FARMASETIKA DASAR
“Kapsul dan Bedak”
OLEH :
KELOMPOK II
LABORATORIUM FARMASETIKA
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Bahan obat jarang diberikan secara terpisah, tetapi lebih sering
merupakan suatu formula yang dikombinasi dengan salah satu atau lebih
zat yang bermanfaat untuk kegunaan farmasi yang bermacam-macam dan
khusus (Ansel, C.H, 2008).
Pada praktikum Farmasetika Dasar di ajarkan cara membuat berbagai
sediaan obat seperti serbuk bagi, kapsul, serbuk tabur, salep, suspensi,
emulsi, dan suppositoria (Faisal, 2007).
Kapsul memiliki bentuk yang menarik dan praktis, disamping itu juga
kapsul memiliki keuntungan dari pemberian sediaan kapsul, yaitu dapat
menutupi bau obat yang tajam dan rasa pahit yang dihindari ketika
dikonsumsi. Selain itu, cangkang kapsul mudah hancur hingga ketika di
telan perut akan cepat mengabsorbsi, serta dokter juga dapat
mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang berbeda ke
dalam 1 cangkang kapsul sesuai kebutuhan pasien (Ansel, 2006).
Dengan keadaan kapsul yang mudah hancur, maka untuk
penyimpanannya harus di tempat yang terlindung dari cahaya dan dalam
wadah tertutup baik. Peracikan sediaan obat berupa kapsul yang
memenuhi persyaratan farmasetik ( Ansel,1998).
Serbuk tabur itu sendiri termasuk dalam bagian dari serbuk jadi.
Untuk alasan pembuatan serbuk tabur sama dengan alasan pembuatan
serbuk, hanya saja serbuk tabur hanya digunakan pada pemakaian
topikal. Dimana dalam pembuatannya bahan-bahan yang akan digunakan
untuk serbuk tabur harus memenuhi syarat yakni bebas dari Bakteri
Clostridium cetani, Clostridium Welchii dan Bacillus anthracis. Serbuk
tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbakar walapun luka terbakar
adalah bagian luar dari tubuh manusia (Syamsuni, 2006).
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu, untuk memahami, meracik,
dan mengetahui cara pembuatan sediaan kapsul dan sediaan bedak tabur
dengan baik dan benar.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu, untuk :
1. Mengetahui tentang sediaan kapsul, menentukan penggunaan
cangkang kapsul, mengetahui cara pengisian kapsul.
2. Memahami definisi dari bedak tabur, dan mengetahui kegunaan bedak
tabur bagi kesehatan.
I.2.3 Prinsip Percobaan
Adapun prinsip percobaan ini yaitu, berdasarkan pada proses
pembuatan kapsul dari tahap pengambilan bahan obat dan pembuatan
serbuk yang terdiri dari satu bahan obat atau lebih yang digerus di
lumpang hingga homogen kemudian bahan tersebut sudah bisa
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul hingga menjadi sediaan kapsul.
Dalam pembuatan bedak hendaknya asam salisilat ditetesi dengan etanol
2-3 tetes, seng oksida digerus dilumpang panas kemudiaan diayak, dan
balsam peru ditetesi etanol (95%) 2-3 tetes. Bahan yang digerus terlebih
dahulu adalah bahan yang memiliki bobot jenis yang lebih besar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi
dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku kepada apoteker pengelolah Apotek (APA) untuk
menyiapkan dan atau membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada
pasien (Syamsuni, 2006).
Dosis adalah jumlah obat yang diberikan kepada pasien yang dapat
menimbulkan efek. Ada beberapa macam dosis diantaranya dosis lazim
dan dosis maksimum. Dosis lazim adalah jumlah obat yang sering
digunakan dan merupakan dosis terapi sedangkan dosis maksimum
adalah jumlah maksimum obat yang dapat diberikan tanpa menimbulkan
efek toksis (Syamsuni, 2006).
Salinan resep adalah salinan tertulis dari suatu resep (istilah lain dari
copy resep ialah Apograph, Exemplum atau Afschrift) (Syamsuni, 2006).
Resep yang lengkap memuat hal-hal yaitu Inscriptio (Nama dokter,
Surat izin praktek, Alamat dokter, Nomor telpon, dan tanggal penulisan
resep). Invocatio (Tanda R/), Praescriptio (Nama setiap obat dan
komposisinya). Signatura (Aturan pakai obat yang tertulis) dan Subscriptio
(Tanda tangan dokter atau paraf dokter) (Syamsuni, 2006).
Obat adalah bahan atau paduan bahan yang berasal dari alam,
sintetis atau mineral yang digunakan untuk diagnosis, memperbaiki,
menyembuhkan penyakit atau kelainan tubuh atau bagian tubuh manusia
atau hewan termasuk promosi kesehatan (Anief, 2007).
II.2 Pengertian Kapsul
Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu
cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terdiri
dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai
(Syamsuni, 2006).
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul
keras atau lunak. Cangkang kapsul terbuat dari Gelatin dengan atau tanpa
zat tambahan lain. Cangkang dapat pula dibuat dari Metilselulosa atau
bahan lain yang cocok (Anief, 2007).
Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana
satu macam bahan obat atau bahan inert lainnya yang dimasukkan ke
dalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin yang
sesuai (Attamimi, 2007).
Kapsul terdiri dari dua tabung kecil dari gelatin yang berisi obat dalam
bentuk serbuk, granul atau cairan. Dalam lambung gelatin larut dan obat
dibebaskan untuk penyerapan. Kapsul banyak digunakan untuk obat
dengan rasa tidak enak, misalnya bau atau pahit. Kapsul yang berisi
cairan (minyak ikan, larutan vitamin) dibuat dari gelatin khusus yang lunak
(Soft gelatin capsulae) (Tan, 2010).
II.2.1 Macam-macam Kapsul
Berdasarkan buku ilmu resep, ada beberapa macam kapsul yaitu
(Syamsuni, 2006) :
1. Kapsul cangkang keras (kapsul durae, hard kapsul)
Kapsul ini terdiri atas bagian badan dan tutup (capsulae
overculateae) yang terbuat dari metilselulosa, gelatin, pati, atau bahan
lain yang sesuai. Biasanya cangkang kapsul ini diisi dengan bahan
padat atau serbuk, butiran atau granul. Campuran serbuk yang
cenderung meleleh dapat diisikan ke dalam cangkang kapsul keras jika
digunakan absorben seperti MgCO3 atau silikon dioksida. Kapsul
cangkang keras ini hanya mempunyai satu bentuk dan dipakai untuk
pemakaian peroral (Syamsuni, 2006).
2. Kapsul cangkang lunak (capsulae molles, soft capsul)
Kapsul jenis ini merupakan satu kesatuan berbentuk bulat atau
silindris (pearl) atau bulat telur (globula) yang dibuat dari gelatin (kadang
disebut gel lunak) atau bahan lain yang sesuai, biasanya lebih tebal
dibandingkan dengan cangkang keras dan dapat diplastisasi dengan
penambahan senyawa poliol, seperti sorbitol atau gliserin. Kapsul
cangkang lunak mempunyai bermacam-macam bentuk dan biasanya
dapat dipakai untuk rute oral, vaginal, rektal, atau topikal. Ditinjau dari
segi formulasi, teknologi, dan biofarmasi, kapsul berisi cairan dari jenis
kapsul apa saja lebih seragam dibandingkan kapsul berisi serbuk kering
dari jenis cangkang yang sama. Sediaan tablet yang berbentuk kapsul
disebut kapsitab atau kaplet (Syamsuni, 2006).
Berdasarkan buku farmasetika dasar, ada beberapa macam kapsul
yaitu (Syamsuni, 2006) :
1. Kapsul keras
Kapsul keras biasanya digunakan untuk obat berbentuk padat atau
cair yang tidak mudah rusak. Cangkang kapsul umumnya berbentuk
tabung silinder berujung bulat, terdiri dari wadah dan tutup, terbuat dari
gelatin dan air (12-16%).
2. Kapsul lunak/kenyal
Kapsul kenyal dapat diisi dengan zat padat, setengah padat atau
cairan. Seperti halnya dengan kapsul keras, kapsul kenyal terbuat dari
gelatin dan air; untuk kekenyalannya ditambah gliserol atau sorbitol.
Sorbitol bersifat kurang higroskopis daripada gliserol. Biasanya
mengandung pengawet misalnya betanaftol. Kapsul kenyal sangat
sesuai untuk cairan atau zat setengah padat, secara luas digunakan
untuk vitamin-vitamin yang larut dalam minyak seperti vitamin A, D dan
E, juga minyak ikan. Biasanya berbentuk bulat atau lonjong. Cangkang
kapsul kenyal dapat diberi warna untuk melindungi obat terhadap
cahaya.
