Anda di halaman 1dari 7

JIKI®JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN


ALAT KONTASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS BATULAPPA
KAB. PINRANG TAHUN 2018

Rahmiyani Saad

Program Studi DIII Kebidanan Universitas Cokroaminoto Makassar

Alamat Korespondensi: rahmiyanisaad14@gmail.com/085246661381

ABSTRAK
Program Keluarga Berencana merupakan usaha lansung yang bertujuan mengurangi tingkat
kelahiran menggunakan alat kontrasepsi yang lestari. Salah satu kontrasepsi jangka panjang
(MKJP) adalah implant. Implan dapat digunakan untuk jangka panjang 5 tahun dan bersifat
seversible. Dan merupakan salah satu sarana yang penting dalam upaya pengendalian kelahiran
baik untuk tujuan menunda dan menjarangkan kehamilan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan pengetahuan ibu, , dukungan suami, sosial budaya dengan penggunaan
kontasepsi Implant di Puskesmas Batulappa Kab Pinrang. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode studi analitik dengan menggunakan pendekatan Case Control study.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa dari 36 sampel dengan tekhnik pengumpulan sampel dengan
menggunakan accidental sampling menunjukkan bahwa hasil uji statistic dengan menggunakan
chi square diperoleh pengetahuan ibu (P=0,03), social budaya (P=0,541), dan dukungan suami
(P=0,00). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada hubungan bermakna antara pengetahuan (P<
α=0,05), dengan penggunaan alat kontrasepsi Implant di Puskesmas Batulappa , ada hubungan
antara dukungan suami (P< α=0,05) dengan penggunaan alat KontasepsiIimplant di Puskesmas
Batulappa dan tidak ada hubungan bermakna antara sosial budaya (P> α=0,05) dengan
penggunaan alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas Batulappa, oleh karena itu perlu memberikan
konseling tentang KB pada ibu untuk mendapatkan informasi tentang KB dan mendorong
keinginan pada pengguna KB Implant sebagai alternatif bagi akseptor yang menghendaki KB
dengan metode jangka panjang.

Kata Kunci: Implan, Kontrasepsi, Keluarga Berencana, Pengetahuan, Sosial budaya, Dukungan
Suami

PENDAHULUAN baru lahir, keluarga berencana, kesehatan


Kesehatan reproduksi merupakan reproduksi remaja.
bagian penting dari program kesehatan Indonesia merupakan negara
dan merupakan titik pusat sumber dasar kepulauan dengan jumlah penduduk
manusia mengingat pengaruhnya terbanyak keempat di dunia. Hasil sensus
terhadap setiap orang dan mencakup penduduk tahun 2010 jumlah penduduk
banyak aspek kehidupan sejak dalam Indonesia 237.641.326 jiwa terdiri dari
kandungan sampai pada kematian. Oleh 119.630.913 laki – laki dan 118.010.413
karena itu pelayanan kesehatan perempuan atau terdapat penambahan
reproduksi harus mencakup empat jumlah penduduk sekitar 32 juta jiwa jika
komponen essensial yang mampu dibandingkan hasil sensus penduduk
memberikan hasil yang efektif dan bila di Indonesia tahun 2000 yaitu penduduk
kemas dalam pelayanan yang terintegrasi, Indonessia berjumlah 205,8 juta jiwa,
di antaranya : kesehatan ibu dan bayi sedangkan laju pertumbuhan penduduk
periode 2000 – 2010 tercatat sekitar

