Anda di halaman 1dari 4

WARUNG KOPI SEBAGAI SARANA INTERAKSI SOSIAL

BAGI MASYARAKAT TULUNGAGUNG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN


Warung kopi atau yang sering disebut warkop merupakan salah satu tempat yang
kerap dikunjungi oleh para warga atau masyarakat Kota Tulungagung. Berdirinya
warung kopi ini sebenarnya bermula pada warung-warung biasa yang ada di desa
yang menyajikan camilan atau jajanan ringan seperti gorengan dan makanan
tradisonal. Para pedagang tersebut mempunyai inisiatif untuk menyajikan sebuah
minuman hangat unutk menemani makanan ringan yang telah tersedia. Warung-
warung yang seperti ini banyak dikunjungi oleh para bapak-bapak.
Kenyataan yang masih berlangsung di salah satu desa di Tulungagung, yaitu Desa
Sidomulyo Kecamatan Gondang, tepatnya ada beberapa warung yang menyediakan
makanan kecil dan minuman hangat. Para pengunjung yang mayoritasnya adalah
bapak-bapak yang berumur 35-50 th, sangat sering menghabiskan sebagaian
waktunya di warung tersebut untuk memakan camilan atau gorengan dengan seduhan
secangkir kopi. Dalam proses tersebut para konsumen tidak hanya memakan makanan
yang telah dijual, tapi mereka saling membahas atau membicarakan tentang kejadian
atau masalah yang sedang terjadi. Nah, kegiatan inilah yang menjadi sebuah ide baru
yag dikembangkan dalam media baru yaitu, warung kopi yang kerap dikunjungi oleh
kawula muda.
Interaksi sosial yang terjdi di warung atau warkop merupakan sebuah hubungan
timbak balik antara penjual dan pembeli serta hubungan timbal balik antara pembeli
dan pembeli. Di atas telah disebutkan bahwa kegiatan para konsumen selama berada
di warung adalah menghabiskan barang konsumsinya dan membicarakan suatu
permasalahan. Dari sini telah muncul interaksi soosial yang bisa disebut diskusi.
Interaksi sosial tersebut memberikan beberapa keuntungan, yaitu menambah
kekraban, mempererat tali persaudaraan, dan menambah informasi. Tidak jarang
dalam interaksi ini para pengunjung membicarakan suatu hal yang lucu yang tentunya
membuat diri menjadi terhibur.
Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, banyak warung-warung yang
berkembang menjadi warung kopi yang di dalamnya sudah jarang terjadi penerapan
diskusi yang bemanfaat. Malah, perkembangan fasilitasnya bukan barang jualannya
yang semakin berkualitas, tapi fasilitas semacam meja beltyard yang gencar
dihadirkan oleh pemilik warung. Dengan adanya tempat nongkrong yang seperti ini
sebenarnya, masih ada beberapa warung kopi yang mampu membuat warung tersebut
sebagai media diskusi warga Tulungagung.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana peranan warung kopi dalam meningkatkan diskusi di lingkungan
sekitar?
2. Bagaimana interaksi yang dibutuhkan dalam warung kopi agar dalam
kegiatannya dapat bermanfaat sebagai sarana diskusi?
3. Apa saja upaya yang duperlikan dalam mewujudkan peranan warung kopi
sebagai media diskusi, dan apa saja kendalanya serta solusi untuk
mengatasinya?

1.3 Tujuan
2. Warung kopi sebagai sarana berkumpul bersama yang nyaman dan terjangkau
bagi masyarakat sekitar, sehingga memungkinkan masyarakat sekitar untuk
berdiskusi.
3. Peranan interaksi yang sesuai dalam suasana warung kopi agar dapat
memperlancar kegiatan diskusi.
4. Masyarakat sekitar dapat mewujudkan suasana diskusi dan dapat mengatasi
berbagai kendala yang ada.

1.4 Manfaat penulisan


Penulisan karya tulis ini diharapkan agar masyarakat khususnya masyarakat
Tulungagung merubah konsepsi mengenai warung kopi yang yang bernilai negative
di masyarakat menjadi suatu hal yang positif melalui diskusi, selain itu diharapkan
dengan terwujunya suatu warung kopi yang selama ini terjangkau oleh masyarakat
dapat mengurangi kesenjangan sosial yang ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Warung Kopi

Warung Kopi merupakan salah satu tempat nongkrong yang ramai dikunjungi oleh
kaum pria. Anak-anak muda dan para bapak-bapak biasa meluangkan waktu mereka di
sini, mulai pagi hingga malam hari. Selain ngopi, berbagai macam aktivitas mereka
lakukan di warung kopi tersebut. Warung kopi ini merupakan perkembangan warung-
warung kecil tradisional yang ada di desa. Sekarang warkop sudah banyak di temukan di
pinggiran Kota Tungagung.

2.2 Interaksi Sosial

Interaksi social adalah bentuk umum dan mendasar dari proses social dalam
masyakat. Interaksi social merupakan syarat mutlak berlangsungnya berbagai aktivitas
social. Interaksi social juga merupakan hubungan yang dinamis atau hubungan timbal
balik antar individu, antar individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok
dalam bentuk kerja sama, persaingan, maupun pertikaian. Interaksi tersebut tertata dalam
bentuk tindakan-tindakan yang didasarkan pada nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat.

2.3 Diskusi

Diskusi merupakan salah satu bentuk interaksi dalam masyarakat yang bertujuan
untuk bertukar pendapat demi mencapai mufakat. Diskusi juga merupakan suatu sarana
masyarkat sebagai alat untuk mencari atau menemukan pemecahan suatu masalah secara
bersama-sama. Dalam kegiatan diskusi ini telah menjadi suatu media penerapan dalam
hidup berbangsa bernegara yang demokratis.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan tempat
Waktu untuk melaksanakan penelitian ini adalah mulai dari tanggal 17 Desember 2011
sampai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tempat penelitian ini adalah beberapa warung kopi yan berada di daerah Tulungagung
yang berbeda-beda.
3.2 Bahan dan alat
Bahan yang diperlukan dalam pembuatan makalah ini adalah berupa materi
wawancara dengan narasumber dari para konsumen warung kopi.
Alat yang digunakan adalah berupa alat bantu rekaman/recorder yang nantinya dapat
dipergunakan untuk pengumpulan data dari berbagai narasumber.
3.3 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode turun langsung ke lapangan untuk menindak
lanjuti masalah yang akan penulis selesaikan dengan melakikan wawancara dengan
narasumber dari para konsumen warung kopi.
3.4 Prosedur penelitian
Penelitian kami mulai dengan berkunjung ke warung kopi yang berada di daerah
Tulungagung yang membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit. Sesampainya di warung
kopi kami mendatangi lima sampai dengan 10 pengunjung warung kopi untuk melakukan
wawancara. Kegiatan ini terus berlanjut selama proses penelitian hingga penulis
mendapatkan data yang cukup untuk ditindak lanjuti.
3.5 Metode pengumpulan data
Pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen warung kopi.
Data-data lain yang berkenan mengenai warung kopi, juga penulis ambil untuk dijadikan
sebagai bahan tambahan yang dapat mendukung karya tulis ini.

Anda mungkin juga menyukai