3. Kapsul tepung
Kapsul tepung disebut juga ouwel (baca: ouwel) dibuat dari amilum
atau tepung ditambah air dan zat pengawet. Bentuk kapsul ini biasanya
bulat atau silinder, digunakan untuk serbuk voluminus (zat yang lebih
besar dari volumenya), misalnya MgO dan Mg2CO3.
4. Kapsul salut enterik
Kapsul salut enterik adalah kapsul yang disalut sedemikian rupa
sehingga tidak larut di dalam lambung tetapi larut di dalam usus.
Berdasarkan buku farmasetika, ada beberapa macam kapsul yaitu
(Anief, 2007) :
1. Capsulae Gelatinosae operculate atau kapsul keras. Kapsul keras
terdiri dari badan dan tutup. Cangkang kapsul keras dibuat dari
campuran gelatin, gula dan air dan merupakan cangkang kapsul yang
bening tak berwarna dan tak berasa. Kapsul harus disimpan pada
tempat yang tidak lembab dan sebaiknya disimpan di wadah yang
diberi zat pengering.
2. Soft capsule atau kapsul lunak, merupakan kapsul yang tertutup dan
berisi obat yang pembuatan dan pengisian obatnya dilakukan dengan
alat khusus. Cangkang kapsul lunak dibuat dari gelatin ditambah
gliserin atau alkohol polihidris seperti sorbitol untuk melunakkan
gelatinnya. Kapsul lunak diperlukan untuk wadah obat cair atau cairan
obat seperti minyak levertran.
3. Capsulae Amylaceae, sekarang sudah tidak digunakan.
4. Kapsul tersalut enterik adalah begitu terkenal pada masa kini. Hal ini
digunakan salut dengan polimer sintesis seperti selulosa Asetat ftalat
yang tidak larut dalam pH rendah tetapi larut pada pH antara 5-6
II.1.2.3 Keuntungan dan Kerugian Kapsul
1. Keuntungan Sediaan Kapsul (Fatmawati, 2017) :
a. Sangat potensial untuk bahan aktif obat yang harus secara cepat
dilepas dari sediaan.
b. Fleksibilitas dalam formula.
c. Tidak selalu dibutuhkan merubah bentuk serbuk menjadi bentuk
kompak untuk diisikan ke dalam kapsul.
d. Peralatan untuk pengisian secara otomatis skala besar
memungkinkan untuk membuat campuran unik untuk diisikan ke
dalam kapsul.
e. Ketidakcocokan dapat dihindari dengan membuat komponen yang
tidak tersatukan secara terpisah dalam bentuk tablet atau pellet.
f. Di Apotek dapat digunakan untuk menyerahkan sediaan berbentuk
serbuk untuk tujuan tertentu seperti menghilangkan rasa pahit,
menutup bau dan lain-lain.
g. Dapat dimanfaatkan untuk sediaan obat salut enterik, pelepasan
diperpanjang, bermacam sediaan cair dan solid dengan
memperhatikan kondisi dan persyaratan tertentu.
h. Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang
memiliki bau dan rasa yang tidak enak.
2. Kerugian Sediaan Kapsul (Fatmawati, 2017) :
a. Bahan-bahan yang voluminous dapat menimbulkan masalah, hal ini
dalam batas tertentu dapat diatasi dengan melakukan granulasi
sebelum dimasukkan ke dalam kapsul.
b. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopik (menyerap
lembab).
c. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan
cangkang kapsul.
d. Tidak dapat diberikan untuk balita.
e. Biaya produksi lebih mahal dibanding dengan produksi tablet.
f. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah menguap, karena
pori-pori kapsul tidak dapat menahan penguapan.
II.2.4 Cara Penyimpanan Kapsul (Syamsuni, 2007)
Cangkang kapsul kelihatannya keras, tetapi sebenarnya masih
mengandung air dengan kadar 10-15%. Jika disimpan di tempat yang
lembab, kapsul akan menjadi lunak dan melengket satu sama lain serta
sukar dibuka karena kapsul itu dapat menyerap air dari udara yang
lembab. Sebaliknya, jika disimpan di tempat yang terlalu kering, kapsul itu
akan kehilangan airnya sehingga menjadi mudah rapuh dan pecah. Oleh
karena itu, penyimpanan kapsul sebaiknya dalam tempat atau ruangan
yang :
1. Tidak terlalu lembab atau dingin dan kering.
2. Terbuat dari botol-gelas, tertutup rapat dan diberi bahan pengering
(silika gel).
3. Terbuat dari wadah botol-plastik, tertutup rapat yang juga diberi bahan
pengering.
4. Terbuat dari aluminium-foil dalam blister atau strip.
II.2.5 Ukuran Cangkang Kapsul
Dalam mempersiapkan resep untuk sediaan kapsul, ukuran kapsul
hendaknya dicatat untuk memudahkan jika diperlukan pembuatan ulang.
Juga perlu diperhatikan, jika seorang pasien mendapatkan dua macam
kapsul sekaligus, jangan diberikan dalam warna yang sama untuk
menghindari kesalahan minum obat tersebut (Syamsuni, 2017).
Tabel ukuran kapsul (Chaerunissa, 2009)
Nomor Gram
ukuran
000 1,7
00 1,2
0 0,85
1 0,62
2 0,52
3 0,36
4 0,27
5 0,19
Untuk Untuk
hewan hewan
10 30
11 15
13 7,5
Tabel bobot dan ukuran kapsul (Syamsuni, 2007)
Nomor Acetosal Nat-bikarbonat Nbb*
ukuran (gram) (gram) (gram)
000 1 1,4 1,7
00 0,6 0,9 1,2
0 0,5 0,7 0,9
1 0,3 0,5 0,6
2 0,25 0,4 0,5
3 0,2 0,3 0,4
4 0,15 0,25 0,25
5 0,1 0,12 0,12
Nbb* = Nitrasbismushi basa
II.2.6 Cara Pengisian Kapsul
1. Dengan tangan
Merupakan cara yang paling sederhana, yaitu dengan tangan tanpa
bantuan alat lain. Cara ini sering digunakan di apotek untuk melayani
resep dokter. Pada pengisian dengan cara ini sebaiknya digunakan
sarung tangan untuk mencegah alergi yang mungkin timbul akibat petugas
tidak tahan terhadap obat tertentu (Syamsuni, 2017).
Untuk memasukkan obat dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut (Syamsuni, 2017) :
a. Serbuk dibagi dahulu sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta.
b. Tiap bagian serbuk tadi dimasukkan ke dalam badan kapsul dan di
tutup.
2. Dengan alat bukan mesin
Alat yang dimaksud disini adalah alat yang menggunakan tangan
manusia. Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang
lebih seragam dan pengerjaan dapat lebih cepat, karena sekali dibuat
akan menghasilkan bepuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri atas 2 bagian,
yaitu bagian yang tetap dan bagian yang bergerak. Cara pengisian kapsul
(Syamsuni, 2017) :
a. Buka bagian-bagian kapsul
b. Badan kapsul dimasukkan ke dalam cetakan kapsul pada bagian alat
yang tidak bergerak/tetap
c. Taburkan serbuk yang akan dimasukkan ke dalam kapsul
d. Ratakan dengan alat bantu kertas film
e. Tutup kapsul dengan cara meratakan atau menggerakkan bagian alat
yang bergerak.
3. Dengan mesin
Untuk memproduksi kapsul besar-besaran dan menjaga
keseragaman kapsul, perlu dipergunakan alat yang otomatis mulai dari
membuka, mengisi sampai dengan menutup kapsul (Syamsuni, 2006).
Pengisian cairan ke dalam kapsul keras (Elmitra, 2017) :
a. Zat-zat setengah cair/cairan kental
Misalnya ekstrak-ekstrak kental dalam jumlah kecil dapat dikapsul
sebagai serbuk sesudah dikeringkan dengan bahan-bahan inert, tetapi
kalau jumlahnya banyak yang jika dikeringkan membutuhkan terlalu
banyak bahan inert, maka dapat dibuat seperti massa pil dan
dipotong-potong sebanyak yang diperlukan, lalu dimasukkan ke dalam
cangkang kapsul keras dan direkat.
b. Cairan-cairan
Untuk cairan seperti minyak-minyak lemak dan cairan lain yang
tidak melarutkan gelatinnya (bahan pembuat cangkang kapsul) dapat
langsung dimasukkan dengan pipet yang telah ditara. Sesudah itu
tutup kapsul harus ditutup (di seal) supaya cairan yang didalamnya
tidak bocor atau keluar.
