PROPOSAL
MUH. ILHAM
G70118060
Nim : G70118060
Palu,
Pembimbing I Pembimbing II
(apt. Amelia Rumi, S.Farm., M.Sc) (apt. Muhammad Tamrin Tahir, S.Si.,
M.Farm.Klin)
NIP. 0920048901 NIP.
Mengetahui
Ketua Jurusan Farmasi
FMIPA Universitas Tadulako
A. Latar Belakang
Geriatri adalah sebuah ilmu kedokteran yang mempelajari pasien usia lanjut
yang berupa promosi, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi.
Geriatri merupakan penduduk yang berusia 60 tahun atau lebih dengan multi
penyakit atau gangguan yang disebabkan oleh penurunan fungsi organ,
psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan
kesehatan terpadu (Kemenkes, 2014). Data penduduk tahun 2017, penduduk
lansia Indonesia terdapat 23,66 juta dan diperkirakan akan terus meningkat
menjadi 27,8 juta yaitu tahun 2020, 33,69 juta yaitu tahun 2025, 40,95 juta
yaitu tahun 2030 dan 48,19 yaitu pada tahun 2035. Peningkatan jumlah lansia
sangat berpengaruh terhadap aspek medis, psikologis, ekonomi dan sosial.
Pada tahun 2015, sekitar 28,62% merupakan angka kesakitan geriatri, yang
artinya 28 dari 100 geriatri mengalami kesakitan dan 47,17% yang
mengalami keluhan kesehatan (Septi Muharni et al., 2019). Perubahan kondisi
fisiologi, peningkatan faktor resiko untuk penyakit yang terkait dengan
penuaan dan peningkatan konsekuensi dalam penggunaan obat rentan terjadi
pada pasien geriatri (Hines & Murphy, 2011).
Obat yang berpotensi tidak tepat pada geriatri merupakan masalah yang serius
karena berkaitan dengan peningkatan morbiditas, mortalitas, dan biaya
kesehatan (Namirah Muh. Syuaib AS et al., 2015). Pengukuran yang dapat
dilakukan terkait keamanan peresepan pada populasi geriatri dimulai dari
tahap outcome eksplisit dan implisit. Penilaian klinis tentang keamanan obat
pada pasien merupakan pengukuran secara implisit. Pengukuran eksplisit
dilakukan berdasarkan penelitian yang sudah dipublikasi, rekomendasi dari
para ahli dan konsensus bersama (Julaiha, 2018).
Beers Criteria salah satu metode yang dapat digunakan untuk penelitian
ketidaktepatan penggunaan obat dan kemungkinan kambuh pada pasien
geriatri. American Geriatrics Society (AGS) yang bekerjasama dengan 13 ahli
panel dibidang perawatan geriatri dan farmakoterapi pada tahun 2015 telah
memperbaharui Beers criteria. Dalam Beers criteria 2015 terdapat 5 kategori
yaitu obat-obat yang harus dihindari pasien geriatri berdasarkan organ sistem,
obat yang harus dihindari pasien geriatri dengan penyakit atau sindrom
khusus, obat yang berinterkasi harus dihindari pada pasien geriatri, hati-hati
dalam penggunaan obat, dan dosis obat harus sesuai dengan fungsi ginjal
individu (Cahyaningsih & Amaliya, 2019). Ketidaksesuaian penggunaan obat yang
digunakan dengan perhatian khusus atau dihindari termasuk dalam daftar
beers criteria. Daftar yang termasuk adalah daftar yang penerapanya mudah,
murah, sederhana, dan memiliki bukti yang kuat dan jelas (Rumore & Vaidean,
2012). Oleh karena itu, untuk menghindari penggunaan obat yang tidak tepat
maka dalam penggunaan obat geriatri diperlukan pertimbangan yang baik
yaitu menghindari penggunaan resep yang tidak tepat pada pasien geriatri
dapat berkontribusi pada perawatan yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat Penelitian
E. Batasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dbatasi hanya pada tenaga kefarmasian dalam
mencegah penggunaan obat yang berpotensi tidak tepat di rumah sakit Undata
Kota Palu.
