SORTASI DAN
PENCUCIAN
SIMPLISIA
Pengolahan Pasca Panen Simplisia
Pengumpulan/
Sortasi Basah Pencucian
Pemanenan
Sortasi
Pengeringan Perajangan
Kering
Pengepakan
Pemanenan
Faktor yang perlu diperhatikan
Bagian tanaman yang dipanen
Waktu pemanenan
Cara pemanenan
1. Bagian tanaman yang
dipanen
Tidak semua bagian tanaman dapat dipanen
dalam waktu yang bersamaan
Zat berkhasiat tidak terdapat pada seluruh
bagian tanaman
Ada beberapa tanaman yang beracun dan
tidak sesuai
2. Waktu pemanenan
Penentuan waktu panen berkaitan dengan
tingkat zat aktif yang terdapat dalam suatu
simplisia
Harus diusahakan pemanenan dilakukan
pada saat tanaman memililki kandungan zat
aktif paling tinggi
3. Cara pemanenan
Tergantung pada metabolit yang terkandung
Senyawa fenolat tidak boleh dipanen
dengan menggunakan pisau / alat-alat yang
terbuat dari besi
Fenolat biasanya dipanen dengan
menggunakan tangan atau alat yang terbuat
dari selain besi
Semen (Biji)
Biji dipanen
dari buah yang Penyimpanan jangan
sudah masak di tempat yang
Kecil Gantungkan diatas lembab
baki yang telah dialasi oleh merangsang
koran, jauh dari sinar matahari perkecambahan
langsung, biji akan jatuh ketika
sudah matang.
Besar dengan mengupas
kulit buah menggunakan
tangan atau alat. Biji
dikumpulkan dan dicuci.
Ody, P.1993. The Herb Society’s Complete Medicinal Herbal.
Akar (Radix)
Dilakukan pada musim gugur
Caranya:
Dengan cara membersihkan
akar dari tanah dan pengotor
Akar dipotong hingga menjadi
bagian yang lebih kecil
mengeras jika sudah kering
Potongan akar disebar diatas
baki beralaskan kertas
Dikeringkan selama 2-3 jam di
dalam oven
Pindahkan ke lemari pengering
untuk diperoleh pengeringan
yang sempurna
Ody, P.1993. The Herb Society’s Complete Medicinal Herbal.
Rimpang
• Dipanen saat
tanaman
menginjak usia 8-10 bulan • Angkat rumpun bersama
akar dan rimpangnya
• Dilakukan pada saat
pertengahan musim kemarau • Bersihkan dari tanah dan
akar, basah segera
• Ditandai dengan mulai keringkan
mengeringnya bagian
tanaman yang berada di atas
permukaan tanah (daun &
batang)
• Tanah di sekitar rimpang
digali dengan tangan / alat,
digali tanpa merusak
rimpang
Ody, P.1993. The Herb Society’s Complete Medicinal Herbal.
Bunga
3-4 bulan setelah ditanam
Sisakan 1 – 2 daun
Dilakukan di pagi hari, saat dewasa setelah bunga
suhu udara tidak terlalu dipotong untuk
tinggi dan setelah embun mendorong produksi
pagi menguap (tidak basah) tunas baru yang kuat.
Dipanen ketika bunga Bunga yang telah
belum mulai mekar dikumpulkan disimpan
sempurna ke cold storage (2 – 4
Potong tangkai bunga °C)
dengan gunting steril
sepanjang 60 – 80 cm
dengan menyisakan tunggul
batang setinggi 20 – 30 cm
dari permukaan tanah.
Ody, P.1993. The Herb Society’s Complete Medicinal Herbal.