Cangkang kapsul dapat rusak jika kapsul tersebut (Elmitra, 2017) :
1. Mengandung zat-zat yang mudah mencair (higroskopis).
Zat ini tidak hanya menghisap lembab udara tetapi juga akan
menyerap air dari kapsulnya sendiri hingga menjadi rapuh dan mudah
pecah. Penambahan lactosa atau amylum (bahan inert netral) akan
menghambat proses ini. Contohnya kapsul yang mengandung KI, NaI,
NaNO2 dan sebagainya.
2. Mengandung campuran eutecticum.
Zat yang dicampur akan memiliki titik lebur lebih rendah daripada
titik lebur semula, sehingga menyebabkan kapsul rusak/lembek.
Contohnya kapsul yang mengandung Asetosal dengan Hexamin atau
Camphor dengan Menthol. Hal ini dapat dihambat dengan mencampur
masing-masing dengan bahan inert baru keduanya dicampur.
3. Mengandung minyak menguap, kreosot dan alkohol.
4. Penyimpanan yang salah di tempat lembab.
Cangkang menjadi lunak dan lengket serta sukar dibuka karena
kapsul tersebut menghisap air dari udara yang lembab tersebut. Di
tempat terlalu kering, kapsul akan kehilangan air sehingga menjadi
rapuh dan mudah pecah.
II.2.7 Cara Membersihkan Kapsul (Elmitra, 2017) :
Salah satu tujuan dari pemberian obat berbentuk kapsul adalah untuk
menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari bahan obatnya. Sesuai
dengan tujuan tersebut maka bagian luar dari kapsul harus bebas dari
sisa bahan obat yang mungkin menempel pada dinding kapsul. Untuk itu,
kapsul perlu dibersihkan dahulu. Kapsul harus dalam keadaan bersih
sebelum diserahkan pada pasien, terutama untuk kapsul yang dibuat
dengan tangan. Caranya letakkan kapsul diatas sepotong kain (linnen,
wol) kemudian digosok-gosokkan sampai bersih.
II.2.8 Syarat-syarat Kapsul
Beberapa persyaratan kapsul yang harus dipenuhi menurut FI III
adalah sebagai berikut (Syamsuni, 2006) :
1. Keseragaman bobot/keragaman bobot
a. Kelompok kapsul yang berisi bahan padat
1. Timbang 20 kapsul sekaligus, timbang lagi satu persatu, catat
bobotnya.
2. Keluarkan semua isi kapsul, timbang seluruh bagian cangkang
kapsul.
3. Hitung bobot isi tiap kapsul dan hitung bobot rata-rata isi tiap
kapsul.
4. Memenuhi syarat FI, jika perbedaan dalam persen bobot isi tiap
kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari
yang ditetapkan dalam kolom "A" dan untuk setiap 2 kapsul
terhadap bobot rata-rata ditetapkan dalam kolom "B".
b. Kelompok kapsul yang berisi bahan cair atau setengah padat/pasta/
salep
1. Timbang 10 kapsul sekaligus, timbang lagi satu persatu.
2. Keluarkan semua isi kapsul, cuci cangkang kapsul dengan eter.
Buang cairan cucian, biarkan hingga tak berbau eter lagi.
3. Timbang seluruh bagian cangkang kapsul.
4. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata isi tiap kapsul.
5. Memenuhi syarat FI, jika perbedaan dalam persen bobot isi tiap
kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak lebih dari 7,5%.
2. Waktu Hancur
Uji waktu hancur digunakan untuk menguji kapsul keras maupun
kapsul lunak. Waktu hancur ditentukan untuk mengetahui waktu yang
diperlukan oleh kapsul yang bersangkutan untuk hancur menjadi
butiran-butiran bebas yang tidak terikat oleh satu bentuk.
3. Keseragaman sediaan
Terdiri atas keragaman bobot untuk kapsul keras dan
keseragaman kandungan untuk kapsul lunak.
4. Uji disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan
persyaratan disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi.
Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul lunak kecuali bila
dinyatakan dalam masing-masing monografi.
II.2.9 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembuatan Kapsul
Persoalan yang sering dihadapi dalam pembuatan sediaan kapsul
adalah bahan yang dapat merusak cangkang kapsul antara lain
(Syamsuni, 2006) :
1. Serbuk yang mempunyai bobot jenis yang ringan (voluminous) atau
berbentuk kristal harus digerus lebih dahulu sebelum dimasukkan ke
dalam kapsul. Misalnya garam kina, Na-salisilat, dan amidozon.
2. Serbuk yang mudah mencair seperti KI, NaI, NaNO 2 akan merusak
dinding kapsul sehingga mudah rapuh karena bahan obat tersebut
bersifat higroskopik, yaitu menyerap air dari cangkang kapsul. Untuk
itu dapat diatasi dengan menambahkan bahan yang inert misalnya
laktosa dan amilum.
3. Campuran bahan yang mempunyai titik lebur lebih rendah dari titik
lebur masing-masing bahan obat (titik eutektikum) seperti campuran
asetosal dengan antipirin/heksamin, campuran kamfer dengan
salol/menthol/timol sehingga kapsul akan menjadi lembek bahkan
dapat lengket satu sama lain. Hal ini dapat diatasi dengan
menambahkan bahan yang inert, atau masing-masing bahan
dimasukkan dalam kapsul kecil, kemudian keduanya dimasukkan ke
dalam kapsul yang lebih besar.
4. Bahan cairan kental dalam jumlah sedikit dapat dikeringkan dengan
menambah bahan inert baru, kemudian dimasukkan ke dalam
cangkang kapsul. Akan tetapi, jika bahan tersebut jumlahnya besar
atau banyak maka harus dibuat menjadi massa pil lebih dahulu, baru
kemudian dimasukkan ke dalam kapsul.
5. Untuk minyak lemak, dapat langsung dimasukkan ke dalam kapsul
kemudian ditutup. Akan tetapi, minyak yang mudah menguap
(minyak atsiri), air, kreosot, dan alkohol akan merusak dinding
kapsul. Hal ini dapat diatasi dengan mengencerkan terlebih dulu
dengan minyak lemak sampai kadarnya dibawah 40% sebelum
dimasukkan ke dalam kapsul.
II.3 Pengertian Bedak atau Serbuk Tabur (Pulvis Adspersorius)
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dapat
dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus, untuk
memudahkan penggunaan pada kulit. Umumnya harus lewat ayakan 100
mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka (1 mesh =
dalam setiap panjang 1 inchi ada 100 lubang). Seluruh serbuk harus
terayak, yang tertinggal diayakan dihaluskan lagi sampai seluruhnya
terayak. Setelah semua serbuk terayak, dicampur dan diaduk lagi. Jangan
digunakan jika semua serbuk sebelum tercampur homogen (Syamsuni,
2007).
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal (untuk
pemakaian luar), dapat dikemas dalam wadah yang bagian atasnya
berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Contoh
sediaan bedak tabur: Bedak Purol, Caladryl, dan bedak Salicyl
(Fatmawati, 2012).
Sediaan serbuk untuk obat luar biasanya mengandung zat aktif
seperti (Anief, 2010) :
a. Antihistamin : Diphenhydramini HCl
b. Antiiritan : Menthol, kamfer
c. Antiseptik : Balsamum peruvianum, Calamine
d. Antifungi : Mikonazol nitrat
e. Keratolitik : Asam salisilat
Bedak tidak dapat berpenetrasi ke lapisan kulit karena komposisinya
yang terdiri dari partikel padat, sehingga digunakan sebagai penutup
permukaan kulit, mencegah dan mengurangi pergeseran pada daerah
intertriginosa (lipatan seperti ketiak, lipat paha, intergluteal/antara dua otot
besar bokong, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki).
Penggunaannya dengan cara ditaburkan dan digosokkan dengan telapak
tangan pada permukaan kulit (anief, 2010).
