Masa perintisan
Masa persiapan
Masa pelaksanaan pembangunan
Secara terperinci penjelasan mengenai ketiga masa perkembangan PT Semen Indonesia
dapat dijelaskan pada subbab berikut ini.
A.1 Masa Perintisan
Masa perintisan ini dimulai pada tahun 1935, ketika seorang sarjana Belanda bernama
Ir. Van Ess melakukan penelitian geologis di sekitar Gresik. Hasil survei menunjukkan
adanya deposit batu kapur dalam jumlah besar. Penemuan ini mendorong pemerintah Belanda
untuk mendirikan pabrik Semen. Akan tetapi, survei yang dilakukan tidak berkelanjutan
karena pecahnya Perang Dunia II.
Pada tahun 1950, Drs. Moh. Hatta (wakil presiden RI pada masa itu), mendorong
pemerintah untuk merealisasikan proyek pembangunan pabrik semen tersebut. Hasil
penelitian ulang yang dilakukan menyimpulkan bahwa proses pendirian pabrik Semen Gresik
sangat baik. Dilaporkan bahwa deposit bahan galian tersebut dapat memenuhi kebutuhan
pabrik semen yang beroperasi dengan kapasitas 250.000 ton per tahun selama 60 tahun.
Tanggal 25 Maret 1953, dengan akte notaris Raden Meester Soewandi nomor 41 Jakarta,
didirikanlah badan hukum NV. Semen Gresik.
A.2 Masa Persiapan
Realisasi pembangunan pabrik Semen Gresik tersebut selanjutnya oleh pemerintah Indonesia
diserahkan ke BIN (Bank Industri Negara). Dengan penugasan tersebut, BIN mulai
mengadakan persiapan-persiapan terutama yang menyangkut penyediaan pembiayaan lokal
yang berupa rupiah. Sedang untuk pembiayaan valuta asing, digunakan kredit Bank USA.
Konsultan untuk persiapan pelaksanaan pembangunan pabrik ini adalah White Eng AS
dan Mc Donald Co. yang ditugaskan untuk menentukan lokasi sekaligus merancang
pembangunan pabrik.
A.3 Masa Pelaksanaan Pembangunan
Pelaksanaan pembangunan fisik pabrik dimulai pada bulan April 1955. Pembangunan
tahap pertama dari pabrik tersebut dimaksudkan untuk mendirikan sebuah pabrik yang
memiliki tanur pembakaran berkapasitas 250.000 ton/tahun dengan kemungkinan perluasan
dimasa yang akan datang. Setelah kurang lebih dua tahun pelaksanaan pembangunan proyek
tepatnya tanggal 7 Agustus 1957, Presiden Soekarno meresmikan Pabrik Semen Gresik
dengan kapasitas 250.000 ton/tahun.
Pada tahun 1961, pabrik Semen Gresik melakukan perluasan yang pertama dengan
menambah satu tanur pembakaran sehingga kapasitas produksi meningkat menjadi 375.000
ton/tahun. Pada tanggal 17 April 1961, status NV. Semen Gresik berubah menjadi perusahaan
negara, yaitu PN. Semen Gresik. Dan terakhir tanggal 24 Oktober 1969, statusnya berubah
lagi menjadi PT Semen Gresik (PERSERO) hingga sekarang.
Pada tahun 1972, pabrik Semen Gresik melakukan perluasan yang kedua dengan
menambah satu buah kiln sehingga kapasitasnya menjadi 500.000 600.000 ton/tahun.
Keempat kiln di atas adalah untuk proses basah. Pada tahun 1979, dilakukan perluasan ketiga
dengan menambah dua buah Kiln untuk proses kering, sehingga kapasitas produksi menjadi
1,5 juta ton/tahun. Pada tahun 1988, dilakukan konversi bahan bakar dari minyak ke batubara
sebagai upaya untuk menekan biaya bahan bakar.
Pada tahun 1991, PT Semen Gresik (PERSERO) Tbk. mengadakan go public setelah listing
di bursa pada tanggal 8 Juli 1991 dengan menjual 27% ( 40 juta) lembar saham kepada
masyarakat. Komposisi kepemilikan saham menjadi Negara 83% dan Masyarakat 27%.
