Anda di halaman 1dari 6

Bahasa Indonesia

Ulasan Film
“My Stupid Boss”

Oleh:

Fitriana Wahyuning Tri Khoirurahma (13)

Hanifa Fara Yunisa (14)

Hayatun Nufus (15)

Indah Novitasari (16)

Intan Vidya Seliana Putri (17)

Ira Nanda Yani (18)

XI MIPA 5

SMAN 1 NGAWI
Tahun Pelajaran 2016/2017
ULASAN FILM MY STUPID BOSS

Sebuah film bergenre komedi yang dirilis tepat pada 19 Mei 2016 ini berhasil terpilih
menjadi nominasi dalam 6 kategori di Festival Film Indonesia 2016 dan memenangi 3
penghargaan diantaranya meliputi Pemeran Utama Pria Terbaik (Reza Rahadian), Pemeran
Pendukung Pria Terbaik (Alex Abbad), dan Penyunting Gambar Terbaik. Selain itu My Stupid
Boss juga berhasil memenangi kategori Pemeran Utama Pria Terpuji (Reza Rahadian) di Festival
Film Bandung 2016.

My Stupid Boss awalnya adalah seri buku kumpulan cerita karya penulis anonim
Indonesia, Chaos@work, tentang berbagai pengalamannya bekerja untuk seorang bos
berkelakuan ajaib—yang identitasnya juga tidak diungkap. Dari judulnya saja yang menyiratkan
emosi, mungkin bisa dibayangkan bagaimana ajaibnya bos tersebut di mata sang penulis,
sampai-sampai cukup untuk ditulis dan dikumpulkan menjadi beberapa jilid buku. Berangkat
dari gagasan tersebut, dibuatlah versi film layar lebar My Stupid Boss, dengan durasi 95 menit
yang diproduksi Falcon Pictures bersama sutradara Upi Avianto yang juga menulis skenarionya.

Film ini mengikuti kisah Diana (Bunga Citra Lestari), yang tinggal di Kuala Lumpur,
Malaysia bersama suaminya, Dika (Alex Abbad) yang sedang bekerja di sana. Untuk mengisi
waktunya, Diana memutuskan bekerja di sebuah kantor perusahaan bidang manufaktur.
Kebetulan perusahaan itu dipimpin sesama orang Indonesia yang kerap dipanggil Boss Man
(Reza Rahardian) yang merupakan teman dekat Dika saat kuliah di Amerika Serikat. Akan
tetapi, sang pemimpin perusahaan yang hanya mau dipanggil Bossman itu ternyata menguji
kesabaran Diana dengan berbagai kelakuan aneh dan mengesalkan. Mulai dari pelit, pelupa,
ngotot, sembarang bicara, suka pamer, tak mau disalahkan, sampai menyelewengkan aturan
negara. Apalagi dengan prinsip BOSSMAN ALWAYS RIGHT ( Bos Selalu Benar ) yang
berhasil membuat Diana jengkel setengah mati.

My Stupid Boss, bermula dengan adegan bangun tidurnya Diana di sebuah rumah susun
tempat Diana tinggal bersama suaminya. Berlanjut pada perkenalan kehidupan tokoh Diana yang
terdampar di Malaysia karena mengikuti suaminya kerja. Sudah selama tiga bulan Diana
menganggur, dan pagi hari itu Diana mendapat job interview di sebuah perusahaan teman
suaminya. Selain menggambarkan betapa senangnya Diana mendapat pekerjaan, dalam adegan
tersebut juga digambarkan beberapa adegan ramah para tetangga Diana. Lalu digambarkan pula
ibu-ibu rumah tangga dengan kebiasaannya yang suka menggosip lengkap dengan logat
Malaysianya. Adegan ini langsung menggambarkan kebiasaan masyarakat pada umumnya.