II.3.1 Syarat-syarat Serbuk Tabur (Anief, 2006) :
1. Harus halus, tidak boleh ada butiran-butiran kasar (harus melewati
ayakan 100 mesh)
2. Talk, kaolin dan bahan mineral lainnya harus bebas dari bakteri
3. Disterilkan dengan cara pemanasan kering dengan suhu 150 derajat
selama 1 jam
4. Tidak boleh digunakan untuk obat luka
Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat
halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
Syarat serbuk tabur harus homogen dengan derajat kehalusan pengayak
nomor 60 bila tidak mengandung lemak, bila mengandung lemak diayak
dengan pengayak nomor 44. Pengayak nomor 44 artinya setiap 1 cm2
permukaan ayakan terdapat 44 lubang. Pengayak nomor 60 artinya setiap
1 cm2 permukaan ayakan terdapat 60 lubang (Syamsuni, 2007).
II.3.2 Bahan-bahan yang sering Digunakan dalam Pembuatan Serbuk
Tabur atau Bedak (Suprapti, 2016) :
1. Zinci Oxidum (seng oksida)
Zinci Oxidum berupa serbuk amorf, sangat halus, putih, atau putih
kekuningan tidak berbau, lambat laun dapat menyerap CO 2 dan
kelembaban dari udara membentuk ZnCO3 yang menggumpal.
Sehingga untuk memisahkan ZnO dari ZnCO3 harus diayak dengan
pengayak nomor 60, bagian yang lolos dari ayakan yang ditimbang,
sedangkan bagian yang tidak lolos dari ayakan, dibuang. Kelarutan
tidak larut dalam air dan dalam etanol, larut dalam asam encer.
Oxydum zincicum sebagai komponen bedak bekerja menyerap air,
sehingga memberi efek mendinginkan. Khasiat sebagai antiseptik
ekstern dan menjaga kelembaban kulit.
2. Talcum (Talcum venetum, Talk)
Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang
mengandung sedikit aluminium silikat. Pemerian serbuk hablur sangat
halus, putih atau putih kelabu, berkilat, mudah melekat pada kulit dan
bebas dari butiran. Kegunaan sebagai pembawa dalam bedak tabur.
Komponen talcum mempunyai daya lekat dan daya slip yang cukup
besar.
3. Sulfur Praecipitatum (Sulfur, Sulfur pp, Belerang)
Pemerian berupa serbuk amorf atau serbuk hablur renik, sangat
halus, warna kuning pucat, tidak berbau dan tidak berasa. Kelarutan
praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam karbon
disulfide, sukar larut dalam minyak zaitun, praktis tidak larut dalam
metanol. Khasiat sebagai antiseptik, antiskabies.
4. Magnesium Oxidum (Magnesium Oksida)
Pemerian serbuk putih ringan, sangat ruah atau sebagai
Magnesium Oksida berat, serbuk putih relatif padat. Kelarutan praktis
tidak larut dalam air, larut dalam asam encer, tidak larut dalam etanol.
Kegunaan sebagai pembawa dalam bedak tabur.
5. Acidum Salicylicum (Asam Salisilat)
Pemerian hablur putih; biasanya berbentuk jarum halus, atau
butiran serbuk halus, rasa agak manis, tajam dan stabil di udara.
Kelarutan sukar larut dalam air dan dalam benzene; mudah larut
dalam etanol dan dalam eter, larut dalam air mendidih, agak sukar
larut dalam kloroform. Khasiat sebagai keratolitik (melepas lapisan
tanduk pada kulit).
6. Camphora (kamfer)
Pemerian hablur, granul, atau masa hablur, putih, atau tidak
berwarna, jernih; bau khas tajam; rasa pedas dan aromatik; menguap
perlahan-lahan pada suhu kamar; bobot jenis kurang lebih 0,99.
Khasiat sebagai antiiritan.
7. Mentholum (Menthol)
Pemerian hablur heksagonal, atau serbuk hablur, tidak berwarna,
biasanya berbentuk jarum, atau massa yang melebur, bau enak
seperti minyak permen. Kelarutan; sukar larut dalam air, sangat
mudah larut dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter dan dalam
heksana; mudah larut dalam asam asetat glasial, dalam minyak
mineral, dalam minyak lemak dan minyak atsiri. Khasiat sebagai
antiritan (antiiritasi).
8. Balsamum Peruvianum (Balsam Peru)
Pemerian cairan kental, lengket, tidak berserat, coklat tua, dalam
lapisan tipis berwarna coklat, transparan kemerahan, bau aromatik
khas menyerupai vanillin. Kelarutan; larut dalam kloroform P, sukar
larut dalam eter P, dalam eter minyak tanah P, dan dalam asam asetat
glasial P. Khasiat sebagai antiseptikum ekstern.
II.3.3 Cara Meracik Beberapa Bahan Obat Dalam Serbuk Tabur
(Syamsuni, 2006)
a. Asam salisilat, menthol, kamfer dan Balsam Peru dilarutkan terlebih
dahulu dengan etanol 95% beberapa tetes hingga larut, keringkan
dengan pembawanya (talcum). Untuk massa kamfer dan menthol
tidak ikut diayak guna mencegah penguapan.
b. Adeps lanae dicairkan dimortir panas, setelah cair ditambah talcum
aduk hingga merata. Bila ada penambahan minyak menguap
diteteskan dan dicampurkan dengan serbuk tabur yang sudah diayak.
c. Zinc Oxyd diayak terlebih dahulu dengan pengayak nomor 60 baru
kemudian ditimbang.
Serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk
obat luar. Talk, kaolin dan bahan mineral ini yang digunakan untuk serbuk
tabur harus memenuhi syarat bebas dari bakteri Clostridium tetani dan
Clostridium Welchii dan Bacallus. Cara sterilisasinya ialah dengan cara
pemanasan kering pada suhu 150 derajat selama satu jam. Serbuk tabur
tidak boleh digunakan untuk luka terbuka. Dalam pembuatan selalu
dilakukan obat-obat yang berkhasiat dicampur dengan Talk atau Bolus
alba tetapi tidak dengan Oxydi Zinc dan zat lain yang sama (Anief, 2010).
Cara membuat serbuk tabur yang mengandung (Anief, 2007) :
a. Adeps Lanae, Vaselinum, Plumbi Oxydi Emplastrum ialah dengan
melarutkan zat tersebut dalam eter atau aseton, lalu ditambah
sebagian Talk dan diaduk sampai eter dan aseton menguap.
b. Ichtyol diencerkan dulu dengan aether cum spritus lalu diencerkan
dengan Talk.
c. Paraffinum liquidum dan Oleum Ricini dicampurkan dulu dengan
sama banyak lalu ditambahkan Talk sedikit demi sedikit dan diaduk
dengan penambahan minyak eteris.
d. Ormaldehyda Solutio dicampurkan terakhir dengan cara
memasukkan zat tersebut dalam mortir lalu ditambah campuran
serbuk yang telah diayak sedikit demi sedikit.
II.3.4 Keuntungan dan Kerugian Serbuk Tabur atau Bedak
1. Keuntungan serbuk tabur (Syamsuni, 2007) :
a. Campuran dan bahan obat yang sesuai kebutuhan
b. Tepat, lebih stabil dari larutan
c. Dosis tidak memerlukan banyak bahan tambahan yang tidak perlu
2. Kekurangan serbuk tabur (Syamsuni, 2007) :
a. Lebih kurang baik untuk zat obat yang mudah terurai karena kontak
dengan udara
b. Sulit di tutupi rasanya (tidak enak maupun baunya)
c. Peracikan membutuhkan waktu
Umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus
100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka
(Syamsuni, 2007).
Umumnya, pembuatan suatu serbuk tabur, sangat sederhana dan
tidak lain hanya pencampuran dari bahan-bahannya. Jadi selanjutnya
yang penting hanyalah bagaimana penambahan yang harus dikerjakan,
dan selalu kita ikuti aturan bahwa penambahan itu harus dibagikan dalam
zat yang netral. Pembagian yang terhalus, menjadi yang terbaik dari suatu
obat yang diperoleh dengan mencampurkan talk atau bolus alba dengan
suatu larutan dari obat itu dalam suatu pelarut yang mudah menguap,
untuk pertama-tama dapat dipakai eter. Cara ini dapat dilakukan untuk
kamfer, menthol, timol, balsamum perufianum, cetaceum, parafin cair
dalam jumlah kecil atau parafin padat, vaselin atau adeps lanae. Parafin
dalam jumlah besar dicampur dengan talk. Parafin padat, vaselin atau
cera flava dalam jumlah yang banyak dileburkan diatas penangas air dan
di campur sedikit demi sedikit dengan talk (Van Duin, 1954).
