Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1: Hasil Pengamatan
No. Nama Sampel Pengamatan Organoleptik
1. Jeruk Manis a. warna : kuning
(Aurantii Tinctura) b. bau : Khas aromatik
c. bentuk : Kental
d. rasa : tidak terlalu manis
2. Cabe (Capsici Tinctura) a. warna : merah
b. bau :
c. bentuk : Cair
d. rasa : tidak terlalu pedas
3. Kayu Manis a. warna : coklat
(Cinnamomi Tinctura) b. bau : khas aomatik
c. bentuk : Kental
d. rasa : tidak terlalu manis

IV.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini kami melakukan pembuatan tingtur. Menurut
Dirjen POM Tahun 1999, Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara
maserasi atau perkolasi dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam cairan
pelarut yang tertera pada masing-masing monografi. Kecuali dinyatakan lain,
tingtur dibuat dari 20% zat berkhasiat dan 10% untuk zat berkhasiat keras.
Tingtur digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu menurut cara pembuatan,
menurut kekerasan dan menurut cairan penariknya. Menurut cara
pembuatannya, tingtur yang dibuat pada praktikum kali ini termasuk dalam
kelompok tingtur asli karena dibuat dengan cara maserasi dimana maserasi
adalah suatu cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia tersebut
dalam cairan penyari pada suhu biasa atau memakai pemanasan. Sedangkan
menurut cairan penariknya, tingtur yang dibuat pada praktikum ini termasuk
dalam kelompok tingtur aetherea karena menggunakan pelarut etanol dimana
etanol ini dapat diminum dan tidak bersifat toksik jika dibandingkan dengan
pelarut yang lain. Sampel yang digunakan untuk pembuatan tingtur yaitu kulit
jeruk manis, kayu manis, serbuk cabe merah.
Percobaan pertama yaitu pembuatan tingtur dari jeruk manis, Langkah
awal yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Selanjutnya melakukan kalibrasi botol sprite sampai 200 mL. Tujuan
kalibrasi yaitu menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai
konvensional penunjukkan suatu instrument ukur. Untuk sampel kulit jeruk
tidak dikeringkan melainkan dibiarkan tetap basah kemudian dirajang kecil.
lalu timbang kulit jeruk manis menggunakan neraca analitik sebanyak 100
gram. setelah itu maserasi 100 g kulit jeruk manis dengan cara dimasukkan
kedalam toples. Lalu ditambahkan alkohol 95% yang telah diencerkan
menjadi alkohol dengan konsentrasi 30% sebanyak 150 mL. maserasi adalah
cara penarikan sari dari simplisia dengan merendam simplisia tersebut dalam
cairan penyari pada suhu biasanya 15-25°C. Pelarut yang selalu digunakan
pada pembuatan tingtur adalah etanol karena pelarut-pelarut selain etanol
bersifat toksik sedangkan etanol dapat diminum. kemudian ditutup toples
menggunakan aluminium foil lalu dikocok selama 1 jam, hal ini bertujuan
agar kita dapat dengan cepat memperoleh sari dari jaruk manis. selanjutnya
saring maserat sebanyak 3 kali penyaringan menggunakan kain putih, hal ini
bertujuan untuk memisahkan antara filtrate dan residu. filtrate yang dihasilkan
dimasukkan ke dalam botol sprite yang telah dikalibrasi dan tambahkan
aquades sebanyak 200 mL. tutup botol sprite menggunakan aluminium foil
dan diberi label. Setelah itu disimpan ditempat yang tertutup, kering dan
terlindung dari cahaya, hal ini bertujuan untuk mencegah tingtur tidak
terkontaminasi dengan cahaya. Jika tingtur terkontaminasi dengan cahaya,
kemungkinan besar ada beberapa senyawa metabolit sekunder yang
terkandung di dalam tingtur tersebut yang mudah teroksidasi oleh cahaya
sehingga akan terjadi fotolisis yaitu penguraian oleh cahaya.
