Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
sudah seharusnya, mempelajari, serta mengamalkan Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Semua itu akan
tercipta masyarakat yang sejahtera dan damai apabila kita semua
rakyat Indonesia melaksanakan hal tersebut, sesuai dengan cita-
cita pendiri Bangsa Indonesia yang telah gugur. Sebagai generasi
muda kita harus menunjukkan semangat cinta tanah air dan bela
negara kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dengan
menghayati dan ikut merasakan bagaimana para pahlawan kita
mempertahankan dan merebut kembali negara ini. Perlu diingat
bahwa Pancasila merupakan dasar negara yang membentuk
Undang-Undang 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Bhineka Tunggal Ika. Pancasila terdiri dari 5 sila yang memiliki arti
luas dan mencakup kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta Undang-Undang 1945 sebagai landasan
hukumnya. Untuk tercipta kedamaian dan kesejahteraan
dibutuhkan semua aspek tersebut, salah satunya Persatuan yang
tertulis di dalam Pancasila sila ke-3 yang berbunyi Persatuan
Indonesia dan Pancasila sila ke-4 yang berbunyi Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan. Kalimat ini bahkan memiliki makna yang besar dan
luas. Dengan persatuan tidak akan ada perpecahan. Tujuan
perkuliahan Pancasila adalah agar mahasiswa memahami,
menghayati dan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 dalam
kehidupan sehari-hari sebagai warga negara RI, juga menguasai
pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah dasar
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang hendak

1
diatasi dengan pemikiran yang berlandaskan Pancasila dan UUD
1945.

Inilah gunanya Pendidikan Pancasila dilaksanakan dan kami


akan bahas mengenai apa itu Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian pancasila sebagai pemersatu bangsa
2. Bagaimana pengaplikasian butir-butir sila ke-3 dan sila ke-4
dalam kehidupan sehari-hari

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Pancasila sila ke-3
2. Dapat mengamalkan Pancasila sila ke-3 di kehidupan sehari-hari
3. Mengetahui pengertian Pancasila sila ke-4
4. Dapat mengamalkan Paancasila sila ke-4 di kehidupan sehari-
hari

2
PEMBAHASAN

Sila ke-3
A. Pengertian Persatuan Indonesia
Persatuan Indonesia merupakan bunyi dari sila ketiga
Pancasila. Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia merupakan
negara dengan beragam agama, budaya, suku, dan ras. Perbedaan
perbedaan tersebut dapat terhimpun menjadi satu dengan
menggunakan persatuan.
Menurut KBBI sendiri, makna dari persatuan adalah
menggabung menjadi satu dan mutlak tidak dapat dipisahkan.
Seperti contoh, banyak sekali provinsi di Indonesia apabila salah
satu dari provinsi tersebut mendirikan sebuah negara maka akan
terjadi perpecahan. Perpecahan tersebut yang menimbulkan
munculnya kelompok pro dan kontra, dan konflik pun tak dapat
dihindarkan lagi.
Dengan sila persatuan Indonesia, manusia Indonesia
menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan
golongan. Persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika,
dengan mengutamakan bangsa dan negara demi kesatuan dan
persatuan bangsa.

B. Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa


Sebelum proklamasi kemerdekaan unsur-unsur yang terdapat
didalam Pancasila yaitu, unsur ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kekeluargaan, dan keadilan, sudah ada dalam kehidupan bangsa
Indonesia telah diamalkan di dalam adat-istiadat bangsa Indonesia
atau dalam arti luas kebudayaan bangsa Indonesia.
Disamping bangsa Indonesia ber-Pancasila dalam adat budaya
sebelum proklamasi kemerdekaan, di dalam kehidupan beragama
pun telah mengamalkan juga kelima unsur Pancasila tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Jadi bentuk agama apapun di dalam
kehidupan antarumat beragama antara satu dan yang lainnya ada
rasa persatuan sebagai sesama warga masyarakat dan saling
hormat menghormati.