II.4 Uraian Bahan
1. Adeps lanae (Dirjen POM, Ed. III, 1979, Hal; 61)
Nama Resmi : ADEPS LANAE
Nama Lain : Lemak bulu domba, lanolin
RM/BM : -
Pemerian : Massa berupa lemak, lengket, warna kuning muda
atau kuning pucat, agak tembus cahaya, bau khas.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut
dalam etanol 95% P mudah larut dalam eter dan
kloroform.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan (untuk dasar bedak atau basis)
2. Amitriptilin (Dirjen POM, Ed. V, 2014, Hal; 113)
Nama Resmi : AMITRIPTILIN HIDROCLORIDA
Nama Lain : Amitriptilin HCl; Dihidro-N, N-Dimetil; 5H-Dibenzo;
Sikloheptan; Propilamina Hidroksida; Amiytriptyline
RM/BM : C20H25N.HCl/313,86
Pemerian : Serbuk hablur putih atau hampir putih; bau
melemah; melebur pada suhu kurang lebih 250
derajat
Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air; dalam 1,5 bagian etanol
(95%) P; dalam 1,2 bagian kloroform P dan dalam
1 bagian metanol P; praktis tidak larut dalam eter
P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
dan disimpan dalam suhu ruangan.
Kegunaan : Antidepresan (Anti depresi)
3. Artane (Dirjen POM, Ed. V, 2014, Hal; 1288)
Nama Resmi : TRIHEXIPHENIDYL HIDROCLORIDA
Nama Lain : Trihexyphenidyl Hidrochlorida
RM/BM : C20H31Na.HCl/337,93
Pemerian : Serbuk hablur putih atau hampir putih, bau lemah;
melebur pada suhu kurang dari 250 derajat.
Kelarutan : Sukar larut dalam air; larut dalam etanol dan dalam
kloroform.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Parkinsonisme (kerusakan otak dan saraf)
4. Asam salisilat (Dirjen POM, Ed. III, 1979, Hal; 56)
Nama Resmi : ACIDUM SALICYLICUM
Nama Lain : Asam salisilat, asetosal, aspirin
RM/BM : C7H6O3/138,12
Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk
berwarna putih, hampir tidak berbau, rasa agak
manis dan tajam.
Kelarutan : Larut dalam 50 bagian air dan dalam 4 bagian
etanol (95%), mudah larut dalam kloroform P dan
dalam eter P, larut dalam larutan amonium asetat
P dinatrium sitrat P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Anti fungi (anti jamur), keratolitikum (mengobati
gangguan kulit)
5. Balsam Peru (Dirjen POM, Ed. III, 1979, Hal; 102)
Nama Resmi : BALSAMUM PERUVIANUM
Nama Lain : Balsam peru
RM/BM : -
Pemerian : Cairan kental, lengket tidak berserap, coklat tua,
transparan kemerahan, bau aromatik khas
menyerupai Vanilin
Kelarutan : Larut dalam kloroform P sukar larut dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Hipnotikum (obat tidur), sedativum (penenang)
6. Calamin (Dirjen POM, Ed. III, 1979, Hal; 119)
Nama Resmi : CALAMINUM
Nama Lain : Kalamin, calamine, calamin lotion.
RM/BM : -
Pemerian : Serbuk halus, merah jambu, praktis tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam asam
mineral.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Antiseptikum eksteren (daerah setempat)
7. Codein HCl (Dirjen POM, Ed. III, 1979, Hal; 172)
Nama Resmi : CODEINI HYDROCHLORIDUM
Nama Lain : Kodeina hidroklorida
RM/BM : C18H21NO3,HCl3.2H2O/371,85
Pemerian : Serbuk hablur putih/hablur jarum tidak berwarna.
Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air dan dalam lebih kurang
90 bagian etanol (95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindungi dari
cahaya.
Kegunaan : Antitusivum (obat batuk kering)
8. Dipyron (Dirjen POM, Ed. III, 1979, Hal; 844)
Nama Resmi : METHAMPIRON
Nama Lain : Antalgin, Methampiron
RM/BM : -
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau putih kekuningan.
Kelarutan : -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Parkinsanisme (kerusakan otak dan saraf)
9. Dramamin (Dirjen POM, Ed. V, 2014, Hal; 338)
Nama Resmi : DIMENHIDRINAT
Nama Lain : Dramamin, Dipenhidramin Teoklat
RM/BM : C17H21HNO.C7H7CIN4O2/469,96
Pemerian : Serbuk hablur putih tidak berbau
Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol
dan dalam kloroform, agak sukar larut dalam eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Obat vertigo (mencegah atau meringankan mabuk
dalam perjalanan/ mual)
10. Ketricin (Dirjen POM, Ed. V, 2014, Hal; 1286)
Nama Resmi : TRIAMSINOLON ASETONIDA
Nama Lain : Ketricin
RM/BM : C24H31FO5/434,51
Pemerian : Serbuk hablur putih sampai krim, berbau sangat
lemah
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat sukar larut
dalam etanol mutlak, dalam kloroform dan
methanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Antihistamin (anti alergi)
11. Laroxyl (Dirjen POM, Ed. V, 2014, Hal; 113)
Nama Resmi : AMITRIPTILIN HIDROCLORIDA
Nama Lain : Amitriptilin HCl, Dihidro-N, N-Dimetil, 5H-Dibenzo,
Sikloheptan, Propilamina Hidroksida, Amiytriptyline
RM/BM : C20H25N.HCl/313,86
Pemerian : Serbuk hablur atau hablur kecil; putih atau hampir
putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau.
Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air, dalam 1,5 bagian etanol
(95%) P, dalam 1,2 bagian kloroform P dan dalam
1 bagian metanol P; praktis tidak larut dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
dan disimpan dalam suhu ruangan
Kegunaan : Antidepresan (anti depresi)
12. Lexotan (Dirjen POM, Ed. III, 1979, Hal; 667)
Nama Resmi : BROMAZEPAM
Nama Lain : Bromazepam
RM/BM : C14H10BrN3O/316,2
Pemerian : Bubuk kristal putih kekuningan
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sedikit larut dalam
alkohol dan metilen klorida, sedikit larut atau
sedikit larut dalam etanol (96%) dan dalam metilen
klorida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Ansietas (Obat penenang)
13. Librax (Dirjen POM, Ed. V, 2014, Hal; 592)
Nama Resmi : KLORDIAZEPOXIDA
Nama Lain : Librax
RM/BM : C15H14CIN8O/299,15
Pemerian : Serbuk hablur, kuning, praktis tidak berbau, peka
terhadap sinar matahari, melebur pada suhu lebih
kurang 240 derajat
Kelarutan : Tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol
dan dalam kloroform
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Tukak peptic (tukak lambung)
14. Ludiomil (Dirjen POM, Ed. V, 2014, Hal; 812)
Nama Resmi : MAPROPTILIN HIDROCLORIDA
Nama Lain : Ludiomil
RM/BM : C16H13CN2O/284,75
Pemerian : Serbuk hablur hampir sampai putih, praktis tidak
larut, berbau
Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam metanol
dan dalam kloroform praktis tidak larut dalam
isoktan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Antidepresan (anti depresi)
15. Magnesium Oxyd (Dirjen POM, Ed. III, 1979, Hal; 353)
Nama Resmi : MAGNESII OXYDUM
Nama Lain : Magnesium oksida
RM/BM : MgO/40,30
Pemerian : Serbuk sangat ringan; putih; tidak berbau; rasa
agak basa.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; praktis tidak larut
dalam etanol (95%) P, larut dalam asam encer.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
16. Nitrazepam (Dirjen POM, Ed. V, 2014, Hal; 925)
Nama Resmi : NITRAZEPAM
Nama Lain : Nitrazepam
RM/BM : C15H11N3O3/28,3
Pemerian : Serbuk hablur, kuning
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; sukar larut dalam
etanol dan dalam eter; agak sukar larut dalam
kloroform
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat; tidak tembus
cahaya.
Kegunaan : Antiinsomnia (susah tidur)
17. Rivotril (Dirjen POM, Ed. V, 2014, Hal; 79)
Nama Resmi : CLONAZEPAM
Nama Lain : Rivotril
RM/BM : C13H10CIN3O3/35,71
Pemerian : Serbuk kuning muda bau lemah, melebur pada
suhu lebih kurang 239 derajat
Kelarutan : Tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam
etanol dan dalam eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sedativum (obat penenang)
18. Sesden (Dirjen POM, Ed. III, 1979, Hal; 230)
Nama Resmi : DIPHENHYDRAMINI TEOCLAS
Nama Lain : Difenhidramina Teoklat, Dimenhidrinat
RM/BM : C17H21NO,C7H7CIN4O2/469,97
Pemerian : Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa pahit diikuti
rasa tebal.