Optimalisasi pabrik Semen Gresik dilakukan pada tahun 1992 dengan mengganti jenis
Suspension Preheater dari Gepol menjadi Cyclone, sehingga kapasitas terpasang pabrik
Semen Gresik Unit I dan II menjadi 1,8 juta ton/tahun.
Tanggal 16 November 1994, ditandatangani kerjasama perjanjian antara PT Semen
Gresik dengan Fuller International untuk pembangunan perluasan keempat, yaitu pabrik
Semen Gresik Unit III di Kota Tuban yang berkapasitas 2,3 juta ton/tahun dan diresmikan
oleh Presiden Soeharto pada tanggal 24 September 1994. Salah satu alasan didirikannya Unit
III di Tuban ini adalah struktur geografis Kota Tuban dan sekitarnya, yaitu pegunungan kapur
yang mempunyai kemungkinan dilakukan penggalian bahan baku sampai dengan seratus
tahun mendatang. Dengan berdirinya pabrik Semen Gresik Unit III ini, maka total kapasitas
produksi menjadi 4,1 juta ton/tahun.
Unit pabrik I dan II terletak di Desa Sidomoro, Kabupaten Gresik. Sedangkan Unit III
terletak di Desa Sumber Arum, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Pada masa ini pabrik
yang beroperasi adalah Unit III, sedangkan untuk Unit I dan II beroperasi sebagai finishing
dan analisis (laboratorium) saja.
Bulan September 1995, PT Semen Gresik (Persero) melakukan penjualan sahamnya
kepada masyarakat untuk kedua kalinya sehingga komposisi kepemilikan saham menjadi
65% milik pemerintah dan 35% milik masyarakat. Berkat disiplin dan kerjasama yang baik di
antara para pegawai, maka pada tanggal 29 Mei 1996 PT Semen Gresik memperoleh
sertifikat ISO 9002 untuk Unit I, II, dan III di Gresik dan Tuban.
Pada tanggal 17 April 1997 dilakukan peresmian pabrik Semen Gresik Tuban II sebagai
perluasan pabrik Semen Gresik unit III oleh Presiden Soeharto. Pabrik ini mempunyai
kapasitas 2,3 juta ton/tahun. Pada tanggal 20 Maret 1998, Presiden Soeharto meresmikan
pabrik Semen Tuban III yang juga berkapasitas 2,3 juta ton/tahun. Dengan selesainya pabrik
Semen Tuban III, maka pabrik Semen Gresik mempunyai total produksi 8,2 juta ton per
tahun.
Pada tanggal 17 Septemner 1998 Pemerintah melepas 14% saham di Semen Gresik
Group ke Cemex S.A. de C.V. Komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Pemerintah
51%, masyarakat 35% dan Cemex S.A. de C.V 14%. Pada tanggal 30 September 1999
komposisi kepemilikan saham berubah lagi menjadi pemerintah 51,01%, masyarakat 24,09%
dan Cemex S.A. de C.V 24,9%.
Pada tanggal 21 Maret 2001 Semen Gresik memperoleh sertifikat Sistem Manajemen
Lingkungan ISO 14001 dan telah menerapkan GCG (Good Corporate Governance).
Pada tanggal 27 Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham Cemex S.A. de C.V. ke
Blue Valley Holding PTE Ltd, sehingga komposisi kepemilikan saham menjadi 51,01%
milik Pemerintah RI, 24,09% milik masyarakat dan 24,90% milik Blue Valley Holding PTE
Ltd. Pada awal tahun 2010 saham milik Blue Valley Holding PTE Ltd dijual ke masyarakat
sehingga saat ini komposisi kepemilikan saham PT Semen Gresik (Persero) menjadi
Pemerintah RI 51,01% dan masyarakat 48,99%. Pada tahun 2012, PT Semen Gresik
(Persero) mengimplementasikan langkah transformasi dengan menjadi strategic holding
sekaligus mengadakan perubahan nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
berdasarkan keputusan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Republik
Indonesia.
B.
B1. Visi
Menjadi Perusahaan Persemenan Terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara.
