Anda di halaman 1dari 5

MANFAAT EKSTRAK DAUN DAN BUAH SRIKAYA

(Annona squamosa L.)

Nama : Hayatun Nufus


NIM : B1A019048
Kelas :A

TUGAS TERSTRUKTUR SISTEMATIKA TUMBUHAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2020
MANFAAT EKSTRAK DAUN DAN BUAH SRIKAYA (Annona squamosa L.)

Tanaman Srikaya dengan nama latin Annona squamosa berasal dari Amerika tropis.
Tumbuh di Amerika Selatan dan beberapa kawasan di Asia. Saat ini, pohon srikaya dapat
ditemui dan telah tersebar di Amerika Selatan, Amerika Tengah, kepulauan Karibia, Brasil,
Suriname, India, dan Asia Tenggara. Nama lokal Srikaya di daerah Sumatra antara lain
delima bintang, serba bintang, sarikaya, seraikaya. Srikaya di Jawa dikenal dengan nama
sarikaya, srikaya, serkaya, surikaya, sarkaja, serakaja. Daerah Sulawesi menyebutnya atis
soewalanda, sirikaya, perse, atis, delima srikaya, srikaya. Amerika dan Inggris mengenal
Srikaya dengan nama custard-apple, sweetsop (Dara, 2016). Menurut Irawati, (2001) Srikaya
masuk ke dalam divisio Spermatophyta (tumbuhan berbiji) dan subdivisi Angiospermae
(tumbuhan berbiji tertutup), dengan kelas Dicotyledoneae, ordo Annonales, fammili
Annonaceae dan termasuk genus Annona serta spesies Annona squamosa L.