Kelarutan : Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol
(95%) P dan dalam kloroform P; agak sukar larut
dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Antihistaminikum (anti alergi)
19. Stesolida (Dirjen POM, 2014; 303)
Nama Resmi : DIAZEPAM
Nama Lain : Stesolid
RM/BM : C16H13CH2O/284,72
Pemerian : Serbuk hablur hampir putih sampai kuning praktis
tidak berbau
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dalam etanol mudah
larut dalam kloroform
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat; tidak tembus cahaya
Kegunaan : Neuritis (antidepresi)
20. Talcum (Dirjen POM, 1979. hal 591)
Nama Resmi : TALCUM
Nama Lain : Talkum
RM/BM : C6H2O/156,30
Pemerian : Serbuk hablur sangat halus licin mudah melekat
pada kulit bebas dari butiran, warna putih kelabu.
Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan (pengering)
21. Zinc oxyd (Dierjen POM, 1979. hal 636)
Nama Resmi : ZINCI OXYDUM
Nama Lain : Seng oksida, Zinc oxide
RM/BM : ZnO/8,38
Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau lebih
kekuningan tidak berbau, tidak berwarna dan
menyerap karbon dioksida dan udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
(95%) P, larut dalam asam mineral encer larutan
alkohol hidroksida
Penyimpanan : Dalan wadah tertutup baik
Kegunaan : Antiseptikum eksteren (daerah setempat)
22. Zofredal (Dirjen POM, 2014, hal 111)
Nama Resmi : RISPEREDON
Nama Lain : Rispendon zofredal
RM/BM : H23H27FN4O2/410,48
Pemerian : Serbuk putih atau hampir putih
Kelarutan : Larut dalam retilen klorida, agak larut dalam
etanol, praktis tidak larut dalam air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sedativum (Obat penenang)
23. Zypras (Dirjen POM, 2014; 84)
Nama Resmi : ALPRAZOLAM
Nama Lain : Alprazolam, Zypras
RM/BM : C17N13ClN4/308,77
Pemerian : Serbuk hablur putih atau hampir putih melebur
pada suhu lebih kurang 225 derajat
Kelarutan : Tidak larut dalam air, sukar larut dalam etil-asetat,
agak sukar larut dalam aseton kloroform.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Ansietas (obat penenag)
BAB III
METODE KERJA
Praescriptio
R/ Nitrasepam 4 mg
Laroxyl 4 mg
Laxotan 2 mg
m.f cap dtd No X
s. 1 dd cap 1 vesp
Subscriptio
Signatura
Dr. Supriyadi
Pro : Tn Asman
Alamat :Jl. Merdeka No. 10 Makassar
(Moh, Anief, 1990)
lll.2.2 Bahasa Latin
Singkatan Kepanjangan Arti
R Recipe Ambillah
m.f Misce fac Campur dan buatlah
Cap Capsulae Kapsul
dtd da tales doses Berikan sekian takaran
No. Nomero Sejumlah
X Decem Sepuluh
s 1 dd Signa unum de die Tandai 1x sehari
Cap 1 Capsulae unum Satu kapsul
Vesp Vespere Malam hari
Pro Pronum Untuk
(Syamsuni, 2006)
lll.2.3 Indikasi dan Penggolongan
Bentuk Sediaan,
Nama Obat Khasiat Obat Golongan Kekuatan
Sediaan
Nitrazepam Insomnia
(dumolid) (masalah sulit Psikotropika Tablet 5 mg
tidur)
Laroxyl Antidepresan
(Amitriptyline) (menangani Psikotropika Tablet 10 mg
depresi/penenang)
Lexotan Ansietas
(Bromazepam) (mengatasi Psikotropika Tablet 3 mg
gangguan cemas)
(MMN, 2019)
lll.2.4. Perhitungan Dosis
1. Nitrazepam
DM Nitrazepam :
➢ 1xp =-
➢ Sehari = 5 mg
Berdasarkan Resep
➢ 1xp = 1 x 4 mg = 4 mg
➢ Sehari = 1 x 4 mg = 4 mg < 5 mg
Persentase
➢ 1xp =-
4 mg
➢ Sehari = x 100% = 80% <100%
5 mg
2. Laroxyl
DM Laroxyl
➢ 1xp = 30 mg
➢ Sehari = 300 mg
Berdasarkan Resep
➢ 1xp = 1 x 4 mg = 4 mg < 30 mg
➢ Sehari = 1 x 4 mg = 4 mg < 300 mg
Persentase
4 mg
➢ 1xp = x 100% = 13,33% (aman)
30 mg
4 mg
➢ Sehari = 300 mg x 100% = 13,33% (aman)
3. Lexotan
DM Lexotan
➢ 1xp = (1,5 mg – 3 mg)
➢ Sehari = (3,9 mg – 9 mg)
Berdasarkan Resep
➢ 1xp = 1 x 2 mg = 2 mg
➢ Sehari = 1 x 2 mg = 2 mg
Persentase
2 mg
➢ 1xp = (1,5 mg - 3 mg) x 100% = (66% - 133,33%) (aman)
2 mg
➢ Sehari = (3,9 mg - 9 mg) x 100% = (22,2% - 51%) (aman)
2. Laroxyl
➢ 1 bungkus = 1 x 4 mg = 4 mg
➢ 10 bungkus = 10 x 4 mg = 40 mg
40 mg
➢ Konversi ke tab = 10 mg x 1 tab = 4 tab
3. Lexotan
➢ 1 bungkus = 1 x 2 mg = 2 mg
➢ 10 bungkus = 10 x 2 mg = 20 mg
20 mg
➢ Konversi ke tab = x 1 tab = 6,6 tab
3 mg
➢ Dilakukan pengenceran :
0,6 tab
x 100 mg = 60 mg
1 tab
III.2.6. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibersihkan alat yang akan digunakan
3. Diambil nitrazepam 8 tablet, lexotan 7 tablet, dan laroxyl 4 tablet
4. Diambil lexotan 1 tablet lalu dilakukan pengenceran dengan
menambahkan 100 mg S.L, gerus hingga halus, dari hasil
pengencerannya timbang sebanyak 60 mg, kemudian campur
dengan 6 tabletnya, dimasukkan satu persatu ke dalam lumpang
gerus hingga halus, dikeluarkan dari lumpang
5. Dimasukkan nitrazepam satu persatu ke dalam lumpang, digerus
hingga halus, dikeluarkan dari lumpang
6. Dimasukkan laroxyl satu persatu ke dalam lumpang, digerus hingga
halus, dikeluarkan dari lumpang
7. Dimasukkan hasil gerusan nitrazepam dan lexotan ke dalam
lumpang, digerus hingga homogen.
8. Ditambahkan hasil gerusan laroxyl ke dalam lumpang, digerus
hingga homogen
9. Dikeluarkan dari lumpang dan diayak (ayakan no 60)
10. Dibagi di atas kertas perkamen sebanyak 10, dimasukkan ke dalam
cangkang kapsul (berukuran 1) dengan cara tangan
11. Dimasukkan ke dalam sak obat
12. Diberi etiket putih
Ill.1.7 Etiket
APOTEK SETIA HUSADA
Jl. Pengayoman No. 221 Surabaya
Telp. (0312) 5647473
Apoteker : Vanadhi S. Farm, Apt
SIPA : 71 /508 / 12 / X / 2015
Insciptio
Telp. 1234567
SIP. 228 / K / 8 A
No. 1 Makassar, 16 April 2021
Invocatio
R/ Artane 400 mg
Praescriptio
Rivotril 25 mg
Zofredal 5 mg
Amitriptilin 1 tab
Zypras ½ tab
m.f cap dtd No. XXX
s. 3 dd cap 1
Subsciptio
Signatura
Dr. Supriyadi
Pro : Tn Ali Makmun
Alamat : Jl. Azaahrah Greeng Land No.9
(Moh, Anief,1990)
Ill.3.2 Bahasa Latin
Singkatan Kepanjangan Arti
R/ Recipe Ambillah
m.f misce fac Campur dan buatlah
Pulv Pulveres Serbuk terbagi
Berikan sekian
dtd da tales doses takaran
No. Nomero Sejumlah
XXX Triginta Tiga puluh
s. 3 dd Signa ter de die Tandai 3x sehari
Cap 1 Capsulae unum Satu Kapsul
Pro Pronum Untuk
(Syamsuni, 2006)
Ill.3.3 Indikasi dan Penggolongan Obat
Bentuk Sediaan,
Nama Obat Khasiat Obat Golongan Kekuatan Sedian
Sebagai terapi
Artane pada penyakit Psikotropika Tablet 2 mg, 5 mg
Antidepresan
Amitriptilin (menangani Obat keras Tablet 10 mg,
(Laroxyl) depresi/penenang) 25 mg, 50 mg
Ansietas
Zypras (mengatasi Psikotropika Tablet 0,25 mg,
(Alprazolam) gangguan cemas) 0,5 mg, 1 mg
(MMN, 1990)
Resep ini tidak rasional (irasional) sehinnga tidak dapat dikerjakan.
