Anda di halaman 1dari 8

MORFOMETRI INVERTEBRATA DAN VERTEBRATA

Oleh :
Nama : Hayatun Nufus
NIM : B1A019048
Rombongan : IV
Kelompok :3
Asisten :

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Studi morfometrik merupakan kajian yang bersangkutan dengan variasi dan


perubahan bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme atau objek, meliputi
pengukuran panjang dan analisis kerangka secara kuantitatif. Metode morfometrik
sering digunakan untuk identifikasi populasi dengan seperangkat ukuran, variasi
bentuk, dan karakter yang berbeda. Studi morfometrik sering dibutuhkan karena
lebih mudah mendeterminasi populasi berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki,
juga dapat diketahui kisaran umum, serta jenis spesies yang di morfometrik (Kantun
et al., 2018). Pemahaman dasar tentang karakteristik morfometri berdasarkan pada
tiga aspek yaitu mengidentifikasi taksa yang sulit teridentifikasi seperti hibrida yang
tidak diketahui serta membedakan jenis kelamin dan spesies, menyelidiki bentuk-
bentuk kelompok atau spesies yang bermutasi, dan mengidentifikasi termasuk
mengklasifikasikan asosiasi biotipe (Park et al., 2015).

Bentuk morfologi dapat menggambarkan keragaman morfometri sehingga


memberikan informasi mengenai perbedaan kelompok populasi. Perbedaan
morfometrik dapat dijadikan sebagai evaluasi dari struktur populasi. Morfometrik
merupakan suatu metode pengukuran yang dapat menggambarkan struktur tubuh.
Karakter morfometrik digunakan untuk melihat hubungan antarspesies, termasuk
pada invertebrata seperti Rajungan dari kelas krustaceae. Kondisi lingkungan yang
berbeda menyebabkan bentuk adaptasi pada hewan seperti rajungan juga berbeda.
Hal ini diduga sebagai penyebab perbedaan karakter morfometrik Karakter
morfometrik yang berbeda disebabkan oleh adaptasi yang dilakukan oleh rajungan
akibat perubahan kondisi lingkungan baik habitat maupun makanan (Safira et al.,
2019)

Morfometri merupakan pengukuran yang meliputi ukuran panjang, berat, dari


skala kondisi fisik berdasarkan standar morfologi tubuh sesuai dengan fase hidup
hewan tersebut. Morfometri vertebrata merupakan pengukuran karakterisitik
morfometri pada hewan-hewan vertebrata. Vertebrata merupakan turunan kraniata
yang bertulang belakang. Hewan Vertebrata terbagi dalam lima kelas, meliputi
pisces, amfibi, reptil, aves dan mamalia. Vertebrata akuatik memperoleh sirip dorsal,
ventral, dan anal yang diperkuat oleh jari-jari sirip yang memberikan dorongan dan
kontrol arah saat berenang. Morfologi ini dapat diidentifikasi karakter morfometri
dan meristiknya (Campbell et al., 2012)
Morfometri dapat digunakan untuk mengidentifikasi keragaman fenotipe
pada suatu populasi. Keragaman fenotipe merupakan parameter kunci kebugaran
populasi yang menjamin keberlanjutannya dan kemampuan merespons secara pasif
seleksi alam ataupun buatan. Ragam fenotipe dapat memberikan gambaran status
kebugaran dari populasi. Semakin tinggi ragam fenotipe maka kemampuan ikan
beradaptasi pada lingkungan semakin tinggi sedangkan rendahnya ragam fenotipe
dapat menurunkan kemampuan adaptasi dan produktivitas (Radona et al., 2017).
Keragaman morfometrik dapat digambarkan dalam bentuk morfologi sehingga
memberikan informasi mengenai perbedaan kelompok populasi dalam suatu
perairan. Perbedaan morfometrik dapat dijadikan sebagai evaluasi dari struktur
populasi dalam mengidentifikasi suatu stok (Safira et al., 2019)

B. Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah:


1. Mengenali karakter morfologi hewan invertebrata dan vertebrata yang
penting digunakan sebagai dasar identifikasi.
2. Melakukan analisis karakter morfologi hewan invertebrata dan vertebrata
secara meristik dan morfometrik.
3. Menerapkan teknik morfometri sederhana pada hewan invertebrata dan
vertebrata.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Morfometrik merupakan ukuran bagian-bagian tertentu dari tubuh hewan


