Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KRITIS ARTIKEL

Studi Hubungan Kekerabatan pada Amphibia Berdasarkan Karakter


Morfologi/Morfometrik

“Studi Fenetik Katak Rana nicobariensis Stoliczka, 1870


(Ranidae) di Pulau Siberut dan Daerah Dataran Rendah
Sumatera Barat”

Disusun Oleh:

Andira Aljufri
(03101911001)

Dosen Pengampuh:
Abdu Mas’ud, S.Pd.,M.Pd

PRODI PEND. BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
April 2020
1. Topic
Studi Hubungan Kekerabatan pada Amphibia Berdasarkan Karakter Moroflogi/
Morfometrik.

2. Judul Penelitian
“Studi Fenetik Katak Rana nicobariensis Stoliczka, 1870
(Ranidae) di Pulau Siberut dan Daerah Dataran Rendah
Sumatera Barat”

3. Biografi Penulis
Meliya Wati1, Djong Hon Tjong2, dan Syaifullah2
1 Prodi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumbar Padang,
2 Jurusan Biologi Universitas Andalas Padang Sumbar

4. Tujuan Penelitian
Tujuan kegiatan penelitian ini adalah untuk mengamati hubungan kekerabatan secara
fenetik spesies katak F.nicobariensis di Pulau Siberut dan daerah dataran rendah di
mainland Sumatera Barat.

5. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dengan pengukuran morfometrik menurut Heyer et al.
(1994)2 dan Djong et al. (2007)3 dan sampel dikoleksi langsung dari lapangan.

6. Kejelasan Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode survey dan koleksi langsung di lapangan. Pengukuran
sampel mengacu pada metode Heyer et al. (1994)6 dan Tjong et al. (2007)7. Adapun
karakter yang diukur sebanyak 31 karakter (Gambar 1.) diantaranya; Panjang Badan (PB),
Panjang Kepala (PK), Lebar Kepala (LK), Jarak Dari Moncong Sampai Tympanum (JMT),
Panjang Moncong (PM), Jarak Dari Hidung Sampai Moncong (JHM), Jarak Dari Mata
Sampai Moncong (JMM), Jarak Dari Hidung Sampai Tympanum (JHT), Jarak Dari Mata
Sampai Hidung (JMH), Jarak Dari Mata Sampai Tympanum (JMTi), Diameter
Tymapanum (DT), Jarak Dari Mandibula Sampai Hidung (JMHi), Jarak Dari Mandibula
Sampai Mata Bagian Depan (JMMD), Jarak Dari Mandibula Sampai Mata Bagian
Belakang (JMMB), Jarak Inter Nares (JIN), Diameter Mata (DM), Jarak Inter Orbital (JIO),
Panjang Kelopak Mata (PKM), Panjang Manus Sampai Digiti (PMD), Panjang Branchium
(PBr), Panjang Antebranchium (PAb), Panjang Kaki Belakang (PKB), Panjang Femur
(PF), Panjang Tibia (PT), Panjang dari Metatarsus Sampai Ujung Jari Keempat Kaki
belakang (PMTJ4), Panjang Dari Tarsus Sampai Jari Keempat Kaki Belakang
(PTJ4),Panjang Jari Ketiga Kaki Depan (PJ3KD), Panjang Jari Pertama Kaki. Depan
(PJ1KD), Panjang Jari Keempat Kaki Belakang (PJ4KB), Panjang Tubercula Metatarsal
Bagian Dalam (PTM), Panjang Jari Pertama Kaki Belakang (PJIKB). Data hasil
pengukuran yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan program NTSYSpc 2.02i,
MVSP 3.1 dan SPSS.

7. Analisa Data
Hubungan kekerabatan antar populasi, hasil analisis klaster UPGMA
(Unweighted Pair Group Method Aritmatic Average) berdasarkan 31 karakter dari tiga
populasi menghasilkan hubungan kekerabatan yang terdiri dari dua klaster (dua kelompok
populasi). Sedangkan, diferensiasi antar dua populasi, hasil analisis karakter morfometrik
dengan menggunakan Mann-Whittney U test terhadap F.nicobariensis (Tabel 2.)
menunjukan karakter yang signifikan pada F. nicobariensis antara Padang dan Siberut
yaitu 11 karakter.

8. Kejelasan Analisa Data


Analisis ukuran tubuh Amphibia selain dapat menunjukkan variasi antar populasi juga
dapat mengarah pada diferensiasi (Babik dan Rafinski, 200010, Castellano, 200011,
Shauble, 200412). Menurut Shauble (2004)12, bahwa ukuran tubuh merupakan karakter
morfometrik yang fundamental dalam hal yang berkaitan dengan fisiologi, ekologi dan
tingkahlaku spesies. Wien, Sukumaran, Pyron dan Brown (2009)14 menyatakan bahwa
variasi dan diferensiasi yang ditunjang faktor genetik dalam waktu yang lama akan menuju
evolusi. Tingkatan variasi pada tiap-tiap populasi disebabkan oleh mutasi, migrasi, seleksi
alam dan genetic drift.
Klaster yang pertama adalah kelompok Pariaman dan Padang yang merupakan populasi
yang paling dekat kekerabatannya. Kelompok klaster yang kedua adalah populasi yang
berasal dari Siberut yang berkerabat jauh dari populasi Pariaman dan Padang.

