Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL SKRIPSI

TINGKAT PENGETAHUAN DAGUSIBU OBAT DI


KALANGAN MAHASISWA FARMASI UNIVERSITAS
MATARAM TAHUN 2020

Intan Ningtyas Sariasih


K1A016024

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu aspek kehidupan masyarakat yang


dapat berpengaruh akibat perkembangan terknologi dan informasi yang
semakin pesat di era digital ini (Prasanti dan Indriani, 2018). Dalam
meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,
perlu ditunjang dengan melakukan berbagai upaya kesehatan yang
mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang bersifat
menyeluruh dan berkesinambungan (UU No. 36 tahun 2009). Salah satu
upaya masyrakat untuk melaksanakan tujuan pemerintah guna
meningkatkan derajat kesehatan adalah swamedikasi atau pengobatan
sendiri (Rikomah, 2018).

Swamedikasi atau penggunaan obat secara mandiri di Indonesia


masih dikategorikan dalam keadaan yang tinggi. Berdasarkan pusat data
statistik tahun 2018, persentase penduduk Indonesia yang mengobati diri
sendiri sebesar 70,74%. Jumlah persentase yang tinggi ini salah satunya
sering terjadi pada masyarakat yakni di kalangan mahasiswa, alasannya
adalah karena penyakit yang paling banyak diderita masih tergolong ringan
seperti demam, flu, batuk, nyeri dan gastrtitis (Nuho, 2018). Alasan lainnya
yaitu perkembangan teknologi informasi via internet, mahalnya biaya
pengobatan ke dokter, waktu yang dimiliki untuk berobat tidak cukup serta
tidak memadainya akses untuk ke fasilitas-fasilitas kesehatan (Gupta, dkk.,
2011; Hermawati, 2012). Tingginya perilaku swamedikasi ini dapat
menyebabkan timbulnya penyakit yang jauh lebih berat akibat penggunaan
obat yang salah. Kesalahan ini timbul karena kurangnya pengetahuan serta
kurangnya informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan (Depkes RI,
2014).
Kurangnya pengetahuan serta informasi yang diperoleh dari tenaga
kesehatan terkait penggunaan obat yang kurang tepat membuat Ikatan
Apoteker Indonesia (IAI) mulai merencanakan suatu program Gerakan
Keluarga Sadar Obat (GKSO) sebagai upaya dalam meningkatkan
pemahaman mengenai obat melalui sosialisasi DaGuSiBu (Dapatkan-
Gunakan-Simpan-Buang) obat dengan benar (Satrio, dkk., 2016). Program
DaGuSiBu ini penting untuk dikenalkan kepada masyarakat luas karena
menjelaskan bagaimana tata cara obat mulai dari awal didapatkan hingga
pada akhirnya obat yang tidak dikonsumsi lagi akan dibuang (Puspasari,
dkk., 2018).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nuho (2018), mahasiswa


paling banyak mendapatkan obat dari apotek yakni sekitar 70%. Hasil
lainnya berdasarkan Riskesdas tahun 2013 juga menunjukkan bahwa masih
ada masyarakat yang memperoleh obat dari orang lain sebesar 1,7%, tenaga
kesehatan 23,4%, dan penjual obat tradisional keliling 1,3%. Dalam
menggunakan dan menyimpan obat, sekitar 94, 73% responden tepat cara
menggunakan obatnya (Yusrizal, 2015) dan untuk peyimpanan obatnya
menunjukkan bahwa 86% responden menyimpan obat secara tepat yakni di
rak obat agar kualitasnya tetap terjaga. Kesalahan dalam penyimpanan obat
dapat menyebabkan perubahan pada sifat obat seperti pada sediaan cair
dapat mengalami perubahan warna dan bau atau timbul gas. Sedangkan
pada sediaan padat dapat mengalami perubahan fisik (Aswad, dkk., 2019).
Sedangkan dalam hal tata cara membuang obat, masih terdapat beberapa
permasalahan bagi masyarakat Indonesia. Penelitian oleh Jayanti dan Aswin
(2020) menunjukkan bahwa 148 dari 165 responden yang diberikan
kuesioner membuang obat yang sudah tidak digunakan langsung ke tempat
sampah, artinya pengetahuan responden mengenai cara membuang obat
yang tepat masih belum memadai.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas perlu dilakukan


penelitian terkait tingkat pengetahuan DaGuSiBu obat khususnya pada
mahasiswa Farmasi Universitas Mataram. Hal ini karena peran mahasiswa
farmasi sebagai calon apoteker sangat dibutuhkan masyarakat sebagai
pemberi informasi obat yang tepat mulai dari lokasi-lokasi obat yang tepat
untuk didapatkan hingga terakhir cara mengelola obat sebelum dibuang.

Struktur latar Belakang


1. Kesehatan sesuai paragraf 1 di atas
2. Kesalahan pemakaian atau penggunaan obat baik dari mendapatkan,
menggunakan, menyimpan dan membuang
3. Tentang dagusibu
4. Pentingnya mahasiswa Farmasi tahu tentang dagusibu

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah tingkat pengetahuan DaGuSiBu obat di kalangan mahasiswa


Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Mataram?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan DaGuSiBu obat di kalangan


mahasiswa Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Mataram.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi mahasiswa diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi
acuan untuk meningkatkan pengetahuan sedari dini terkait tata cara
pengelolaan obat yang tepat agar tidak memberikan informai yang
salah kepada masyarakat luas.
1.4.2 Bagi masyarakat diharapkan hasil dari penelitian dapat
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan dalam mendapatkan,
menggunakan, menyimpan dan membuang obat yang benar.

Anda mungkin juga menyukai