70 Volume 6 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9408


JIKI®JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

1,49% per tahun. Angka laju keluarga, pemeriksaan fisik dan


pertumbuhan penduduk tersebut sedikit pemeriksaan panggul), faktor metode
lebih tinggi bila dibandingkan dengan kontrasepsi (efektifitas, efek samping,
angka laju pertumbuhan penduduk pada kerugian, komplikasi-komplikasi yang
periode 1990 – 2000 yang berada pada potensial dan biaya).
angka 1,45%. Apabila dibandingkan Penelitian yang dilakukan oleh
dengan target Rencana Pembangunan Appriana Bathara Musu 2012 tentang
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Studi Deskriptif faktor-faktor yang
2010 – 2014 sebesar 1,14% maka laju berhubungan dengan penggunaan alat
pertumbuhan saat ini masih 0,35% lebih kontasepsi implant di Di Puskesmas
tinggi. Pertumbuhan jumlah penduduk ini Ciomas Kab Bogor mendapatkan hasil
tentu saja akan berpengaruh terhadap bahwa dari 24% akseptor/responden yang
perkembangan ekonomi dan menggunakan implan sebagian besar
kesejahteraan negara (BKKBN, 2014). adalah yang pernah melahirkan, status
Pada umumnya pemerintah di ekonomi cukup, tingkat pengetahuan
Negara-negara sedang berkembang baik, ketersedian alat, biaya pelayanan
paling banyak menggunakan metode kontrasepsi dan dukungan suami.
kontasepsi. Dengan distribusi adalah Banyak faktor yang mempengaruhi
memakai PIL 17,1%, injeksi 12.5%, IUD seseorang dalam pemilihan metode
10,3%, nonplant 4.6%, tubektomi 3.1%, kontasepsi yang di gunakan. Purba
vasektomi 0,7% dan kondom 0,9%. (2009) menemukan beberapa faktor yang
(Jaliantoro, 2009) berpengaruh terhadap pemilihan metode
Kebijakan pemerintah tentang KB kontrasepsi yang di gunakan yaitu faktor
menurut BKKBN (2008), saat ini predisposisi (umur, pendidikan, jumlah
mengarah pada pemakaian Metode anak, pengetahuan sikap), faktor
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). pendukung (ketersediaan alat,
Alat Kontrasepsi Implan merupakan kontrasepsi, jarak rumah ke pusksesmas,
salah satu cara efektif yang diprioritaskan waktu tempuh, biaya), factor pendorong
pemakaiannya dengan efektifitas (dukungan petugas kesehatan). Penelitian
(kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 lain yang di lakukan oleh widiyawati ddk
perempuan). Keuntungan Implan yakni (2012) menemukan hubungan bermakna
memiliki daya guna tinggi dipasang factor pendidikan dan dukungan suami
selama lima tahun, kontrol medis ringan terhadap pemakaian alat kontrasepsi
dapat dilayani di daerah pedesaan, implant. Dari penelitian yang di lakukan
penyulit medis tidak terlau tinggi dan bahwa tingkat pengetahuan 36,6%, dan
biaya murah. Faktor-faktor yang dukungan suami 97,2%. Ini menunjukan
mempengaruhi penggunaan alat tidak adanya hubungan tingkat
kontrasepsi menurut Apriana (2012), pengetahuan dan dukungan suami
yaitu: faktor pasangan (umur, gaya hidup, terhadap pemakaian alat kontasepsi
jumlah keluarga yang diinginkan, implant.
pengalaman dengan kontrasepsi Menurut SDKI 2011, prevalensi
sebelumnya, sosial budaya, sikap dan pemakaian kontasepsi di Indonesia 60%.
dukungan suami), faktor kesehatan Alat kontrasepsi yang banyak di gunakan
(status kesehatan, riwayat haid, riwayat adalah metode suntik (49.1%), pil

