Anda di halaman 1dari 38

Antigen & Antibodi

8/13/2014 Putu Oky 1


Prinsip Utama Respon Imun
1. Sistem imun harus mampu mengeliminasi mikroba
dengan pertahanan awal melalui sistem imun innate/
non spesifik
2. Sistem imun innate memberikan sinyal ke sistem imun
adaptive / spesifik melalui mediator biologis (cth. Sitokin,
kemokin)
3. Sel pada sistem imun adaptive/ spesifik mengenali secara
spesifik Antigen (ikatan spesifik ligan dan reseptornya)
4. Pengenalan spesifik ini (ikatan Ag-Ab) bertujuan akhir
untuk eliminasi mikroba yang masuk
5. Sistem imun adaptive memiliki memori untuk merespon
terhadap pemaparan antigen primer/ terdahulu
8/13/2014 2
Sistem imun harus mampu
membedakan antara self dan non
self menghindari terjadinya
penyimpangan (autoimun
diseases)

8/13/2014 3
Biochemical
Barrier

Fagosit : sel MN, PMN

Seluler
Sel NK
Sel mast
Sistem Bawaan/innate/ Basofil
Imun non spesifik
Komplemen

Humoral
Sitokin
Kemokin
C-Reactive Protein

Seluler
Sel T : TH1, TH2,
Didapat/ Adaptive/ Tc
spesifik
Sel B antibodi

Humoral
8/13/2014 4
Biochemical barrier

Male et al., 2006


8/13/2014 5
ANTIGEN
Imunogen :Bahan atau molekul menginduksi aktivasi
komponen-komponen sistem imun dan mampu menimbulkan
respon imun

Antigen : Substansi substansi yang dapat dikenali dan berikatan


secara spesifik oleh reseptor pada limfosit (Sel B dan Sel T) (Male
et al. 2006)

Sel T mengenali fragmen antigen pada permukaan sel yg


terinfeksi (antigen intraseluler)
Sel B mengenali molekul antigen yang utuh (terlarut/ antigen
ekstraseluler)

Semua imunogen adalah antigen tetapi tidak semua antigen


imunogenik
8/13/2014 6
Struktur Antigen
B-CELL T-CELL
Iga Igb
CD3
a b

Antibodi TCR
Ab larut
Epitop Antigen
Ag Epitop
MHC II
Antigen

APC
Antigen dapat secara spesifik diikat oleh Ab atau reseptor
sel T pada bagian yang disebut Epitop atau Determinan
Antigen
Epitop akan dikenali oleh sel B (melalui Ab) dan sel T
(melalui sel T reseptor/ TCR)
Paratop : bagian dari Antibodi yg mengikat epitop
8/13/2014 7
Determinan Antigen

8/13/2014 8
Hapten
Contoh hapten : uroshiol, penicillin, sulphonamid, aspirin,
cosmetic, tranquillizers, neomycin
Hapten : protein dg BM rendah yang bersifat non imunogenik
imunogenik dg mengikat carier yg sesuai (cth. Keyhold limpet
hemocyanin/ KLH; BSA, )

8/13/2014
Dikenali oleh Antibodi 9
Klasifikasi Antigen
Antigen dikelompokkan berdasarkan :
A. Klasifikasi berdasarkan asalnya :
1. Antigen eksogen : konfigurasi yang disajikan kepada
tubuh dari luar
cth : Mikroorganisme, pollen, obat, dsb
2. Antigen endogen : konfigurasi yang terdapat dalam
tubuh host atau individu Hasil dari metabolisme
normal sel
cth : antigen pada permukaan eritrosit (gol darah)
3. Autoantigen : merupakan protein normal atau
kompleks protein (DNA/ RNA) yang dikenali oleh
sistem imun dari pasien yg menderita autoimun
disease
8/13/2014 10
B. Berdasarkan ketergantungan terhadap sel T
1. Antigen Sel T Dependent (TD) :
Ag yg memerlukan sel Th untuk menstimulus respon sel B
Ab
Mengandung protein dan memiliki imun memory
Memiliki banyak macam epitop
Cth : protein

2. Antigen Sel T Independent (TI) :


Ag yg dapat menstimuli sel B tanpa sel Th
Mengandung ligan TLR atau Toy Like Receptors
Memiliki beberapa epitop yang sama atau pengulangan epitop
Cth : polisakarida

8/13/2014 11
Faktor faktor yang mempengaruhi imunogenitas Antigen
a. Foreignness atau faktor keterasingan : substansi yang tidak pernah
kontak dengan sistem imun dari ketika embriogenesis
b. Faktor fisik dan kimia antigen
Ukuran Molekul ( >10kD), tidak terlarut semakin imunogenik
Komposisi kimia dan strukutur protein yang menyusun antigen
> semakin rumit struktur kimia, maka antigen tersebut dpt
tergolong imunogen yg poten
> Gugus as amino aromatik (tirosin), derajat imunogen >>
c. Cara pemaparan antigen : intravena, subcutan, perm tubuh, dsb
d. Degradibility : kemampuan dipecah2 oleh sistem imun
e. Sensitivitas metode yang digunakan untuk mengukur respons imun
sensitivitas immunoassay
f. Faktor internal Host ; genetik, jenis kelamin, umur, Kondisi sistem
imun host
h. Dosis paparan antigen
8/13/2014 12
ANTIBODI
Protein yang mengenali dan mengikat antigen
dengan spesifisitas yang tinggi

