, 1986, Buku Materi Pokok : Kimia organik Bahan Alam, Penerbit Karunia Jakarta, Universitas
Terbuka, Jakarta.
Sahidin, 2013, Mengenal Senyawa Alami: Pembentukan dan Pengelompokan Secara Kimia, Penerbit
Universitas Haluoleo, Kendari.
SIMPLISIA AMYLUM
01. AMYLUM MANIHOT
Nama Lain : Pati singkong
Nama Tanaman Asal : Manihot Utilissima (Pohl.)
Keluarga : Euphorbiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Amilosa dan amilopektin
Penggunaan : Bahan penolong bahan sediaan
obat
Sediaan : Acidi Salicylici Zinci Oxydi lotio
(Form. Nas)
Pemerian : Serbuk halus kadang-kadang
berupa gumpalan kecil, warna putih tidak berbau, tidak berasa
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari umbi akar
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
02. AMYLUM MAYDIS
Nama Lain : Pati jagung, Maizena, Corn starch
Nama Tanaman Asal : Zea mays (L.)
Keluarga : Poaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Amilosa, amilopektin
Penggunaan : Zat tambahan
Pemerian : Serbuk halus warna putih, tidak
berbau, rasa lemah
Digunakan : Pati yang diperoleh dari biji yang masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
03. AMYLUM ORYZAE
Nama Lain : Pati beras
Nama Tanaman Asal : Oryza sativa (L.)
Keluarga : Poaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Amilosa, amilopektin, air, abu
Penggunaan : Bahan penolong dari sediaan obat
: Serbuk sangat halus, warna putih, berasa dan tidak berbau
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari biji
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
04. AMYLUM SOLANI
a. Kentang (Solanum tuberosum) (Setiadi, Budidaya Kentang. Hal : 31)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Angiospermae
Subclass : Dicotiledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.
Amilum
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak
terdapat dialam, yaitu sebagian besar tumbuhan terdapat pada
umbi, daun, batang, dan biji-bijian (Poedjiadi, A. 2009).
terbuka.
Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air
(amilosa) dan 80% bagian yag tidak larut air (amilopektin).
Hidrolisis amilum oleh asama mineral menghasilkan glukosa
sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif (Gunawan,
2004).
A. Amylum oryzae
~ Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
~ Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
~Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
~ Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
~ Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
~ Sub Kelas : Commelinidae
~ Ordo : Poales
~ Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
~ Genus : Oryza
~ Spesies : Oryza sativa L.
~ Morfologi:
1.Amylum manihot
Nama latin : Manihot utillissima Pohl
Mikroskopik
Butir tunggal atau bergelombolan.Butir tunggal berbentuk lonjong atau topi baja
dengan ukuran antar 5-25um.Hilus terletak di tengah dengan jelas seperti titik atau
kadang-kadang segitiga.Lamela ada tapi kurang jelas.
2.Amylum solani
Nama latin : Solanum tuberosum L.
Mikroskopik
Butiran berbentuk bulat telur atau tidak beraturan dengan ukuran bervariasi
antara 30-100 um.Hilus terdapat sebagai titik pada bagian yang sempit.Lamela terletak
eksentri,terlihat jelas.
3.Amylum tritici
Nama latin : Triticum vurgare L.
Mikroskopik
Butir tunggla besar,dilindungi oleh butiran kecil .Bentuk serupa lensa bundar atau
jorong,kadang-kadang berbentuk ginjal. Hilus terletak ditengah tidak jelas, Berupa titik
atau celah.Lamela tidak jelas.
4.Amylum maidis
Nama latin : Zea mays L.
Mikroskopik
sebagian besar berupa butiran poligonal dengan sudut membulat atay butiran
hampir bulat ,garis tengah sampai lebih kurang 35 um ,hilus ditengah berupa titik
atau bintang.
5.Amylum oryzae
Nama latin : Oryza sativa L.
Mikroskopik
Butiran kecil dengan ukuran 3-12 um, berbentuk poligonal bersudut
tajam.Umumnya terdapat dalam butiran majemuk yang berukuran 2-100 butir.Hilus
hanya tampak pada granul yang besar dan tredapat di tengah.Lamela tidak jelas,
B. Gandum (Triticum aestivum L)
Amylum tritici Pati gandum adalah pati yang diperoleh dari biji Triticum aestivum L.
Morfologi:
C. Jagung (Zea mays)
~ Perian,kelarutan,bahan organik asing,wadah penyimpanan :
memenuhi syarat seperti yang tertera pada Pati Singkong.