71 Volume 6 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9408


JIKI®JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

(23,3%), AKDR/alat kontasepsi dalam peserta dan Depoprogestin 112 peserta),


rahim (10,9%), implant (7,6%), metode pil 197 peserta (25.1%) dan IUD 43
operasi wanita/MOW (6,5%), kondom peserta (5.4%), kondom 64 peserta
(1,6%), dan metode operasi pria/MOP (8.1%) dan implant 57 peserta (7.2%)
(0,7%). Tahun 2016 peserta KB (Rekam Medik Puskesmas Batulappa,
mencapai 6.,5 juta, suntik (35.2%), pil 2018).
(28,1%), AKDR/alat kontasepsi dalam Tujuan penelitian ini untuk
rahim (18,8%), implant (14,2%), metode mengetahui hubungan pengetahuan ibu, ,
operasi wanita/MOW (5,5%), kondom dukungan suami, sosial budaya dengan
(1,0%), dan metode operasi pria/MOP penggunaan kontasepsi Implant di
(0,7%). Di ikuti peningkatan pada tahun Puskesmas Batulappa Kab Pinrang.
2017 7,2 juta akseptor, suntik (52.1%),
pil (30,3%), AKDR/alat kontasepsi BAHAN DAN METODE
dalam rahim (15,9%), implant (10,6%), Lokasi dan Desain Penelitian
metode operasi wanita/MOW (7,5%), Penelitian ini dilakukan di
kondom (6,6%), dan metode operasi Puskesmas Batulappa Kabupaten
pria/MOP (2,7%). (BKKBN, 2018) Pinrang. Penelitian ini dilakukan pada
Berdasarkan data dari BKKBN bulan April – Juni Tahun 2018. Desain
provinsi Sulawesi selatan akseptor KB penelitian yang digunakan yaitu. studi
aktif tahun 2014 yaitu 622.530 akseptor. analitik dengan menggunakan
Akseptor IUD sebanyak 40.338(6,84%), pendekatan Case Control study.
MOW sebanyak 8.256 (1.33%), MOP
sebanyak 1.742 (0,17%), kondom Populasi dan Sampel
sebanyak 68.633 akseptor (6,89%), Populasi pada penelitian ini adalah
implant sebanyak 38.212 (6,14%), suntik seluruh pasangan usia subur (PUS) yang
sebanyak 173,162 akseptor (52,25%), pil menggunakan alat kontasepsi di
sebanyak 313.811 akseptor (31,47%). Puskesmas Batulappa Maret-Juli Tahun
Data dinas kesehatan untuk wilayah 2018
Pinrang pada tahun 2017 peserta keluarga Sampel adalah bagian populasi yang
berencana sebanyak 41,236. Untuk akan di teliti atau sebagian jumlah dari
pemakaian jenis IUD sejumlah 1114 karakteristik yang di miliki oleh populasi.
peserta (2.70%), MOW 345 peserta Sampel adalah bagian dari populasi yang
(0,49%), implant 4316 peserta (10,4%), di ambil untuk di ketahui
kondom 2158 peserta (52.5%), suntikan karakteristiknya. (Zevilla, 2007) Sampel
1420 peserta (34.4%) dan pil 2122 pada penelitian ini adalah sebagian
peserta (51,46%) (BKKBN 2017). pasangan Usia Subur yang menggunakan
Sementara data yang di peroleh dari alat kontasepsi yang datang berkunjung
pencatatan dan pelaporan di puskesmas ke Puskesmas Batulappa.
Batulappa Kab.Pinrang peserta keluarga Tehik pengambilan yang di
berencana mencapai 784 peserta. gunakan adalah tehnik accidental
Sementara pasangan usia subur (PUS) sampling yaitu pasangan usia subur
sebanyak 1.216 jiwa. Untuk pemakaian yang menggunakan alat kontrasepsi
alat kontrasepsi di antaranya suntikan yang datang berkunjung ke puskesmas
423 peserta (53.9%), Cyclofem 101

