PENDAHULUAN
Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko yang
mempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai risiko tersebut adalah
kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan
dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan
kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak
dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja.
Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik.
Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman
merupaka hal yang diinginkan oleh semua pekerja. Di era globalisasi menuntut
pelaksanaan Kesehatan dan Keselamaan Kerja (K3) di setiap tempat kerja
termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu perlu kita mengembangkan dan
meningkatkan K3 di sektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin
risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja dengan cara
promotif, preventif, kutartif, dan rehabilitatif, serta meningkatkan produktivitas dan
efisien.
1
Dengan alasan untuk melindungi para tenaga kerja dan pengembangan
usaha demi tercapainya tidak adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja maka
ada beberapa landasan yang digunakan oleh perusahaan, sebagai berikut :
2
Pabrik Kejayan di Jawa Timur untuk mengolah produk susu seperti DANCOW
dan BEAR BRAND, Pabrik Panjang di Lampung untuk mengolah kopi instan
NESCAFE, Pabrik Cikupa di Banten untuk memproduksi produk kembang gula
FOX'S, POLO dan CRUNCH, serta Pabrik Karawang di Jawa Barat untuk
memproduksi DANCOW, MILO dan CERELAC.
3
Permen merupakan salah satu produk yang digemari, sebagai produk
confectionery, permen dibedakan menjadi dua golongan berdasarkan bahan
bakunya, yaitu sugar confectionery chocolate confectionery. Selain itu,
penggolongan permen juga dapat berdasarkan pada perbedaan tekstur dan
pengolahannya, yaitu permen kristalin (krim) dan non kristalin. Permen fox
merupakan contoh permen Kristal.
Pengukuran bahan
Sesuai formula atau resep membuat permen
Pendinginan
Suhu sekitar 40-4300 C
Sampai konsistensi memadat
Pencetakan
Kelembaban udara dijaga rendah
4
Promosi kesehatan merupakan ilmu pengetahuan dan seni yang
membantu seseorang untuk mengubah gaya hidup menuju kesehatan yang
optimal, yaitu terjadinya keseimbangan kesehatan fisik, emosi, spiritual dan
intelektual. Tujuan promosi kesehatan di tempat kerja adalah terciptanya perilaku
dan lingkungan kerja sehat juga produktivitas yang tinggi. Tujuan dari promosi
kesehatan adalah:
Gizi kerja adalah gizi /nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja tambahan.
Gizi kerja menjadi masalah disebabkan beberapa hal yaitu rendahnya kebiasaan
makan pagi, kurangnya perhatian pengusaha, kurangnya pengetahuan tenaga
kerja tentang gizi, tidak mendapat uang makan, serta jumlah, kapan dan apa
dimakan tidak diketahui. Efek dari gizi kerja yang kurang bagi pekerja adalah :
5
Jenis pekerjaan dan gizi yang tidak sesuai akan menyebabkan timbulnya
berbagai penyakit seperti obesitas, penyakit jantung koroner, stroke, penyakit
degenerative, arteriosklerotik, hipertensi, kurang gizi dan mudah terserang infeksi
akut seperti gangguan saluran nafas. Ketersediaan makanan bergizi dan peran
perusahaan untuk memberikan informasi gizi makanan atau pelaksanaan
pemberian gizi kerja yang optimal akan meningkatkan kesehatan dan
produktivitas yang setinggi tingginya.
1.5.2 ERGONOMI
6
2) Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas
kerjasama sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan
menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja,
3) Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik,
ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan
meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.
1. Teknik
2. Fisik
3. Pengalaman psikis
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan
otot dan persendian
5. Anthropometri
6. Sosiologi
7. Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up
take dan aktivitas otot.
8. Desain, dll.
1. Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana
kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja.
Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat
badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
7
3. Tata Letak Tempat Kerja
4. Mengangkat beban
1.5.3 P3K
8
menyediakan ruang P3K dalam hal proses produksi mempekerjakan
pekerja/buruh 100 orang atau lebih atau kurang dari 100 orang dengan potensi
bahaya tinggi.