Morfologi:
D. Singkong (Manihot utilissima)
~Genus : Manihot
~ Spesies : Manihot esculenta Crantz
~kandungan : Amilosadan amilopektin
Morfologi:
Penulis
PERCOBAAN I
IDENTIFIKASI AMILUM SECARA KIMIAWI DAN MIKROSKOPI
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Amilum merupakan campuran dua macam stuktur polisakarida yang berbeda
yaitu amilosa (17-20%) dan amilopektin (8380%). Amilum juga didefinisikan sebagai
karbohidrat yang berasal dari tanaman, sebagai hasilfotosintesis, yang disimpan dalam
bagian tertentu tanaman sebagai cadangan. Sifatnya yang inert dan dapat
tercampurkan dengan sebagian besar bahan obat merupakan kelebihan dari amilum
sebagai eksipien (Priyanta, dkk, 2011).
Umbi suweg seperti jenis umbi-umbi lainnya, juga mengandung amilum dan
amilopektin. Amilum merupakam polimer dalam gllukosa dalam bentuk anhidrat.
Amilum mempunyai dua ikatan glikoidik yang merupakan golongan daro dua
polisakarida yaitu amilosa dan amilopektin (Suryani, dkk 2013).
Amilum merupakan hmopolimer glukosan dengan ikatan α-glikosidik. Amilum
terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut
amilosa dan fraksi tidsk larut disebut amilopektin. Amilosa mempunyai sturktur lurus
sedangkan amilopektin mempunyai cabang (Pramesti, dkk, 2015).
Umbi-umbian merupakan salah satu sumber karbohidrat yang disimpan dalam
bentuk polisakarida seperti pati/amilum. Amilum dapat diisolasi dengan mengekstrak
ubi dengan air. Selanjutnya endapan yang diperoleh diekstrak dengan etanol. Secara
umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yag
tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asama mineral menghasilkan
glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif (Gunawan, 2004).
Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan diperoleh dari
berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum, jagung dan padi
; dari umbi kentang ; umbi akar Manihot esculenta (pati tapioka); batang Metroxylon
sagu (pati sagu); dan rhizom umbi tumbuhan bersitaminodia yang meliputi Canna
edulis, Maranta arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi larut) (Fahn, 1995).
2. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dari percobaan ini adalah bagaimana macam-macam amilum
yang umum digunakan dalam sediaan farmasi secara kimiawi dan mikroskopik?
3. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan dapat membedakan
macam-macam amilum yang umum digunakan dalam sediaan farmasi secara kimiawi
dan mikroskopik.
4. Manfaat
Manfaat dari percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan dapat
membedakan macam-macam amilum yang umum digunakan dalam sediaan farmasi
secara kimiawi dan mikroskopik.
B. BAHAN
1. Klasifikasi
b. Beras (Oryza sativa) (Anonim, Analisis hasil penelitian arkeologi III, Hal: 86)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Monokotiledoneae
Ordo : Poales
Famili : Graminae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.
c. Jagung (Zea mays) (Rochani, Bercocok Tanam Jagung. Hal : 8)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Monokotiledoneae
Ordo : Graminae
Famili : Maydeae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
d. Kentang (Solanum tuberosum) (Setiadi, Budidaya Kentang. Hal : 31)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Angiospermae
Subclass : Dicotiledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.
e. Sagu (Metrixylon sago) (Erliza, Teknologi Bioenergi, Hal: 48)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Angiospermae
Subclass : Dicotiledoneae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Metrixylen
Spesies : Metrixylon sago
C. DESKRIPSI TANAMAN
1. Amilum Oryzae (Pati Beras)
Rumput semusim, tingginya 50-130 cm. Akar berserabut, batang tegak,
tersusun dari deretan buku-buku dan ruas, jumlahnya tergantung pada kultivar dan
musim pertumbuhannya; masing-masing buku dengan daun tunggal, kadang-kadang
juga dengan akar, ruas biasanya pendek pada pangkal tanaman. Daun dalam 2
peringkat; pelepah saling menutupi satu sama lain membentuk batang semu, terakhir
membungkus ruas; helaian daun memita. Perbungaan malai, di ujung ranting, buliran
tunggal, melonjong sampai melanset, berisi bunga biseksual tunggal.Buah jali
bervariasi dalam ukuran, bentuk dan warna, membulat telur, menjorong atau
menyilinder, seringkali berwarna kuning keputihan atau coklat.