yang pengukurannya dilakukan dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan
badan. Karakter morfometrik yang sering diukur antara lain panjang total, panjang
baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan panjang sirip, dan diameter
mata. Karakter morfometrik baku yang terkonsentrasi pada ukuran-ukuran panjang
tinggi bagian kepala, badan dan ekor menghasilkan pola gambaran bentuk tubuh
yang cenderung bias. Meristrik merupakan perhitungan yang berkaitan dengan
jumlah bagian tubuh tertentu pada hewan, misalnya jumlah jari-jari sirip, sisik, tapis
insang, jumlah kelenjar buntu. Umumnya hewan memiliki ciri-ciri morfometrik dan
meristik (Kantun et al., 2018).
Morfometri tradisional atau morfometri sederhana adalah perbandingan
antara univariated karakter meristik dan morfometrik seperti panjang tubuh, lebar
tubuh, dan tinggi tubuh yang mampu mengidentifikasi perbedaan antar species.
Kekurangannya dari morfometri sederhana yaitu seringkali gagal mengidentifikasi
perbedaan antara galur populasi (Darbohoesodo el al., 1976). Perbedaan morfologi
organisme yang berkerabat dekat dapat diidentifikasi menggunakan Truss
morphometric. Truss morphometric digunakan untuk mengukur jarak pada bagian
tertentu di luar tubuh. Pengukuran didasarkan pada titik patokan yang saling
dihubungkan oleh jarak Truss morphometric secara horizontal, vertikal, dan
diagonal. Truss morphometric dinilai dapat memberikan hasil lebih rinci dan spesifik
daripada morfometrik biasa, karena pada metode morfometrik biasa jarak jumlah
truss nya sangat terbatas sehingga kurang mampu memberikan gambaran bentuk
tubuh (Wijayanti, et al., 2017).

Myrmeleon atau undur-undur merupakan serangga famili Myrmeleontidae


ordo Neuroptera. Nama Undur-undur Myrmeleon berasal dari bahasa Yunani yaitu
Myrmex (ant) yang berarti semut dan leon (lion) yang berarti singa. Hal ini
menunjukkan bahwa undur-undur mempunyai bentuk seperti semut dan sifatnya
yang suka memangsa hewan yang ukurannya lebih kecil, diibaratkan seperti singa.
Undur-undur hidup di tanah berpasir, gembur dan kering Undur-undur dapat
ditemukan di tempat tersembunyi pada area berpasir seperti lantai tanah yang
berpasir, tepi sungai, di pinggir pohon, dibawah pagar atau di atas atap (Arundina, et
al., 2014). Perhitungan meristik pada undur-undur antara lain jumlah duri (spine)
anterolateral kanan dan kiri, segmen pada flagellum antena kanan dan kiri, jumlah
pereopod, jumlah pleopod.
Karakter meristik dan morfometrik dapat digunakan untuk menentukan
karakter fenotipe sebagai pengukur kemiripan dalam biologi perikanan. Meristik
berkaitan dengan jumlah bagian tubuh ikan, sedangkan morfometrik berkaitan
dengan dengan ukuran tubuh atau bagian tubuh ikan. Karakteristik meristik pada
ikan dapat dilakukan dengan cara menghitung jumlah jari-jari sirip dorsal, pectoral,
ventral, caudal, anal, serta jumlah sisik sepanjang gurat sisi/linea lateralis. Metode
pengukuran dan penentuan truss morfometrik dengan cara menentukan titik patokan
pada truss morfometrik ikan. Truss morfometrik meliputi pengukuran jarak titik-titik
tanda yang dibuat pada kerangka tubuh. Truss morfometrik di bidang kepala pada
ikan meliputi jarak ujung mulut dengan ujung operculum bawah, ujung mulut dengan
batas akhir tulang kepala, ujung mulut dengan sirip ventral, ujung operculum bawah
dengan batas akhir tulang kepala, ujung operculum bawah dengan sirip ventral.
Truss morfometrik di tubuh belakang pada ikan meliputi awal sirip dorsal-akhir sirip
dorsal, awal sirip dorsal-akhir sirip anal, awal sirip anal-akhir sirip dorsal, Awal sirip
anal-akhir sirip anal, akhir sirip dorsal-akhir sirip anal. Truss morfometrik di bidang
pangkal ekor pada ikan meliputi akhir sirip dorsal-awal sirip ekor atas, akhir sirip
dorsal-awal sirip ekor bawah, akhir sirip anal-awal sirip ekor atas, akhir sirip anal-
awal sirip ekor bawah, awal sirip ekor atas-akhir sirip ekor bawah (Radona et al.,
2017)
Ular adalah reptil yang mudah dikenali, diklasifikasikan kedalam ordo
Squamata, subordo Serpentes (Ophidia). Terdapat 2500-2700 jenis ular dalam 414
genus dan 13 famili di dunia terdistribusi di seluruh permukaan bumi kecuali daerah
Artik, Islandia, Selandia Baru, dan beberapa pulau kecil di lautan luas. Hampir
semua ular teresterial, banyak juga yang hidup di liang, di air tawar atau air asin,
bahkan memanjat pohon. Bentuk ular umumnya memanjang tidak berkaki, tidak
memiliki lubang telinga, tetapi mempunyai perasa yang sangat sensitif dan memiliki
reseptor kimia. Beberapa jenis ular terdapat organ penangkap pancaran panas. Warna
tubuh umumnya coklat, abu-abu, atau hitam namun ada juga merah terang, kuning,
atau hijau dengan bercak/bintik/gelang/garis yang bervariasi (Reza et al., 2016).
Karakteristik meristik pada ular Oxyrhopus clathratus antara lain baris sisik
punggung, baris sisik perut, sisik subcaudals, dan pita pada tubuh (Bernardo et al.,
2012). Menurut Todehdehghan et al., (2019) karakter meristik pada ular Echis sp.
antara lain jumlah sisik ventral, subcaudals, sisik dorsal dan lateral oblique.
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Media (cetak, audio, dan video) terkait morfometri undur-undur, morfometri