3
Bangsa Indonesia sebelum diproklamirkan menjadi Republik
Indonesia yang sudah berPancasila sebagaimana diuraikan diatas.
Menurut Notonagoro bagaimanapun juga beraneka ragam suku-
suku bangsa Indonesia, dalam hal adat-istiadat dan kebudayaan,
dalam hal keagamaan, di dalamnya terdapat kesamaan unsur-unsur
tertentu.
Unsur-unsur terdapat dalam Pancasila sudah terdapat sebagai
asas-asas dalam adat-istiadat dan kebudayaan bangsa Indonesia,
dan juga terdapat asas-asas dalam agama-agama bangsa
Indonesia, dan setelah bernegara ditambahkan kedudukan baru
kepada unsur-unsur itu sebagai asas-asas kenegaraan bangsa
Indonesia, sehingga dinyatakan bangsa Indonesia berPancasila
dalam kenegaraan.
Dengan demikian menurut Notonagoro dapat diistilahkan
bahwa bangsa Indonesia berPancasila dalam Tri Prakara, dalam 3
jenisyang bersama-sama dimiliki, yaitu berPancasila dalam adat
budaya, berPancasila dalam bidang religious, berPancasila dalam
kenegaraan, yang selanjutnya tidak ada pertentangan antara
Pancasila negara, Pancasila adat budaya, Pancasila religius, ketiga-
tiganya saling memperkuat.
Negara berPancasila berarti memperkuat dan
memperkembangkan bangsa Indonesia beragama dan
berkebudayaan. BerPancasila dalam bidang religious dan adat
budaya dapat memperkuat dan mengembangkan Pancasila dalam
kenegaraan.
Dengan adanya bangsa Indonesia berPaancasila dalam tri-
prakara diatas, berarti kehidupan dalam adat-budaya, keagamaaan,
dan kenegaraan semua rakyat Indonesia yang beraneka ragam
dapat disatukan. Dan dengan ketiga dasar tersebut maka Pancasila
dalam kehidupan bengsa Indonesia dalam bermasyarakat dan
bernegara, fungsi dan kedudukannya adalah sebagai alat
pemersatu bangsa Indonesia, untuk menyatukan sema kelompok
yang ada.
Unsur dasar yang terkandung dalam sila-sila Pancasila, dalam
kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sudah diamalkan, baik
diketahui atau tidak memang secara alami atau secara kodrati
bangsa Indonesia memang demikian keadaannya.

4
Pancasila mencapai suatu bentuk masyarakat yang dicita-
citakan dapat diperinci lebih lanjut fungsi dan kedudukannya
sebagai berikut :
a. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia, yaitu sumber
daya tindakan bangsa Indonesia dalam bermasyarakat,
baik dalam adat-istiadat, hidup keagamaan, dan juga hidup
bernegara.
b. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, yaitu
merupakan inti kehidupan dalam bermasyarakat dengan
ciri-ciri khusu sebagai perwujudan jiwa bangsa.
c. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia,
yaitu kristalisasi nilai-nilai yang mengarahkan bangssa
Indonesia dalam mencapai kehidupan yang dicita-citakan.
d. Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia, yaitu
sebagai sarana untuk mencapai tujuan gidup yang dicita-
citakan bersama dalam bermsyarakat dan bernegara.
Empat fungsi dan kedudukan Pancasila diatas, merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan yang lainnya sebagai filsafat hidup bangsa. Dengan
demikian Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa ini sekaligus
berfungsi sebagi pemersatu bangsa Indonesia, yang dalam
penghayatan Pancasila merupakan penghayatan material,
kemudian diwujudkan dalam pengamalan subjektif Pancasila.

C. Pentingnya Persatuan dan Kesatuan di Indonesia


Telah dijelaskan di atas bahwa negara Indonesia terdiri
dari beragam suku, budaya, bahasa, agama, dan ras. Seluruh
perbedaan tersebut harus memiliki satu tempat atau wadah untuk
bergabung menjadi satu yaitu persatuan. Maka dari itu sangatlah
penting sebuah persatuan di dalam Negara agar terwujud kesatuan
dan persamaan.

