai suatu teknik baru yang mampu mengatasi
permasalahan metode morfometri sederhana (panjang total dan panjang standar, lebar
tubuh, dan sebagainya). Metode truss melibatkan pengukuran jarak antara homologi
selama tubuh tersebut terbentuk semenjak masa sel (Velasco et al., 1996). Metode
analisis morfologis tradisional yaitu perbandingan antara univariate karakter meristik
dan morfometrik seperti panjang tubuh, lebar tubuh, dan tinggi tubuh, yang mampu
mengidentifikasi perbedaan antar species, sering kali gagal mengidentifikasi
perbedaan antara galur atau populasi. Kelebihan dari metode truss morfometrics
adalah menentukan galur species dan menentukan hewan-hewan yang tidak punya
seksual dimorphisme (Darbohoesodo, 1976).
B. Tujuan
Tujuan praktikum acara morfometri vertebrata kali ini, antara lain :
1. Mengenali karakter morfologi hewan vertebrata yang penting digunakan sebagai
dasar identifikasi.
2. Melakukan analisis karakter morfologi hewan avertebrata secara meristik dan
morfometrik.
3. Menerapkan teknik morfometri sederhana dan truss morphometrics pada
berbagai hewan vertebrata.
tubuh
tersebut
berbeda-beda
tergantung
jenis
ikannya
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Actinopterigii
Ordo
: Cypriniformes
Famili
: Cyprinidae
Genus
: Barbonymus
Spesies
: Barbonymus gonionotus
Ikan ini memiliki bentuk badan agak panjang dan pipih dengan punggung
meninggi, kepala kecil, moncung meruncing, mulut kecil terletak pada ujung hidung,
sungut sangat kecil atau rudimenter. Di bawah garis rusuk terdapat sisik 5 buah dan
3-3 buah diantara garis rusuk dan permulaan sirip perut. Garis rusuknya sempurna
berjumlah antara 29-31 buah. Badan berwarna keperakan agak gelap di bagian
punggung. Terdapat tonjolan-tonjolan yang sangat kecil pada moncong. Sirip
punggung dan sirip ekor berwarna abu-abu atau kekuningan, sirip dada berwarna
kuning dan sirip dubur berwarna oranye terang. Ikan tawes yang sudah dewasa
panjangnya dapat mencapai 50 cm (Donthaisong, 2015).
2. Ular Jali (Ptyas mucosus)
Klasifikasi ular jali menurut Linnaeus (1758):
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Reptilia
Ordo
: Squamata
Famili
: Colubridae
Genus
: Ptyas
Spesies
: Ptyas mucosus
Ciri-ciri fisik ular ini yaitu tubuh bagian dorsal berwarna cokelat kekuningan
atau kehijauan (olive), terdapat garis-garis vertikal hitam pada bagian kepala (bibir)
dan belakang, tubuh bagian ventral berwarna putih, mata bulat, besar dan hitam. Ular
muda memiliki garis-garis terang pada bagian depan. Panjang ular ini dapat
mencapai 50 cm-250 cm. Habitat ular jali yaitu di darat (persawahan atau ladang).
Ular ini aktif pada siang hari (diurnal), mangsanya yaitu tikus, katak dan burung
(Prawirohartono, 1989).
Morfometri sederhana
PT
PS
TB
PK
PM
DM
PPSP
TSP
PSD
PSP
PBE
TBE
Keterangan :
194
148
66
35
9
9,125
28
35
32
22
25
23
1. PT (P. Total)
2. PS (P. Standar)
3. TB (T. Badan)
4. PK (P. Kepala)
5. PM (P.Moncong)
6. DM (Diameter
Mata)
7. PPSP (P. Pangkal
Sirip Punggung
Keterangan
Jari-jari keras sirip punggung
Jari-jari lunak sirip punggung
Sisik batang ekor
Sisik linea lateralis
Jumlah
1
7
5
30
1241
876
38
22
5,25
22
25
Keterangan
Rostral
Internasal
Prefrontal
Frontal
Supraocular
Parietal
Prenasal
Postnasal
Supralabial
Jumlah
1
2
2
1
2
2
2
2
14
No
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Keterangan
Infralabial
Mental
Preocular
Postocular
Temporal
Postmental
Chin shield
Loreal
Dorsal
Jumlah
8
1
2
4
8
2
4
6
14
Badan
Ekor
838
365
25
18
6
4
3
2
1
16
15
11
14
13
12
8
17
B. Pembahasan
digunakan pada praktikum kali ini yaitu ikan tawes (Barbonymus gonionotus) dan
ular jali (Ptyas mucosus). Perbedaan teknik morfometri ikan dan ular adalah pada
ikan bisa dilakukan dengan metode truss morphometrics sedangkan pada ular tidak.
