OLEH :
KELAS :B
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
Golongan Sefalosporin
1. Cefazolin
Fisika-Kimia :
Golongan Penisilin
1. Ampicilin
Fisika-Kimia : Tidak cocok dg dekstrosa 5% dalam air, dekstrosa
5% dalam larutan garam, dekstrosa 10% dalam air,
emulsi lemak 10%, hetastarch 6%, larutan Ringer
laktat. Situs-Y: Amfoterisin B cholesteryl sulfate
complex, caspofungin, ciprofloxacin, epinefrin,
fenoldopam, flukonazol, hydralazine, midazolam,
nicardipine, ondansetron, sargramostim, verapamil,
vinorelbine. Jarum suntik: Erythromycin
lactobionate, gentamicin, hydromorphone,
kanamycin, lincomycin, metoclopramide.
Indikasi : Infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, infeksi
pada mulut),
bronkitis, uncomplicated community- acquired
pneumonia, infeksi Haemophillus influenza,
salmonellosis invasif; listerial meningitis.
2. Benzylpenisilin
Fisika-Kimia : Benzylpenisilin merupakan suatu asam organik,
berbentuk kristal, berwarna putih yang sedikit larut
dalam air tetapi larut baik dalam pelarut organic.
Sebaliknya garam – garam penisilin sangat baik larut
dalam air dan stabil antara pH 6 dan 6,5. Penisilin
terdiri dari dua cincin berupa satu inti siklik pada
gugus amida dapat diikat berbagai jenis radikal dan
diperoleh berbagai jenis penisilin. Dalam suasana
basa atau oleh pengaruh enzim β-laktamase seperti
penisilinase yang disekresi oleh mikroba tertentu,
maka inti laktam terbuka dan terbentuk asam
penisilinoat. Oleh pengaruh amidase dirantai
samping terbentuk asam 6-aminopenisilinat.
Selanjutnya oleh pengaruh asam terjadi hidrolisa dan
diperoleh penisilamin dan aldehid, sehingga aktivitas
antimikrobanya berkurang.
Indikasi : Mengatasi infeksi bakteri yang disebabkan oleh
mikroorganisme (infeksi saluran napas atas,
erisipelas ringan akibat Streptococcus).
Kontra Indikasi : Penggunaan adalah adanya riwayat reaksi
hipersensitivitas terhadap obat ini atau obat golongan
penicillin lainnya. Penggunaan bersama dengan
propranolol dan nadolol.
Farmakokinetik : Absorpsi : Sekitar 60% diabsorpsi secara cepat pada
saluran cerna. Penyerapan obat lebih baik pada
kondisi perut kosong. Bioavailabilitas berkisar antara
25-60%.Setelah pemberian dosis 125 mg,
konsentrasi puncak plasma 200-700 ng/ml tercapai
dalam 2 jam. Setelah pemberian 500 mg, konsentrasi
plasma 3-5 mcg/ml tercapai dalam 30-60 menit.
DistribusiSetelah diabsorpsi, sebanyak 80%
berikatan dengan protein plasma. Obat ini
distribusikan secara luas pada jaringan tubuh.
Konsentrasi obat tertinggi ditemukan di ginjal, dan
konsentrasi lebih kecil dapat ditemukan di hepar,
kulit, dan intestin. Obat ini mampu menembus
plasenta, dan disekresikan ke ASI. Metabolisme
dimetabolisme di hati. Sebagian obat dimetabolisme
menjadi penicilloic acid, hasil dari hidrolisis cincin
beta laktam yang tidak aktif secara mikrobiologi.
Sejumlah 6- aminopenicillanic acid (6-APA) juga
ditemukan pada urine pasien yang mendapat
penicillin . Eliminasi diekskresikan melalui urin
dengan cepat. Dosis yang terdeteksi di urin sebanyak
25%. Sebagian kecil obat juga diekskresikan ke
dalam cairan empedu.
ADR : Reaksi alergi terhadap benzylpenicilin terjadi pada
1–10% individu yang terpapar; reaksi anafilaksis
terjadi pada kurang dari 0,05% pasien yang
mendapat penisilin. Pasien dengan riwayat alergi
atopik (seperti asma, eksim, hay fever) memiliki
risiko yang lebih tinggi untuk mengalami reaksi
anafilaktik jika mendapat penisilin. Individu dengan
riwayat anafilaksis, urtikaria, atau ruam yang
langsung muncul setelah pemberian penisilin,
memiliki risiko hipersensitif yang segera langsung
muncul setelah pemberian penisilin.
Interaksi Obat : Interaksi yang dapat terjadi apabila digunakan
dengan obat lain yaitu dapat meningkatkan kadar
obat dalam darah, jika digunakan dengan probenecid.
Dan juga dapat meningkatkan risiko timbul ruam,
jika digunakan dengan allopurinol. Dapat
mengurangi efektivitas vaksin BCG (vaksin untuk
tuberkulosis).
Toksisitas : Benzylpenisilin yaitu dapat menyebabkan anafilaksis
dan reaksi urtikaria.