72 Volume 6 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9408


JIKI®JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

perawatan Batulappa pada saat responden (63,8%), sedangkan yang


melakukan penelitian. memiliki pengetahuan baik sebanyak 13
responden (36,1%)
Analisa dan Penyajian Data
Pengolahan data dilakukan dengan Tabel 3. Distribusi frekuensi
menggunakan tekhnik scoring yaitu berdasarkan sosial budaya
memberikan skor / penilaian terhadap Sosial Persen
Frekuensi (f)
pertanyaan pertanyaan pada kuesioner Budaya (%)
yang telah diberikan pada responden Berpengaruh 11 31,2
dan disajikan dalam bentuk distribusi Tidak
25 69,4
berpengaruh
frekuensi.
Jumlah 36 100
Penyajian Data Dilakukan dalam Tabel 3 menunjukkan bahwa
bentuk tabel distribusi frekwensi. angka penggunaan alat kontasepsi
Adapun analisis yang digunakan pada implan berdasarkan social budaya yang
penelitian ini adalah analisis uji statistik berpengaruh sebanyak 11 orang
dengan menggunakan chi square.
(30,5%) dan tidak berpengaruh
sebanyak 25 orang (69,4%)
HASIL
Tabel 1. Distribusi data keluaraga Tabel 4. Distribusi frekuensi
berencana berdasarkan dukungan suami
Keluarga Persen
Frekuensi (f) Dukungan Persen
Berencana (%) Frekuensi (f)
Suami (%)
Implant 15 41,6
Bukan Mendukung 16 44,4
21 58,3 Tidak
Implant 20 55,5
Jumlah 36 100 mendukung
Jumlah 36 100
Tabel 1 menunjukkan bahwa di
Tabel 4 menunjukkan bahwa
atas menunjukan bahwa dari total 32
angka penggunaan implan berdasarkan
responden terdapat 15 responden
dukungan suami yang mendukung
(41.6%) yang menggunakan
sebanyak 16 orang (44,4%) yang tidak
implant.Sedangkan terdapat 21
mendukung 20 orang (55,5%).
responden (58,3%) yang tidak
menggunakan implant.
PEMBAHASAN
Tabel 2. Distribusi frekuensi 1. Hubungan Antara Pengetahuan
berdasarkan pengetahuan dengan Penggunaan Implan
Frekuensi Persen Hasil penelitian (jurnal) yang di
Pengetahuan
(f) (%) lakukan oleh Apriana Bathara pada
Kurang 23 63,8 tahun 2012 tentang faktor-faktor yang
Baik 13 36,1
berhubungan dengan penggunaan alat
Jumlah 36 100
kontasepsi implant menyatakan bahwa
Tabel 2 menunjukan bahwa dari
ada hubungan antara pengetahuan
total 36 responden angka penggunaan
dengan penggunaan kontasepsi
alat kontasepsi berdasarkan
implant.
pengetahuan ibu yang memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 23