Berlanjut pada penggambaran outdoor perusahaan yang sudah terlihat tidak jelas yang
akan dimasuki oleh Diana. Kemudian ditayangkan beberapa adegan job interview oleh beberapa
pelamar pekerja yang menambah kesan konyol dan tidak jelasnya pemimpin perusahaan tersebut.
Sedangkan di sebuah kursi tunggu, duduklah Diana dengan firasat yang tak menyenangkan
menunggu giliran dirinya untuk interview. Firasat Diana terbukti benar adanya saat adegan
pertemuan pertama Diana dengan Bossman dimunculkan lengkap dengan segala kegilaan dan
kekonyolannya. Dengan perawakan perut buncit, rambut yang mulai hilang dan berganti
kebotakan serta gaya sombong juga banyak bicaranya yang menghina, Bossman pun menerima
Diana sebagai kepala administrasi yang dipanggil kera…ni. Pada hari itu, dimulailah kisah hidup
seorang Diana yang telah terjebak pada seorang bos yang gila dan tidak jelas tersebut.

Adegan berikutnya, mengambarkan lingkungan kerja Diana yang terlihat sangat tidak
jelas dan juga gila, karena beberapa karakter karyawan kantor yang sedikit agak aneh-mungkin
karena pengaruh atasannya, jadi bawahannya juga ikut aneh dan tentunya sifat Bossman yang
sangat ajaib gilanya. Apalagi Bossman memperkerjakan banyak pekerja ilegal dari India,
Tiongkok, Bangladesh hingga Vietnam sebagai karyawannya. Adegan ini memperlihatkan
betapa buruknya sistem perusahaan tersebut. Atasan yang bicaranya masih sangat kental dengan
logat Indonesia membuat para pekerja ilegal dari berbagai negara hanya bisa mengangguk-
angguk sok paham ketika Bossman bicara. Ditambah, saat musim razia tiba, kebanyakan
pegawainya panik dan sibuk bersembunyi karna tak mau dideportasi.

Hari-hari berikutnya terus menggambarkan betapa menyebalkannya seorang Bossman


yang sudah tak waras dan begitu ajaib. Sifat aneh bossman mulai membuat Diana jengkel
setengah mati. Mulai dari sang bossman yang selalu merasa benar hingga gajinya yang tak
kunjung dibayarkan. Belum lagi sifat Bossman yang kikir setengah mati, suka ingkar janji dan
berbuat seenaknya di kantor. Niat keluar dari pekerjaan sering menghinggapi pikirannya, namun
jika Diana keluar, ia harus membayar biaya penalti kontrak. Melakukan kesalahan lalu dipecat
Bossman pun tak mungkin terjadi mengingat kikirnya sang pimpinan yang tak akan membayar
pesangonnya. Keluh kesah Diana hanya dianggap angin lalu oleh Dika karena menganggap sang
teman memang perangainya seperti itu. Tak cukup dengan bossman, empat rekan kerja Diana
juga aneh lagi ajaib. Namun akhirnya Dika sang suami yang tak tega melihat istrinya begitu
tertekan karena si Bossman, memberi Diana sebuah solusi untuk bangkit, berperang melawan
sikap mental atasannya yang sudah gila lagi ajaib itu. Adegan selanjutnya pun berisi aksi balas
dendam Diana kepada si Bossman. Di sinilah terlihat betapa senang dan bahagianya Diana
setelah berhasil membalas perlakuan si Bossman. Karena sangat senangnya, Diana diperlihatkan
sedang tertawa-tawa sendiri dengan kencang persis seperti orang gila.

Konflik selanjutnya diperlihatkan betapa marahnya Diana karena secara tidak langsung
telah dituduh mencuri uang perusahaan oleh si Bossman. Hal tersebut membuat Diana naik
tikam. Dengan garangnya Diana menyatakan berhenti dari perusahaan tersebut. Si Bossman yang
ditinggal Diana pun merasa kehilangan, ia baru menyadari betapa pentingnya Diana dalam
perusahaan tersebut setelah Diana melakukan aksi pemberhentian kerja. Tak tanggung-tanggung
dalam rangka membujuk Diana untuk kembali ke perusahaan, Bossman yang katanya sangat
sibuk itu menyempatkan diri ke rumah Diana. Walau ternyata di rumah Diana sekalipun hanya
bisa berbuat keonaran dan kegilaan yang lainnya bersama temannya Dika. Hal tersebut membuat
Diana semakin jengkel dan marah. Bagaimanapun Bossman membujuk Diana yang alih-alih
malah menghina Diana dengan gayanya yang sombong , juga Dika yang masih meyakinkan
Diana untuk bertahan di perusahaan tersebut, keputusan Diana sudah final, dia ingin keluar dari
perusahaan Bossman. Semua kegilaan juga tingkah menyebalkan sang Bossman telah membuat
darah Diana mendidih, dia tak bisa terus menerus kerja di tempat itu.