Hal ini disibabkan karena kekuatan sediaan diresep sangat besar dari
pada DM sediaannya. Yang jika dikerjakan akan sangat over dosis.
Illl.4 Resep Ketiga
lll.4.1 Kelengkapan Resep
Dr. Supriyadi
Insciptio
Jl. Budi Kemulyaan No. 8 A
Tlp. 1234567
SIP. 228 / K / 8 A
R/ Dipyron 400 mg
Codein HCl 25 mg
Praescpripti
Ludiomil 5 mg
o
Stesolid 1 mg
Ketricin ½ tab
m.f cap dtd No. X
Subscriptio
s. 2 dd cap 1
Signatura
Dr. Supriyadi
Pro : Tn Salim
Alamat : Azzahrah Greend Land No. 8
(Moh, Anief, 1990)
Ill.4.2 Bahasa Latin
Singkatan Kepanjangan Arti
R/ Recipe Ambillah
m.f misce fac Campur dan buatlah
cap Capsulae Kapsul
No. Nomero Sejumlah
X Decem Sepuluh
s. 2 dd Signa bis de die Tandai 2x sehari
cap 1 Capsulae unum Satu kapsul
Pro Pronum Untuk
(Syamsuni,2006)
Ill.4.3 Indikasi dan Penggolongan
Bentuk sediaan,
Nama Obat Khasiat Obat Golongan Kekuatan sediaan
Dypiron Analgetik
(Methampyrone, (antinyeri) Obat keras Tablet 500 mg
Metamizole)
Antitusif
Codein HCl (meredahkan Narkotika Tablet 10 mg,
batuk) 15 mg, 20 mg
Antidepresan
Ludiomil (mengurangi Obat keras Tablet 10 mg,
depresi/penenang) 25 mg, 50 mg
Stesolid Insomnia
(Diazepam) (sulit tidur) Psikotropika Tablet 2 mg,
5 mg, 10 mg
Ketricin Antiinflamasi
(Triamsinolon) (mengurangi Obat keras Tablet 4 mg
radang)
(MMN, 2019)
Ill.4.4 Perhitungan Dosis
1. Dipyron
DM Dipyron :
➢ 1 x p = 500 mg
➢ Sehari = 500 mg – 1,5 g
Berdasarkan Resep
➢ 1xp = 1 x 400 mg = 400 mg < 500 mg
➢ Sehari = 2 x 400 mg
= 800 mg berada dalam dosis lazim (500 mg – 1,5 mg)
Persentase
400 mg
➢ Berefek = = 40 mg
10 mg
40 mg
➢ 1xp = x 100% = 8% < 100% (aman)
500 mg
➢ Sehari = 2 x 40 mg = 80 mg
80 mg
= (500 mg - 1,5 g) x 100% = (5,33% - 16%) < 100% (aman)
2. Codein HCl
DM Codein HCl
➢ 1 x p = 60 mg
➢ Sehari = 300 mg
Berdasarkan Resep
➢ 1 x p = 1 x 25 mg = 25 mg < 60 mg
➢ Sehari = 2 x 25 mg = 50 mg < 300 mg
Persentase
25 mg
➢ 1 x p = 300 mg x 100% = 8,33% < 100% (aman)
50 mg
➢ Sehari = 300 mg x 100% = 16,66% < 100% (aman)
3. Ludiomil
DM Ludiomil
➢ 1 x p = 10 mg
➢ Sehari = 30 mg
Berdasarkan Resep
➢ 1 x p = 1 x 5 mg = 5 mg < 10 mg
➢ Sehari = 2 x 5 mg = 10 mg < 30 mg
Persentase
5 mg
➢ 1 x p = 10 mg x 100% = 50% (aman)
10 mg
➢ Sehari = 30 mg x 100% = 33,3% < 100% (aman)
4. Stesolid
DM Stesolid
➢ 1xp=-
➢ Sehari = 40 mg
Berdasarkan Resep
➢ 1 x p = 1 x 1 mg = 1 mg
➢ Sehari = 2 x 1 mg = 2 mg < 40 mg
Persentase
➢ 1xp =-
2 mg
➢ Sehari = 40 mg x 100% = 5% < 100% (aman)
5. Ketricin
DM Ketricin
➢ 1xp = (1,3 mg – 16 mg)
➢ Sehari = (4 mg – 48 mg)
Berdasarkan Resep
1 tablet ketricin = 4 mg
➢ 1 x p = ½ tab x 4 mg = 2 mg berada dalam (1,3 mg – 16 mg)
➢ Sehari = 2 x 2 mg = 4 mg berada dalam (4 mg – 48 mg)
Persentase
2 mg
➢ 1 x p = (1,3 mg - 16 mg ) x 100% = 12,5% - 153,48%) < 100% (aman)
4 mg
➢ Sehari = (4 mg - 48 mg ) x 100% = (8,3% - 100%) < 100% (aman)
2. Codein HCl
➢ 1 bungkus = 25 mg
➢ 10 bungkus = 10 x 25 mg = 250 mg
250 mg
➢ Konversi ke tab = x 1 tab = 12,5 mg
20 mg
➢ Dilakukan pengenceran :
0,5 tab
x 150 mg = 75 mg
1 tab
3. Ludiomil
➢ 1 bungkus = 5 mg
➢ 10 bungkus = 10 x 5 mg = 50 mg
50 mg
➢ Konversi ke tab = x 1 tab = 1 tab
50mg
4. Stesolid
➢ 1 bungkus = 1 x 1 mg = 1 mg
➢ 10 bungkus = 10 x 1 mg = 10 mg
10 mg
➢ Konversi ke tab = x 1 tab = 1 tab
10 mg
5. Ketricin
➢ 1 bungkus = 1 x 2 mg = 2 mg
➢ 10 bungkus = 10 x 4 mg = 40 mg
40 mg
➢ Konversi ke tab = x 1 tab = 5 tab
4 mg
Nama : Tn Salim
2 x sehari 1 Tab
Bungkus
Kapsul
Sebelum Makan / Sesudah Makan
SEMOGA LEKAS SEMBUH
III.5 Resep Keempat
Ill.5.1 Kelengkapan Resep
Dr. Supriyadi
Jl. Budi Kemulyaan No. 8 A
Inscriptio
Telp. 1234567
SIP. 228 / K / 8A
No. 1 Makassar, 23 April 2021
Invocatio
R/ Rivotril 0,25 mg
Praescriptio
Zofredal 1 mg
m.f cap dtd no XXX
s 2 dd cap 1 pc
Signatura
Subsciptio
Dr. Supriyadi
Pro : Tn Ali
Alamat : Jl. Azzahrah no. 10
(Moh, Anief, 1990)
Ill.5.2 Bahasa Latin
Singkatan Kepanjangan Arti
R/ Recipe Ambillah
m.f misce fac Campur dan buatlah
Cap Capsulae Kapsul
dtd da tales doses Berikan sekian takaran
No. Nomero Sejumlah
XXX Triginta Tiga puluh
s 2 dd Signa bis de die Tandai 2x sehari
Pc post coenam Setelah makan
Pro Pronum Untuk
(Syamsuni, 2006)
Ill.5.3 Indikasi dan Penggolongan Obat
Nama Obat Khasiat Obat Golongan Bentuk Sedian,
Kekuatan Sedian
Rivotril Epilepsi (kejang),
(Klonazepam benzodiazepine Psikotropika Tablet 2 mg
HCl) (penenang)
Skizofrenia
Zofredal (mengatasi Obat keras Tablet 1 mg,
(resperindon) gangguan 2 mg, 3 mg
mental)
(MMN, 2019)
Ill.5.4 Perhitungan Dosis
a. Rivotril
DM Rivotril
➢ 1xp = 0,25 mg
➢ Sehari = 0,5 mg
Berdasarkan Resep
➢ 1xp = 1 x 0,25 mg = 0,25 mg
➢ Sehari = 2 x 0,25 mg = 0,5 mg
Persentase
0,25 mg
➢ 1xp = 0,25 mg x 100% = 100% (aman)
0,25 mg
➢ Sehari = x 100% = 50% < 100% (aman)
0,5 mg
b. Zofredal
DM Zofredal
➢ 1xp = 1 mg
➢ Sehari = 2 mg
Berdasarkan Resep
➢ 1xp = 1 x 1 mg = 1 mg
➢ Sehari = 2 x 1 mg = 2 mg
Persentase
1 mg
➢ 1xp = 1 mg x 100% = 100% (aman)
2 mg
➢ Sehari = 2 mg x 100% = 100% (aman)
2. Zofredal
➢ 1 kapsul = 1 x 1 mg = 1 mg
