Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 2

(OBAT ANTI FUNGI)


PENDAHULUAN
Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi pada penyakit terutama di negara-negara tropis. Penyakit kulit
akibat jamur merupakan penyakit kulit yang sering muncul di tengah masyarakat Indonesia. Iklim tropis dengan
kelembaban udara yang tinggi di Indonesia sangat mendukung pertumbuhan jamur. Banyaknya infeksi jamur
juga didukung oleh masih banyaknya masyarakat Indonesia yang berada di garis kemiskinan sehingga masalah
kebersihan lingkungan, sanitasi, dan pola hidup sehat kurang menjadi perhatian dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Indonesia
Pengertian Obat Anti Jamur

Obat anti jamur adalah senyawa yang digunakan


untuk pengobatan penyakit yang disebabkan
oleh jamur. Sebuah jamur adalah anggota
kelompok besar eukariotik organisme yang
meliputi mikroorganisme seperti ragi dan jamur, Salah satu perbedaan utama adalah bahwa
serta lebih akrab disebut jamur, kadang disebut sel-sel jamur memiliki dinding sel yang
juga fungi yang diklasifikasikan sebagai sebuah mengandung kitin, tidak seperti dinding sel
kerajaan yang terpisah dari tanaman, hewan dan tumbuhan, yang mengandung selulosa. Oleh
bakteri. karena itu banyak perbedaan lainnya
menunjukan bahwa jamur membentuk
kelompok satu organisme yang terkait,
bernama Eucaryota (benar jamur atau
Eumycetes).
Penggolongan Obat Anti
Jamur Golongan Antibiotik

A. Griseovulfin
● Dihasilkan oleh Penicillium griseofulvum, berkhasiat fungistatik terhadap banyak dermatofit, tidak aktif
pada candida dan pytiriasis versicolor
● Digunakan untuk infeksi jamur sistemik
● Farmakokinetika : sukar larut ( lebih baik dimakan bersama makanan berlemak )
B. Antibiotik Polien
● Nistatin :
● Berasal dari Streptomyces noursei
● Diberikan peroral atau topical untuk infeksi kandidiasis usus, mulut (stomatitis, sariawan) dan candidiasis
vaginal
● Sediaan bentuk oral diabsorpsi tidak baik dalam saluran gastrointestinal sehingga digunakan untuk infeksi
kadidiasis instestinal
● Bekerja dengan meningkatkan permeabilitas dinding sel jamur sehingga dinding sel jamur tidak stabil dan
mengeluarkan isinya (lisis) berkhasiat fungistatik atau fungisida.
C. Ampoterisin
Dihasilkan oleh Steptomyces nodoseis.
Efektif melawan berbagai penyakit jamur termasuk histoplasmosis, kriptokosis, koksidio iodomikosis,
aspergillus, blastomikosis dan kandidiasis.
Merupakan drug of choice untuk terapi sebagian besar infeksi jamur yang berat.
2. Golongan Azoles
● Pada penggunaan sistemik sistem enzim manusia juga dirintangi sehingga obat - obat ini tidak selektif, kecuali
ketoconazole dapat diberikan sistemik
● Senyawa azole ditemukan setelah tahun 1960, bersifat fungistatik
● Berkhasiat fungistatik, pada dosis tinggi bekerja fungisida terhadap fungi tertentu
● Berkhasiat fungisid kerja luas dan bakterisida, lebih efektif pada dermatofit biasa dan candida daripada
terhadap aspergillusa, pada dosis terapi bersifat bakteriostatik terhadap bakteri gram positif
3. Golongan Allylamines/ benzilamin
● Alilamin bersifat fungisidal terhadap dermatofit dan bersifat fungistatik terhadap candida albicans
● Golongan obat alilamin
 Naftitin : untuk dermatofitosis dan candida albicans
 Terbinafin : dermatofitosis, pitiriasis versicolor kandidiasis kutanes
 Butenafin : bersifat fungisidal terhadap dermatofit, untuk tinea corporis, tinea kruris dan tine pedis
4. Golongan Echinocandins
Contoh : Caspofugin, micafungin dan anidulafungin
5. Golongan obat jamur lainnya
 Tolnaftal (sintetik tiocarbamat) fungistatik terhadap dermatofit, tidak efektif pada candida
 Haloprogin (fenol terhalogenasi), fungisida terhadap Epidermofiton, Pytirosporum, trichophyton dan candida
 Sikopiroks : Fungisida terhadap candida, Trichopyton rubrum dan bakteriostatik
Asam Organis
Mekanisme kerja Golongan antibiotik

