Anda di halaman 1dari 7

Mengelola perubahan dan Inovasi

STUDI KASUS
“Produk INDOMIE”

A. LATAR BELAKANG

Pada saat ini, produk mie instan sudah sangat membudaya dalam kehidupan
sehari- hari masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan gaya hidup yang serba sibuk dan
kebutuhan akan penyajian makanan yang serba instan. Semakin hari permintaan akan
produk mie instan dari konsumen semakin meningkat.

Sebagai timbal balik dari persoalan ini produk mie instan menjadi semakin
berkembang, bukan hanya indomie yang diproduksi oleh produsen ter-‘tua’ di Indonesia PT
Indofood Sukses Makmur Tbk melainkan juga mulai bermunculan produsen-produsen mie
instan baru. Produsen-produsen berkompetisi untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan
konsumen melainkan juga harapan konsumen atas produk tersebut. Sehingga muncul
beberapa variasi produk mie instan dari produsen-produsen mie instan. PT Indofood Sukses
Makmur Tbk sendiri melakukan inovasi besar-besaran dan terus mengembangkan variasi
produk dengan cita rasa khas Indonesia.

Produk mie instan Mie Sedap milik PT Sayap Mas Utama menjadi pesaing utama
dalam memperluas pangsa pasar. Keduanya berkompetisi dalam mencapai target penjualan
sebanyak mungkin dengan melakukan pengembangan produk. Tetapi dalam proses
pengembangan variasi produk mie instan milik PT Sayap Mas Utama masih jauh tertinggal
jika dibandingkan PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

Dari semua produk mie instan yang diproduksi oleh kedua produsen tersebut dapat
dengan jelas diketahui produk mana yang lebih diminati oleh konsumen. Apabila dilihat dari
merek produk maka PT Indofood Sukses Makmur Tbk jelas lebih unggul. Selain itu, apabila
dilihat dari beragamnya pilihan rasa PT Indofood Sukses Makmur Tbk juga memiliki
keunggulan diatas PT Sayap Mas Utama. Serta nama besar dari PT Indofood Sukses
Makmur Tbk juga tidak bisa dipungkiri menjadi kelbihan terbesar yang membawa PT
Indofood Sukses Makmur Tbk menjadi produsen mie instan tebesar di Indonesia.
Marketing Mix (Bauran Pemasaran) pada PT. Indofood

1) PRODUCT
Brand name yang digunakan adalah Indomie. Satu bungkus Indomie standard memiliki massa
85gram, dan terdapat 2 sachet berisi 5 bumbu-bumbuan yang disertakan, yaitu kecap manis,
saus sambal, minyak palm, bubuk perasa dan bawang goreng. Indomie juga tersedia dalam
versi jumbo dengan massa 120 gram Anonim,2008). Indomie memiliki rasa yang sesuai
dengan selera orang Indonesia. Indomie pun selalu berusaha memenuhi keinginan konsumen
yang semakin banyak, terbukti dengan semakin bertambahnya variasi produk Indomie, mulai
dari mie goreng, mie soup, mie regional (mie dengan variasi rasa sesuai dengan masakan
tradisional daerah-daerah Indonesia), mie premium, serta mie jumbo.

2) PRICE
Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus atau paket
1 kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga Indomie juga sangat murah dan terjangkau bagi
semua kalangan masyarakat di Indonesia, perbungkus indomie dihargai hanya sekitar Rp.
1700,-

3) PLACES
Group Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia, menembus
sampai hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang) semakin di perbanyak
secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi yang lebih luas
melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang
memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat
melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin
(www.indofood.com)

4) PROMOTION
Tagline : Indomie Seleraku
Iklan : billboard, iklan TV, sponsor acara
Event : Indomie menggelar ajang membuat lagu ´jingle´ untuk pelajar SMA, acara
tersebut berjudul Jingle Dare, yang berlangsung pada 24 April 2008.
Pembuatan Shop Sign (Spanduk Nama Burjo dengan tema Indomie untuk setiap Burjo di
Yogyakarta) Ditinjau dari aspek product life-cycle.
5) PEOPLE
Untuk memasarkan produk indomie, PT Indofood memberikan pelayanan yang mudah
kepada para konsumennya. PT Indofood menyediakan layanan kepada para konsumennya
dengan menempatkan SPG disetiap outlet yang menjual produk indomie. Selain itu PT
Indofood juga memberikan pelayanan melalui suara customer dengan menelpon ke CS bebas
pulsa.

6) PROCESS
Dalam produk indomie yang di produksi oleh PT Indofood, maka ada penjaminan mutu
dalam setiap proses produksinya. Hal itu terlihat dari setiap kemasan yang diberi label
komposisi yang terkandung dalam setiap bungkus indomie dan tanggal pembuatan serta
tanggal kadaluarsa. Hal ini dikarenakan PT Indofood ingin memberikan jaminan mutu yang
terbaik dalam setiap produk yang diprosuksinya agar konsumen tidak meras khawatir akan
jaminan mutu yang diberikan.