My Stupid Boss pun mulai menunjukan akhir ceritanya, suatu hari Diana datang ke
perusahaan untuk mengatakan pemberhentian kerja di depan sang Bossman sendiri. Tapi,
sebelum Diana membuka mulutnya, Bossman yang melihat Diana datang ke kantor mulai
berbicara sesukanya tiada henti, tak hanya bicara ia juga memerintahkan Diana ikut dengannya
secara paksa tanpa memberi kesempatan bicara pada Diana. Diana hanya bisa pasrah mengikuti
bosnya yang gila dengan sangat sebalnya. Diana berusaha untuk menjelaskan perihal
pemberhentian kerjanya, namun Bossman tak mengindahkannya sedikitpun. Tentunya hal
tersebut membuat Diana semakin jengkel dan serasa puyeng menghadapi sikap aneh sang
Bossman. Namun kejengkelan Diana sedikit tergantikan dengan keterkejutannya saat si Bossman
mengajaknya ke panti asuhan. Di sana Bossman mengatakan pada pengurus panti bahwa dia
akan merenovasi panti tersebut. Diana yang duduk mendengarkan pembicaraan tersebut tentunya
sangat terkejut bukan main. Adegan tersebut juga menunjukan keterkaguman Diana pada bosnya
yang terlihat sangat akrab dengan anak-anak panti. Sekarang Diana tahu satu sifat yang
menunjukan Bosnya itu memang seorang manusia. Kepeduliannya antar sesama - tapi anehnya
kenapa selama ini dia tidak peduli dengan karyawannya sendiri ya? Melihat kepedulian sang
Bossman tersebut membuat Diana mengurungkan niatnya untuk berhenti kerja. Diana pun
dengan senang hati tetap bekerja di perusahaan tersebut di bawah naungan si Bossman yang
tidak jelas.
Adegan terakhir ditutup dengan perubahan sikap sang Bossman yang katanya mau
mentraktir makan siang para karyawan. Mulanya hal ini dinilai aneh oleh para karyawan, tapi
para karyawan ingin berpikiran positif, mungkin bos mereka sudah berubah. Tapi ternyata, sikap
ajaib, kikir, sombong, dan menyebalkan bossman tak hilang sedikitpun dari tubuhnya. Yang
tadinya dengan bahagia dan senang hati ingin mentraktir para karyawan makan siang, kembali
berubah membentak-bentak lagi menghina sekaligus merendahkan para karyawan yang
dikiranya sudah mau pulang kerja sebelum waktunya. Kejengkelan pun terlihat di wajah para
karyawan.

Bila diperhatikan, film ini seperti hanya berisi rangkaian fragmen tanpa ada sebuah garis
cerita yang jadi perekatnya. Hal ini membuat film sempat tak terbaca arahnya ke mana, karena
baik waktu, tempat, maupun event yang diangkat terbilang acak, tanpa pengikat untuk menjadi
jalinan cerita yang utuh. Naskah cerita tak seberapa kuat, dan begitu melewati pertengahan
semakin terasa membosankan dengan ritme serba datar. Sepanjang film penonton hanya
dihadapkan pada masalah-masalah kecil karena ulah dan kegilaan sikap Bossman. Tiada konflik
utama yang begitu membangun dan menegangkan untuk sebuah film. Tangga dramatiknya tidak
terlalu terasa. Sepanjang film hanya mengandalkan lontaran-lontaran lelucon yang bisa dibilang
kurang menggigit. Untuk beberapa penonton, mungkin komedinya memang sering buat
tersenyum, tapi jarang sampai tertawa lepas.