Antibiotik Polien Golongan Azoles


melalui pengikatan diri pada ergosterol yang
Griseovulfin mutlak dibutuhkan jamur untuk pembentukan
dengan cara menghambat α-lanosterol
14 demethylase, berdasarkan pengikatan
berikatan dengan protein mikrotubular dinding selnya, sehingga akan terjadi kerusakan pada enzim sitokrom P 450 sehingga
dan menghambat mitosis sel dinding sel, peningkatan permeabilitas dan
menyebabkan isi sel keluar. sintesa ergosterol dirintangi.

Golongan Allylamines/ benzilamin Golongan Allylamines/


Golongan Echinocandins
menekan biosintesis ergosterol pada tahap awal proses
benzilamin
menghambat sintesa  Flucytosin
metabolisme dan enzim sitokrom P-450 sehingga flusitosin masuk ke dalam sel jamur dengan
menghambat aktivitas squalen eposidase dan pembentukan glukan bantuan sitosin deaminase dan dalam
berkurangnya ergosterol akan menyebabkan kematian pada beta (1,3) glukan sitoplasma akan bergabung dengan RNA
setelah mengalami deaminasi menjadi 5-
sel jamur. sintetase. fluorourasil.
Efek samping obat anti jamur ..
• Golongan antibiotik • Golongan Azoles
• Griseovulfin 1. Ketoconazole
Reaksi urtikaria, ruam kulit, Efek samping : mual, muntah, nyeri perut; sakit kepala; ruam,
sakit kepala, tidak nyaman pada urtikaria, pruritus; jarang trombositopenia, parestesia,
lambung, pusing, kelelahan, fotofobia, pusing, alopesia, ginaekomastia dan oligospermia
granulositopenia, leukopenia, 2. Mikonazole
fotosensitivitas pada pasien Efek samping : beberapa efek samping yang mungkin saja bisa
terjadi setelah menggunakan miconazole kirm,salep,atau bedak
a. Antibiotik Polien adalah :
1. Nystatin  Biduran
 Kulit melepuh
Efek samping : mual, muntal, diare pada dosis tinggi,  Hipopigmentasi
iritasi oral dan sensitisasi, ruam (termasuk urtikaria) dan 3. Flukonazole
dilaporkan terjadi sindroma Stevens-Johnson (jarang). Efek samping : nausea, sakit perut, diare, kembung; gangguan enzim
2. Ampoterisin hati; kadang-kadang ruam (hentikan obat atau awasi secara ketat);
angioudem, anafilaksis,
Efek samping : bila diberikan secara parenteral: 4. Kotrimazol
Anoreksia, nausea, muntah, diare, sakit perut; demam, Efek samping :
sakit kepala, sakit otot dan sendi; anemia; gangguan  Diare
fungsi ginjal (termasuk hipokalemia dan  Mual
hipomagnesemia) dan toksisitas ginjal;  Muntah
 Ruam kulit
 Demam
● Golongan Allylamines/ benzilamin • Golongan Echinocandins
1. Naftitin
1. Caspofungin
Efek samping : Efek samping : demam, sakit kepala, nyeri perut,
nyeri, kedinginan, mual, muntah, diare, peningkatan
 Gangguan Peradangan
jumlah enzim hati (AST, ALT, alkalin fosfatase,
 Pembengkakan direct bilirubin dan bilirubin total), peningkatan
kreatinin serum, anemia (penurunan hemoglobin dan
 Pembakaran
hematokrit).
2. Terbinafin
2. Micafungin
Efek samping : ketidaknyamanan pada perut,
Efek samping : mual, flebitis, muntah, peningkatan
anoreksia, mual, diare; sakit kepala; ruam
enzim aspartat aminotransferase, peningkatan alkali
kulit dan urtikaria kadang dengan artralgia
fosfat darah, netropenia, anemia, leukopenia,
atau mialgia; gangguan pengecapan (kadang-
hipokalemia,
kadang);
3. Butenafin 3. Anidulafungin
Efek samping : Obat butenafine jarang Efek samping : trombositopenia, koagulapati,
menimbulkan efek samping apabila obat hiperkalemia, hipokalemia, hipomagnesemia, kejang,
digunakan sesuai indikasi, dosis dan cara sakit kepala, kemerahan, diare, peningkatan gama-
pakai yang benar glutamiltransferase, peningkatan alkalin
Proses Farmakokinetik Obat Anti Jamur
a. GOLONGAN POLIEN
AMFOTERISIN B
Amfoterisin B diberikan melalui infus intravena yang lambat.Amfoterisin B deoksikolatdiberikanmelaluijalur intratekal yang lebih
berbahaya kadang dipilih untuk menangani meningitis akibat fungi yang sensitif terhadap obat ini.