7) PYSHICAL EVIDENCE
Untuk memberikan rasa kenyamanan dan kepercayaan kepada para konsumennya PT
Indofood memiliki pabrik untuk produksi yang cukup memadai dengan mesin-mesin
produksi yang canggih. Lokasi produksi PT Indofood ada dibeberapa tempat, salah satunya
adalah pabrik untuk produksi Indomie berada di :
PT Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mills, Kunci Biru Building, 1st Floor,Jl.
Raya Cilincing No.1, Tanjung Priok,Jakarta Utara 14110,Indonesia DKI Jakarta
Manajemen Inovasi produk indomie
INOVASI produk ditambah penurunan harga bahan baku menjadikan outlook PT
Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) kian cerah. Selain itu, perseroan
diuntungkan oleh membaiknya daya beli masyarakat. Indofood merupakan
produsen makanan olahan terbesar di Indonesia dengan nilai penjualan berkisar
US$ 5 miliar per tahun. Perseroan juga menguasai bisnis perkebunan kelapa sawit
lewat anak usahanya PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), bisnis tepung terigu
melalui Bogasari Flour Mills, dan makanan konsumsi bermerek PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk (ICBP). Perseroan juga menguasai jaringan distribusi produk
ke berbagai wilayah Indonesia. Mayoritas penjualan dan laba bersih Indofood
Sukses Makmur disumbangkan anak usahanya Indofood CBP, yaitu produsen mi
instan (noodles instant) terbesar, produk susu (dairy), penyedap makanan,
makanan ringan, serta nutrisi dan makanan khusus. Sedangkan bisnis agro dan
tepung terigu berkontribusi masing-masing sekitar 23% dan 24% terhadap laba
bersih perseroan. Analis Merrill Lynch Swati Chopra dalam risetnya
mengungkapkan, keberhasilan perseroan berinovasi dengan peluncuran dua
produk mi instant terbaru telah berhasil meningkatkan pangsa pasar perseroan di
Indonesia. Indofood melalui Indofood CBP sebelumnya telah meluncurkan produk
mi instan baru, yaitu Sarimi Isi Dua dan Indomie Goreng Rendang.

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Inovasi Produk Kunci Sukses
Indofood"

Read more at: https://investor.id/national/inovasi-produk-kunci-sukses-indofood


Strategi pengembangan produk Indomie
Teknologi Retort
Produk indomei Real Meat ini merupakan terobosan terbaru dalam jajaran makanan instan.
Karena menyajikan “topping” atau bubuhan makanan dan bumbu dari bahan alami yang
segar. Ada pun bahan alami yang terdapat dalam topping Indomie Empal Goreng dan Telur
Balado, seperti telur puyuh, kentang, daging sapi dan bumbu rempah.
 bahan tersebut aman dikonsumsi karena diproses dengan menggunakan teknologi “retort”
(pengolahan dengan suhu panas).
Hal itu didukung oleh penjelasan dari Prof Purwiyatno Hariyadi Pakar Teknologi Pangan dari
IPB. Dia memaparkan teknologi retort adalah teknologi yang digunakan dalam pengolahan
pangan dengan prinsip pengemasan secara kedap dan dilanjutkan dengan pemanasan pada
suhu tinggi. Prinsip utama dalam proses pengawetan pangan dengan teknologi retort adalah
untuk membunuh mikrooraganisme -baik mikroorganisme pembusuk maupun
mikroorganisme penyebab penyakit- sehingga diperoleh produk pangan yang aman dan
sekaligus awet, bisa disimpan pada suhu kamar (tanpa lemari es) walaupun tanpa bahan
pengawet.
“Dengan melakukan optimasi suhu dan waktu pemanasan yang tepat, teknologi retort dapat
menghasilkan produk pangan yang awet dan aman, dan sekaligus mempertahankan mutu
citarasa dan nilai gizi dengan baik. Produk steril hasil proses retort ini akan tetap awet dan
Pada tahun 1982 Indomie meluncurkan varian rasa baru, yaitu rasa Kari Ayam. Diikuti pada
tahun 1983 varian Mie Goreng di keluarkan. Tahun berikutnya perusahaan PT. Sanmaru
Food Manufacturing Co. Ltd dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya (produsen Sarimi). Tiga tahun
kemudian Pop Mie, mie instan dalam wadah cup , diluncurkan untuk pertama kalinya dengan
rasa ayam dan baso. Ditinjau dari aspek product life-cycle, Indomie saat ini berada pada
posisi mature, sudah stabil, memiliki brand equity yang sangat kuat sehingga dapat bertahan
sebagai Top of Mind merek mie instan.
Peningkatan omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan ketat dan berjuang
dalam merebut pangsa pasar dengan para pesaing–pesaingnya. Ditinjau lebih jauh tahap
pendewasaan ini dapat di bagi menjadi 3 tahap, yaitu:
Sampai sekarang Indomie terus mencoba mengembangkan varian mie instan tersebut.
Diantaranya Mie Kriuk, Selera Nusantara, Indomie Jumbo, Mie Kriting, Taste if Asia dan
Kuliner Indonesia. Tidak hanya varian, Indomie pun mencoba untuk meng-upgrade
kemasannya