Bahkan ending-nya pun terkesan dipaksakan karena tidak terlalu kuat. Kekuatan ending
hanya mengandalkan pada simpati atas sikap bos yang ternyata peduli terhadap manusia
sekitarnya. Hal ini menunjukan sebuah belokan besar dari karakter Bossman di bagian akhir film
yang terasa tiba-tiba, karena belum sempat dibangun dalam adegan-adegan sebelumnya, seakan
fragmen ini dipaksakan ada supaya filmnya bisa segera dituntaskan.

Terlepas dari itu, My Stupid Boss terlihat sadar akan amunisi utama yang menghidupkan
film ini, yaitu para pemainnya. Baik dari Reza Rahadian dengan peran yang berbeda dari film-
film sebelumnya. Reza Rahadian membuktikan bahwa ia seorang actor yang mampu melakoni
peran apapun. Bossman lucu tidak saja karena make-up konyol tapi ekspresi, gestur aneh, sampai
penghantaran dialog termasuk Bahasa Jawa Reza adalah sumbernya. Kekuatan akting Reza
berhasil menjadi sosok yang menyebalkan. Ditambah lagi dengan peleburan total aktor sebagai
seorang tokoh, yang bisa dibuktikan ketika muncul sentuhan drama menjelang akhir. Reza tidak
mengubah karakternya, itu murni sisi personal terselubung milik Bossman. Bunga Citra Lestari
pun demikian, perannya kali ini bisa dibilang konyol dan dia berhasil membawakan tokoh Diana.
Penonton bisa turut berempati dengannya saat menghadapi si stupid bossman sampai saat Diana
dituduh korupsi, penonton juga bisa merasakan itu. Kehadiran Alex Abad dan pemain-pemain
pendukung lain baik dari tempat kerja ataupun dari tetangga Diana juga memang kenyataannya
mendukung untuk membangun emosi dalam film ini semakin menjadi. Yang menarik, setiap
tokoh juga memegang karakter yang kuat. Karakter yang gila semua, tak ada yang waras
sepertinya di film ini. Seru!

Dari sisi visualnya terlihat bagus, rapih, dan konsepnya unik. Secara pewarnaan
menggunakan dominasi warna merah dan beberapa hijau untuk beberapa ruangan. Inilah konsep
unik dalam hal 'mewarnai' film, yang sampai ke property, wardrobe dan make upnya juga.
Suasana jadul dan warna dominan di rumah susun Diana dan Dika juga menyejukkan mata
menjadi salah satu contohnya. Sedangkan departemen audio menjadi salah satu kekuatan besar
dalam pembangunan karakter, emosi, dan feel dalam sebuah karya film. My Stupid Boss
menggarapnya dengan baik. Selayaknya seperti film komedi, banyak sound effect yang muncul,
sebagai kekuatan pada suatu adegan. Selain itu, penggunaan musik ilustrasi juga sangat
Malaysia, sesuai dengan kondisi. Dialog dan logat yang berbeda juga terdengar jelas dan
menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton yang belum terbiasa mendengar gaya bahasa
Malaysia. Penggunaan lagu Siti Nurhaliza - Cindai, yang sudah terkenal, juga jadi point yang
baik, karena penonton sudah mengenal dan cepat beradaptasi.

Pada akhirnya, dalam kapasitasnya sebagai sebuah film hiburan, My Stupid Boss mampu
menunaikannya. Kalaupun masih terganjal pada lemahnya cerita atau lawakannya yang mungkin
tak selalu bisa kena ke semua selera, film ini masih mampu menarik perhatian dari nilai produksi
yang serius dan penampilan asyik para pemerannya. Bahkan, mungkin bagi beberapa orang film
ini bisa mewakili rasanya memiliki atasan ajaib seperti Bossman.

Anda mungkin juga menyukai