vertebrata (ikan dan ular) dan software Image J.

B. Metode

Metode yang dilakukan pada praktikum kali ini antara lain:


1. Materi acara praktikum (media cetak/audio/video) di Google Classroom
dipelajari.
2. Morfometri karakter invertebrata (undur-undur) diukur, meristik karakter
invertebrata (undur-undur) dihitung, dan morfologi karakter invertebrata
(undur-undur) dideskripsikan.
3. Morfometri karakter vertebrata (ikan dan ular) diukur, meristik karakter
vertebrata (ikan dan ular) dihitung, dan morfologi karakter vertebrata (ikan dan
ular) dideskripsikan.
4. Lembar kerja dalam waktu praktikum dilengkapi.
DAFTAR PUSTAKA

Arundina, M., Ngabekti, S., & Santoso, K., 2014. Kesintasan Undur-Undur pada
Media Aklimatisasi. Biosaintifika Journal of Biology & Biology
Education. 6(1), pp.18-23

Bernardo, P. H., Machado, F. A., Murphy, R. W., & Zaher, H., 2012. Redescription
and morphological variation of oxyrhopus clathratus Duméril, Bibron and
Duméril, 1854(Serpentes: Dipsadidae: Xenodontinae). South American
Journal of Herpetology , 7(2), pp.134-148.

Boyko, C. B., 2002. A Worldwide Revision Of The Recent And Fossil Sand Crabs
Of The Albuneidae Stimpson And Blepharipodidae, New Family (Crustacea:
Decapoda: Anomura: Hippoidea Bull. Bulletin of the AMNH. 272, pp. 1-396.

Campbell, N. A. & Reece, 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Darbohoesodo, R.B .1976. Penuntun Praktikum Taxonomi Avertebrata. Purwokerto:


Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman.
.
Kantun, W., & Mallawa, A., 2018. Biologi Tuna Madidihang (Thunnus Albacares).
Yogayakarat : UGM Press.

Park, I. S., Gil, W. H., Oh, J. S., Choi, H. J., & Kim, H. C., 2015. Comparative
Analysis of Morphometric Characteristics of Scorpaenidae and Gobioninae.
Journal of Devolopment & Reproduction. 19(2), pp.85-95

Radona, D., Kusmini, I. I., & Ath-thar, M. H., 2017. Karakterisasi Meristik Dan
Morfometrik Tiga Generasi Ikan Tengadakbarbonymus Schwanenfeldii Asal
Kalimantan Barat, Indonesia. Jurnal Riset Akuakultur , 12(1), pp.1-8.

Reza, F., Tjong, D. H., & Novarino, W., 2016. Karakteristik Morfologi Ular Familia
Elapidae Di Kampus Universitas Andalas Limau Manih Padang. Journal of
Sainstek , 8(2), pp.135-141.

Safira, A., Zairion, & Mashar, A., 2019. Analisis Keragaman Morfometrik Rajungan
(Portunus pelagicus Linnaeus, 1758) di WPP 712 Sebagai Dasar
Pengelolaan. Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis. 3(2), pp.9-19

Todehdehghan F., Salemi A. & Fathinia B., 2019. Identification key for Echis snakes
(Serpents: Viperidae) of the East, South East, and South West of Iran.
Journal of Entomology and Zoology Studies, 7(1), pp.1180-1185.

Wijayanti, T., Suryaningsih, S., & Sukmaningrum, S., 2017. Analisis Karakter Truss
Morphometrics Pada Ikan Kemprit (Ilisha Megaloptera Swainson,1839)
Familia Pristigasteridae. Scripta Biologica. 4(2), pp.109-112

Anda mungkin juga menyukai