Negara Indonesia sangatlah besar dan luas sehingga


sangatlah sulit untuk mengaturnya apabila tidak ada persatuan.
Contoh cara menyatukannya adalah dengan adanya Sumpah
Pemuda tahun 1928, yang pada isinya dinyatakan bahwa negara
Indonesia adalah negara kesatuan bukan negara federasi dan bukan
negara serikat.

5
Negara kesatuan ini sekaligus juga kesatuan bangsa, yaitu
kesatuan yang tumbuh dalam hati sekelompok manusia
berdasarkan cita-cita yang sama dalam satu negara Indonesia, yang
disebut dengan nasionalisme Indonesia. Dengan demikian jelaslah
bahwa nasionalisme Indonesia kebangsaan Indonesia yang
dibentuk, bukan secara alami, oleh karena itu membutuhkan tokoh-
tokoh dalam pembentukannya.

D. Hakikat dan Makna Sila Persatuan Indonesia


Hakikat sila Persatuan Indonesia adalah bahwa manusia
Indonesia sebagai pendukung sila-sila Pancasila memiliki perbedaan
dari sudut pandang kultur (budaya daerah), adat istiadat, agama,
bahasa daerah, dan perbedaan lainnya. Sebagaimana kita ketahui
bahwa taken for granted bangsa Indonesia adalah bangsa yang
pluralis atau majemuk yang merupakan anugerah Tuhan Yang Maha
Esa. Oleh karena itu, dilihat dari sudut pandang filsafat, bangsa
Indonesia pada hakikat adalah satu, yakni satu nusa, satu bangsa,
dan satu Bahasa.
Semangat ini dikumandangkan ketika bangsa Indonesia
menyadari bahwa penjajahan kolonial telah memecah belah bangsa
Indonesia melalui politik devide et impera dan untuk melawannya
bangsa Indonesia harus bersatu (mengedepankan prinsip persatuan
dan kesatuan bangsa dan negara). Melalui Kongres Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 diikrarkan :
Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah
satu, tanah Indonesia, Kami putra dan putri Indonesia mengaku
berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, Kami putra dan putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa
merupakan tunggak bersejarah kebesaran bangsa Indonesia,
sehingga keberadaan sila ketiga Pancasila Persatuan Indonesia
merupakan perwujudan konkrit dari semangat Sumpah Pemuda
yang sejak lama diikrarkan oleh pemuda-pemuda Indonesia untuk
melawan penjajahan kolonial Belanda.
Rumusan sila ketiga Pancasila tersebut dapat ditelusuri
melalui sudut pandang bahasa. Menurut Kaelan (2013: 256-257)
menjelaskan bahwa sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan
Indonesia, yang terdiri atas 2 kata, yaitu Persatuan (S) dan

6
Indonesia (ket), jadi inti pokok sila ketiga adalah kata persatuan
yang terdiri dari akar kata satu + per-/-an. Maka persatuan
secara morfologis berarti suatu hasil dari perbuatan, jadi
merupakan nomina. Ditinjau dari sudut dinamikanya, pengertian
persatuan yaitu suatu proses yang dinamis berdirinya bangsa dan
negara Indonesia, yaitu merupakan suatu proses persatuan untuk
wilayah, bangsa, dan negara Indonesia.
Dari perspektif filsafat, menurut Notonagoro (1984: 128-131)
menjelaskan bahwa isi arti sila Persatuan Indonesia yang abstrak
umum universal adalah sebagai berikut:
1. Bahwa sifat-sifat dan keadaan-keadaan daripada dan di
dalam negara kita harus sesuai dengan hakikat daripada
satu : ialah mutlak tidak dapat terbagi dan mutlak terpisah
dari segala sesuatu hal lainnya.
2. Bahwa rakyat Indonesia sebagai keseluruhan penjumlah
semua orang Indonesia mempunyai tanah air tumpah
darah tersendiri.
3. Bahwa mengingat sifat persatuan dan kesatuan daripada
Pancasila, Persatuan Indonesia adalah persatuan yang
berke-Tuhanan Yang Maha Esa.
4. Bahwa halnya sebenarnya adalah lain dengan yang
nampaknya banyak menjadi pendapat orang tentang
terdapatnya perbedaan-perbedaan didalam bangsa dan
negara kita dianggap bertentangan dengan kesatuan
kebangsaan kita.

E. Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa


Indonesia

Apakah menurut anda semua bangsa Indonesia telah


bersatu? Jawabanya adalah masih belum, masih banyak orang
yang belum sadar tentang arti dan pentingnya persatuan dan
kesatuan. Banyak orang yang masih berkonflik, perang suku, dan
lain sebagainya. Bukti inilah yang melatarbelakangi Indonesia
belum bersatu. Maka dari itu hendaknya kita sebagai warga negara
yang baik sadar tentang hal tersebut dan bentuk persatuan di bumi
Indonesia yang kita cintai dan banggakan ini. Banyak hal yang
dapat dilakukan untuk membuat Indonesia ini bersatu, diantaranya
adalah :

7
a. Menjadikan nilai-nilai sumpah pemuda sebagai nilai
esensial yang digunakan untuk menumbuh kembangkan
semangat persatuan Indonesia
b. Menumbuhkan semangat patriotisme dalam mengisi dan
mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia melalui
pembangunan nasional.
c. Mengembangkan semangat nasionalisme dan wawasan
kebangsaan demi persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia.
d. Menempatkan kepentingan masyarakat, bangsa dan
negara diatas kepentingan pribadi, golongan, dan
kelompok-kelompok tertentu.
e. Mengembangkan dan menumbuh kembangkan semangat
rela berkorban demi kepentingan masyarakat, bangsa, dan
negara.
f. Mengembangkan semangat cinta kepada tanah air,
bangsa, dan negara melalui kerja keras dan disiplin dalam
pembangunan bangsa.
g. Mengembangkan semangat kebangsaan Indonesia dengan
terus menjunjung tinggi semangat bertanah air satu tanah
Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, dan
berbahasa satu Bahasa Indonesia.
h. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam
rangka NKRI.
i. Menjaga keutuhan dan kedaulatan negara dan kerangka
NKRI.
j. Menjadikan nilai-nilai keBhinekaan sebagai modal social
dalam membangun bangsa dan negara diatas persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia.
k. Menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai Bhineka
Tunggal Ika sebagai symbol persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia.
l. Menumbuhkan sikap perlawanan terhadap setiap upaya
memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa yang
dibungkus dengan isu-isu SARA.
m. Menumbuhkan semangat nasionalisme untuk melawan
segala bentuk gerakan separatism dan pemberontakan
oleh gerombolan sipil bersenjata yang akan memisahkan
diri dari tanah air Indonesia.

8
n. Menumbuhkan semangat ethic of pluralism dalam
pembangunan bangsa
o. Menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara
Indonesia.

Sila ke-4
A. Pancasila sebagai dasar kehidupan bangsa

Di dalam bahasa sederhana, pelaksanaan Pancasila di dalam


konteks konseptual normative dan sebagai pedoman perilaku
senantiasa berkaitan dengan konsep kebersamaan. Diketahui pula
bahwa setiap Negara mempunyai ideology masing-masing yang
secara konstitusional dituangkan di dalam Undang Undang Dasar
Negara. Di dalam rangka ini, Pancasila yang merupakan dasar
Negara Indonesia yang dituangkan dalam lima dasar. Tiap sila
mengandung dan mencerminkan makna keempat sila yang lainnya.
Nilai yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan
didasari oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab serta Persatuan Indonesia dan mendasari serta
menjiwai sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Nilai filosofi yang terkandung di dalamnya adalah bahwa


hakikat Negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk social. Hakikat rakyat adalah

9
merupakan sekelompok manusia sebagai makhluk Tuhan yang
Maha Esa yang bersatu yang bertujuan mewujudkan harkat dan
martabat manusia dalam suatu wilayah Negara. Rakyat merupakan
subjek pendukung pokok Negara. Negara adalah dari, oleh dan
untuk rakyat, oleh karena itu rakyat adalah merupakan asal mula
kekuasaan Negara. Sehingga dalam sila kerakyatan terkandung nilai
demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup
Negara.