Srikaya memiliki tinggi batang sekitar 2-7 m dan merupakan tanaman perdu sampai
pohon, berumah satu. Batang gilik, percabangan simpodial, ujung rebah, kulit batang
berwarna coklat muda. Daun tunggal, berseling, helaian bentuk elips memanjang sampai
bentuk lanset, ujung tumpul,sampai meruncing pendek, panjang 6-17 cm, lebar 2,5-7,5 cm,
tepi rata, gundul, hijau mengkilat. Bunga tunggal, dalam berkas, 1-2 berhadapan atau di
samping daun. Daun kelopak segitiga, waktu kuncup bersambung seperti katup, kecil.
Mahkota daun mahkota segitiga, yang terluar berdaging tebal, panjang 2-2,5 cm, putih
kekuningan, dengan pangkal yang berongga berubah ungu, daun mahkota yang terdalam
sangat kecil atau mereduksi. Dasar bunga bentuk tugu (tinggi). Benang sari berjumlah
banyak, putih, kepala sari bentuk topi, penghubung ruang sari melebar, dan menutup ruang
sari. Putik banyak, setiap putik tersusun dari satu daun buah, ungu tua, kepala putik duduk,
rekat menjadi satu, mudah rontok. Buah majemuk agregat, berbentuk bulat membengkok di
ujung, garis tengah 5-10 cm, permukaan berduri, berlilin, bagian buah dengan ujung yang
melengkung, pada waktu masak sedikit atau banyak melepaskan diri satu dengan yang lain,
daging buah putih keabu-abuan. Biji dalam satu buah agregat banyak hitam mengkilat.
Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl, terutama pada tanah berpasir
sampai tanah lempung berpasir dan dengan sistem drainase yang baik pada pH 5,5-7,4.
Tumbuhan ini menyukai iklim panas, tidak terlalu dingin atau banyak hujan. Tumbuh baik
pada berbagai kondisi tanah yang tergenang dan beradaptasi baik terhadap iklim lembab dan
panas. Tumbuhan ini tahan kekeringan dan akan tumbuh subur bila mendapatkan pengairan
yang cukup (Dara, 2016).
Srikaya atau Annona squamosa terkenal memiliki buah yang manis dan kandungan
gizi yang cukup tinggi. Berbagai organ dari tanaman srikaya ini sudah sering digunakan oleh
masyarakat. Ekstrak daun atau bijinya yang ditumbuk halus dapat menghilangkan kutu-kutu
yang merugikan pada tubuh hewan peliharaan. Minyak yang dihasilkan dari biji srikaya dapat
digunakan sebagai pengganti minyak kacang tanah pada pembuatan sabun. Ekstrak air daun
srikaya memiliki efek antidiabetes pada tikus yang diinduksi oleh streptozotocin-nikotinamid
(diabetes tipe dua) (Kusmardiyani, et al., 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Purwita et al., (2013) menunjukan bahwa senyawa
fitokimia pada ekstrak daun srikaya dapat digunakan sebagai penghambat jamur Fusarium
oxysporum. Jamur Fusarium oxysporum dapat menyebabkan penyakit layu dan batang busuk
pada tanaman. Berbagai kelompok tanaman yang diserang jamur Fusarium oxysporum
antara lain tomat, kubis, pisang, kacang, ubi jalar, tembakau, semangka, dan kapas.
Penggunaan pestisida kimiawi memang memberikan hasil yang cepat dan efektif namun juga
merugikan bagi lingkungan dan manusia jika digunakan secara berlebihan. Salah satu upaya
untuk mengurangi penggunaan pestisida kimiawi yaitu dengan beralih menggunakan
biopestisida. Ekstrak daun srikaya dapat dijadikan biopestisida terhadap jamur Fusarium sp.
Pengujian profil fitokimia pada ekstrak daun srikaya menunjukkan adanya kandungan
flavonoid, saponin, dan tannin. Senyawa metabolit sekunder ini diduga berpengaruh dalam
menghambat pertumbuhan miselium jamur F. oxysporum. Penelitian yang dilakukan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap satu arah dengan 5 konsentrasi. Konsentrasinya
meliputi 0% (kontrol), 5%, 5,5%, 6%, dan 6,5%. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak
empat kali. Pengamatan dilakukan setelah masa inkubasi selama 7 hari pada suhu ruang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Purwita et al., (2013) dapat diketahui bahwa uji
profil fitokimia ekstrak herba daun srikaya mampu menghambat pertumbuhan hifa jamur
yang dilihat dari diameter koloni miselium jamur F. oxysporum. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun srikaya maka semakin tinggi
penghambatan diameter koloni jamur F. oxysporum. Pada konsentrasi tertinggi yakni 6,5 %
dapat menghambat pertumbuhan koloni jamur dengan rata-rata diameter sebesar 2,84 cm
dengan persentase penghambatan sebesar 60% sedangkan pada konsentrasi terendah yakni
5% mampu menghambat pertumbuhan koloni jamur dengan rata-rata diameter koloni sebesar
4,93 cm dan persentase penghambatannya 30%.
Senyawa metabolit sekunder berupa saponin yang terkandung dalam ekstrak daun
srikaya dapat berfungsi sebagai antijamur dengan mekanisme menurunkan tegangan
permukaan membran sterol dari dinding sel F. oxysporum. Tegangan permukaan membran
yang turun akan mempengaruhi permeabilitas membran dan akan mengakibatkan kestabilan
membran terganggu sehingga berdampak pada proses pengangkutan dan biosintesis dinding
sel yang akhirnya akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan sel jamur atau bahkan
menyebabkan kematian sel. Senyawa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak daun srikaya
termasuk golongan fenol yang dapat berfungsi sebagai antifungi. Senyawa fenol bekerja
dalam sel terutama mendenaturasi protein sel dan merusak dinding sel jamur. Dinding sel
yang rusak menyebabkan tidak adanya cadangan energi sehingga menghambat pertumbuhan
hifa jamur. Senyawa tanin yang terkandung dalam ekstrak daun srikaya merupakan senyawa
turunan fenol yang bersifat lipofilik sehingga mudah terikat pada dinding sel dan
mengakibatkan kerusakan dinding sel. Selain itu tanin dapat menghambat sintesis kitin yang
merupakan komponen penting dinding sel jamur. Terhambatnya sintesis kitin menyebabkan
pertumbuhan hifa jamur juga akan terhambat.
Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani et al., (2017) bertujuan untuk mengetahui efek
ekstrak buah srikaya terhadap penurunan tekanan darah pada mencit. Adapun perlakuan yang
dilakukan terhadap hewan uji mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok adalah sebagai berikut
: P1 : pakan standar + obat epinephrine + aquades; P2, P3, dan P4 : pakan standar + obat
epinephrine + ekstrak buah srikaya masing-masing dengan dosis 50 , 100, 150 mg/kg BB
mencit dan P5 : pakan standar + obat epinephrine + obat captopril. Berdasarkan hasil uji
kandungan kalium pada ekstrak buah srikaya maka diperoleh kandungan kalium sebesar 93,6
mg/100 gram. Masing-masing kelompok diinduksi dengan injeksi adrenalin yaitu epinephrine
untuk menaikkan tekanan darah. Untuk mengetahui seberapa besar penurunan tekanan darah,
maka dilakukan perhitungan selisih antara tekanan darah awal (saat pemberian induksi
epinephrine) dan setelah pemberian ekstrak buah srikaya. Hasil uji antihipertensi pada ektrak
buah srikaya, menujukkan bahwa ektrak buah srikaya dengan dosis 150 mg/kg bb yang
efektif karena mampu menurunkan tekanan darah rata-rata yaitu 48 mmHg. Hal ini
disebabkan karena pada dosis tersebut lebih banyak mengandung kalium dibandingkan
dengan dosis 50 dan 100 mg/kg bb. Kalium merupakan elektrolit intraseluler yang utama.
98% kalium di tubuh berada di dalam sel dan 2% sisanya berada di luar sel. Kalium
mempengaruhi aktivitas baik otot skelet maupun otot jantung.
Kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan vasodilatasi sehingga menyebabkan
penurunan retensi perifer total dan meningkatkan output jantung. Kalium dapat menurunkan
tekanan darah dengan berkhasiat sebagai diuretika dan dapat mengubah aktifitas sistem reni-
angiotensin. Kalium juga dapat mengatur saraf perifer dan sentral yang mempengaruhi
tekanan darah. Berbeda dengan natrium, kalium (potassium) merupakan ion utama di dalam
intraseluler. Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium yang banyak
akan meningkatkan konsentrasi dalam cairan intraseluler sehingga cenderung menarik cairan
dalam bagian ektraseluler dan menurunkan tekanan darah. Penurunan tekanan darah terjadi
karena efek diuretika dari produk tersebut. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi tekanan
darah, antara lain kapasitas kerja jantung, elastisitas pembuluh darah dan faktor darah itu
sendiri, misal viskositas dan volume darah. Setelah pemberian ekstrak ternyata telah terjadi
penurunan tekanan darah, hal ini menandakan bahwa pemberian ekstrak tersebut mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi salah satu dari ketiga faktor tersebut. Penurunan tekanan
darah sebanyak 5-6 mmHg dapat mengurangi resiko terkena serangan stroke sampai 40%,
penyakit jantung koroner 15-20% dan mengurangi kegagalan jantung, penyakit jantung
(Fitriani et al., 2017).