2. Amilum Maydis (Pati Jagung)
Rumput berumah satu, tegak, dengan sistem perakaran terdiri dari akar
serabut.Batang biasanya tunggal.Daun tumbuh berseling pada sisi yang berlainan pada
buku, dengan helaian daun yang bertumpang tindih, aurikel diatas; helaian daun
memita-memanjang. Perbungaan jantan dan betina terpisah pada satu tumbuhan yang
sama; bunga jantan merupakan malai terminal. Perbuahan yang masak dalam bentuk
tongkol.Bijinya biasanya lonjong, warna bervariasi dari putih hingga kuning, merah atau
keunguan hingga hitam.
3. Amilum Solani (Pati Kentang)
Tumbuhan terna dengan banyak cabang, tegak, umbi berbentuk membulat
hingga menjorong, warnanya sangat beragam, kulit umbi bersisik atau halus, biasanya
terdapat beberapa mata tunas.Batang biasanya berongga, bersayap. Daun berseling,
bertangkai, majemuk menyirip gasal, dengan atau tanpa banyak pinak daun, pinak
daun samping berhadapan atau berseling, membundar telur hingga menjorong-
membundar telur, pinak daun yang terkecil agak duduk, berbentuk membundar telur
hingga agak membundar, pinak daun ujung biasanya yang terbesar. Semua pinak daun
berbulu padat, berwarna hijau gelap, berurat daun menyirip.Perbungaan malai.Bunga
putih atau putih ditutupi dengan merah jambu atau ungu, ditengah kuning kehijauan;
kelopak menggenta, bagian luar berbulu; mahkota bagian luar berbulu.Buah buni agak
membulat, berwarna hijau-kuning, berbiji banyak, beracun.Biji pipih, berbentuk agak
membundar hingga membundar telur, berwarna kuning pucat kecoklatan.
4. Amilum Sagu (Pati Sagu)
Palem dengan tinggi sedang, setelah berbunga mati.Akar dengan benang
pembuluh berserabut yang ulet, mempunyai akar nafas. Batang berdiameter hingga 60
cm, dengan tinggi hingga 25 m. Daun menyirip sederhana, dengan tangkai daun sangat
tegar, melebar pada pangkalnya menuju pelepah yang melekat pada batang, pelepah
dan tangkai daun berduri tajam. Perbungaan malai di pucuk, bercabang-cabang
sehingga menyerupai payung, bunga muncul dari percabangan berwarna coklat pada
waktu masih muda, gelap dan lebih merah pada waktu dewasa; bunga berpasangan
tersusun secara spiral, masing-masing pasangan berisi 1 bunga jantan dan 1 bunga
hermafrodit, biasanya sebagian besar bunga jantan gugur sebelum mencapai antesis.
Buah pelok membulat-merapat turun sampai mengerucut sungsang, tertutup dengan
sisik, mengetupat, kuning kehijauan, berubah menjadi bewarna kuning jerami atau
sesudah buah jatuh; bagian dalamnya dengan suatu lapisan bunga karang berwarna
putih.Biji setengah membulat, selaput biji merah tua.
D. HASIL PENGAMATAN
1) Identifikasi Amilum Secara Kimiawi
N Perubahan Warna
Perlakua
o Sebelum Setelah dipanaskan
n
. dipanaskan
1 Amylum
. solani +
I2
Ungu Putih
2) Identifikasi Amilum Secara Mikroskopi
Bahan
No. Gambar Mikroskop Keterangan
Uji
1. Amylum 1. Hilus
solani 1 2. Lamella
2. Amylum 1. Hilus
oryzae
1
3. Amylum Amilum
maydis berkelompok,
hilus dan
lamelanya
tidak terlalu
jelas.
4. Amylum 1. Hil us
sagu 2. Lamella
1
2
E. PEMBAHASAN
Farmakognosi merupakan cara pengenalan ciri-ciri atau karakteristik obat
yang berasal dari bahan alam. Farmakognosi mencakup seni dan pengetahuan
pengobatan dari alam yang meliputi tanaman, hewan, mikroorganisme, dan mineral.
Perkembangan farmakognosi saat ini sudah melibatkan hasil penyarian atau ekstrak
yang tentu tidak akan bisa dilakukan indentifikasi zat aktif jika hanya mengandalkan
mata. Dengan demikian, cara identifikasi juga semakin berkembang dengan
menggunakan alat-alat cara kimia dan fisika.