B.2 Misi
1 Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya yang berorientasikan
kepuasan konsumen dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.
Lokasi Pabrik
Dalam pendirian suatu pabrik, salah satu faktor yang sangat penting adalah pemilihan
lokasi pabrik. Karena pemilihan lokasi pabrik yang tepat dapat menaikkan daya guna dan
akan menghemat biaya produksi suatu pabrik.
Pabrik Semen Indonesia Unit III berada di Desa Sumber Arum, Kec. Kerek, Kab.
Tuban, Jawa Timur dengan luas area 15.000 ha dan luas bangunan 400.000 m 2 . Pemilihan
lokasi pabrik PT Semen Indonesia antara lain didasarkan pada:
1
3
4
Pertimbangan pemasaran
Wilayah pemasaran Semen Indonesia Group menjangkau seluruh provinsi di Indonesia
serta ekspor ke beberapa negara di Asia.
1
2
3
4
5
6
Bahan baku dalam pembuatan semen terdiri dari tiga kategori yaitu bahan
baku utama, bahan korektif dan bahan tambahan (aditif). Penjelasan mengenai ketiga bahan
baku tersebut:
E.1 Bahan Baku Utama
Bahan baku utama merupakan bahan dasar dalam industri semen. Bahan baku utama
terdiri dari:
23 Batu kapur (Limestone)
Batu kapur merupakan bahan baku utama pembuatan semen karena memiliki
kadar CaCO3 tinggi. Batu kapur mempunyai tingkat kekerasan berbeda-beda tergantung dari
umur geologinya. Semakin tua umurnya maka akan semakin keras.
Kekerasan batu kapur secara umum adalah 1,8 5,0 skala mohr dan specific gravity 2,6
2,8. Dalam keadaan murni, batu kapur berwarna putih karena dipengaruhi oleh adanya
komponen tanah liat dan oksida besi. Batu kapur sebagai bahan baku dalam pembuatan
semen mempunyai kadar CaO sebesar 50% - 60% dan kadar airnya sekitar 5%.
5888Tanah liat (Clay)
Tanah liat (2SiO3.2H2O) termasuk ke dalam kelompok mineral Siliceous dan
Argillaceous, yaitu mineral sumber silika (SiO2), besi alumina (Fe2O3), serta kandungan
CaCO3 kurang dari 75%. Tanah liat pada dasarnya terdiri atas berbagai variasi komposisi.
Pada umumnya tanah liat merupakan senyawa alumina silica hydrate dengan kadar H2O
maksimal 25% dan kadar A12O3 minimal 14%.
E.2 Bahan Korektif
Bahan korektif merupakan bahan baku penambah untuk koreksi bahan baku ketika
terjadi kekurangan. Bahan korektif antara lain:
23 Pasir Silika (SiO2)
Pasir silika didatangkan dari Tuban dan Madura. Pada umumnya pasir ini
tercampur dengan benda-benda logam lainnya sehingga potensinya kurang dari 100%. Pasir
silika dengan kadar 95% merupakan bahan baku baik dalam pembuatan semen.
5888Copper Slag (Fe2O3)
Copper slag digunakan sebagai pengoreksi kekurangan kandungan Fe2O3 pada tanah
liat. Pasir besi harus mempunyai kandungan Fe2O3 yang lebih dari 75% agar dapat
menambah kekurangan kandungan besi pada tanah liat. Kekurangan besi oksida dapat
menyebabkan kehilangan kekuatan semen yang justru menjadi sifat utama kualitas suatu
produk semen. Selain sebagai bahan baku korektif, copper slag juga berfungsi sebagai
penghantar panas pada proses pembuatan terak (klinker). Copper slag mempunyai sifat
menggumpal dan merupakan komponen dengan berat jenis terbesar dari komponen lainnya.
23 Limestone (CaCO3)
Limestone digunakan sebagai pengoreksi apabila kadar CaO dalam bahan baku kurang.
Limestone yang digunakan adalah yang mempunyai kadar CaO tinggi yaitu jenis High Grade
Limestone.