Truss morphometrics adalah upaya untuk menggambarkan bentuk ikan
dengan cara mengukur bagian-bagian tubuh ikan atas dasar titik-titik patokan. Titik
truss pada tubuh ikan meliputi : (1) titik paling posterior dari rahang atas (maksila),
(2) titik paling posterior dari mata, (3) titik pangkal dari sirip abdomen, (4) titik
pangkal dari sirip dorsal, (5) titik pangkal sirip anal, (6) titik antara sirip keras dan
sirip lunak pada sirip dorsal, (7) titik ujung sirip anal, (8) titik ujung sirip dorsal, (9)
titik dorsal pangkal sirip caudal dan (10) titik ventral pangkal sirip caudal.
Berdasarkan pengukuran truss morphometrics ikan tawes (Barbonymus gonionotus)
yang telah dilakukan diperoleh jarak A1 (1-3) yaitu 25 mm. Jarak A2 (2-1) yaitu 17,5
mm. Jarak A3 (2-4) yaitu 63,25 mm. Jarak A4 (3-4) yaitu 67 mm. Jarak A5 (3-2)
yaitu 28 mm. Jarak A6 (4-1) yaitu 79 mm. Jarak B1 (3-5) yaitu 63 mm. Jarak B3 (46) yaitu 51 mm. Jarak B4 (5-6) yaitu 66 mm. Jarak B5 (5-4) yaitu 63,25 mm. Jarak
B6 (6-3) yaitu 109,75 mm. Jarak C1 (5-7) yaitu 22 mm. Jarak C3 (6-8) yaitu 19,25
mm. Jarak C4 (7-8) yaitu 46,5 mm. Jarak C5 (7-6) yaitu 52 mm. Jarak C6 (8-5) yaitu
67,25 mm. Jarak D1 (7-10) yaitu 63,25 mm. Jarak D3 (8-9) yaitu 32 mm. Jarak D4
(9-10) yaitu 27 mm. Jarak D5 (8-10) yaitu 22 mm. Jarak D6 (9-7) yaitu 96,25 mm.
Morfometri sederhana adalah perbandingan antara univariate karakter
meristik dan morfometrik seperti panjang tubuh, lebar tubuh, dan tinggi tubuh yang
mampu mengidentifikasi perbedaan antar spesies. Titik pengukuran morfometri
sederhana pada ikan yaitu panjang panjang total, panjang standar, tinggi badan,
panjang kepala, panjang moncong, diameter mata, panjang pangkal sirip punggung,
tinggi sirip punggung, panjang sirip dada, panjang sirip perut, panjang batang ekor
dan tinggi batang ekor. Sementara titik pengukuran morfometri sederhana pada ular
meliputi panjang total, panjang standar, panjang kepala, lebar kepala, diameter mata,
diameter badan dan jarak mata sampai pangkal kepala. Berdasarkan pengukuran pada
saat praktikum diperoleh data analisis karakter morfologi ikan tawes (Barbonymus
gonionotus) yaitu panjang total 194 mm, panjang standar 148 mm, tinggi badan 66
mm, panjang kepala 35 mm, panjang moncong 9 mm, diameter mata 9,125 mm,
panjang pangkal sirip punggung 28 mm, tinggi sirip punggung 35 mm, panjang sirip
dada 32 mm, panjang sirip perut 22 mm, panjang batang ekor 25 mm dan tinggi
batang ekor 23 mm. Sementara hasil analisis karakter morfologi ular jali (Ptyas
mucosus) yaitu panjang total 1241 mm, panjang standar 876 mm, panjang kepala 38
mm, lebar kepala 22 mm, diameter mata 5,25 mm, diameter badan 22 mm dan jarak
mata sampai pangkal kepala 25 mm.