9. Eksplorasi Konsep
Studi fenetik dilakukan untuk melihat variasi dan hubungan kekerabatan antar populasi-
populasi di Sumatera dan Pulau Siberut. Populasi-populasi tersebut terpisah secara fisik
yaitu lautan dan jarak. Variasi morfometrik juga dapat disebabkan oleh kondisi habitat.
Perbedaan ekologis tersebut dipengaruhi oleh kondisi geologis seperti ketinggian yang
berpengaruh pada iklim termasuk suhu. Keadaan geografis dan kondisi habitat membentuk
seleksi alam yang ditunjukkan pada diferensiasi karakter. Kutrup, Bulbul, dan Yilmaz,
(2006)9 meneliti hubungan kekerabatan pada jenis kodok hijau yang berasal dari populasi
dataran rendah dan dataran tinggi serta kawasan mediterania dan menemukan perbedaan
pada panjang badan dan lebar tympanum serta panjang jari kaki nomor satu.
Hasil analisis klaster UPGMA (Unweighted Pair Group Method Aritmatic Average)
berdasarkan 31 karakter dari tiga populasi menghasilkan hubungan kekerabatan yang
terdiri dari dua klaster (dua kelompok populasi).
Berdasarkan analisis terhadap variasi dan hubungan kekerabatan terhadap populasi-
populasi F. nicobariensis dapat disimpulkan bahwa terdapat 12 karakter yang signifikan
antara lokasi tersebut dan mengalami diferensiasi menjadi dua klaster. Klaster terjauh
adalah klaster populasi pulau Siberut.

10. Kemudahan dalam Memahami Artikel


Secara keseluruhan jurnal ini memiliki kemudahan yang menonjol, jika dilihat dari
abstraknya penulis sudah menggunakan abstrak dengan format Bahasa Indonesia hal ini
yang mendukung pembaca untuk cepat memahami rangkuman isi dari artikel tersebut.
Kemudahan yang lain adalah dilihat dari metode penelitian yang digunakan yaitu
kualitatif menyajikan sebuah data dengan sangat valid dan dapat dipertanggung jawabkan.
11. Kesulitan dalam Memahami Artikel
Terlepas dari kemudahan yang dimilki jurnal ini tentunya ada salah satu kesulitan yang
mengurangi nilai kesempurnaan dari jurnal ini yaitu, hasil dan pembahasan serta istilah-
istilah ilmiah dalam artikel ini sedikit menyulitkan pembaca yang tidak begitu mahir dalam
arti istilah tersebut.

12. Kekuatan & Kelemahan Artikel


 Kekuatan dari artikel ini adalah mempunyai data hasil penelitian dengan metode dan
turun langsung ke lapangan sehingga lebih mudah di pahami dan menghasilkan analisa
pengamatan yang tepat.
 Kelemahan dari artikel ini adalah tidak semua kalangan dapat memahami penggunaan
tata bahasa pada artikel ini yang sifatnya sangat umum dan ilmiah.

13. Poin-Poin Penting / Poin-Poin yang menarik dalam Artikel


 F. nicobariensis merupakan salah satu spesies dari Ranidae yang penyebarannya luas di
daratan Asia terutama daratan Sunda yaitu pulau Sumatera termasuk Sumatera Barat.
Penyebaran spesies ini di Sumatera Barat ditemukan di dataran rendah hingga dataran
tinggi dan di kepulauan Mentawai khususnya Pulau Siberut.
 Analisis menunjukkan bahwa terdapat differensisasi karakter morfometrik antara
populasi F. nicobariensis dari Siberut dengan populasi F. nicobariensis dari dataran
rendah di Sumatera Barat.
 Hubungan kekerabatan populasi katak F. nicobariensis antara populasi yang di pulau
Siberut menunjukkan differensiasi yang cukup jauh dengan populasi yang berasal dari
Dataran rendah Sumatera Barat
 Di Berdasarkan analisis terhadap variasi dan hubungan kekerabatan terhadap populasi-
populasi F. nicobariensis dapat disimpulkan bahwa terdapat 12 karakter yang
signifikan antara lokasi tersebut dan mengalami diferensiasi menjadi dua klaster.
Klaster yang pertama adalah kelompok Pariaman dan Padang yang merupakan populasi
yang paling dekat kekerabatannya. Kelompok klaster yang kedua adalah populasi yang
berasal dari Siberut yang berkerabat jauh dari populasi Pariaman dan Padang.

Anda mungkin juga menyukai