E.3 Bahan Tambahan (Aditif)
Bahan tersebut ditambahkan dalam klinker agar didapatkan sifat-sifat tertentu. Bahanbahan tambahan adalah :
5888
Bahan baku tersebut diperoleh dari limbah pabrik Petrokimia. Batu gips ini dipakai
sebagai bahan campuran pada terak untuk digiling pada penggilingan akhir. Tujuan
penambahan gips pada saat penggilingan terak adalah untuk memperlambat pengerasan pada
semen, mencegah adanya false set, serta memberikan kekuatan tekanan pada semen.
Trass
Trass adalah bahan hasil letusan gunung berapi yang berbutir halus dan banyak
mengandung oksida silika amorf (SiO2) dan telah mengalami pelapukan hingga derajat
tertentu.
Fly Ash
Fly ash merupakan abu dari sisa pembakaran batu bara dengan kandungan oksida silika
amorf (SiO2) sebesar 40,06%. Penambahan bahan ini yaitu untuk meningkatkan kuantitas
produk semen.
E.4 Produk PT Semen Indonesia
PT Semen Indonesia memproduksi dua jenis semen yaitu:
1. Ordinary Portland Cement (OPC)
Ordinary Portland Cement merupakan semen campuran dengan limestone sebagai bahan
tambahan pada campuran terak dan gypsum pada proses penggilingan akhir. OPC diproduksi
di Pabrik Tuban III. Semen ini merupakan semen hidrolis untuk konstruksi khusus yang tidak
memerlukan ketahanan sulfat, persyaratan panas hidrasi, dan kekuatan awal yang tinggi. OPC
digunakan untuk industri besar seperti gedung-gedung bertingkat, jembatan, landasan pacu,
dan jalan raya.
PT Semen Padang (SP) merupakan salah satu anggota Semen Gresik Group yang
berlokasi di Indarung, Padang, Sumatera Barat. Perseroan memiliki 99.99% dari sahamnya,
SP memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 5.570.000 ton per tahun dan merupakan
pemasok kebutuhan semen terbesar di wilayah Sumatera. Lokasi yang sangat strategis untuk
distribusi semen di wilayah barat Indonesia. Kapasitas produksi sebesar 5.570.000 ton
tersebut dihasilkan oleh 5 (lima) unit pabrik yaitu :
Indarung I :
Indarung II :
Indarung III :
SP memproduksi semen Ordinary Portland Cement (OPC), Oil Well Cement (OWC),
dan Super Masonary Cement (SMC). Untuk semen portland yang diproduksi terdiri dari
beberapa tipe yaitu tipe I, II, III, V, dan Portland Pozzolan Cement (OPC).
Pasar utama SP meliputi wilayah Sumatera, di samping juga ke wilayah DKI Jakarta,
Jawa Barat, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. SP juga melakukan ekspor ke
beberapa negara Asia dan Afrika. Untuk mendukung pemasarannya, SP mengoperasikan
beberapa fasilitas pengantongan semen di Teluk Bayur, Belawan, Batam, Tanjung Priok di
Jakarta, Ciwandan, dan Malahayati, serta mempunyai 14 gudang penyangga.
PT Semen Tonasa (ST) merupakan salah satu anggota Semen Gresik Group yang
berlokasi di Biringere, Pangkep, Sulawesi Selatan. Perseroan memiliki 99.99% dari
sahamnya. ST mempunyai kapasitas produksi sebesar 3.480.000 ton per tahun dan
merupakan pabrik semen di Kawasan Timur Indonesia. ST memproduksi jenis semen
Portland tipe I, II, V, Semen Masonary, dan Fly Ash Cement.
Kapasitas produksi sebesar 3.480.000 ton tersebut dihasilkan oleh 3 (tiga) unit pabrik
yaitu :
Tonasa II :
Tonasa III :
Didirikan pada bulan Juni 1992, PT Indutri Kemasan Semen Gresik (IKSG) adalah
anak perusahaan yang berlokasi di Tuban, Jawa Timur dan bergerak dalam biang pembuatan
kemasan atau industri kemasan, perdagangan dan jasa. Komposisi kepemilikan saham di
IKSG adalah sebagai berikut : Perseroan memiliki (60%), PT Nuraga Longartha Indonesia
(10%), dan PT Nusantara Ampera Bakti (20%).