Selain metode truss morphometrics dan metode sederhana, juga dilakukan
analisis karakter morfologi ikan dan ular secara meristik. Analisis karakter morfologi
secara meristik pada ikan tawes (Barbonymus gonionotus) meliputi jari-jari keras
sirip punggung berjumlah 1, jari-jari lunak sirip punggung berjumlah 7, sisik batang
ekor berjumlah 5 dan sisik linea lateralis berjumlah 30. Sementara analis karakter
morfologi ular jali (Ptyas mucosus) meliputi sisik rostral berjumlah 1, sisik
internasal berjumlah 2, sisik prefrontal berjumlah 2, sisik frontal berjumlah 1, sisik
supraocular berjumlah 2, sisik parietal berjumlah 2, sisik prenasal berjumlah 2, sisik
postnasal berjumlah 2, sisik supralabial berjumlah 14, sisik infralabial berjumlah 8,
sisik mental berjumlah 1, sisik preocular berjumlah 2, sisik postocular berjumlah 4,
sisik temporal berjumlah 8, sisik postmental berjumlah 2, chin shield berjumlah 4,
sisik loreal berjumlah 6 dan sisik dorsal berjumlah 14.
Pada praktikum kali ini sisik ular yang diamati yaitu sisik kepala. Sisik kepala
ular bermacam-macam antara lain sisik rostral, sisik internasal, sisik prefrontal, sisik
frontal, sisik supraocular, sisik parietal, sisik prenasal, sisik postnasal, sisik
supralabial, sisik infralabial, sisik mental, sisik preocular, sisik postocular, sisik
temporal, sisik postmental, chin shield, sisik loreal dan sisik dorsal. Fungsi sisik
kepala salah satunya adalah untuk membedakan spesies. Cara pengukuran sisik
dorsal pada ular ada tiga, yaitu secara sejajar, secara V dan secara zig-zag.
Rumus sirip pada ikan :
Jika jari-jari menyatu :
Jenis Sirip . Jari-jari keras (angka romawi) . Jari-jari lunak (angka biasa)
Misal : D. I. 7
Jari-jari lunak
Dorsal
Jari-jari keras
Sirip keras
Sirip lunak
DAFTAR REFERENSI
Darbohoesodo, R.B .1976. Penuntun Praktikum Taxonomi Avertebrata. Fakultas
Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Donthaisong, C., Patpicha A., Kulwadee S., Sattrachai P., Jutharat K., Sutee W.,
Apiporn S. & Smarn T. 2010. Reprint of Experimental infection of
Opisthorchis viverrini cercariae to thecyprinid fish, Barbonymus goninotus.
ActaTropica Vol 141: 253-257).
Haryono. 2001. Variasi Morfologi dan Morfometri Ikan Dokun (Puntius lateristriga)
di Sumatra. Biota VI (3): 109-116
Linnaeus, Carolus (1758). Systema naturae per regna tria naturae :secundum
classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis,
locis (in Latin) (10th ed.). Laurentius Salvius, Stockholm.
Prawirohartono. 1989. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta, Bogor.
Turan, C. 1998. A Note on The Examination of Morphometric Differentiation Among
Fish Populations: The Truss System. Journal of The University of Mustafa
Kemal, Faculty of Fisheries, Hatay-Turkey.
Tzeng, T-D., Chiu, C-S., Yeh, S-Y. 2000. Morphometric Variation in Red-spot Prawn
(Metapenaeopsis barbata) in Different Geographic Waters of Taiwan.
Institute of Oceanography, National Taiwan University, Taipei 106, Taiwan
ROC. Journal Fisheries Research 53: 211-217.
Velasco, R. R., M. J. R. Pante, J. M. Macaranas, C. C. Janagap and A. E. Eknath.
1996. Truss Morphometrics Characterization of Eight Strains of Nile Tilapia
(Oreochromis niloticus). The Third International Symposium on Tilapian in
Aquaculture, ICLARM conf. proc, 41-575.
Vitri, D. K., Dewi I. R. & Syaifullah. 2013. Analisis Morfologi Ikan Puntius
binotatus Valenciennes 1842 (Pisces: Cyprinidae) dari beberapa Lokasi di
Sumatera Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.) 1(2): 139143.