Siklus Hidup Produk Indomie


Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie diproduksi
oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga
dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia,
berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa; hal ini menjadikan Indomie
sebagai salah satu produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional. Di
Indonesia sendiri, sebutan “Indomie” sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk
kepada mi instan.
• Fase Pengenalan
Mie Instan pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1969. Indomie sendiri di
produksi dan dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972 dengan varian rasa Ayam dan
Udang.
• Fase Pertumbuhan
Pada tahun 1982 Indomie meluncurkan varian rasa baru, yaitu rasa Kari Ayam. Diikuti pada
tahun 1983 varian Mie Goreng di keluarkan. Tahun berikutnya perusahaan PT. Sanmaru
Food Manufacturing Co. Ltd dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya (produsen Sarimi). Tiga tahun
kemudian Pop Mie, mie instan dalam wadah cup , diluncurkan untuk pertama kalinya dengan
rasa ayam dan baso.
Di tahun 2003, mulai muncul pesaing produk Indomie yang berasal dari PT. Wings Food,
yaitu Mie Sedap. Mie Sedap juga tak kalah populer dengan Indomie meskipun masih produk
baru.
Sampai sekarang Indomie terus mencoba mengembangkan varian mie instan tersebut.
Diantaranya Mie Kriuk, Selera Nusantara, Indomie Jumbo, Mie Kriting, Taste if Asia dan
Kuliner Indonesia. Tidak hanya varian, Indomie pun mencoba untuk meng-upgrade
kemasannya.
• Fase Kematangan
Memasuki awal abad ke 20, Indomie mulai mencapai titik popularitasnya. Di tahun 2001
Indomie mampu meraih penghargaan Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA)
sebagai The Most Valuable Brand. Kemudian pada tahun 2005 Indomie berhasil meraih
Guinness World of Record sebagai The Largest Pack of Instant Noodles; Indonesia Customer
Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Indonesia Customer
Loyalty Award; Packaging Consumer Branding Award (Gold), dan masih banyak
penghargaan yang diterima Indomie di tahun tahun berikutnya.
Selain itu di Nigeria Indomie merupakan makanan yang sangat populer. Saat ini ada 2 pabrik
yang memproduksi Indomie di Nigeria, yang pertama adalah pabrik De United Foods
Industries limited yang didirikan 1995 di Ota Ogun State, merupakan pabrik pertama yang
memproduksi Indomie di Nigeria dan merupakan produsen mi instan terbesar di Afrika Barat.
Pabrik kedua adalah Dufil Prima Foods Plc yang dioperasikan sejak 2001, terletak di Choba,
Port Harcourt, Rivers State. Tidak hanya di Nigeria, Indomie juga cukup populer di negara
Asia seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei.
• Fase Penurunan
Pada 7 Oktober 2010 Pihak berwenang Taiwan mengumumkan bahwa Indomie yang dijual di
negeri mereka mengandung dua bahan pengawet yang terlarang, yaitu natrium benzoat dan
metil p-hidroksibenzoat. Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik.
Sehingga dilakukan penarikan semua produk mi instan “Indomie” dari pasaran Taiwan.
Selain di Taiwan, larangan juga berlaku di Kanada dan Eropa. Hal ini menyebabkan
menurunnya tingkat permintaan Indomie dari mancanegara. Namun hal ini tidak berlangsung
lama dan Indomie kembali mendapatkan hati masayarakat.

Kendala yang dihadapi produk indomie


Adapun kendala yang dimiliki oleh produk Indomie antara lain :
Weakness (Kelemahan)
1. Terlalu banyak Brand yang dikeluarkan
2. Terlalu banyak inovasi rasa yang dibuat oleh Indofood
3. Permintaan pasar yang belum terpenuhi
4. Mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh seperti MSG
Threat (Ancaman)
1. Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing dalam hal iklan maupun inovasi
2. Tidak fokus terhadap satu jenis produk
3. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ahli gizi mengeni kandungan zat yang ada
di Indomieterhadap produk lain
4. Menciptakan mie dengan bahan-bahan yang lebih sehat seperti bahan-bahan Organic

Anda mungkin juga menyukai