73 Volume 6 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9408


JIKI®JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

Berdasarkan Hasil analisa Ho diterima dan Ha ditolak artinya


bivariat uji statistik chi square dengan tidak hubungan antara social budaya
koreksi kontinyuitas didapatkan hasil dengan penggunaan alat kontrasepsi
p= 0,003 dimana p < α = 0,05, ini implant di puskesmas Batulappa
berarti Ho ditolak dan Ha diterima Menurut teori menyatakan bahwa
artinya ada hubungan antara Kuatnya social budaya yang mengikat
pengetahuan dengan penggunaan alat masyarakat sangat mempengaruhi
kontrasepsi implant di Puskesmas perilaku induvidu dalam mengambil
Batulappa Kab Pinrang. keputusan termasuk dalam
Salah satu factor yang menentukan alat kontrasepsi yang
mempengaruhi pengetahuan adalah akan di gunakan, Lingkungan social
pendidikan bimbingan yang diberikan budaya budaya mengenai persepsi
seseorang terhadap perkembangan yang ada di masyrakat yang masih
orang lain menuju kearah cita-cita kurang menguntungkan, di mana KB
tertentu yang menetukan manusia dan kesejahteraan reproduksi di
untuk berbuat dan mengisi kehidupan anggap merupakan urusan dan
untuk mencapai keselamatan dan tanggung jawab perempuan, sehingga
kebahagiaan. Pendidikan diperlukan pria lebih cenderung berupa pasif.
untuk mendapat informasi misalnya (Sulistyawati, 2011)
hal-hal yang menunjang kesehatan Menurut asumsi peneliti bahwa
sehingga dapat meningkatkan kualitas ibu-ibu yang menggunakan alat
hidup. pendidikan dapat kontrasepsi implant di Wilayah Kerja
mempengaruhi seseorang termasuk Puskesmas BatulappaTahun 2018,
juga perilaku seseorang akan pola dimana social budaya tidak
hidup terutama dalam motivasi untuk berpenaruh dalam penggunaan alat
sikap berperan serta. pada umumnya kontrasepsi implant. hasil penelitian
makin tinggi pendidikan seseorang yang menunjukkan bahwa ibu yang
makin mudah menerima informasi. tidak menggunakan akseptor implant
(Notoatmodjo,2005) dengan social budaya yang tidak
Menurut asumsi peneliti bahwa berpengaruh, kemungkinan hal ini
mengacu kepada tingkatan menunjukkan bahwa pemilihan
pengetahuan yang disebutkan dalam kontrasepsi itu tergantung dari
buku Notoatmodjo,2005 dapat pemilihan ibu itu sendiri tampa
dijelaskan bahwa masyarakat di mempertimbangkan nilai-nilai budaya
Wilayah Kerja Puskesmas Batulappa yang ada di masyarakat tersebut.
Tahun 2018 mempunyai tingkatan Penelitian ini sejalan dengan
pengetahuan yang kurang tentang Jurnal yang berjudul faktor yang
penggunaan alat kontrasepsi implant. mempengaruhi akseptor KB implant
2. Hubungan Antara Sosial Budaya (Ria herlinda, 2013), menyatakan
dengan Penggunaan Implant bahwa dari 63 akseptor ternyata factor
Berdasarkan Hasil bivariat uji social budaya hanya sebagian kecil
statistik chi square dengan koreksi yang tidak berpengaruh dengan
kontinyuitas didapatkan hasil p= penggunaan implant 82,6%, dengan
0,541 dimana p > α = 0,05, ini berarti 0,82 yang berarti tidak ada hubungan

74 Volume 6 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9408


JIKI®JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

antara social budaya dengan faktor yang berhubungan dengan


penggunaan alat kontasepsi implant. pemilihan alat kontrasepsi oleh
3. Hubungan Antara Dukungan Suami akseptor keluarga berencana di
dengan Penggunaan Implant. pemukiman Busu Kecamatan Mutiara
Berdasarkan Hasil bivariat uji Kabupaten Pidie, Banda Aceh (Cut
statistik chi square dengan koreksi Fajarlia, 2011), menyatakan dari 88
kontinyuitas didapatkan hasil p= akseptor ternyata sebagian besar
0,000 dimana p < α = 0,05, ini berarti suami 67,5% tidak mendukung ibu
Ho ditolak dan Ha diterima artinya dalam pemilihan alat kontrasepsi,
ada hubungan antara dukungan suami dengan p=0,04 yang berarti bahwa ada
dengan penggunaan alat kontrasepsi hubungan bermakna antara dukungan
implant di Puskesmas Batulappa suami dengan pemilihan jenis alat
Dukungan merupakan salah satu kontrasepsi.
factor penguat (reinforcingfactor)
yang dapat mempengaruhi seseorang KESIMPULAN
dalam perilaku.Sedangakn dukungan 1. Terdapat hubungan antara
suami dalam KB merupakan bentuk pengetahuan ibu dengan pengunaan
nyata dari kepedulian dan tanggung alat kontasepsi implant di Puskesmas
jawab para pria. Batulappa Kab. Pinrang Tahun 2018
Metode-metode kontasepsi degan nilai p < α = 0,05
tertentu tidak dapat di pakai tanpa 2. Tidak Terdapat hubungan antara
kerja sama pihak suami. Misalnya sosial budaya ibu dengan pengunaan
coitus interuptus, kondom ataupun alat kontasepsi implant di Puskesmas
spermisid. Batulappa Kab.Pinrang tahun 2018
Dukungan suami dalam KB dengan p > α = 0,05
merupakan factor yang paling dalam 3. Terdapat hubungan antara dukungan
kesuksesan program KB sehingga suami ibu dengan pengunaan alat
akan meningkatkan kelestarian kontasepsi implant di Puskesmas
kesehatan dan kelangsungan hidup ibu Batulappa tahun 2018 dengan p < α =
dan anak. (Hartono, 2004) 0,05
Menurut asumsi peneliti bahwa
penggunaan kontrasepsi implant di SARAN
wilayah kerja Puskesmas Batulappa Bagi Akademik diharapkan dapat
menunjukkan penggunaan bermanfaat bagi pembaca untuk
kontrasepsi implant masih kurang menambah ilmu, memperluas wawasan,
disebabkan karena dukungan suami dan yang ingin mengembangkan
yang masih rendah, kemungkinan hal penelitian yang sama dalam melakukan
ini disebabkan karena para laki-laki penelitian lebih lanjut mengenai perlu
beranggapan bahwa penggunaan memberikan konseling tentang KB pada
kontrasepsi termasuk implant ibu untuk mendapatkan informasi tentang
merupakan urusan istri sedangkan KB dan mendorong keinginan pada
laki-laki hanya bersifat pasif. pengguna KB Implant sebagai alternatif
Penelitian ini sejalan dalam bagi akseptor yang menghendaki KB
jurnal penelitian yang berjudul factor- dengan metode jangka panjang.