F. Tinjauan Pustaka
1. Geriatri
4. Beers Criteria
Menurut Samuel 2015, Beers criteria merupakan salah satu alat skrining
eksplisit yang dapat mengidentifikasi potensi penggunaan obat tidak tepat
termasuk obat yang sebaiknya dihindari atau dapat dgunakan dengan
perhatian khusus pada pasien geriatri > 65 tahun. Penerapan yang
sederhana, mudah diikuti, dan memiliki bukti yang kuat merupakan
kelebihan dalam menggunakan beers criteria. Beers criteria selalu
diperbaharui mulai dari 1991, 1997, 2003, 2012, dan terakhir pada tahun
2015 (Muharni et al, 2019).
G. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan
desain penelitian retrospektif dan menggunakan data sekunder dari rekam
medis pasien geriatri. Bahan yang digunakan adalah data rekam medis
pasien geriatri dan pengobatanya. Data-data ini digunakan untuk
menganalisis apakah pengobatan yang diberikan pasien geriatri sudah
tepat.
a. Lokasi
b. Waktu penelitian
a. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien geriatri atau yang
berusia 60 tahun keatas di poli geriatri Rumah Sakit Undata Kota Palu.
b. Sampel
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
4. Definisi Operasional
e. Poli geriatri adalah salah satu layanan pada rumah sakit undata yang
memberikan pelayanan kesehatan berupa pemerikasaan kesehatan,
pengobatan, dan penanganan penyakit.
6. Analisis Data
Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Cahyaningsih, I., & Amaliya, N. (2019). Kajian Resiko Penggunaan Obat Yang
Harus Digunakan Dengan Hati-Hati Pada Pasien Geriatri Dengan
Diagnosis Gangguan Saraf Berdasarkan Beers Criteria. Media Farmasi,
16(1), 51–60.
Dasopang, E. S., Harahap, U., & Lindarto, D. (2015). Polifarmasi dan Interaksi
Obat Pasien Usia Lanjut Rawat Jalan dengan Penyakit Metabolik. Jurnal
Farmasi Klinik Dasar. 4(4), 235–241.
Kiik, S. M., Sahar, J., & Permatasari, H. (2018). Peningkatan Kualitas Hidup
Lanjut Usia (Lansia) Di Kota Depok Dengan Latihan Keseimbangan. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 21(2), 109–116.
Muharni, S, Aryani, F., & Fadillah, R. (2018). Analisis Jumlah Obat terhadap
Potentially Inappropriate Medications (PIMs) Berdasarkan Beers Criteria
2015 pada Pasien Hipertensi Geriatri di Puskesmas Sidomulyo Kota
Pekanbaru. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia, 7(2).
Muharni, Septi, Pratiwi, E., Iswari, Y., Tinggi, S., & Farmasi, I. (2019). Analisis
risiko reaksi obat yang tidak dikehendaki pada pasien hipertensi geriatri di
rsud arifin achmad provinsi riau. Jurnal Ilmiah Manuntung, 5(1), 73–80.
Namirah Muh. Syuaib AS, A., Darmawan, E., & Mustofa, M. (2015).
Penggunaan Potentially Inappropriate Medications (PIMs) Pada Pasien
Geriatri Rawat Inap Osteoarthritis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Pharmaciana, 5(1), 77–84.
Pratiwi, A., & Sinuraya, R. (2014). Analisis Peresepan Obat Anak Usia 2-5 Tahun
di Kota Bandung Tahun 2012. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy,
3(1), 18–23.
Pulungan, R., Chan, A., & Fransiska, E. (2019). Evaluasi Penggunaan Obat
Rasional di Puskesmas Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal Dunia Farmasi,
3(3), 144–152.
Wulandari, N., Andrajati, R., & Supardi, S. (2016). Faktor Risiko Umur Lansia
terhadap Kejadian Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki pada Pasien
Hipertensi, Diabetes, Dislipidemia di Tiga Puskesmas di Kota Depok. Jurnal
Kefarmasian Indonesia, 6(1), 60–67.
LAMPIRAN
INSTRUMEN PENELITIAN
Identitas Pasien
Indikasi :
Nama pasien :
Jenis kelamin : Laki-laki
Perempuan
Tanggal Lahir :
Umur :
Tanggal MRS :
Tanggal KRS :
Diagnosa Primer :
Diagnosa Sekunder :
1. Manifestasi Klinis
Karakteristik Keterangan
Gejala Klinis
Riwayat Penyakit
Riwayat
Pengobatan
Diagnosa
2. Riwayat Pengobatan
Bentuk
NO Nama Obat Dosis Aturan Pakai Rute
Sediaan
1.
2.
3.
3. Durasi Pengujian
Tanggal Pemberian Tanggal Pemberhentian Obat
2-5
6-10
11-15