Menurut sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan. Dapat
dinyatakan bahwasannya kedaulatan rakyat berarti kekuasaan
Negara ada di tangan rakyat. Oleh karena kedaulatan ada di tangan
rakyat, maka wakil-wakil rakyatlah yang mempunyai kewenangan
itu. Representasi di dalam kelembagaan Negara sebagaimana
tercermin di dalam Undang Undang Dasar 1945, yang memeberikan
kewenangan kepada lembaga-lemabaga tersebut adalah
implementasi dari sila kerakyatan. Kedaulatan rakyat berisi
pengakuan akan harkat dan martabat manusia, sedangkan
pengakuan martabat manusia itu berarti pula menghormati dan
menjunjung tinggi hak-hak orang lain seperti hak mengeluarkan
pendapat, hak berkumpul dan berapat, hak ikut serta dalam
pemerintahan dan jabatan-jabatan Negara, kemerdekaan pers dan
lain lain. Sudah tentu sesuai dengan jiwa Pancasila itu sendiri
kedaulatan rakyat itu hendaklah bersifat musyawarah dan mufakat
serta tenggang rasa yang didasarkan pada aspek kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanann dalam permusyawaratan/
perwakilan.

Nilai moral yang harus dianut dan hidup dalam diri setiap
orang Indonesia adalah rasa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

10
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, sebagaimana
ditentukan oleh ajaran Ketuhanan. Hal ini juga mengandung arti
bahwa setiap orang yang mengaku dirinya seseorang yang
bermoral Pancasila, harus betul-betul merasa bahwaa jiwanya
terdorong untuk bertindak sesuai dengan ketentuan Pancasila.

Nilai nilai moral pancasila dapat dilihat dari nilai Ketuhanan,


nilai Kemanusiaan, nilai Persatuan, nilai Kerakyatan dan nilai
Keadilan social yang dimana diantara sila tersebut tidak dapat
dipisahkan. Meskipun demikian, kedudukan nilai ketuhanan menjadi
landasan dan menjiwai nilai-nilai sila yang lain. Kalau semua nilai-
nilai moral pancasila itu dilaksanakan dengan baik oleh setiap
orang, maka semua orang sudah bermoral Pancasila. Sila-sila
pancasila merupakan system nilai, terdapat dua macam norma
yang merupakan pedoman pelaksanaan dalam penyelenggaraan
kenegaraan, kebangsaan, serta kemasyarakatan.

Selain itu pancasila merupakan sumber tertib hukum di


Indonesia, sekaligus juga merupakan suatu sumber norma moral
bagi pelaksanaan hukum, penyelenggaraan kenegaraan dan
kebangsaan. Dengan sendirinya nilai-nilai moral yang terkandung
dalam sila-sila pancasila tidak dapat ditafsirka satu-satu.
Konsekuensinya selama bangsa Indonesia memiliki kehendak
bersama untuk membangun bangsa di atas dasar filosofis nilai-nilai
Pancasila, seharusnya segala kebijakan dalam Negara terutama
dalam melakukan suatu pembaruan-pembaruan dalam Negara
terutama dalam proses reformasi dewasa ini nilai-nilai pancasila
merupakan suatu pangkal tolak revisi.

Dengan sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilanan, manusia

11
indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat indonesia
mempunyai kedudukan hak dan kewajiban yang sama, dalam
menggunakan hak-haknya ia menyadari perlunya memperhatikan
dan mengutamakan kepentingan negara dan kepentingan
masyarakat. Karena mempunyai kedudukan hak dan kewajiban
yang sama maka pada dasarnya tidak boleh ada sesuatu kehendak
yang dipaksakan kepada pihak lain. Sebelum di ambil keputusan
yang menyangkut kepentingan bersama terlebih dahulu di adakan
musyawarah keputusan di usahakan secara mufakat, musyawarah
untuk mencapai mufakat ini diliputi oleh semangat kekeluargaan
yang merupakan ciri khas bangsa indonesia.