Amylum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Amylum
terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa,
yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin. Amilosa: Terdiri atas 250-
300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan α 1,4 glikosidik. Jadi molekulnya
menyerupai rantai terbuka. Amilopektin:Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian
besar mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6-glikosidik. adanya
ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin
berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar dari pada
molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa.
Amylum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yag
tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amylum oleh asam mineral menghasilkan glukosa
sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif. Amylum dapat dihidrolisis sempurna
dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat
dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan dalam cairan yang
dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amylum yang
terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase, amylum diubah menjadi maltosa
dalam bentuk β – maltose.
Identifikasi amilum secara mikroskopis dan secara kimiawi. Sampel yang
digunakan pada percobaan kali ini adalah amilum - amilum yang diamati yaitu amilum
beras (Oryza sativa), amilum sagu (Metroxylon sagu), amilum kentang (Solanum
tuberosum) dan amilum jagung (Zea mays).
Identifikasi secara kimiawi kandungan amilum bertujuan untuk
mengidentifikasi ada atau tidaknya amilum dalam sampel yakni dengan cara uji iodine.
Pada uji ini sampel yang mengandung amilum akan berubah warna menjadi biru.
Sampel terlebih dahulu dipanaskan agar amilum dapat larut sempurna dnegan air
sehinggga lebih mudah dalam pendeteksian kandungan amilum. Berdasarkan hasil
percobaan sampel yang telah dipanaskan kemudian ditetesi dengan iodine berubah
menjadi biru ini dikarenakan warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari
ikatan kompleks antara amilum dengan iodin.
Dalam larutan yang cukup dingin, amilum akan sangat susah melarut. Hal ini
disebabkan oleh panjangnya atom karbon (C) dari amilum sehingga mengikuti sifat
hidrokarbonnya. Untuk mengatasi hal ini sampel amilum dipanaskan. Pemanasan ini
membuat ikatan-glikosidik pada amilosa dan amilokpektin yang saling terhubung putus.
Putusnya ikatan glikosidik ini membuat iodium akan mudah bereaksi dengan amilum.
Hasilnya setiap amilum menjadi berwarna biru gelap ketika direaksikan dengan
amilum.Warna biru gelap ini menandakan jika sampel positif mengandung amilum.Iodium
merupakan salah satu unsur kimia golongan transisi.Unsur-unsur transisi memiliki orbital
molekul yang tidak terisi penuh. Elektron-elektron dari amilum kemudian akan masuk dan
menduduki tempat yang kosong pada iodium sehingga terjadilah kompleks diman iodium
sebgai atom pusat dan amilum sebagai ligan. Namun ada salah satu sampel yang tidak
mengalami perubahan warna yaitu sampel pati sagu, hal ini terjadi karena adanya
kesalahan dalam praktikum yaitu sampel sagu yang diambil lebih banyak dibandingkan
dengan pereaksi amilum yang diberikan sehingga tidak terjadi perubahan warna.Setelah
didinginkan sesaat, amilum kembali dipanaskan. Pemanasan yang kedua ini untuk
menguji apakah warna biru yang dihasilkan cukup kuat untuk bertahan lebih lama.
Ternyata, warna biru keunguan yang terdapat didalam sampel hilang dan berubah
menjadi warna bening dengan endapan dibawahnya. Perubahan tersebut disebabkan
oleh putusnya ikatan kompleks antara amilosa dan iodin, hal tersebut membuktikan
bahwa hasil dari ke empat amylum tersebut positif mengandung pati.
Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhanedisi ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Pramesti, H. A., Kusoro, S., dan Edy, C., Analisis Rasio Kadar Amilosa/Amilopektin dalam
Amilum dari Beberapa Jenis Umbi, Indonesia Journal of Chemical Science Vol. 4(1).
Priyanta, R. B. S., Cokorda, I. S. A,. I G.N. Jemmy, dan Anton, P., 2011, Sifat Fisik Granul
Amilum Jagung yang Dimodifikasi secara Enzimatis dengan Lactobacilus acidophilus Pada
Berbagai Waktu Fermentasi.
Suryani, N., M.Yanis, M., dan Afit, S., 2013, Penggunaan Amilum Umbi Suweg
(Amorphophallus campanulatus BI. Decne) Sebagai Pengikat Tablet Ibuprofen
Dengan Metode Granulasi Basah, Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini
Sains Farmasi dan Klinik III 2013.