75 Volume 6 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9408


JIKI®JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

DAFTAR PUSTAKA Saifuddin, AB. (2006). Buku Panduan


Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Affandi B. (2011). Buku Panduan
Jakarta: YBP-SP
Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi
Salma. (2012). Hormon Reproduksi
3. Jakarta: YPBS
Dalam Kontrasepsi. Diakses 26
Arikunto Suharsimi. (2010).
november 2014 pada http://artikel-
Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
kesehatan-hormon-
Jakarta: Bumi Aksara
reproduksi.ac.id.indeksphp
Ayu, Ida Manuaba. (2010). Ilmu
Sufyan, Asep. (2011). Biologi
kebidanan, penyakit kandungan dan
Reproduksi. Bandung: PT Refika
KB. Jakarta: EGC
Aditama
Apriana Bathara Masu. (2012).
Sulistyawati A, (2013). Pelayanan
Faktor- faktor yang berhubungan
Keluarga Berencana. Jakarta:
dengan pemakaian kontrasepsi
Salemba Medika
implant pada akseptor KB di
Syafruddin. (2010). Sosial Budaya
Puskesmas Ciomas Bogor.
Dasar Untuk Mahasiswa
BKKBN. (2012). Laporan Umpan Balik
Kebidanan. Jakarta: TIM
Hasil Pelaksanaan Sub Sistem
Winkjosastro, Hanifa, dkk. (2007). Ilmu
Pencatatan Dan Pelaporan
Kebidanan Dan Pelayanan
Pengendalian Lapangan: Direktorat
Keluarga Berencana. Jakarta: YBP
Pelaporan dan Statistik
– SP
BKKBN. (2013). Laporan Akuntabilitas
Varney’s. (2007). Buku Ajar Asuhan
Instansi Pemerintahn(LAKIP) Dan
Kebidanan. Jakarta: EGC
Profil Pendataan Keluarga Tahun
2012
Dinas Kesehatan Provinsi sulawesi
selatan. (2015). Profil Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2015
Dinkes. (2009). Profil Keluarga
Berencana dan
Kependudukan.Provinsi Sulsel.
Dinkes. (2018). Profil Keluarga
Berencana dan Kependudukan
Puskesmas Batulappa Kab.Pinrang
Handayani S. (2010). Buku Ajar
Pelayanan Keluarga Berencana.
Yogyakarta: Pustaka Rihana
Hartanto H. (2007). Keluarga
Berencana Dan Kontrasepsi.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Hidayat A. (2007). Metode Penelitian
Kebidanan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika
JNPK-KR, (2011). Pelayanan KB.
Pustaka rahma.Yogyakarta.
Mubarak. (2009). Ilmu Keperawatan
Komunitas Pengantar Dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika

76 Volume 6 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9408

Anda mungkin juga menyukai