Manusia indonesia menghormati dan menjunjung tinggi setiap


hasil keputusan musyawarah, karena itu semua pihak yang
bersangkutan harus menerimanya dan melaksanakannya dengan
itikad baik dan rasa tanggung jawab. Di sini kepentingan
bersamalah yang diutamakan atas kepentingan pribadi dan
golongan, pembicaraan dalam musyawarah dilakukan dengan akal
sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur, keputusan-
keputusan yang di ambil harus dipertanggung-jawabkan secara
moral kepada tuhan yang maha esa menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.

B. Hakikat dan Makna sila ke-4


Hakikat sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan adalah bahwa
esensi pokok dari sila keempat Pancasila ini adalah kerakyatan,
hikmat kebijaksanaan, dan permusyarawatan/perwakilan.

12
Kerakyatan mengandung arti bahwa pendukung pokok atau utama
terhadap negara adlah rakyat atau manusia Indonesia. Kerakyatan
yang dimaksudkan dalam sila ini adalah kedaulatan rakyat bahwa
rakyat adalah pemegang kedaulatan tertinggi di negara Indonesia
dan unsur rakyat merupakan unsur utama eksistensi negara.
Dengan demikian esensi kerakyatan dalam konteks politik
kenegaraan sebagaimana tercantum di dalam sila keempat
Pancasila adalah from the people, by the people, and for the
people (dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat). Hikmat
kebijaksanaan mengandung arti bahwa dalam melakukan aktivitas
dalam berbagai dimensi kehidupan, baik bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, maka aspek etika dan moral
kebijaksanaan menjadi referensi utama dari rakyat dan
penyelenggaraan negara.
Dari perspektif filsafat, sila keempat terdiri atas dua cita-cita
kefilsafatan, pertama kerakyatan yang mengandung cita-cita bahwa
negara adalah alat bagi keperluan seluruh rakyat serta pula cita-cita
demokrasi politik, kedua-duanya dijelmakan dalam asas politik
negara, ialah negara berkedaulatan rakyat sebagai cita-cita politik
yang mengandung pula tiga unsur tersebut (negara buat seluruh
rakyat, demokrasi social-ekonomi, demokrasi politik) sebagai cita-
cita politik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa didalam dasar
filsafat dan dasar politik negara kita terdapat tiga unsur pokok,
yaitu pertama kerakyatan, kedua permusyawaratan/perwakilan, dan
ketiga kedaulatan rakyat.
Selanjutnya, bahwa kedaulatan rakyat adalah bentuk
penjelmaan daripada dua unsur pokok lainnya, yang sebelumnya
hanya merupakan dasar filsafat atau dasar kerohanian lalu menjadi
juga dasar politik. Pemisahan ini perlu diperhatikan agar supaya
jangan sampai terjadi kekisruhan, seperti misalnya orang lalu

13
memberi arti demokrasi begitu saja kepada kedua-duanya, yakni
kepada sila kerakyatan dengan 2 unsur itu dan kepada dasar politik
kedaulatan rakyat. Paling tidak perlu dibedakan, bahwa demokrasi
sebagai arti daripada sila kerakyatan ialah demokrasi dalam
kedudukan dan makna dasar filsafat atau suatu cita-cita
kefilsafatan, sedangkan demokraasi sebagai arti daripada
kedaulatan rakyat itu ialah demokrasi dalam kedudukan dan makna
dasar politik atau suatu cita-cita politik. Kedua-duanya masih
merupakan cita-cita (Notonagoro, 1984:138).
Jadi dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, terkandung
cita-cita sebagai berikut :
1. Kerakyatan adalah merupakan suatu dasar filsafat dan dasar
kerokhanian.
2. Permusyawaratan/perwakilan, pengertian demokrasi
berkaitan dengan pengertian permusyawaratan/perwakilan
dan tidak bisa dilepaskan.
3. Hikmat kebijaksanaan, yaitu demokrasi dalam
pelaksanaannya dibimbingoleh moralitas wisdom
(kebijaksanaan), dengan tujuan dicapainya suatu
kemufakatan.