Pucuk dan Daun
• Pemanenan daun biasanya dilakukan saat daun
masih cukup muda / telah tua. Jika panen daun
terlalu tua kerenyahan dan rasa berkurang
• Dilakukan saat tanaman mengalami perubahan
pertumbuhan dari vegetative ke generative
• Dilakukan pada pagi hari menghindari respirasi
dan transpirasi yang terlalu tinggi yang merusak
kesegaran daun
• Jangan meletakkan daun di bawah terik matahari
layu dan kandungan vitamin berkurang
Contoh…
Daun Lebar (Burdock)
dikumpulkan dan dikeringkan
individual
Balittro
Resin
• Cara: ekstraksi simplisia,
mengumpulkan hasil alam yang keluar
sebagai oleoresin secara alamiah atau
dengan melukai tanaman, serta
meremas tanaman
• Melukai tanaman diantaranya dengan
pengirisan batang tanaman atau
pembuatan lubang, Eksudat yang
keluar dikumpulkan dengan keranjang
atau mangkuk. Balittro
Pengumpulan Benih dan
Buah
Pengambilan buah 1.Penimbunan Kandungan Gula
dihubungkan dengan tingkat (Rasa)
kemasakannya, ditandai 2.Perkembangan endosperma dan
dengan perubahan kekerasan, embrio benih (Pemotongan buah)
warna, kadar air buah, dan 3.Perubahan warna
juga perubahan bentuk buah. 4.Perubahan kekerasan
Adapun tanda-tanda 5.Perubahan kandungan air
kemasakan buah antara lain : 6.Perubahan bentuk buah pada
Pengambilan buah buah
dihubungkan dengan tingkat
kemasakannya Sumber : Fakultas Kehutanan IPB
Tanda-tanda Kemasakan Metode Pengamatan
Perubahan Warna : VISUAL
Buah Kering : Hijau ke kuning, coklat,
hitam dll
Buah basah : Hijau mencolok
Pengeringan (Buah Kering) • Visual : pegang atau timbang dengan tangan
• Mengukur Berat Jenis
Dehiscence dan absisi • Pengamatan dari buah yang jatuh atau yg membuka
•
•
Memukul atau menggncang cabang yang berbuah
Memkul atau membelah buah
• Pengamatan pada struktur buah (sisik, katup dll)
• Mematahkan batang buah
Pengerasan kulit buah/biji Memotong, memecah atau meneglupas kulitnya
Pelunakan pada buah basah Dipencet
Penyusutan daging buah Dipencet, digosok atau cara pemisahan lain
Penimbunan Kandungan Gula Rasa (hati-hati beracun)
Perkembangan endosperma dan embrio Pemotongan benih
Pengumpulan Buah dan Benih yang belum masak
Alasan
Meminimumkan kemungkinan
Kerugian
Sumberdaya tambahan untuk proses
hilang atau lepasnya benih dari setelah buah masak
buah/tangkainya
• Pengumpulan setelah benih jatuh secara alami
• Pengumpulan setelah penggoyangan
Pengumpulan dari Tajuk Pohon yang ditebang
Referensi
Budi, Sri Wilarso..Pengumpulan dan
Pemprosesan benih.Bogor: Fakultas
Kehutanan IPB
Widyastuti, Yuli, 1997, Penanganan Hasil Panen
Tanman Obat Komersial, Trubus Agriwidya,
Semarang
PENGUMPULAN KULIT BATANG
• Kulit batang; dari batang
dan cabang, dikelupas
dengan ukuran panjang
dan lebar tertentu
• diambil dari tanaman
atau tumbuhan yang
telah tua sebaiknya
dilakukan pada musim
kemarau sehingga kulit
kayu mudah dikelupas.
Pengupasan
Biasanya Cinnamomom dipanen setelah umur 4
tahun.
Panen dilakukan dengan mengupas kulit batang,
kemudian menebangnya, selanjutnya mengupas
kulit cabang dan ranting.
Pengambilan kulit (pengupasan) dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Salah satu cara pengambilan
kulit Cinnamomum yang diterapkan oleh petani
adalah sebagai berikut:
Sumber:http://www.warintek.ristek.go.id/pangan/tanaman%20penghasil%20minyak%20astiri
%20dan%20senyawa%20ekstraktif/cassiavera%20%28pengolahan%20kayu%20masis%29.pdf
Cont’d
1. Kulit pada batang pohon yang masih hidup dibersihkan dari
lumut dan kotoran
2. Kulit pada posisi 5~10 cm di atas leher akar dikerat
melingkar disekeliling batang sampai menyentuh bagian
kayu dari batang.
3. Keratan kedua dibuat 100 cm di atas keratan pertama.Setelah
kulit dikerat lagi secara vertikal dari keratan lingkaran atas
4. keratan lingkaran bawah. Keratan vertikal ini dibuat
beberapa buah dengan jarak 5~10 cm. Dengan
demikian akan diperoleh keratan-keratan kulit dengan
panjang 100 cm dan lebar 5~10 cm.
5. Masing-masing keratan dikelipaskan dengan
mencungkilnya melalui garis keratan vertikal,
kemudian menariknya dari atas ke bawah secara
vertikal. Dengan demikian akan diperoleh lembara-
lembaran kulit dengan panjang 100 cm dan lebar
5~10 cm.