Antibodi bentuk Y dan terdiri dari 4 rantai


polipeptida
Memiliki 2 antigen binding sites (Paratop) yang
identik
Antibodi dikenal pula sebagai imunoglobulin (Ig)
8/13/2014 13
Antibodi diproduksi oleh subset limfosit
yaitu sel B
Ikatan antara reseptor sel B (antibodi) dg
antigen yg dikenalinya menyebabkan sel B
terstimulasi (aktivasi)
Sel B yang terstimulasi dan terdiferensiasi
membentuk sel plasma sekresi antibodi
Antibodi dapat ditemukan pada :
1. Cairan ekstraselular : plasma darah,
getah bening, mukus, cairan jaringan
2. Permukaan sel B sbg reserptor Ag

8/13/2014 14
8/13/2014 Male et al., 2006 15
Struktur Antibodi
Antibodi tersusun
atas:
1 pasang (2 Light Chains/ Lc)
(rantai ringan) yang identik
1 pasang (2 Heavy Chains/ Hc)
yang identik (rantai berat) yang
membedakan antara antara
klas Ig

Pada masing2 Lc dan Hc


mengandung :
Variable Regions: 2 bagian
ujung dari lengan Y (Fab)
fragment antigen binding)
Constant Regions: (Fc) fragment
crystallizable) berikatan
dengan komplemen atau sebagai Kuby, 2006
reseptor sel

8/13/2014 16
Struktur Antibodi
Kuby, 2007

8/13/2014 17
Bagaimana Antibodi dihasilkan

Antibodi memiliki 2 bentuk :


1. Ab terlarut atau Soluble : di sekresikan di
plasma darah dan cairan jaringan
2. Ab terikat dengan membran : ditemukan
pada permukaan sel B reseptor sel B
(BCR), monosit, makrofag, basofil,
eosinofil, NK sel, dsb
BCR berikatan dg antigen di sirkulasi
mengaktifkan sel B sel plasma atau
berdiferensiasi mjd sel B memori
8/13/2014 18
8/13/2014 19
Klas Imunoglobulin
Imunoglobulin (Ig) adalah kelompok glikoprotein
Pada Mamalia mengekspresikan 5 isotipe Ig
berbeda dari antibodi yaitu :
1. IgG
2. IgM
3. IgA
4. IgD dan
5. IgE
Isotipe atau klas Antibodi satu dengan lain di
berbeda dalam ukuran, fungsi, susunan asam
amino dan karbohidrat
Perbedaan struktur antar isotipe terletak pada
susunan molekul pd rantai berat/heavy chain
8/13/2014 20
Tipe dari rantai berat akan menentukan
klas dan subklas dari antibodi
Masing-masing isotipe Ig memiliki 2
fungsi yang sama (kecuali Ig D), yaitu :
1. Mengenali dan mengikat antigen, dan
2. Melakukan pembunuhan atau pemusnahan
kompleks imun yang terbentuk melalui
mekanisme aktivasi efektor.

8/13/2014 21
Ig G
Struktur: Monomer
IgG dalam serum antibodi : 80%
Lokasi: berbagai cairan tubuh : Darah, getah
bening, CSS, urine dan saluran pencernaan
Dapat ditransferkan dari maternal melalui
plasenta
Dapat bekerjasama dg komplemen opsonisasi
(jalur klasik)
Fungsi : meningkatkan fagositosis, menetralkan
toksin dan virus, melindungi fetus newborn
Terdapat 4 subklas : IgG1, IgG2, IgG3, dan IgG4
IgG meningkat : infeksi kronis dan autoimun
8/13/2014 22
Ig M
M : makro-globulin
Struktur: Pentamer
Lokasi : darah, getah bening atau lymph,
permukaan sel B (monomer)
Dapat mengaktifkan komplemen (jalur klasik)
Fungsi : merupakan Ab pertama yang diproduksi
selama infeksi. Efektif dalam melawan mikroba
dan mengaglutinasi Ag
IgM dibentuk paling dahulu pada respon imun
primer
IgM tinggi dlm darah umbilikus : infeksi
intrauterin
Produksi IgM berlebih : waldenstorms
macroglobulinemia hiperviskositas darah
8/13/2014 23
Ig A
Struktur: Dimer
Lokasi: sekresi seromukus (air mata, saliva,
intestinum, dan ASI, kolostrum, sekret
genitourinary) dlm btk IgA sekretori (sIgA)
Tidak dapat ditransferkan dari maternal
melalui plasenta
Fungsi : melokalisasi proteksi pada permukaan
mukosa, meningkatkan imunitas pada saluran
pencernaan infant, IgA dlm serum dpt
mengaglutinasi mikroba fagositosis
Dapat mengaktifkan komplemen jalur alternatif
8/13/2014 24
Ig D