Dalam menjalankan kegiatan operasinya, IKSG memiliki mesin kemasan 5 (lima) unit
dengan kapasitas terpasang 123.000.000 lembar kantong pertahun. Tingkat utilitasi peralatan
pada tahun 2001 mencapai 94.30% dari kapasitas terpasang. Hasil produksi IKSG terutama
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan lain seperti PT Semen Tonasa, PT
Semen Kupang (Persero), dan lainnya.
Dalam usaha pelaksanaan pengelolaan perusahaan PT IKSG telah memperoleh :
2,99 juta jam kerja tanpa kecelakaan dari Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.
Berlokasi di Tuban, Jawa Timur, PT United Tractors Semen Gresik (UTSG) adalah
anak perusahaan Perseroan yang bergerak di bidang pertambangan, perdagangan dan jasa.
Pemegang saham UTSG adalah Perseroan sebesar 55% dan PT United Tractors Tbk. sebesar
45%.
Untuk menunjang kegiatan operasinya UTSG mempunyai 69 unit peralatan utama
(kendaraan berat). Kegiatan utama UTSG ditujukan untuk menunjang kegiatan produksi
Perseroan, khususnya dalam hal penyediaan bahan baku semen.
PT
PT Eternit Gresik (EG) berlokasi di Gresik, Jawa Timur dan bergerak dalam bidang
produksi asbes, bahan bangunan, dan cetakan. PT Eternit Gresik didirikan pada tahun 1971
dan sejak saat itu menjadi perusahaan terkemuka di antara produsen fiber semen lain di
Indonesia serta perusahaan pertama yang memproduksi fiber semen 100% bebas asbes di
Indonesia dan satu-satunya perusahaan yang memproduksi seluruh produknya tanpa
mengandung asbes. Komposisi pemegang saham dalam anak perusahaan Perseroan ini
setelah Perjanjian Jual dan
Beli Saham pada tanggal 17 Mei 2006, No.129 yang diaktakan oleh Noor Irawati, SH
Notaris di Surabaya adalah sebagai berikut: Perseroan memiliki saham sebesar 17,57% dan
Team S.A sebesar 82,43%.
Dalam bidang pengelolaan perusahaan, EG telah memperoleh Sertifikat ISO
9001:2000 dan ISO 14001 dari Benchmark Australia, serta AS 4801 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja juga dari Benchmark Australia.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Pengertian Semen
Pengertian umum dari semen adalah bahan yang terdiri dari senyawa C3S, C2S, C3A
dan CAF yang mempunyai sifat adhesif maupun kohesif yang digunakan sebagai bahan
pengikat (bonding material ) bahan bahan bangunan seperti batu, pasir dan bahan lain
menjadi bahan padat dan kompak yang digunakan pada pekerjaan konstruksi.
Sedangakan semen Portland adalah semen hidrolik yang dihasilkan dengan cara
menggiling terak semen Portland terutama yang terdiri atas kalsium silikat (CaOSiO2) yang
bersifat hidrolis dan digiling bersama sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih
bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain.
Senyawa utama penyusun semen yaitu :
a. Tricalsium silicate
: 3CaO.SiO2 atau C3S
b. Dicalsium silicate
: 2CaO.SiO2 atau C2S
c. Tricalsium aluminat
: 3CaO.Al2O3 atau C3A
d. Tetracalsium aluminat ferrit : 4CaO.Al2O3.Fe2O3 atau C4AF
III.2 Sifat Sifat Semen
III.2.1 Sifat Kimia Semen
Pembahasan sifat kimia semen di sini meliputi pembahasan komposisi zat yang ada
di dalam semen, reaksi reaksi yang terjadi dan perubahan yang terjadi saat penambahan air
pada semen. Hal ini perlu dilakukan karena komposisi dan sifat komponen tersebut sangat
mempengaruhi sifat semen secara keseluruhan.
Pada 800oC
CaCO3.
CaCO3 CaO + CO2
MgCO3 MgO +CO2
: terjadi reaksi kalsinasi
CaCO3 C + C02
Pembantukan CA
C + A CA
Pembentukan C2S
2C + S C2S