Ruang P3K juga diatur standarnya, salah satunya meliputi lokasi yang
harus dekat dengan toilet/kamar mandi, jalan keluar, mudah dijangkau, dan dekat
dengan tempat parker kendaraan.
9
10
BAB II
PELAKSANAAN
11
12
BAB III
HASIL PENGAMATAN
b. Preventif
Dokter perusahaan melakukan pemantauan lingkungan kerja secara
berkala.
Penggunaan APD berjalan dengan baik di perusahaan.
Perusahaan rutin melakukan medical check up untuk seluruh karyawan
satu tahun sekali
Perusahaan menyediakan fasilitas olahraga untuk seluruh karyawan
c. Kuratif
Terdapat klinik, dokter, dan perawat perusahaan
Tenaga kerja juga telah terdaftar dalam BPJS Kesehatan dan
Ketenagakerjaan
13
d. Rehabilitatif
Tidak adanya pelayanan rehabilitatif dikarenakan tidak adanya
kecelakaan kerja yang membutuhkan tersebut. Tetapi jika terjadi
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja maka karyawan tersebut
akan diberikan kompensasi oleh perusahaan sesuai dengan kebijakan
yang berlaku.
14
3.5 Kesesuaian Pekerja dengan Alat
- Sebagian besar kursi memiliki sandaran kaki, Kursi dapat diatur naik
turun, Tinggi mesin tempat bekerja sesuai pada dengan posisi dan tinggi
pekerja
- Dan jika mengangkat barang pekerja sudah menggunakan trolley.
2) Beban Kerja
3) Lingkungan Kerja
PT. Nestle Indonesia Cikupa Factory memiliki satu ruang makan di dalam
perusahaan untuk karyawan. Kebutuhan makan karyawan menggunakan jasa
kantin di perusahaan. Menurut narasumber PT. Nestle Indonesia Cikupa Factory
mendapatkan makanan sesuai dengan standar pemenuhan gizi yang seimbang,
namun tidak dibedakan jumlah kebutuhan kalori dari setiap departemen. Jam
istirahat dan makan dijadwalkan oleh perusahaan, dan disesuaikan dengan
situasi kerja.
15
3.8 Penyakit Akibat Kerja yang Sering Terjadi
Fasilitas kesehatan yang tersedia berupa kotak P3K yang terdapat pada
setiap ruangan. Setiap karyawan mengetahui isi P3K dan isi kotak P3K hanya
terdiri dari antiseptik, plester, pembalut, dan beberapa obat. Narasumber
mengakui bahwa isi kotak P3K belum memenuhi standar. Selain itu tidak ada
yang dilatih untuk menggunakan peralatan P3K sehingga dalam keadaan yang
membutuhkan penanganan lebih lanjut akan di bawa ke Rumah Sakit terdekat.
16
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
17
kesehatan khusus dilakukan karyawan yang
bagi karyawan secara pribadi di sudah bekerja
dengan kebutuhan rumah sakit dengan lama
atau butuh perhatian dengan dan dengan
khusus, seperti : menggunakan paparan khusus
audiometri, BPJS (contoh :
spirometri, Kesehatan pencahayaan
pemeriksaan mata, atau bising)
dan lain lain.
5. Kesesuaian Ada beberapa Diadakan
Pekerja Pekerja yang tidak penyuluhan
dengan Alat mengetahui postur atau pelatihan
kerja yang mengenai
ergonomis ergonomi serta
posisi dan
postur kerja
yang ergonomis
dan manfaat
ergonomi pada
tenaga kerja
6. Sarana P3K Isi P3K dan isi kotak Mengisi unit
P3K hanya terdiri P3K dengan
dari antiseptik, unit yang
plester, pembalut, terlatih dan
dan beberapa obat. memiliki
Tidak ada yang sertifikat
dilatih untuk pelatihan
menggunakan
peralatan P3K
7. Personil Dokter dan perawat Langkah yang
Kesehatan di perusahaan tidak diambil oleh
24 jam pihak
perusahaan
hendaklah
menambah
18
tenaga
kesehatan guna
membantu
dokter
perusahaan
untuk
memberikan
pelayanan
kesehatan yang
baik kepada
para tenaga
kerja
19
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
20
BAB VI
PENUTUP
21