Kopi (coffea spp) merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki
nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan
berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan
penting sebagai sumber devisa melainkan juga sumber penghasilan bagi tidak
kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia. (Rahardjo, 2012).
Bagi petani, kopi bukan hanya sekedar minuman segar dan berkhasiat tetapi juga
mempunyai arti ekonomi yang cukup penting. Sejak puluhan tahun yang lalu,
kopi telah menjadi sumber pendapatan bagi para petani. Tanpa pemeliharaan
intensif pun, produksi kopi yang dihasilkan menguntungkan untuk menambah
penghasilan. Apalagi bila pemeliharaan dan pengolahannya cukup baik, usaha ini
akan mendatangkan keuntungan lebih baik lagi. (Najiyati dan Danarti, 2007).
Kopi sebagai bahan minuman sudah tidak asing lagi. Kopi banyak digemari oleh
berbagai kalangan masyarakat. Penggemarnya bukan saja bangsa Indonesia, tetapi
juga berbagai bangsa di seluruh dunia. Dengan kandungan kafein yang punya
daya rangsang terhadap peningkatan kinerja beberapa bagian susunan saraf pusat,
minuman kopi pun menjadi jenis minuman yang sangat digemari oleh manusia di
berbagai penjuru dunia. Fakta menunjukkan bahwa kopi merupakan komoditas
nomor dua yang paling banyak diperdagangkan setelah minyak bumi.
Akhir- akhir ini banyak sekali menjamur kedai kopi di Indonesia. Mulai dari yang
menyediakan tempat luas dengan harga mahal hingga hanya
menyediakan booth kecil di depan toko swalayan atau cuma buka saat event-
event pameran saja. Gaya hidup masyarakat urban sekarang memang sudah
cenderung menunjukkan ketertarikan untuk sekedar menikmati secangkir kopi
dengan nuansa yang trendy dan gaul. Kehadiran kedai kopi ini tidak hanya
sekadar ngopi tapi bisa menjadi tempat berkumpul atau nongkrong bersama
teman-teman. Di mata bisnis fenomena ini adalah peluang apabila dimanfaat
dengan baik dan tepat, maka akan menghasilkan pundi rupiah. Anak muda
milenial yang mumpuni di bidang pertanian kopi dan mau belajar berbisnis, coffee
shop bisa menjadi panggilan entrepreneurship-nya.
Dengan fakta- fakta di atas tentunya ini adalah angin segar yang akan membuka
midset anak muda untuk termotivasi merintis bisnis coffee shop yang
kemungkinan gak ada matinya ini. Selain dukungan pemerintah, pebisnis pemula
juga tentunya akan dituntut dengan segala inovasi – inovasinya untuk selalu
tampil eksis di mata pelanggan ataupun penikmat kopi.
Tak ayal bila kini sejumlah coffee shop atau kafe semakin ramai seiring
bertambahnya jumlah anak muda. Apalagi tren konsumsi kopi juga menjadi
bagian dari mencintai produk lokal Indonesia, yakni biji kopi.
ampas yang tersisa sedang, efek keasaman yang rendah (low accid) dan
penyeduhan.
2. Pelayanan, kualitas dan fasilitas.
Tren bisnis kopi sangat sejalan dengan tren di kalangan
anak milennial yang mendadak menjadi penyuka kopi dan seolah nggak
bisa melewatkan hari tanpa ngopi. Bahkan, nongkrong di kedai
kopi merupakan sebuah tempat yang kekinian bagi mereka. Pelanggan
akan betah dan menikamati suasana kedai kopi apabila didekorasi
sedemikian rupa jadi tempat yang instagramable dan nyaman untuk
mengobrol. Tersedia juga koneksi internet kencang untuk mengerjakan
tugas kuliah.Hingga kini para pengunjung kedai kopi dan para penikmat
kopi terus meningkat tiap tahunnya, bahkan bisnis kedai kopi ini sudah
sangat mudah didirikan bagi para pebisnis baru. Sudah mulai banyak
bisnis kopi waralaba dan bisnis kopi berkonsep kemitraan yang
memperbolehkan para mitranya untuk lebih mengeksplor layanan hingga
konsep kedai kopi mereka sendiri.
3. Menjadi unik.
Banyaknya bisnis warung kopi yang menjamur dapat menjadi tantangan
bagi pebisnis warung kopi apalagi masih pemula. Sehingga, warung kopi
kekinian harus punya keunikan dan sisi menarik yang bisa dijadikan
pembeda dengan warung kopi lainnya. Gali lebih dalam potensi apa yang
dimiliki oleh bisnis warung kopi yang dirintis. Tampilan yang unik dan
nyentrik bisa menjadi daya tarik untuk menarik pelanggan.
4. Perluas jaringan marketplace.
Agar bisa menjaring keuntungan yang lebih banyak, pebisnis kopi
sebaiknya tidak hanya menjual produknya secara offline. Perluas
jangkauan pelanggan dengan marketplace, hal ini merupakan peluang
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang kecanduan minum
kopi. Tidak hanya menjual kopi jadi dan tempat nyaman saja, para
pebisnis sudah seharusnya menyasar ke pasar online dengan menjual kopi
kemasan yang bisa diseduh sendiri oleh pembeli.
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsania, Annisa. 2017. Alasan Konsumsi Kopi Jadi Tren Gaya Hidup
Masyarakat Urban. http://blogspot.com diakses 08 Februari 2019
Najiyati dan Danarti. 2004. Budidaya Tanaman Kopi dan Penanganan Pasca
Panen. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika
dan Robusta. Penebar Swadaya. Jakarta
Risang Paulus, 2018. Melirik Bisnis Kedai Kopi 2019, Masih Potensial?.
http://swara.tunaiku.com/finansial/ diakses 08 Februari 2019