6. Pengelupasan tersebut dilakukan sampai semua
kulit batang habis dikelupaskan
Pengelupasan kulit cabang dan ranting
Setelah pengelupasan kulit batang, tanaman
ditebang dengan memetong batang 10 cm di atas
leher akar. Ranting pada cabang di potong.
Selanjutnya ranting dibuang daun dan bagian-
bagian yang tidak bisa dikuliti, serta cabang
dipotong-potong.
Potongan cabang dan ranting dikuliti dengan pisau.
Cabang yang cukup besar perlu diusahakan
pengulitannya seperti pengulitan batang agar
diperoleh lembaran kulit yang bermutu tinggi
Pengikisan
Pemeraman • Kulit yang berukuran lebar,
• Kulit batang yang baru yaitu kilt dari batang dan kulit
dari dahan yang cukup besar
dikelupas diperam sebaiknya dikikis bagian
selama semalaman luarnya, sehingga kulit menjadi
bersih.
dengan cara
• Pengikisan dilakukan dengan
• menumpuk kulit pada pisau yang tajam. Pengikisan
tempat yang terlindung dapat juga dengan alat mekanis
yang bekerja seperi mesin serut
dari cahaya matahari papan (ketam).Sampai sekarang
langsung belum ada petani yang
menggunakan alat mekanis
untuk mengikis kulit kayu
manis basah
Penjemuran
Kulit dijemur di bawah sinar matahari selama 3~4 hari hingga
kadar air turun sampai 16%, atau berat bahan-bahan susut
sampai 50%. Selama penjemuran bahan harus sering dibolak-
balik. Penjemuran sering menghasilkan bahan yang jelek
mutunya karena berkapang. Hal ini disebabkan hujan sering
turun, atau sinar matahari tertutup awan. Untuk mengatasinya,
adalah dengan mengeringkan bahan menggunakan alat
pengering. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada petani yang
menggunakan alat pengering untuk mengeringkan cinnamomom
Kulit dri bahan atau dahan yang cukup besar yang brupa
lembaran, selama pengeringan akan mengkerut membentuk
gulungan panjang serupa tongkat. Sedangkan kulitnya akan
membentuk serpihan atau lempengan yang tidak beraturan
Penyimpanan
Cinnamomom kering disimpan di tempat kering
yang tidak panas. Tempat penyimpanan perlu
dihindarkan dari tikus dan serangga
Kayu
Pemanenan kayu dilakukan setelah pada kayu
terbentuk senyawa metabolit sekunder secara
maksimal. Umur panen tanaman berbeda-beda
tergantung jenis tanaman dan kecepatan
pembentukan metabolit sekundernya.
Contoh : Tanaman secang baru dapat dipanen
setelah berumur 4 sampai 5 tahun, karena apabila
dipanen terlalu muda kandungan zat aktifnya
seperti tanin dan sappan masih relatif sedikit.
Sumber : Balitro
PENGUMPULAN
UMBI
Dikumpulkan setelah mencapai ukuran maksimal
dan pertumbuhan bagian tumbuhan di atas tanah
berhenti
Sortasi
Pemisahan bahan yang sudah dibersihkan ke
dalam berbagai fraksi kualitas berdasarkan:
karakteristik fisik (kadar air, bentuk, ukuran,
berat jenis, tekstur, warna, benda asing/kotoran)
kimia (komposisi bahan, bau dan rasa ketengikan)
biologis (jenis dan jumlah kerusakan oleh serangga,
jumlah mikroba dan daya tumbuh khususnya pada
bahan pertanian berbentuk bijian).
Definisi
Pemisahan bahan yang sudah dibersihkan ke
dalam berbagai fraksi kualitas berdasarkan:
karakteristik fisik (kadar air, bentuk, ukuran,
berat jenis, tekstur, warna, benda asing/kotoran)
kimia (komposisi bahan, bau dan rasa
ketengikan)
biologis (jenis dan jumlah kerusakan oleh
serangga, jumlah mikroba dan daya tumbuh
khususnya pada bahan pertanian berbentuk
bijian).
Jenis Sortasi
Basah
Sortasi
Kering
Sortasi Basah
Dilakukan pada saat bahan masih segar.
Proses ini untuk memisahkan kotoran-kotoran atau
bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia.
Misalnya dari simplisia yang dibuat dari akar suatu
tanaman obat, maka bahan-bahan asing seperti tanah,
kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak,
serta pengotoran lainnya harus dibuang.
Sortasi Kering
Merupakan tahap akhir pembuatan
simplisia.
Tujuan: memisahkan benda-benda asing
seperti bagian-bagian tanaman yang
tidak diinginkan dan pengotoran lain yang
masih tertinggal pada simplisia kering.