C. Pengamalan dan Penerapan nilai-nilai Pancasila sila ke-4


Butir-butir pengamalan sila keempat pancasila, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Munumbuhkan sikap dan semangat musyawarah untuk
mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.
b. Setiap keputusan yang diambil dan disepakati merupakan
keputusan bersama untuk kepentingan yang lebih luas,
yakni kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara
Indonesia.

14
c. Dalam pengambilan setiap keputusan harus dilakukan
semata-mata untuk kepentingan bersama dengan dilandasi
oleh semangat kekeluargaan dan kebersamaan.
d. Dalam sebuah Negara yang berdaulat seperti Indonesia,
maka kedaulatan rakyat merupakan esensi dari Negara
yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.
e. Mengembangkan nilai-nilai demokrasi dengan menjunjung
tinggi prinsip the government from the people, by the
people, and for the people.
f. Demokrasi yang dikembangkan di Indonesia adalah
demokrasi pancasila dengan tetap menjunjung tinggi nilai-
nilai demokrasi yang universal.
g. Demokrasi yang dikembangkan di Indonesia adalah
demokrasi yang dijiwai dan dilandasi oleh Ketuhanan yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, dan
Persatuan Indonesia.
h. Menghormati dan konsisten melaksanakan setiap
keputusan yang melalui musyawarah dan mufakat sebagai
bentuk pertanggungjawaban moral di alam demokrasi.
i. Menjauhkan diri dari perpecahan yang mengarah pada
tindakan yang anarkis dan emosional dalam setiap
musyawarah dalam pengambilan keputusan karena
bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi.
j. Menjaga nilai-nilai kebersamaan, kesetiakawanan, dan
kekeluargaan dalam melakukan pengambilan keputusan
melalui musyawarah mufakat.
k. Dalam melakukan pengambilan keputusan melalui
musyawarah harus dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
l. Setiap keputusan yang diambil sebagai bagian dari
pelaksanaan nilai-nilai demokrasi harus dapat

15
dipertanggungjawabkan baik secara moral, social maupun
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
m. Keputusan yang diambil secara musyawarah harus
dihindari dari bias kepentingan pribadi atau kelompok
tertentu, sebaliknya keputusan tersebut harus memberi
nilai manfaat bagi semuanya.
n. Hindari politisasi keputusan public yang selalu
mengatasnamakan rakyat.
o. Dalam pengambilan keputusan, terutama keputusan yang
sangat strategis perlu partisipasi masyarakat dengan
mengedepankan unsure keterwakilan.
p. Dalam melakukan musyawarah untuk mengambil suatu
keputusan perlu dihindari pemaksaan kehendak kepada
pihak lain.
q. Dalam melakukan musyawarah untuk mengambil suatu
keputusan perlu dihindari unsur-unsur yang mengarah
pada perbuatan yang tidak bijak, seperti melakukan money
politic, suap, gratifikasi dan perbuatan tercela lainnya.

PENUTUP
Simpulan
Persatuan dan kesatuan sangatlah penting bagi sebuah negara dan bangsa yang
ingin hidup sejahtera. Dengan persatuan dan kesatuan pula sebuah negara bahkan bisa
bersatu dengan negara lain. Persatuan dan kesatuan juga akan mewujudkan

16
kerjasama yang baik diantara orang-orang yang ada di dalamnya. Bukan hanya
mengenai sila ke-3 tapi juga mengenai sila ke-4 bahwa kita harus mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan individu/perseorangan atau juga
mengutamakan hak kolektif dengan mengabaikan hak individu, tetapi substansi
demokrasi adalah menjaga keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hak
individu dan kolektif.
Sesuai dengan semboyan negara kita Bhineka Tunggal Ika yang megandung arti
meskipun kita berbeda-beda tetapi kita tetap satu. Satu negara dan satu bahasa
nasional yaitu bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Syarbaini, Syahrial. 2016. Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi.


Jakarta : Ghalia Indonesia

17
Bakry, Noor Ms. 2010. Pendidikan Pancasila. Jogjakarta : Pustaka
Pelajar
Karsadi. 2014. Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi : Upaya
Membangun Moral dan Karakter Bangsa. Jogjakarta : Pustaka
Pelajar

18

Anda mungkin juga menyukai