DAFTAR PUSTAKA

Dara, I. A. F., 2016. Uji Aktivitas Daun Srikaya (Annona Squamosa L.,) Dalam Proses
Penyembuhan Luka Pada Mencit Swiss Webster Jantan. Skripsi. UNISBA

Fitriani, Daud, K., Walanda, & Ningsih P., 2017. Efek Ekstrak Buah Srikaya (Annona
Squamos L.) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Mencit (Mus musculus).
Jurnal Akademi Kimia. 6(1), pp:21-27

Irawati.2001. Tumbuhan langka Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan


Biologi. LIPI. Balai Penelitian Botani. Herbarium Bogoriense. Bogor.
Indonesia.

Kusmardiyani, S., Wandasari, F., & Wirasutisna, K. R. (2012). Telaah Fitokimia Daun
Srikaya (Annona squamosa L.) yang Berasal dari Dua Lokasi Tumbuh. Acta
Pharmaceutica Indonesia , 37(1), pp:10-13.

Purwita, A. A., Indah, N. K., & Trimulyono, G., 2013. Penggunaan Ekstrak Daun Srikaya
(Annona squamosa) sebagai Pengendali Jamur Fusarium oxysporum secara In Vitro.
LenteraBio. 2(2), pp:179-183.

Anda mungkin juga menyukai