NISTATIN
Penyerapan dalam saluran pencernaan sangat kurang , kecuali dosis yang sangat tinggi diberikan . Kedua administrasi
intramuskular dan intravena menyebabkan reaksi besar di injeksi atau efek samping beracun, sehingga penggunaannya
tidak disarankan . Tidak diserap diterapkan pada kulit atau selaput lendir

b. GOLONGAN AZOL
KETOKONAZOL
Penyerapan melalui saluran cerna berkurang pada pasien dengan pH lambung tinggi. Setelah pemberian per oral, obat ini ditemukan
dalam urin, kelenjar lemak, liur, juga pada kulit yang mengalami infeksi.
KLOTRIMAZOL
Ketika dioleskan clotrimazole baik ke berbagai lapisan kulit, mencapai konsentrasi terapeutik
MIKONAZOL
Daya absorbsi Miconazole melalui pengobatan oral kurang baik..Miconazole sangat terikat oleh protein di dalam
serum.
c. DERIVAT TRIAZOL
FLUKONAZOL
Flukonazol larut air dan cepat diabsorpsi sesudah pemberian oral, dengan 90% bioavailabilitas, 12% terikat pada protein. Obat ini
mencapai konsentrasi tinggi dalam LCS, paru dan humor aquosus, dan menjadi obat pilihan pertama untuk meningitis karena
jamur.

d. GOLONGAN ALILAMIN
TERBINAFIN
Dosis oral 250 mg secara tunggal menghasilkan kadar puncak plasma 0,8 mg/l 2 jam setelah pemberian. Total klirens plasma
terbinafine sekitar 1250 ml/menit dan paruh eliminasi plasma sampai 16 jam.

e. GOLONGAN EKINOKANDIN
ANIDULAFUNGIN
Distribusi: 30-50 L. Metabolisme: Tidak metabolisme hati di ; mengalami hidrolisis kimialambatuntukmembuka -cincin peptida
mengurangiaktivitas antijamur. Pengeluaran: Tinja ( 30 % , 10 % sebagai obat tidak berubah ) ; urin ( < 1 % )Eliminasi Terminal : 40-50
jam.

a. GOLONGAN LAIN
FLUSITOSIN
diserap dengan cepat dan baik melalui saluran cerna.Pemberian bersama makanan memperlambat penyerapan tapi jumlah yang
diserap tidak berkurang
GRISEOFULVIN
Absorpsi Griseofulvin ultramicrosize hampir sempurna; Distribusi : menembus plasenta; Metabolisme :sebagian besar di hati; T½ eliminasi : 9-
22 jam; Ekskresi : urine (< 1% dalam bentuk obat tidak berubah); feses dan keringat
THANKS!
Do you have any questions?
addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

facebook.com/Freepik
Please keep this slide for attribution
@Freepik_Vectors
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon, infographics & images by Freepik and illustrations by Stories company/freepik-company

Anda mungkin juga menyukai