➢ 30 kapsul = 30 x 1 mg = 30 mg
30 mg
➢ Konversi ke dalam tab = x 1 tab = 10 tab
3 mg
Nama : Tn Ali
2 x sehari
1 kapsul Tab
Bungkus
Kapsul
Sebelum makan / setelah makan
SEMOGA LEKAS SEMBUH
Inscriptio
Jl. Budi Kemulyaan No. 8 A
Telp. 1234567
SIP. 228 / K / 8A
No. 1 Makassar, 23 April 2021
Invocatio
Dramamin 25 tab
Librax 1 tab
Stablon 2/3 tab
m.f cap dtd no XX
s 3 dd cap 1 ac
Signatura
Subsciptio
Dr. Supriyadi
b. Dramamin
DM Dramin
➢ 1xp = 50 mg
➢ Sehari = 150 mg
Berdasarkan Resep
➢ 1xp = 25 mg = 25 mg < 50 mg
➢ Sehari = 3 x 25 mg = 75 mg < 150 mg
Persentase
25 mg
➢ 1xp = 50 mg x 100% = 50% < 100% (aman)
75 mg
➢ Sehari = 150 mg x 100% = 50 % < 100% (aman)
c. Librax
Librax mengandung 2 zat aktif yaitu cholrdiazepoxide 5 mg dan
klidiniumbromida 2,5 mg
Untuk Librax yang Mengandung Clordiazepoxide 5 mg
DM Librax = sehari (1 – 4) x 2 tab ( 1 tab = 5 mg)
➢ 1xp = 10 mg
➢ Sehari = 30 mg
Berdasarkan Resep
1 tab librax = 5 mg
➢ 1xp = 1 tab x 5 mg = 5 mg < 10 mg
➢ Sehari = 3 x 5 mg = 15 mg < 30 mg
Persentase
5 mg
➢ 1xp = 10 mg x 100% = 50% < 100% (aman)
15 mg
➢ Sehari = x 100% = 50% < 100 % (aman)
30 mg
d. Stablon
DM Stablon = 3 tab/hari (1 tab = 12,5 mg)
➢ 1xp = 12,5 mg
➢ Sehari = 3 x 12,5 mg = 37,5 mg
Berdasarkan Resep
1 tab stablon = 12,5 mg
➢ 1xp = 2/3 tab x 12,5 mg = 8,33 mg < 12,5 mg
➢ Sehari = 3 x 8,33 mg = 24,9 mg < 37,5 mg
Persentase
8,3 mg
➢ 1xp = x 100% = 66,4% < 100% (aman)
12,5 mg
24,9 mg
➢ Sehari = 37,5 mg x 100% = 66,4 % < 100% (aman)
Inscriptio
Jl. Budi kemulyaan No. 8 A
Tlp. 1234567
SIP 228 / K / 8 A
No. 1 Makassar, 1 Mei 2021
Invocatio
Praescriptio
R/ Bedak purol
s ue
Subsciptio
Signatura
Dr. Supriyadi
Pro : ny Ayu
Alamat : Jl. Merdeka No. 10 Makassar
(Moh, Anief, 1990)
Ill.7.2 Bahasa Latin
Singkatan Kepanjangan Arti
R/ Recipe Ambillah
s Signa Tandailah
ue Usus externum Dipakai untuk luar
Pro Pronum Untuk
(Syamsuni, 2006)
Ill.7.3 Indikasi dan penggolongan
Kandungan Bedak purol :
➢ Acid salicyl 2g
➢ Bals. Peruvian 2 g
➢ Adeps. Lanae 4g
➢ Magn oxyd 10 g
➢ Zinc oxyd 10 g
➢ Talk venet ad 100 g
Nama Obat Khasiat Obat Golongan Bentuk Sedian,
Kekuatan Sedian
Acid salicyl Anti jamur dan Obat bebas Salep, gel, cair
anti fungi
Bals. Antiseptikum Obat bebas Krim, lation, salep
Perulvian ektern
Adeps lanae Zat tambahan Obat bebas Salep
Magn oxyd Zat tambahan Obat bebas gel
Talk venet Zat tambahan Obat bebas Serbuk
(MMN, 2019)
Ill.7.4 Perhitungan Bahan
➢ Acid salicyl 2g
➢ Balsm peru 2g
➢ Adeps lanae 4g
➢ Magnesia oxydi 10 g
➢ Zinci oxydi 10 g
➢ Talcum = 100 g – (2 + 2 + 4 + 10 + 10) gram
= 100 g – 28 gram
= 72 gram
Ill.7.5 Perhitungan Bahan
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibersihkan alat yang akan digunakan dengan alkohol 70%
3. Disetarakan timbangan
4. Ditimbang talk 72 gram, magnesium oksida 10 gram, dan Zinc
oxyde 10 gram yang telah diayak
5. Ditimbang adeps lanae 4 gram menggunakan cawan porselin
6. Ditimbang asam salisilat 2 gram
7. Ditimbang balsam peru 2 gram pada wadah bedak dengan diolesi
sedikit paraffin cair
8. Dimasukkan asam salisilat ke dalam lumpang, ditetesi 2-3 tetes
etanol 70%, dikeringkan dengan talk sedikit demi sedikit,
dikeluarkan dari lumpang (campuran I)
9. Dilebur adeps lanae menggunakan hot plate
10. Dimasukkan balsamperu ke dalam lumpang, ditetesi 2-3 tetes
etanol 70%, dikeringkan dengan talk sedikit demi sedikit
11. Dimasukkan campuran I, digerus hingga homogen
12. Dimasukkan adeps lanae yang telah dilebur, digerus hingga
homogen
13. Dimasukkan Zinc oxyde, digerus hingga homogen
14. Dimasukkan magnesium oksida, digerus hingga homogen
15. Dikeluarkan dari lumpang dan diayak (ayakan no 44)
16. Dimasukkan ke dalam sak obat
17. Diberi etiket biru
Ill.7.6 Etiket
APOTEK SETIA HUSADA
Jl. Pengayoman No. 221 Makassar
Telp. (0312)567473)
Apoteker : Vanadhi S. Farm, Apt
SIPA : 71 / 508 / X / 2015
No. 1 21 Mei 2021
Pro : ny Ayu
Obat luar
Ditabur sedikit demi sedikit
SEMOGA LEKAS SEMBUH
III.8 Resep Ketujuh
Ill.8.1 Kelengkapan Resep
Dr. Supriyadi
Inscriptio
Jl. Budi kemulyaan No. 8 A
Tlp. 1234567
SIP 228 / K / 8 A
No. 2 Makassar, 1 Mei 2021
Invocati
R/ as salisilat 3%
oo
Praescriptio
Zinc oxyde 12%
Calamin 10%
Talcum ad 25
s ue
Signatura
Subsciptio
Dr. Supriyadi
Pro : ny Ayus
Alamat : Jl. Merdeka No. 10 Makassar
(Moh, Anief, 1990)
Ill.8.2 Bahasa Latin
Singkatan Kepanjangan Arti
R/ Recipe Ambillah
s Signa Tandailah
ue Usus externum Dipakai untuk luar
Pro Pronum Untuk
(Syamsuni, 2006)
Ill.8.3 Indikasi dan Penggolongan
Nama Obat Khasiat Obat Golongan Bentuk Sediaan
Kekuatan Sediaan
As. Salisilat Antifungi / Obat bebas Salep, gel, cair
antijamur
Zinc oxide Obat kulit untuk Obat bebas Pasta, salep, krim,
iritasi ringan gel, lation, bedak
Calamin Anti gatal Obat bebas Lotion, salep,bedak
tertabas
Talcum Zat tambahan Obat bebas Serbuk
(pengering)
(MMN, 2019)
Ill.8.4 Perhitungan Bahan
Jumlah semua obat 100% = 25 gram
3
Asam salisilat = 100 x 25 = 0,75 gram
12
Zinc oxyde = 100 x 25 = 3 gram
10
Calamin = 100 x 25 = 2,5 gram