Sortasi dapat dilakukan dengan manual atau
secara mekanik.
Contoh Sortasi Kering
Memisahkan teh bubuk kering menjadi jenis-
jenis tertentu yang sesuai dengan yang
dikehendaki dalam perdagangan.
Untuk mendapatkan ukuran dan warna
partikel teh kering yang seragam sesuai
dengan standar yang diinginkan oleh
konsumen.
Sortasi keringnya meliputi :
Memisah-memisahkan teh kering menjadi
beberapa jenis (grade) yang sesuai standar
perdagangan
Menyeragamkan bentuk, ukuran, dan
warna masing-masing grade
Membersihkan teh dari serat, tangkai, dan
bahan-bahan lain seperti debu dll
Sortasi kering dilakukan dengan cara memasukkan
teh kering ke dalam mesin pengayak yang memiliki
ukuran mesh 8-32.
Contoh standar teh di indonesia :
Teh daun: mengandung potongan daun yang
lebih besar dibanding teh bubuk yang dalam
proses sortasinya tertahan ayakan 7 mesh
Teh bubuk: jenis sortasinya lolos ayakan 7 mesh
dan tertahan ayakan 20 mesh
Tujuan Sortasi
Untuk memperoleh simplisia yang
dikehendaki, baik kemurnian
maupunkebersihannya.
Memilih dan memisahkan simplisia yang
baik dan tidak cacat.
Memisahkan bahan yang masih baik dengan
bahan yang rusak akibatkesalahan panen
atau serangan patogen, serta kotoran berupa
bahan asingyang mencemari tanaman obat.
Bahan Yang Dapat
Disortir
Semua simplisia baik berupa daun, batang,
rimpang, korteks, buah, akar,biji, dan bunga.
Batasan Penyortiran
Simplisia daun:
• Ambil: daun yang berwarna hijau muda sampai tua.
• Buang: daun yang berwarna kuning atau kecoklatan.
Simplisia bunga:
• Pada simplisia bunga Srigading, yang dibuang adalah tangkai bunga dan
daun yang terikut saat panen.
Simplisia buah:
• Misal pada buah kopi, memisahkan buah yang superior (masak, bernas,
seragam) dari buah inferior (cacat, hitam, pecah, berlubang dan terserang
hama/penyakit).
• Kotoran seperti daun, ranting, tanah dan kerikil harus dibuang, karena
dapat merusak mesin pengupas.
• Pada simplisia buah Adas, buah yang sudah kering dipisahkan dari
tangkainya dengan cara memukul batang atau tangkai buah sehingga
buah adas lepas.
Simplisia rimpang:
●
Pada simplisia rimpang sering kali jumlah akar yang melekat pada rimpang terlampau
besar, sehingga harus dibuang, dan agar rimpang bersih dari sisa-sisa pemotongan dan
memudahkan dalam proses pengeringan.
Simplisia batang:
●
membersihkan kulit batang untuk menghilangkan serangga dan lumut, serta
harus dihindari perendaman terlalu lama dalam air.
Simplisia biji:
●
menggantung terbalik tanaman yang akan diambil bijinya (jauh dari sinar matahari)
alasi dengan kertas. Biji akan berjatuhan dengan sendirinya ketika biji sudah matang.
Peraturan Sortasi
(WHO)
Pemeriksaan visual terhadap kontaminan yang
berupa bagian-bagian tanaman yang tidak
dikehendaki/digunakan.
Pemeriksaan visual terhadap materi asing.
Evaluasi organoleptik: penampilan, kerusakan,
ukuran, warna, bau,dan mungkin rasa.
Daftar Pustaka
Widyastuti, Yuli. 1997. Penanganan Hasil Panen
Tanaman Obat Komersial. Trubus Agriwidya:
Semarang.
WHO. Guidelines on Good Agricultural and
Collection Practice (GACP) for Madicinal Plants.
Pencucian Simplisia
Rimpang/Rhizoma
Bunga
●
Cuci dengan air bersih.
●
Setelah dicuci segera ditiriskan dengan cara diangin-anginkan di tempat
teduh sampai air bekas cucian hilang.
●
Selanjutnya, dihilangkan tangkai bunga dan daun yang terikut saat panen.
Biji
●
Cuci untuk menghilangkan bagian buah yang menempel
●
Pencucian dapat menggunakan bakul pencucian
54
●
Tiriskan untuk menghilangkan air cucian
Pencucian Simplisia
Buah
●
Celupkan buah ke dalam air bersih.