Struktur: Monomer
IgD dalam serum antibodi : 0.2% krn
sangat rentan thd degradasi oleh proses
proteolisik
Tidak dapat ditransferkan dari maternal melalui
plasenta
Fungsi : pada serum darah, fungsinya masih
belum diketahui. Pada sel B dapat menginisiasi
respon imun reseptor Ag aktivasi sel B
Ig D dapat berikatan dan mengaktifkan basofil
dan sel mast shg memproduksi faktor
antimikroba pertahanan sistem respiratori

8/13/2014 25
Ig E
Struktur: Monomer
Lokasi : darah dan berikatan dengan sel mast
dan basofil di seluruh tubuh krn sel tst
memiliki reseptor utk Fc dari IgE
Tidak dapat ditransferkan dari maternal melalui
plasenta
Fungsi : pada reaksi alergi akan meningkat,
infeksi dari cacing (lisisnya cacing)
IgE tinggi : infeksi cacing, diduga berperan
pada imunitas parasit
Peningkatan total serum IgE moderat : allergic
rhinitis, allergic asthma, atopic dermatitis
8/13/2014 26
Ig G Ig A

Ig M

Light chain

Heavy chain
Ig E Ig D

8/13/2014 27
8/13/2014
Kuby, 2007 28
Defisiensi Antibodi
imunodefisiensi
Defisiensi Ig G :
Contoh :
X-linked agammaglobulinemia Bruton disease
Common variable immunodeficiency (CVID)

Defisiensi Ig M :
Contoh :
Primer : Kelainan genetik, toksin , severe bacterial infections
Sekunder :
Lymphoid malignancies
Autoimmune disease
Protein-losing enteropathies
AIDS
8/13/2014 29
Defisiensi Ig A :
TORCH syndrome (Toxoplasmosis, Other viruses
[HIV, TB and HHV6], Rubella,
Cytomegalovirus, Herpes simplex virus)
Ataxia telangiectasia
Chronic mucocutaneous candidiasis
Celiac disease (CD)

Defisiensi Ig E :
Low serum levels of IgE immunodeficiency
including IgG subclass deficiencies and Bruton's
hypogammaglobulinemia

8/13/2014 30
Tabel pembeda Imunogobulin
Jenis Struktur Fungsi Letak
antibodi
Ig A Dimer -proteksi permu-kaan mukosa, Sekret respiratori
- fagositosis, dan gastrointes-tinal
-destruksi parasit melalui ADCC
Ig D Monomer Pada sel B menginisiasi respon permukaan sel B
imun aktivasi sel B sebagai molekul
reseptor
Ig E Monomer -Meningkat pada reaksi alergi, Pada peredaran
infeksi dari cacing berikatan dengan sel
- Mencetuskan produksi mediator mast dan basofil
vasoaktif
Ig G Monomer -meningkatkan fagositosis, berbagai cairan dan
-menetralkan toksin dan virus, saluran pencernaan
-melindungi fetus newborn
Ig M Pentamer -merupakan Ab pertama yang darah, getah bening
diproduksi selama infeksi atau lymph,
-Efektif dalam melawan mikroba permukaan sel B
8/13/2014 31
dan mengaglutinasi Ag (monomer)
8/13/2014 32
Konsekuensi ikatan AgAb

8/13/2014 33
Konsekuensi dari Ikatan Antigen Antibodi

Kompleks Ag Ab : dibentuk ketika antibodi


mengikat antigen yang dikenalinya
1. Aglutinasi : Antibodi dapat menyebabkan antigen
(mikroba) menggumpal bersama sama

2. Opsonisasi: Antigen (mikroba) dilapisi oleh Ab


yang dapat meningkatkan penelanan mikroba dan
pelisisan oleh sel fagosit

3. Netralisasi : IgG menginaktifkan virus dengan


cara mengikat permukaannya dan menetralkan
toksin melalui blocking sisi aktifnya
8/13/2014 34
4. Antibody dependent cell-mediated
cytotoxicity (ADCC): digunakan untuk
menghancurkan organisme besar (e.g :
cacing). Organisme target di lapisi dengan
antibodi dan di bombardir dengan komponen
kimia dari sistem imun nonspesifik
(mediator biologis)

5. Aktivasi komplemen: Baik IgG dan IgM


dapat menstimulasi sistem komplemen
sehingga melisiskan sel mikroba dan terjadi
inflamasi
8/13/2014 35
Destruction of Large Parasites by ADCC

8/13/2014 36
ADCC
. Sel yang memediasi
ADCC : NK sel, monosit,
Makarofag, neutrofil
dan eosinofil sel
efektor

8/13/2014 37
8/13/2014 38

Anda mungkin juga menyukai