Percobaan kedua yaitu pembuatan tingtur dari kayu manis, Langkah
awal yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Selanjutnya melakukan kalibrasi botol sprite sampai 200 mL. Tujuan
kalibrasi yaitu menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai
konvensional penunjukkan suatu instrument ukur. Untuk sampel kayu manis
dikeringkan kemudian diremukkan hingga ukuran kecil. lalu timbang kayu
manis menggunakan neraca analitik sebanyak 100 gram. setelah itu maserasi
100 g kayu manis dengan cara dimasukkan kedalam toples, Lalu ditambahkan
alkohol 70% yang telah diencerkan menjadi alkohol dengan konsentrasi 30%
sebanyak 150 mL. maserasi adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan
merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari pada suhu biasanya 15-
25°C. Pelarut yang selalu digunakan pada pembuatan tingtur adalah etanol
karena pelarut-pelarut selain etanol bersifat toksik sedangkan etanol dapat
diminum. kemudian ditutup toples menggunakan aluminium foil lalu dikocok
selama 1 jam, hal ini bertujuan agar kita dapat dengan cepat memperoleh sari
dari kayu manis. selanjutnya saring maserat sebanyak 3 kali penyaringan
menggunakan kain putih, hal ini bertujuan untuk memisahkan antara filtrate
dan residu. filtrate yang dihasilkan dimasukkan ke dalam botol sprite yang
telah dikalibrasi dan tambahkan aquades sebanyak 200 mL. tutup botol sprite
menggunakan aluminium foil dan diberi label. Setelah itu disimpan ditempat
yang tertutup, kering dan terlindung dari cahaya, hal ini bertujuan untuk
mencegah tingtur tidak terkontaminasi dengan cahaya. Jika tingtur
terkontaminasi dengan cahaya, kemungkinan besar ada beberapa senyawa
metabolit sekunder yang terkandung di dalam tingtur tersebut yang mudah
teroksidasi oleh cahaya sehingga akan terjadi fotolisis yaitu penguraian oleh
cahaya.
Percobaan ketiga yaitu pembuatan tingtur dari cabe, Langkah awal
yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Selanjutnya melakukan kalibrasi botol sprite sampai 200 mL. Tujuan
kalibrasi yaitu menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai
konvensional penunjukkan suatu instrument ukur. Untuk sampel cabe
diblender hingga halus. lalu timbang menggunakan neraca analitik sebanyak
89,73 gram. setelah itu maserasi 89 g cabe dengan cara dimasukkan kedalam
toples, Lalu ditambahkan alkohol 95% yang telah diencerkan menjadi alkohol
dengan konsentrasi 30% sebanyak 150 mL. maserasi adalah cara penarikan
sari dari simplisia dengan merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari
pada suhu biasanya 15-25°C. Pelarut yang selalu digunakan pada pembuatan
tingtur adalah etanol karena pelarut-pelarut selain etanol bersifat toksik
sedangkan etanol dapat diminum. kemudian ditutup toples menggunakan
aluminium foil lalu dikocok selama 1 jam, hal ini bertujuan agar kita dapat
dengan cepat memperoleh sari dari cabe. Kemudian ditambahkan madu
secukupnya, hal ini bertujuan agar dapat menutupi rasa pedas dari cabe.
selanjutnya saring maserat sebanyak 3 kali penyaringan menggunakan kain
putih, hal ini bertujuan untuk memisahkan antara filtrate dan residu. filtrate
yang dihasilkan dimasukkan ke dalam botol sprite yang telah dikalibrasi dan
tambahkan aquades sebanyak 150 mL. tutup botol sprite menggunakan
aluminium foil dan diberi label. Setelah itu disimpan ditempat yang tertutup,
kering dan terlindung dari cahaya, hal ini bertujuan untuk mencegah tingtur
tidak terkontaminasi dengan cahaya. Jika tingtur terkontaminasi dengan
cahaya, kemungkinan besar ada beberapa senyawa metabolit sekunder yang
terkandung di dalam tingtur tersebut yang mudah teroksidasi oleh cahaya
sehingga akan terjadi fotolisis yaitu penguraian oleh cahaya.

Anda mungkin juga menyukai