●
Tiriskan sampai air mengering.
●
Di negara-negara maju, biasanya pencucian buah dilakukan sekaligus dengan
proses pengawetan. Caranya, memberikan zat tertentu pada simplisia yang
dapat memperlambat proses pematangan buah (Trisnawati, Yani. 1993).
55
Pencucian di Industri
Obat Tradisional
Berdasarkan CPOTB
Pencucian harus dilakukan segera untuk
mencegah kontaminasi serta pembusukan
yang dapat mempengaruhi mutu simplisia.
Sumber air untuk mencuci diharapkan
berasal dari mata air, sumur, atau PAM
untuk menghindari kontaminasi E. coli atau
bakteri patogen lain.
Cara pencucian dapat dilakukan dengan
penyemprotan bertekanan tinggi dan
dibantu dengan sikat yang terbuat dari
plastik.
Menurut Risfaheri et al.(1997), rimpang jahe
dapat dicuci/dibersihkan dengan
menggunakan alat pembersih rimpang jahe.
Contoh :
Kapasitas riil pencucian rata-rata 290 kg
rimpang/jam dengan persentase jahe bersih
hasil pencucian rata-rata 90%.
Referensi
PEDOMAN CARA PEMBUATAN OBAT
TRADISIONAL YANG BAIK (Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia)
PENANGANAN DAN PENGOLAHAN RIMPANG
JAHE (Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Aromatik)
Mesin Pencuci
Simplisia
Mesin Pencuci Daun dan Buah Simplisia
Spesifikasi
Merk : BMI
Type : PKTKWK-4q
Penggerak : Elektro Motor 2
HP
Unit Keseluruhan
Panjang : 1845 mm
Lebar : 970 mm
Tinggi : 700 mm
Bahan : Rangka dari besi kotak
Corong inlet, bak pencuci dari plat
stainless steel
Cara Pengoperasian:
1. Pastikan baut-baut dan klem kencang dan tidak ada yang
kendor
2. Hubungkan steker ke aliran listrik dan nyalakan
penggerak elektro motor.
3. Buah/daun yang akan dicuci dimasukkan melalui corong
inlet mesin pencuci Bahan dibersihkan oleh sikat- sikat
pencuci. Bahan yang telah bersih akan langsung keluar
melalui corong inlet dengan conveyor.
4. Matikan dan bersihkan mesin pencuci setelah digunakan.
5. Bahan yang telah selesai dicuci siap untuk diproses lebih
lanjut atau disortasi.
Mesin Pencuci Rimpang
Spesifikasi
Merk : BUDI MUKTI
Type : PKTKWK-4p
Penggerak : Diesel Solar 8 HP
Kapasitas : ± 3733.68 kg / Jam
Panjang : 3310 mm; Lebar: 1010 mm;
Tinggi : 1645 mm;
Bahan :
Rangka dari besi siku 40 x 40 mm
Corong inlet, bak pencuci dari plat stainless steel
Unit Pengumpan
Lubang masuk atas (PxLxtebal) : 710 x 490 x 3 mm
Lubang masuk bawah (Pxtinggi) : 680 x 295 mm
Unit Pengeluaran
Dimensi (pxl) : 1060 x 495 mm
Kemiringan : 20⁰
Cara Pengoperasian:
1. Bahan yang akan dicuci dipersiapkan terlebih
dahulu.
2. Baut-baut dan klem dikontrol dan dipastikan
semua kencang tidak ada yang kendor.
3. Penggerak elektro motor dinyalakan dengan cara
menghubungkan steker ke aliran listrik.
4. Wadah/penampung untuk tempat bahan hasil
pencucian disiapkan dan ditempatkan dibawah
outlet. Ditunggu beberapa saat untuk memberi
waktu pemanasan mesin agar siap untuk digunakan.
5. Setelah mesin siap, bahan yang akan dicuci
dimasukkan kedalam corong inlet. Selama
proses pencucian air harus terus dialirkan
kedalam inlet mesin pencuci.
6. Setelah bahan sudah bersih, penutup outlet
dibuka dengan cara memutar tuas yang ada
diatas. Bahan akan keluar dari outlet mesin
pencuci dan langsung masuk kedalam
wadah/penampung yang telah dipersiapkan.
7. Setelah mesin selesai digunakan mesin segera
dimatikan dan dibersihkan.
Referensi
http://
budimukti.com/mesin-pencuci-daun-dan-buah-s
implisia.bmi
http://
budimukti.com/mesin-pencuci-rimpang.bmi